DISUSUN OLEH :
IWAN SETIAWAN, S.Pd.
No. Peserta : 19026215410084
Kelas :B
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulilah, akhirnya saya bisa menyelesaikan tugas pembuatan bahan ajar berupa Modul
Pembelajaran, tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan Modul ini.
Modul ini dibuat sebagai salah satu syarat tugas dari pelaksanaan PPG Daring mata pelajaran PPKn, semoga
pembuatan Modul ini bisa menjadi awal saya dalam membuat modul pembelajaran berikutnya.
Modul ini bisa digunakan untuk bahan ajar mata pelajaran PPKn materi Sistem Pembagian Kekuasaan
Negara Republik Indonesia bagi siswa SMKN 2 Sukabumi karena buku paket PPKn yang tersedia di
perpustakaan sekolah masih terbatas, jadi masih ada siswa yang tidak kebagian buku paket PPKn.
Modul ini dibuat masih dalam tahap belajar, jadi mohon koreksinya untuk perbaikan modul pembelajaran
kedepannya.
Penyusun,
Halaman Sampul
Kata Pengantar ………………………………………………………………………………………………………………………………………… i
Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. ii
Peta Kedudukan Modul …………………………………………………………………………………………………………………………… iii
Glosarium ………………………………………………………………………………………………………………………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………………………………………………………… 1
A. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ……………………………………………………………………………………………… 1
B. Deskripsi …………………………………………………………………………………………………………………………………………….. 1
C. Waktu …………………………………………………………………………………………………………………………………………………. 1
D. Prasyarat …………………………………………………………………………………………………………………………………………….. 1
E. Petunjuk Penggunaan Modul ………………………………………………………………………………………………………………. 1
F. Tujuan Akhir ……………………………………………………………………………………………………………………………………….. 1
BAB II PEMBELAJARAN ………………………………………………………………………..…………………………………………………… 3
A. Materi Pembelajaran ………………………………………………………………………………………………………………………….. 3
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ………………………………………………………………………………………………………. 3
C. Uraian Materi ………………………………………………………………………………………………………………………………........ 3
D. Rangkuman ………………………………………………………………………………………………………………………………………… 10
E. Tugas .…………………………………………………………………………………………………………………………………………….…… 10
BAB III EVALUASI ………………………………………………………………………..……………………………..…………………………….. 11
A. Tes Formatif ……………………………………………………………………..……………………………..…………………………….…… 11
1. Soal Pilihan Ganda ….…………………………………………………………..……………………………..………………..………… 11
2. Soal Uraian ………………………………………………………………………………..……………………………..……………………. 12
B. Kunci Jawaban……………………………………………………………………..……………………………..……………………………... 13
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………..……………………………..……………………………… 15
SUB-MATERI
SUB-MATERI
C. Nilai-nilai Pancasila
dalam
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Kompetensi Dasar
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3.1 Menganalisis nilai-nilai Pancasila dalam 4.1 Menyaji hasil analisis nilai-nilai Pancasila dalam
kerangka praktik penyelenggaraan kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan
pemerintahan Negara Negara Negara
B. Deskripsi
Modul ini membahas Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Indonesia yang merupakan sub materi 1 dari
Kompetensi Dasar Kompetensi dasar Nilai-nilai Pancasila dalam Kerangka Praktik Penyelenggaraan Pemerintahan
Negara.
C. Waktu
2 Jam Pelajaran @ 45 Menit
D. Prasyarat
Modul ini diperuntukan bagi siswa kelas X SMK/SMA
F. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari Bab ini, peserta didik diharapkan dapat :
Membangun nilai-nilai toleransi dan kejujuran dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan negara.
Menganalisis nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan.
Menyaji hasil analisis yang mengenai tentang pengambilan keputusan bersama sesuai nilai-nilai Pancasila
dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara.
Mengomunikasikan hasil analisis yang terkait dengan pengambilan keputusan bersama sesuai nilai-nilai
Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara.
A. Materi Pembelajaran
1. Macam-macam Kekuasaan Negara
2. Konsep Pembagian Kekuasaan di Indonesia
C. Uraian Materi
1. Macam-macam Kekuasaan Negara
Dalam pembicaraan umum, kekuasaan dapat berarti kekuasaan golongan, kekuasaan raja, kekuasaan pejabat
negara. Sehingga tidak salah bila dikatakan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain
menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut. Robert Mac Iver mengatakan bahwa Kekuasaan
adalah kemampuan untuk mengendalikan tingkah laku orang lain baik secara langsung dengan jalan memberi
perintah / dengan tidak langsung dengan jalan menggunakan semua alat dan cara yg tersedia. Kekuasaan biasanya
berbentuk hubungan, ada yg memerintah dan ada yg diperintah. Manusia berlaku sebagai subjek sekaligus objek
dari kekuasaan. Contohnya Presiden, ia membuat UU (subyek dari kekuasaan) tetapi juga harus tunduk pada
Undang-Undang (objek dari kekuasaan).
Di negara demokrasi, dimana kekuasaan adalah ditangan rakyat, maka jalan menuju kekuasaan selain melalui jalur
birokrasi biasanya ditempuh melalui jalur partai politik. Partai partai politik berusaha untuk merebut konstituen
dalam masa pemilu. Partai politik selanjutnya mengirimkan calon anggota untuk mewakili partainya dalam
lembaga legislatif. Dalam pemilihan umum legislatif secara langsung seperti yang terjadi di Indonesia dalam Pemilu
2004 maka calon anggota legislatif dipilih langsung oleh rakyat.
Miriam Budiardjo, Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi
tingkah lakunya seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa, sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan
keinginan dan tujuan dari orang yang memiliki kekuasaan itu.
Ramlan Surbakti, Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku
sesuai dengan kehendak yang mempengaruhi.
Max Weber dalam Buku Wirtschaft und Gessellshaft pada tahun 1992, bahwa pengertian kekuasaan adalah
kemampuan untuk, dalam suatu hubungan sosial melaksanakan kemauan sendiri sekalipun mengalami
perlawanan dan apapun dasar kemampuan ini (Macht beduetet jede chance innerhalb einer soziale Beziehung den
eigenen Willen durchzusetchen auch gegen Widerstreben durchzustzen, gleichviel worauf diese chance beruht).
Yaitu keegoisan dalam suatu kelompok, akan tetapi walaupun keegoisan tersebut memiliki pertentangan, tetap
tidak mampu melawan dikarenakan adanya kekuasaan tersebut.
Harold D. Laswell dan Abraham Kaplan, Kekuasaan adalah suatu hubungan dimana seseorang atau sekelompok
orang dapat menentukan tindakan seseorang atau kelompok lain ke arah tujuan dari pihak pertama.
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau organisasi untuk mempengaruhi orang lain secara indvidu atau
secara kelompok untuk mengikuti apa yang diinginkan atau diperintahkan. Karena negara merupakan organisasi
maka negara mempunyai kekuasaan atau kekuasaan negara. Kekuasaan negara identik dengan pemerintah dan
lembaga-lembaga pemerintahan yang ada di dalamnya. Kekuasaan negara identik dengan para pemangku jabatan
yang berada di lembaga negara.
Macam-macam kekuasaan negara di setiap bangsa yang merdeka berbeda-beda. Mereka mempunyai ciri khas
tersendiri sesuai dengan yang dianutnya. Namun, secara umum kekuasaan negara tersebut ada tiga macam,
seperti yang pernah disampaikan oleh John Locke dan Montesque. Sesuai dengan kutipan Astim Riyanto dalam
bukunya yang berjudul Negara Kesatuan : Konsep, Asas, dan Aplikasinya (2006).
John Locke dan Montesque sama-sama membagi macam-macam kekuasaan negara menjadi tiga. Namun, kedua
tokoh mengelompokkannya secara berbeda.
Menurut John Locke kekuasaan negara dibagi menjadi tiga, yaitu :
Montesquieu membagi macam-macam kekuasaan negara menjadi lebih sempurna atau menyempurnakan yang
dikemukakan John Locke. Macam-macam kekuasaan negara menurut Montesquieu adalah :
Perbedaan mendasar dari dua pendapat tersebut bukan hanya terletak pada kekuasaan yudikatif dan kekuasaan
federatif. Montesqueieu meletakkan dasar pemisahan antara macam-macam kekuasaan, sedangkan John Locke
tidak. Sehingga pada macam-macam kekuasaan menurut Montesqueieu tidak ada lembaga negara yang
merangkap dua fungsi atau berada di bawah yang lain. Ketiga macam kekuasaan negara berdiri terpisah dengan
tujuan yang sama. Montesqueieu menyebutnya sebagai pembagian kekuasaan, yang kemudian dikenal dengan
sebutan Trias Politica. Model kekuasaan negara yang banyak dipakai di negara-negara dunia. Trias politica ini
diharapkan dapat memperkecil peluang kekuasaan negara tidak terbatas dan kesewenangan atau penyalahgunaan
kekuasaan.
Menurut Kusnardi dan Ibrahim (1983:140) menyatakan bahwa istilah pemisahan kekuasaan (separation of
powers) dan pembagian kekuasaan (divisions of power) merupakan dua istilah yang memiliki pengertian berbeda
satu sama lainnya. Pemisahan kekuasaan berarti kekuasaan negara itu terpisah-pisah alam beberapa bagian, baik
mengenai organ maupun fungsinya. Dengan kata lain, lembaga pemegang kekuasaan negara yang meliputi
lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif merupakan lembaga yang terpisah satu sama lainnya, berdiri sendiri
tanpa memerlukan koordinasi dan kerja sama. Setiap lembaga menjalankan fungsinya masing-masing. Contoh
negara yang menganut mekanisme pemisahan kekuasaan adalah Amerika Serikat.
Berbeda dengan mekanisme pemisahan kekuasaan, di dalam mekanisme pembagian kekuasaan, kekuasaan
negara itu memang dibagi-bagi dalam beberapa bagian (legislatif, eksekutif, dan yudikatif ), tetapi tidak
dipisahkan. Hal ini membawa konsekuensi bahwa di antara bagian-bagian itu dimungkinkan ada koordinasi atau
kerja sama. Mekanisme pembagian ini banyak sekali dilakukan oleh banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.
Indonesia termasuk negara yang ciri-cirinya termasuk dalam pengertian demokrasi. Dapat disebutkan pula bahwa
negara Indonesia menganut sistem pembagian kekuasaan yang dikemukakan oleh Montesqueiu atau Trias Politica.
Namun pelaksanannya tidak persis sama. Karena ini prinsip-prinsip demokrasi di Indonesia juga berbeda degan
negara lain, yaitu Demokrasi Pancasila. Macam-macam kekuasaan negara di Indonesia diatur oleh UUD 1945
sebagai sumber dari segala sumber hukum. Dan setelah konstitusi sendiri pelaksanaannya mengalami beberapa
perubahan, termasuk dalam pemerintahan orde lama dan orde baru, maka kini diatur dalam UUD 1945 hasil
amandemen yang dilakukan terakhir tahun 2004. Kekuasaan negara di Indonesia dibagi menjadi dua bagian, yaitu
kekuasaan horizontal dan kekuasaan vertikal.
Kekuasaan Horizontal
Pembagian kekuasaan secara horizontal adalah pembagian kekuasaan yang sesuai dengan hukum Trias Politica,
yaitu pembagian kekuasaan secara terpisah dan mandiri. Pembagian kekuasaan horizontal ini berupa lembaga-
lembaga negara. Di mana tiap lembaga negara mempunyai hubungan kerja sama dengan lembaga lain, namun
kedudukannya sama. Berdasarkan UUD 1945, kekuasaan Indonesia dibagi menjadi 3 lembaga yaitu eksekutif,
legislatif, dan yudikatif. Dan sampai masa pemerintahan landasan orde baru masih berlaku demikian. Walaupun
Selanjutnya sejak diberlakukan amandemen UUD 1945 pada tahun 2004, pembagian kekuasaan di Indonesia
sedikit berubah. Secara rinci dapat dikatakan menjadi 6 kekuasaan horizontal yang berbeda. Keenam lembaga
atau kekuasaan dapat dikatakan mempunyai kedudukan yang hampir sama atau sejajar.
Fungsi Mahkamah Konstitusi dalam lembaga pemerintahan Indonesia terkait perbedaan Mahkamah Agung
dan Mahkamah Konstitusi, antara lain :
Mengadili tingkat pertama dan kasasi di mana putusannya bersifat akhir dan final untuk menguji Undang-
Undang terhadap UUD.
Memutuskan sengketa kewenangan antar lembaga negara yang kewenangannya ada dalam konstitusi UUD
1945.
Memutuskan tentang pembubaran partai politik jika sudah tidak sesuai dengan ketentuan UUD 1945
Memutuskan sengketa atau perselisihan tentang hasil Pemilihan Umum
Memberi keputusan tentang pendapat DPR mengenai pelanggaran Presiden dan Wakil Presiden terhadap
UUD 1945.
Sementara tugas Komisi Yudisial yang juga merupakan bagian dari kekuasaan yudikatif adalah sebagai berikut :
Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung menjadi anggota Mahkamah Agung
Menjaga dan menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat dan perilaku hakim, yang berarti
kekuasaan ini mengawasi perilaku hakim agar tetap jujur dan bertanggung jawab dalam melaksanakan
tugasnya.
Peran dan fungsi Bank Indonesia atau BI dalam kekuasaan moneter yang diatur dalam UUD 1945, antara lain :
Menetapkan dan melaksanakan semua kebijakan moneter di Indonesia dengan cara menetapkan sasaran
moneter, melakukan kegiatan pengendalian moneter, dan menggunakan instrument kebijakan moneter.
Melancarkan sistem pembayaran dan transaksi secara nasional dan internasional dengan menetapkan
penggunaan alat pembayaran dan mengatur dan menetapkan sistem pembayaran yang digunakan.
Mengawasi bank secara nasional, sehingga BI dapat bertindak memberikan dan mencabut ijin operasional
lembaga keuangan seperti bank, menetapkan peraturan di bidang perbankan, dan memberikan hukuman
kepada pelanggaran perundangan, dan memberi jaminan konsumen di bank dengan adanya dana likuidasi.
Macam-macam kekuasaan negara secara horizontal di atas dalam tugas dan wewenangnya saling terpisah dan
madiri. Artinya, tidak saling mencampradukkan dalam keputusannya. Jika pelaksanan yang demikian tercapai,
maka pembangunan secara ideal dapat lebih cepat tercapai.
Kekuasaan Vertikal
Kekuasaan negara secara vertikal berarti kekuasaan yang berjenjang dari atas ke bawah, di mana di tingkat atas
mempunyai kekuasaan lebih tinggi daripada di bawahnya. Dalam pemerintahan di Indonesia, hal tersebut
dilaksanakan antara hubungan pemerintahan pusat dan pemerintah daerah. Pelaksanaannya, sesuai dengan yang
tertulis di UUD 1945 bahwa Indonesia adalah negara kesatuan, maka menggunakan prinsip-prinsip otonomi
daerah. Otonomi daerah yang menggabungkan beberapa asas otonomi daerah sekaligus, yaitu sentralisasi,
desentralisasi, dan dekonsentrasi. Pengertian daerah otonom yang menjadi bagian dari pelaksanaan otonomi
daerah adalah penerima pelimpahan wewenang yang diberikan dari pengertian pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. Artinya pemerintah pusat dan pemerintah daerah mempunyai tugas dan wewenang masing-masing.
Dalam pelaksanaannya tentu saja pemerintah berpedoman pada pemerintah pusat dan berpegang teguh pada
Pancasila sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia.
E. Tugas
1. Buatlah struktur atau bagan kekuasaan Negara di Indonesia secara Horizontal dan Vertikal !
2. Buatlah presentasi tentang Kekuasaan Negara di Indonesia (menggunakan Powerpoint) !
A. Tes Formatif
1. Soal Pilihan Ganda
2. Kekuasaan membentuk undang-undang disebut juga kekuasaan legislatif, setelah dilakukan perubahan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, DPR mempunyai kedudukan yang lebih kuat
dalam pengelolaan kekuasaan negara. DPR secara tegas dinyatakan sebagai pemegang kekuasaan untuk
membentuk undangundang. Hal tersebut diatur dalam ….
a. Pasal 20 Ayat (1)
b. Pasal 20 Ayat (2)
c. Pasal 20 Ayat (3)
d. Pasal 20 Ayat (4)
e. Pasal 20 Ayat (5)
3. Apabila presiden dan wakil presiden tidak dapat melakukan kewajiban dalam masa jabatannya secara
bersamaan, pelaksanaan tugas kepresidenan adalah ….
a. Menteri luar negeri, menteri dalam negeri, dan menteri pertahanan
b. Menteri luar negeri, menteri pertahanan, dan menteri sekretariat negara
c. Menteri dalam negeri, menteri hukum dan HAM, serta menteri luar negeri
d. Menteri pertahanan, menteri hukum dan HAM, serta menteri sekretariat negara
e. Menteri dalam negeri, menteri pertahanan, serta menteri koordinator politik, hukum dan keamanan
5. Dengan otonomi daerah, pemerintah daerah mempunyai kewenangan sendiri dalam menjalankan
pemerintahannya. Yang termasuk wewenang pemerintah daerah adalah, kecuali :
a. Mengatur agama dan kepercayaan masyarakat
b. Merencanakan, Memanfaatkan, dan Mengawasi Infrastruktur Daerah dan Ruangnya
c. Menyelenggarakan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat.
d. Menyelenggarakan dan memajukan Kesehatan dan Pendidikan
e. Menyelenggarakan Kegiatan Ekonomi.
6. Kekuasaan merupakan kemampuan manusia untuk mempengaruhi tingkah lakunya orang lain atau
kelompok lain dengan sedemikian rupa, sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan
dari orang yang memiliki kekuasaan itu. Pernyataan tersebut merupakan definisi kekuasaan menurut
a. Miriam Budiardjo
b. Ramlan Surbakti
7. Apa yang menjadi persamaan dari teori kekuasaan negara menurut John Locke dan Montesquieu
a. sama-sama membagi macam-macam kekuasaan negara menjadi tiga
b. kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan yudikatif
c. kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan federatif
d. sama-sama dalam mengelompokan kekuasaan negara
e. semua benar
8. Dibawah ini adalah tugas dan wewenang dari Mahkamah Konstitusi dalam lembaga pemerintahan
Indonesia, kecuali :
a. Mengadili tingkat pertama dan kasasi di mana putusannya bersifat akhir dan final untuk menguji Undang-
Undang terhadap UUD.
b. Memutuskan sengketa kewenangan antar lembaga negara yang kewenangannya ada dalam konstitusi UUD
1945.
c. Memutuskan tentang pembubaran partai politik jika sudah tidak sesuai dengan ketentuan UUD 1945
d. Memutuskan sengketa atau perselisihan tentang hasil Pemilihan Umum
e. Memberikan pertimbangan kepada Presiden ketika akan mengajukan grasi dan rehabilitasi
9. Saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar mencapai 14.450 rupiah, agar pembangunan dan ekonomi
indonesia berkembang dan maju perlu kestabilan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Lembaga mana
yang bertugas untuk menjaga kestabilan nilai rupiah di pasar nasional dan internasional
a. Bank Indonesia
b. Bank Mandiri
c. Bank BRI
d. Bank Mega
e. Bank BCA
10. Pemerintah pusat, identik dengan pemerintahan yang terletak di ibu kota. Yang termasuk pemerintah
pusat adalah semua lembaga negara. Namun, secara umum yang dikenal dengan sebutan pemerintah pusat
adalah
a. Presiden dan Kementerian
b. Presiden dan MA
c. Presiden dan DPR
d. DPR dan DPD
e. MPR dan DPR
2. Soal Uraian
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Pada hakikatnya kekuasaan negara menurut teori trias, Montesquie terdiri atas kekuasaan legislatif,
eksekutif, dan yudikatif. Berdsarkan hal tersebut, jelaskan jenis jenis kekuasaan yang berlaku dalam
penyelenggaraan negara di Republik Indonesia!
2. Amandemen UUD NRI Tahun 1945 berdampak pada penyelenggaraan pemerintahan Negara. Jelaskan
karakteristik pemerintahan Indonesia setelah dilakukannya perubahan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945!
3. Pada hakikatnya keberadaan pemerintah daerah menunjang pemerintah pusat dalam menjalankan
efektifitas dan efisiensi pemerintahan Negara. Jelaskan pentingnya keberadaan pemerintahan daerah
dalam proses penyelenggaraan pemerintahan di Republik Indonesia!
4. Jelaskan Definisi Kekuasaan menurut Ramlan Surbakti !
5. Jelaskan tugas dan wewenang pemerintah pusat yang diatur dalam pasal 18 UUD 1945 dan UU Nomor 32
tahun 2004 !
SKOR TOTAL 18
Buku Guru PPKn Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017, Kemendikbud, Jakarta.
Buku Siswa PPKn Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017, Kemendikbud, Jakarta.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kekuasaan
Asshiddiqie, Jimly. (2004). Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan dalam UUD 1945.
Yogyakarta. FH-UII Press.
Budiardjo, Miriam. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kansil, C. S. T. dan Christine S. T. Kansil. (2008). Hukum Tata Negara Republik Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.
Surbakti, Ramlan., 1992, Memahami Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta.