A. Latar Belakang
Pendidikan sekolah Umum Agama Islam di MAM Saningbakar mempunyai perencanaan yang
sangat strategis dan signifikan dalam pembentukan moral, akhlak dan etika peserta didik, yang
sekarang ini sedang berada pada titik rawan dalam perkembangan masyarakat. Kegagalan
pendidikan untuk membuat dan menciptakan pendidikan yang berkarakter atau kepribadian
islam tidak lepas dari kelemahan aktor utama dalam proses pendidikan dikelas, yakni
kelemahan guru dalam mengemas, mendesain serta membawakan setiap mata pelajaran kepada
peserta didik, oleh sebab itu perbaikan harus dilakukan dalam proses sisematis.
Kendali mutu pendidikan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimumkannya, melalui perbaikan terus menerus atau output, jasa manusia, proses serta
lingkungan yang mempunyai prinsip-prinsip utama. Fokus pada siswa, obsesi terhadap kualitas,
pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerjasama tim, perbaikan sistem secara
kesinambungan pendidikan dan pelatihan, kebebasan kendali dan adanya kesatuan tujuan, maka
dari itu kendali mutu terhadap kualitas MAM Saningbakar dalam organisasi Muhammadiyah
dari dulunya menggunakan siklus PDCA (Plain, DO, Check dan Act) yang berarti langkang-
langkah yang meliputi perencanaan, pelaksaan rencana, pemeriksaan hasil pelaksaan rencana,
Melalui penggunaan kendali mutu ini, maka pendidikan disekolah MAM Saningbakar terkontrol
kualitasnya dengan baik dan mempunyai standar mutu yang sama dengan demikian, maka
1
output lembaga pendidikan yang berbeda akan tetap memiliki kualitas yang sama seperti
yangdiharapkan.
B. Tujuan
Acuan dasar dari tujuan umum penyusunan kendali mutu pendidikan adalah mencapai tujuan
pendidikan nasional yang berkualitas menghasilkan manusia beriman dan bertaqwa pada Tuhan
Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, berkepribadian, mandiri, tangguh, cerdas kreatif,
terampil, berdisiplin, beretus kerja, profesional, bertanggung jawab, produktif, sehat jasmani
dan rohani, memiliki semangat kebangsaan, cinta tanah air, kesetiakawanan sosial, kesadaran
akan sejarah bangsa dan sikap menghargai pahlawan serta berorientasikan masa depan.
Jadi secara khusus pendidikan di MAM Saningbakar diterapkan harus sesuai dengan falsafah
dan pandangan hidup yang telah digariskan yakni paling tidak mempunyai dua tujuan :
1. Tujuan ilmiah, maksudnya adalah apa yang diungkapkan oleh pendidikan modern dengan
tujuan kemanfaatan,
2. Tujuan keagamaan, maksudnya menciptakan kualitas pendidikan yang beriman dan
bertaqwa.
C. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam kendali mutu pendidikan di MAM Saningbakar adalah
menyiapkan para lulusan sekolah agama untuk menguasai kopentensi dasar pendidikan islam
sesuai dengan satuan pendidikan yang diikutinya, disamping itu bekal kopentensi dasar yang
diperolehnya, mereka juga diproyeksikan untuk mampu mengamalkannya dalam prilaku
kehidupan sehari-hari, baik lingkungan keluarga, masyarakat, maupun ditempat kerja.
2
BAB II
KOMPENTENSI DASAR PENDIDIKAN DI MAM SANINGBAKAR
A. Prinsip-Prinsip Dasar
Fokus pembahasan dalam penyusunan kendali mutu pendidikan di sekolah mam Saningbakar
meliputi keseluruhan komponen, baik yang terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran
maupun komponen penunjang lainnya, yang kiranya sangat penting bagi keberhasilan dalam
pembinaan kepribadian peserta didik secara umum.
Oleh sebab itu diarahkan pada penerapan prinsip-prinsip Total Qualiti Managemen (TQM)
secara umum prinsip-prinsip tersebut meliputi :
3
Dalam pelaksaan pendidikan di MAM Saningbakar harus didukung tim oleh yang dapat
bekerjasama agar tujuan pembelajaran pendidikan di lingkungan MAM dapat menghasilkan
elemen-elemen yang membantu kepala sekolah, para dewan guru, para siswa, staf
administrasi, satpam dan lain-lain harus dilibatkan secara aktif dalam menyukseskan
pendidikan sebab dalam tataran implementasi dan ekspresi pendidikan dibutuhkan dukungan
semua pihak.
B. Hakikat Pendidikan
Pendidikan merupakan satu sistem yang teratur dan mengemban misi yang cukup luas yaitu
segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran,
perasaan, sosiall sampai masalah kepercayaan atau keimanan. Hal ini menunjukan bahwa
sekolah sebagai satu lembaga pendidikan formal mempunyai muatan beban yang cukup
berat dalam melaksanakan misi pendidikan tersebut. Misis pendidikan mempunyai tugas
mengembanagkan aspek sosial yang sanagat penting dalam membantu anak didik dalam
4
upaya pengembanagn dirinya. Hala ini harus kita sadari bahwa sekolah sebagai sistem yang
trerbuka dan tidak mungkin mengisolasi dirinya dari pengaruh lingkungan. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa keberhasilan atau kegagalan dalam proses pendidikan akan
sangat tergantung pada beberapa faktor yang meliputi, peserta didik, instrumen
pembelajaran, instrumen penunjang dan penggerak proses pendidikan.
5
BAB III
A. Peserta Didik
Peserta didik sebagai raw material dalam proses transformasi dan internalisasi menempati
posisi yang sanagat signifikan dalam menemukan keberhasilan sebuah proses. Dalam kaitan
ilmiah membicarakan siswa dalam proses pendidikan adalah pembicaraan dua hal yaitu hakikat
anak didik dan kebutuhan anak didik. Dengan mengetahui kedua hal tersebut maka planner
pendidikan tidak salah dalam memberikan suatu yang penting bagi siswa untuk kehidupan
dimasa sekarang (ketika siswa studi) dan dimasa mendatang (pasca studi). Kaitan itulah dalam
menyusun dan membuat program pendidikan, guru dan pihak-pihak yang berkompeten untuk
mendesain kurikulum pendidikan harus mengetahui kebutuhan siswa sebagai pesertya didik.
C. Kurikulum
Kurikulum merupakamn faktor yang sabagt penting dalam proses pendidikan karena kurikulum
adalah arcle of intruction, dimana dalam kurikulum itu tergambar secara jelas dan terencana
bagai mana adan apa saja yang harus terjadi dalam proses belajar mengajar.
6
Dengan demikina kurikulum harus didesain berdasarkan pada pemenuhan kebutuhan manusia
didik dan isinya terdiri dari pengalam yang sudah teruji keberadaannya, pengalam yang
edukatif, eksperimental dan adanaya perencana dan susunan yang teratur.
Yang dimaksud dengan pengalama yang edukatif adalah npengalam apa saja yan sejalan
dengan tujuan menurut prinsip-prinsip yang ditetpakan dalam pendidikan. Oleh sebab itu tidak
ada standar kurikulum yang sentral universal, melainkan menganut azas pleksibelitas dan
terbuka dan senantisa memperlihatkan sikap-sikap selain itu semuanya diharapakan dapat
sesutau dengan keadaan dan kebutuhan komonitas sekolah di MAM Saningbakar.
Kurikulum di bentuk dan hasilkan dari pertanyaan-pertanyaan emosional, motorintelektual, dan
sosial selayak mungkin. Oleh sebab itu kurikulum yang baik itu adalah kurikulum yang
berfungsi seperti laboratorium, kurikulum selalu sebagai retetan kontiniu, suatu eksperimen dan
semua pelakunya yaitu guru bersama muridnya yang dalam beberapa aspek melakukan fungsi
ilmuan.
D. Fasilitas kegiatan pendidikan
Penyediaan fasilaitas disini mempertimbangkan aspek efisiensi arahanya dengan adanaya
fasilitas tersebut dapat memberikan kemudahan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran
sekaligus dapat mengembanagkan potensi peserta didik.
Fasilitas yang telah dimaksud dikaji dengan kondisi lingkungan, fasilitas setempat, karekteristik
program kegiatan dan taraf perkembangan siswa fasilitas-fasitas tersebut meliputi :
a. Mesjid
b. Ruang bimbingan
c. Ruang laboratorium
d. Komputer dan internet, fasilitas ini digunakan untuk mengakses berbagai cara tentang
kegiatan dan sekaligus sebagai sebagai sentral pendidikan diberbagai wilayah Indonesia
maupun mancanegara
E. Sistem Evaluasi
Dalam pengertian luas evaluasi merupakan proses merencanakan, memperoleh dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.
Dari aspek diatas jelas bahwa evaluasi merupakan instrumen yang harus ada dalam proses
pengajaran, karena dari evaluasi kita dapat mengetahui progesif dan perkembangannya serta
keberhasilan siswa telah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama waktu tertentu.
7
BAB IV
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN DALAM PROSES
PEMBELAJARAN DI MAM SANINGBAKAR
Pengajaran sebagai suatu sistem merupakan kegiatan yang meliputi berbagai yang terkait erat
satu sama lain, maka berbagai komponen dan saling berhubungan perlu identifikasi dikaji dan
dikembangkan, sehingga mekanisme kerja elemen-elemen tersebut akan dapat membuat hasil
yang maksimal.
Pengajaran dan pelajar merupakan komponen sentral dalam usaha pengajar, kedua memilki
tujuan yang hendak dicapai yaitu sesudah proses belajar mengajar, pelajar dapat menguasai
sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu sesuai dengan isi proses belaja mengajar
tersebut.
Dalam proses belajar mengajar diatas terdapat dua komponen utama yang masing-masing
mempunyai karekteristik dan fungsinya yang perlu dipahami secara lebih rinci yakni komponen
mengajar dan fungsinya belajar. Kedua akan selalu berinteraksi yang pada gilirannya akan
B. Pengajaran ekstrakulikuler
Pembelajaran ekstrakurikuler dilakukan untuk mengcaver dan memberikan kuasa lain dalam
warna akaemiknya sangat dominan (kental), kurikulumnya jelas waktunya tetap, dan
8
Sebaliknya pengajaran ekstrakulikuler dalam lingkungan pendidikan berada dalam tataran
implementasi baik pengajaran jenis kognitif, afektif maupun spikomotorik. Oleh sebab itu
desain kurikulummya harus berbasis sekolah yang mengakomodasi kebutuhan siswa dalam
Kegiatan ekstrakulikuler selain diarahkan pada penguasaan skiil praktis juga diarahkan agar
Usaha-usaha yang biasa dilakukan dalam merealisasikan kegiatan ini adalah memasukkan
Kegiatan ektrakurikuler tersebut meliputi rohis (dalam bisang keagamaan), futsal, volly (bidang
olahraga), teknisi komputer (bidang teknologi), dengan seperti itu maka akan lebih mudah
dilakukan kontrol terhadap tingkat kemajuan siswa dalam jangka waktu tertentu.
9
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan di MAM Saningbakar adalah upaya untuk dapat mengontrol pelaksanaan pendidikan
sehingga dapat dijadikan standar untuk menentukan kebersihan pelaksanaan pendidikan. Yang
cikal bakalnya sudah diimplemen, dikerjakan, diusulkan oleh Muhamadiyah sehingga telah
nampak hasilnya di nagari dan masyarakat. Ditingkatkan instrumen pembelajaran yang dibuat
standar kualitas adalah peserta didik, sumber daya guru, kurikulum, fasilitas dan evaluasi,
kelima instrumen penunjang tersebut diformulasikan untuk dijadikan acuan dalam pelaksanaan
menjadi dua yaitu proses pendidikan intrakurikuler dan proses pendidikan ekstrakurikuler.
Sedangkan untuk standar output yang dipatuti adalah kualitas lulusan setiap satuan pendidikan
yang harus sesuai dengan harapan. Kompetensi dasar pendidikan merupakan derivasi dari visi
besar pendidikan di sekolah MAM akhirnya akan memperlihatkan outtime yang mencerminkan
dalam watak, sikap, kepribadian, peserta didik dalam dua dimensi kehidupan.
B. Rekomendasi
Setelah diselasaikan naskah untuk pengendalian mutu/ kualitas pendidikan di MAM ada
sebagai berikut :
10
1. Perlu diadakan pelatihan kepada semua pegawai untuk menguasai kendali mutu pendidikan
di MAM. Hal ini perlu dilakukan karna dilapangan yang melakukan kontor terhadap
2. Konsep ini harus dilanjutkan dengan penyusunan instrumen pelaksanaan kendali mutu yang
3. Karena guru merupakan menjadi peranan utama dalam pelaksanaan pendidikan disekolah
dan dalam nasakah kendali mutu telah dirumuskan kompetensi-kompetensi yang harus
dimiliki dan dikuasai oleh para guru. Maka sangat perlu di upcrade melalui pelatihan
sejenisnya. Selanjutnya perlu ada reward dari Departeman agar guru menjadi convidense
Dari seluruh uraian diatas, baik secara vertikal maupun secara horizontal kalaulah tidak ada
bimbingan dan petunjuk dari kemenag propinsi kanwil padang Propinsi serta Departemen
Agama mustahil hal ini akan dapat terwujud sebagaimana yang di harapakan terimakasih.
Pjs Kepala
MA.Muhamadiyah Saningbakar
Amris ST Tunaro, SE
11