Materi :
“Tentang menumbuhkan rasa wawasan
kewarganegaraan”
1. Alfiranda Saia
2. Salsabila Moha
3. Rahmadia S Korompot
4. Olfiyane Manossoh
5. Nanda Agustina
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
limpahan berkat dan karunianya, penulis dapat meyelesaikan makalah yang
berjudul “Menumbuhkan Rasa Wawasan Warga Negara” dengan lancar. Makalah
ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari berbagai kalangan para pembaca, penulis terima dengan
tangan terbuka guna menyempurnakan pembuatan makalah dikemudian hari.
Hanya ini yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.
B. Tujuan Masalah
- Yaitu guna untuk memberikan serta menumbuhkan wawasan yang lebih lagi
tentang bangsa dan negara bagi warga negar
BAB II
PEMBAHASAN
Fenomena jati diri bangsa Indonesia saat ini jauh berbeda dengan masa lalu,
perbedaan itu dilihat dari referensi sejarah, cerita-cerita perjuangan, wejangan-
wejangan guru di sekolah, obrolan orang tua sebagai pelaku sejarah, maupun pidato-
pidato pembesar bangsa. Konon, dahulu kala bangsa ini penuh dengan rasa
kegotongroyongan, memiliki jiwa pengabdian yang tinggi, cinta kedamaian, penuh
toleransi, ramah tamah, memiliki rasa tepo seliro, dan lain sebagainya. Pengakuan
bangsa lain pada saat itu, nusantara dikenal sebagai orang Timur, Bangsa yang
Beradab, dan Agamis yang kesemuanya mencerminkan sikap mulia. Namun, semua
sikap itu sudah mulai luntur, sifat-sifat itu kini hanya jadi slogan. Mengacu kepada
makna wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia
yang mencakup pola pikir dan pola sikap bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
mengenai diri dan ideologinya yang mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa,
melindungi segenap warga negara, mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan
kesejahteraan masyarakat serta berperan aktif dalam pergaulan dunia. Secara historis,
embrio Wawasan Kebangsaan ini diawali dengan munculnya semangat bangkit sebagai
suatu bangsa melalui Organisasi Budi Utomo 1908, semangat untuk bersatu yang
tercermin melalui deklarasi Sumpah Pemuda 1928, dan puncaknya melalui semangat
untuk merebut kemerdekaan yang terwujud melalui Proklamasi Kemerdekaan RI, 17
Agustus 1945.
Saat ini berbagai problematika yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan
Bangsa diantaranya: Tuntutan demokratisasi dalam segala aspek kehidupan
(Sosekpolbud) yang diekpresikan dengan ekstrim/radikal sehingga melanggar norma
hukum dan etika yang berlaku; adanya tuntutan otonomi daerah yang belum
menemukan format idealnya hingga yang muncul adalah kecenderungan lebih pada
penonjolan kepentingan daerah dari pada kepentingan nasional; adanya gejala
penurunan idealisme dan semangat nasionalisme serta patriotisme yang tercermin dari
bentuk penonjolan kepentingan pribadi atau kelompok dari pada kepentingan bangsa
dan negara; problematika global yang datang akibat pengaruh globalisasi yang tak
dapat ditahan oleh negara manapun di dunia ini.
a. Masalah Multikulturalisme
Beberapa tahun terakhir ini, intensitas dan ekstensitas konflik sosial di tengah
masyarakat terasa kian meningkat. Terutama konflik sosial yang bersifat horisontal,
yakni konflik yang berkembang diantara anggota masyarakat, meskipun tidak menutup
kemungkinan timbulnya konflik berdimensi vertikal, yakni antara masyarakat dan
negara. Konflik sosial dalam masyarakat merupakan proses interaksi yang alamiah.
Karena masyarakat tidak selamanya bebas konflik. Hanya saja, persoalannya menjadi
lain jika konflik sosial yang berkembang dalam masyarakat tidak lagi menjadi sesuatu
yang positif, tetapi berubah menjadi destruktif bahkan anarkis. Perkembangan terakhir
menunjukkan, sejumlah konflik sosial dalam masyarakat telah berubah menjadi
destruktif bahkan cenderung anarkis. Konflik sosial berbau SARA jangan dianggap
remeh tetapi harus segera diatasi secara memadai dan proporsional sehinga tidak
menciptakan disintegrasi nasional. Kemajemukan masyarakat lokal di Indonesia bukan
saja bersifat horisontal (perbedaan etnik, agama dan sebagainya), tetapi juga
cenderung vertikal, yaitu terpolarisasinya status dan kelas sosial berdasar kekayaan
dan jabatan atau pekerjaan yang diraihnya. Hal ini dapat menimbulkan gesekan
primordialistik, apalagi bila ditunggangi kepentingan politik dan ekonomi tertentu.
Tidak bisa dipungkiri, kekuatan militer merupakan salah satu pilar penting bagi
kedaulatan Negara. Nyatanya di dunia ini, negara yang memiliki daya topang militer
yang kuat akan mencuatkan kewibawaan diplomatik dan gengsi politik internasional.
Kekuatan militer menjadi salah satu barometer kekuatan suatu negara. Jika militernya
kuat, negara memiliki posisi tawar yang kuat dengan negara lainnya. Tentu kekuatan
militer saja tidak akan cukup untuk membuat suatu negara survive dan berkembang,
karena butuh kekuatan ekonomi dan politik yang kuat sebagai penopang
lainnya.Dinamika sosial-politik yang ada saat ini, memberikan pengaruh baik terhadap
struktur maupun kultur pemerintahan dalam mengelola bangsa dan negara.
Berdasarkan UUD 1945, dapat disimpulkan bahwa setiap negara tidak boleh
berpangku tangan. Setiap warga negara bukan hanya berhak, tetapi wajib ikut serta
dalam usaha pembelaan Negara. Dalam melaksanakan usaha pembelaan negara ini,
perlu dilakukan dengan menggunakan sistem pertahanan dan keamaan rakyat semesta
(Sishankamrata). Untuk proses pelaksanaanya, kekuatan utama Sishankamarata
adalah TNI dan Polisi, sementara rakyat diposisikan sebagai kekuatan pendukung,
artinya, bila ada masalah yang terkait dengan keamanan dan pertahanan, bila masih
mampu ditangani oleh TNI atau Polri, maka rakyat tidak boleh digunakan secara
sewenang-wenang. Dengan demikian kekuatan rakyat merupakan senjata sosial bagi
upaya pertahanan negara.Dalam melaksanakan usaha pertahanan negara ini, TNI dan
Polri tidak berdiri sendiri. Pertahanan negara bukanlah bidang yang berdiri sendiri tetapi
harus dipadukan dengan agenda pembangunan untuk mencapai kesejahteraan
rakyat.Dengan kata lain, pendekatan keamanan (security approach) harus disatukan
dengan pendekatan kesejahteraan (prosperity approach). Sementara pada tataran
sosiologis, banyak contoh yang bisa dikemukakan sebagai argumentasi dalam
mendukung kekuatan rakyat sebagai kekuatan pertahanan negara.
Perkembangan dunia saat ini begitu pesat diiringi perkembangan teknologi informasi
yang terus bergerak dengan cepat mempengaruhi pola pikir manusia bahkan gaya
hidup dalam kehidupan manusia sehari-hari. Perkembangan ini yang juga sangat
berpengaruh besar pada generasi muda. Di era globalisasi kita dapat melihat peranan
pemuda Indonesia dalam membangun bangsa dinilai sangat kurang. Hal ini disebabkan
karena kurangnya perhatian para pemuda terhadap bangsa, dimana nilai akan rasa
nasionalisme dikalangan generasi muda sudah mulai luntur. Informasi yang
berkembang saat ini dimana akses untuk mendapatkan informasi hampir tidak ada
halangan menyebabkan generasi muda bangsa kita mudah untuk terpengaruh oleh
informasi negative yang bertentangan dengan budaya bangsa. Kondisi seperti ini bila
kita biarkan akan menggerogoti nasionalisme bangsa kita khususnya nasionalisme
generasi muda Indonesia. Informasiinformasi negative yang dapat mengganggu mental
dan moril generasi muda sangat mudah diakses dan sangat berdampak buruk bagi
perkembangan generasi muda bangsa kita. Oleh sebab itu harus ada upaya yang
dilakukan khususnya bagi generasi muda bagaimana kita menanamkan rasa
nasionalisme yang tinggi melalui pemahaman wawasan kebangsaan yang baik
sehingga generasi muda memiliki daya tangkal yang baik terhadap segala sesuatu
yang mengganggu stabilitas Negara Indonesia.
Generasi muda adalah penerus bangsa yang harus dijaga dan dibentuk rasa
nasionalisme mereka terhadap bangsa dan negaranya. Sehingga budaya, pola pikir,
tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila yang datangnya dari luar dan
saat ini bermunculan melalui informasi yang disampaikan melalui media social.
Kepedulian terhadap generasi muda agar memiliki wawasan kebangsaan yang baik
telah ditunjukkan oleh TNI AD khususnya Korem 151/Binaiya yang memiliki tanggung
jawab dalam menjaga stabilitas keamanan di wilayah Maluku serta melaksanakan
pembinaan territorial untuk menciptakan daya tahan wilayah terhadap setiap bentuk
ancaman yang dapat mengganggu stabilitas nasional khususnya di wilayah Maluku.
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah ataupun yang bertanggung jawab dalam bidang
pendidikan dalam menanamkan wawasan kebangsaan bagi generasi muda terutama
pelajar dilakukan secara terus menerus dengan tujuan agar generasi muda khususnya
pelajar benar-benar mengerti dan memahami wawasan kebangsaan dan memiliki rasa
nasionalisme yang tinggi. Pemahaman tentang wawasan kebangsaan diberikan dalam
bentuk sosialisasi dan penyuluhan kepada pelajar SMP/MTS dan SMA maupun
Madrasah Aliyah yang ada di wilayah Indonesia.
Generasi muda merupakan sumber daya manusia yang potensial dimasa yang akan
datang. Generasi muda merupakan potensi bangsa yang dipersiapkan untuk dapat
berprestasi dan memberikan sumbangan nyata bagi pembangunan bangsa dan
Negara. Bila pemahaman wawasan kebangsaan meningkat maka keutuhan persatuan
dan kesatuan NKRI akan kuat karena secara sadar muncul semangat atau dorongan
hati yang kuat untuk cinta tanah air, membela dan menjaga keutuhan NKRI .
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu bidang kajian dalam
konteks pendidikan nasional yang memiliki peran strategis untuk meningkatkan
kembali wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme mahasiswa.
Wawasan kebangsaan perlu diberikan kepada generasi muda karena generasi
muda merupakan target dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan.
Generasi muda adalah penerus bangsa yang harus dijaga dan dibentuk rasa
nasionalisme mereka terhadap bangsa dan negaranya. Sehingga budaya, pola
piker, tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai pancasila yang datangnya
dari luar dan saat ini bermunculan melalui informasi yang disampaikan melalui
media sosial.
Generasi muda merupakan sumber daya manusia yang potensial dimasa
yang akan datang. Generasi muda merupakan potensi bangsa yang
dipersiapkan untuk dapat berprestasi dan memberikan sumbangan nyata bagi
pembangunan bangsa dan negara. Bila pemahaman wawasan kebangsaan
meningkat maka keutuhan persatuan dan kesatuan NKRI akan kuat karena
secara sadar muncul semangat atau dorongan hati yang kuat untuk cinta tanah
air, membela dan menjaga keutuhan NKRI
Saran
Setelah membaca makalah ini, penulis berharap pembaca lebih mendapat
pengetahuan mengenai menumbuhkan rasa wawasan sebagai warga negara
Indonesia, sehingga pembaca dapat mengetahui tentang menumbuhkan rasa
wawasan kewarganegaraan, sehingga pembaca mendapatkan pengetahuan
menumbuhkan rasa wawasan sebagai warga negara Indonesia. Akhirnya,
semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat khususnyabagi kami dan
umunya bagi pembaca