Anda di halaman 1dari 21

FORMAT FISIOTERAPI NAPAS

Nama pasien :
Nomor register :
Diagnosis :
Tanggal perawatan :
Indikasi tindakan Mencegah penumpukan sekret: px dg ventilator, bedrest lama,
fisioterapi napas kasusu dg peningkatan produksi sekret (bronkiektasis,
fibrokistik)
Mobilisasi sekret yang tertahan: px dg atelektasis, abses paru,
pneumonia, post operatif, gangguan neurologi-reflek batuk
Kontraindikasi postural drainage:
• Tension pneumothoraks
• Hemoptisis
• Gangguan sistem kardiovaskuler: hipotensi, hipertensi,
infarkniokard, aritmia
• Edema paru
• Efusi pleura
• Peningkatan tekanan intrakranial
Persiapan pasien Identifikasi gangguan oksigenasi pasien & riwayat tindakan
medis/operatif
Identifikasi tanda vital terutama tekanan darah dan nadi
Pastikan waktu tindakan sebelum makan atau menjelang
tidur malam
Longgarkan pakaian terutama area leher & pinggang
Perhatikan privacy
Edukasi terkait tindakan
Langkah-langkah Lakukan cuci tangan
fisoterapi napas Gunakan sarung tangan dan masker
Siapkan lokasi fisoterapi dengan membuka pakaian pasien
sesuai kebutuhan
Clapping :
Tutup area yang akan dilakukan perkusi dengan handuk
Anjurkan klien untuk napas panjang dan perlahan untuk
relaksasi
Jari dan ibu jari perawat dihimpitkan dan fleksi membentuk
mangkuk. Secara bergantian lakukan fleksi dan ekstensi
pergelangan tangan secara cepat untuk menepuk dada klien
Vibrasi :
Letakan tangan, telapak tangan menghadap kebawah, didaerah
yang akan di drainage , satu tangan diatas tangan yang lain
menempel bersama/bersebelahan dan ekstensi.
Anjurkan klien inspirasi dalam dan ekspirasi secara lambat
lewat hidung. Selama masa ekspirasi, anjurkan klien
tegangkan seluruh otot tangan dan lengan, gunakan hampir
seluruh tumit tangan, getarkan tangan, gerakan ke arah bawah.
Hentikan jika inspirasi.
Fibrasi selama 5x ekspirasi pada segmen paru yang terserang
Setelah tiap kali vibrasi, anjurkan klien batuk dan keluarkan
sekret kedalam tempat sputum.
Postural drainage:
Posisi pasien untuk tindakan postural drainage: dapat
dilakukan dua kali sehari, bila dilakukan pada beberapa posisi
tidak lebih dari 40 -60 menit, tiap satu posisi 3-10 menit.
Hal yang harus • Auskultasi: suara pernapasan meningkat dan sama kiri dan
diperhatikan/ kanan
Evalausi tindakan • Inspeksi: dada kanan dan kiri bergerak bersama-sama
• Batuk produktif (sekret kental/encer)
• Perasaan klien mengenai darinase postural (sakit, lelah, lebih
nyaman)
• Efek drainase postural terhadap tanda vital (tekanan darah, nadi,
respirasi, temperature)
• Rontgen thorax

FORMAT NEBULASI

Nama :
Nomor register :
Diagnosis :
Tanggal perawatan :
Indikasi tindakan 1. Bronchospasme akut
2. Produksi mukus yang berlebihan
nebulasi 3. Batuk dan sesak napas

Persiapan alat 1. Alat nebulizerbeserta masker/nasal kanul


2. Cairan NaCl 0,9%/Aquadest dan/ atau obat nebulasi Spuit 5 atau
10 cc
3. Stetoskop
4. Bengkok
5. Tisu
6. Alat dokumentasi
Persiapan klien 1. Identifikasi gangguan oksigenasi pasien & riwayat tindakan
medis/operatif
2. Identifikasi tanda vital terutama tekanan darah dan nadi
3. Pastikan waktu tindakan sebelum makan
4. Posisikan semifowler
5. Perhatikan privacy
6. Edukasi terkait tindakan
Langkah-langkah 1. Lakukan cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan dan masker
nebulasi 3. Siapkan cairan nebualsi (±4-6 cc) dan/obat nebulasi sesuai advis,
tuangkan pada container
4. Hidupkan nebulizer kemudian hubungkan nebulizer dan
selangnya ke flow meter oksigen dan set aliran pada 4-5
liter/menit, atau ke kompresor udara
5. Minta klien untuk mengambil nafas dalam melalui mouth piece,
tahan nafas beberapa saat kemudian buang nafas melalui hidung.
6. Setelah 10 kali napas, anjurkan klien untuk batuk dan
mengeluarkan dahaknya
7. Stop nebulizer, lakukan clapping untuk mempermudah
mengeluarkan sekret
8. Dengarkan lagi suara napas dengan stetoscope, apabila masih
terdengar suara ronchi, nebulizer terapi dapat diulangi lagi
9. Selesai tindakan, anjurkan klien untuk batuk setelah tarik nafas
dalam beberapa kali (teknik batuk efektif).
10. Mulut klien dibersihkan dengan tissue
11. Rapikan alat
12. Mencuci tangan
13. Dokumentasikan tindakan

Hal yang • Auskultasi: suara pernapasan vesikuler dan/ atau suara napas
tambahan
harus
• Batuk produktif (sekret kental/encer)
diperhatikan / • Tanda vital : RR, nadi dan tensi
• Efek obat nebulasi berupa: nausea, vomiting, tremor,
Evalausi
bronchospasme, takikardia
tindakan Perasaan klien mengenai tindakan nebulasi (pengab, lelah, lebih
nyaman)
FORMAT SUCTIONING

Nama :
Nomor register :
Diagnosis :
Tanggal perawatan :
Indikasi tindakan • Klien mampu batuk secara efektif tetapi tidak mampu
nebulasi membersihkan sekret dengan mengeluarkan atau menelan
• Ada atau tidaknya secret yang menyumbat jalan nafas, dengan
ditandai terdengar suara pada jalan nafas, hasil auskultasi yaitu
ditemukannya suara crakels atau ronchi, kelelahan pada pasien.
Nadi dan RR meningkat, ditemukannya mucus pada alat
bantunafas.
• Klien yang kurang responsif atau koma yang memerlukan
pembuangan sekret oral
Komplikasi:
 Hipoksia
 Trauma jaringan
 Meningkatkan resiko infeksi
 Stimulasi vagal dan bronkospasme
Persiapan alat 1. Sarung tangan steril
2. Alat suction(potable/central) beserta selang suction Kateter
suction sesuai ukuran pasien
3. Cairan NaCl 0,9%/Aquadest
4. Jelly (jika melalui nasal) Kom kecil
5. Kasa steril atau alkohol swab (sekitar 2 buah) Stetoskop
6. Pengalas
7. Bengkok
8. Tisu
9. Cairan dekontaminasi clorin
10. Alat dokumentasi
Persiapan klien 1. Identifikasi gangguan oksigenasi pasien & riwayat tindakan
medis/operatif, serta kondisi lubang hidung/ tracheostomy/ETT
ventilator
2. Identifikasi tanda vital terutama RR, tekanan darah dan nadi
3. Pastikan waktu tindakan sebelum makan
4. Posisikan semifowler (sadar) atau lateral (tidak sadar)
5. Perhatikan privacy
6. Edukasi terkait tindakan

Langkah-langkah 1. Lakukan cuci tangan gunakan masker


nebulasi 2. Buka pembungkus kateter suction bagian luar, siapkan jelly dan
cairan pembilas
3. Pasang pengalas pada area dada atau bawah dagu sesuai posisi
pasien
4. Siapkan alat suction, hidupkan dan atur tekanan suction sesuia
pasien
5. Gunakan sarung tangan steril
6. Ambil kateter suction secara steril, ukur jarak antara daun
telingan dan ujung hidung jaga sterilitas alat
7. Sambungkan dengan selang suction (jaga sterilitas)
8. Oleskan jelly pada ujung kateter jika penghisapan melalui nasal
9. Lakukan insersi kateter suction sesuai panjang pengukuran tanpa
melakukan pengisapan, jika terasa menyentuh karina tarik
kateter sekitar 1-2 cm, kemudian lakukan penghisapan dengan
menutup “lubang/port” dengan gerakan memutar agak cepat (10-
15 detik tiap kali penghisapan)
10. Berikan oksigenasi diantara tiap penghisapan (sekitar 20-30
detik)
11. Bilas ujung kateter suction dengan cairan NaCl/aquadest steril,
jika diperlukan bersihkan ujung kateter dengan kasa steril atau
alkohol swab
12. Lakukan/ulangi penghisapan sampai dengan tidak ada sekret
yang terhisap/terlihat di saluran napas (ETT/tracheostomy)
13. Dengarkan lagi suara napas dengan stetoscope, identifikasi
apakah masih terdengan suara ronchi,

14. Selesai tindakan, anjurkan klien untuk batuk setelah tarik nafas
dalam beberapa kali (teknik batuk efektif).

15. Mulut klien dibersihkan dengan tissue Beritahu pasien bahwa


tindakan telah selesai Dekontaminasi dan rapikan alat

16. Mencuci tangan

17. Dokumentasikan tindakan

Hal yang harus • Auskultasi: suara pernapasan vesikuler dan/ atau suara napas
diperhatikan/
Evalausi tindakan tambahan
• Batuk produktif (sekret kental/encer)
• Perasaan klien mengenai tindakan suctioning (sesak, lelah, lebih
nyaman)
Tanda vital : RR, nadi dan tensi

FORMAT PEREKAMAN EKG

Nama :
Nomor register :
Diagnosis :
Tanggal perawatan :
Indikasi tindakan Gangguan irama jantung, gangguan konduksi, PJK,
kecurigaan keracunan obat, stroke, dll
Pemeriksaan diagnostik (pasien pre operatif)
Persiapan alat Mesin EKG, beserta kelengkapan:

 Kabel untuk sumber listrik,


 Kabel ground,
 Kabel elektroda ekstremitas&dada
 Plat elektroda ekstremitas beserta karet pengikat
 Balon penghisap elektroda dada
Kertas EKG
Jelly elektroda Kertas tissue Kapas Alkohol Alat tulis
Bengkok
Catatan:

 Sebelum bekerja periksa kecepatan mesin 25 mm/detik dan


voltase 10 mm. Jika kertas tidak cukup kaliberasi voltase
diperkecil menjadi ½ kali atau 5 mm. Jika gambaran EKG kecil,
kaliberasi voltase diperbesar menjadi 2 kali atau 20 mm.
 Hindari gangguan listrik dan mekanik saat perekaman
Persiapan klien 1. Identifikasi gangguan irama jantung, rencana tidakan operatif
2. Posisikan pasien terlentang, tenang, dengan posisi tangan dan
kaki kanan-kiri tidak saling bersentuhan
3. Pastikan kebersihan area dada dan ekstremitas yang akan
dipasang elektorda
4. Perhatikan privacy, buka pakaian sesuai kebutuhan tindakan
5. Edukasi terkait tindakan
Langkah – langkah 1. Pasang semua komponen/kabel-kabel pada mesin EKG
perekaman EKG
2. Nyalakan mesin EKG
3. Pastikan posisi pasien sudah benar, dan area pemasangan
elektroda siap/bersih
4. Beri jelly pada keempat electrode ektremitas
5. Pasang keempat elektrode ektremitas tersebut pada kedua
pergelangan tangan dan kaki. Untuk tangan kanan biasanya
berwarna merah, tangan kiri berwarna kuning, kaki kiri
berwarna hijau dan kaki kanan berwarna hitam.
6. Beri area elektroda dada jelly sesuai dengan lokasi elektrode
V1 s/d V6.
7. V1 di garis parasternal kanan sejajar dengan ICS 4 berwarna
merah
V2 di garis parasternal kiri sejajar dengan ICS 4 berwarna
kuning
V3 di antara V2 dan V4, berwarna hijau

V4 di garis mid klavikula kiri sejajar ICS 5, berwarna coklat


V5 di garis aksila anterior kiri sejajar ICS 5, berwarna hitam
V6 di garis mid aksila kiri sejajar ICS 5, berwarna ungu
8. Pasang elektrode dada dengan menekan karet penghisap Buat
kalibrasi
9. Lakukan perekam setiap lead 3-4 beat (gelombang), kalau
perlu lead II panjang (minimal 6 beat), jika diperlukan buat
kalibrasi setelah selesai perekaman
10. Lepas semua electrode
11. Bersihkan jelly dari tubuh pasien
12. Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai Matikan
mesin EKG
13. Tulis pada hasil perekaman: nama, umur, jenis kelamin, jam,
tanggal, bulan dan tahun pembuatan, nama masing-masing
lead serta nama orang yang merekam
14. Bersihkan dan rapikan alat

Hal yang harus Pantau respon pasien selama perekaman ekg


diperhatikan

FORMAT TRANFUSI DARAH


Nama :
Nomor register :
Diagnosis :
Tanggal perawatan :
Indikasi tindakan 1. Anemia pada pendarahan akut setelah didahului penggantian
volume dengan cairan
2. Anemia kronis, jika Hb tidak bisa dinaikan dengan cara lain
3. Gangguan trombilitik, karena defisiensi komponen darah
4. Plasma loss/hipo albumin jika tidak dapat lagi di berikan
plasma subtitle/larutan albumin
Persiapan alat 1. Thermometer
2. Plester
3. Pengalas
4. Sarung tangan steril
5. Produk darah sesuai advis medis
6. Cairan normal saline
7. 1 paket tranfusion set
8. Vena cateter sesuai ukuran pasien
9. Kapas alcohol / alkohol swab
10. Torniquet
11. Kasa steril atau set plester luka
12. Bengkok

Persiapan klien 1. Identifikasi gangguan perfusi pasien (gejala anemis & CRT
memanjang), balans cairan, dan riwayat kehilangan darah
2. Kaji riwayat alergi dan TTV (terutamam suhu tubuh terakhir
sebelum transfusi)
3. Edukasi terkait tindakan (terutama efek terapi berupa tanda
alergi: gatal, demam, mual, sesak napas, nyeri punggung dan
perubahan hemodinamik)
Langkah-langkah 1. Ukur suhu tubuh
memasang kateter 2. Siapkan sediaan darah dan pastikan suhu mendekati suhu tubuh
pasien
3. Siapkan larutan NacL sambungkan dengan tranfusion set
(sebelumnya tutup klem tranfusion set, isi tubing dengan cairan,
lalu alirkan)
4. Pasang pengalas di area insersi kateter vena Dekatkan bengkok
5. Pasang torniquet (area distal 10 cm dari titik insersi kateter vena)
6. Desinfeksi dengan alkohol titik insersi kateter vena
7. Insersikan vena kateter (sudut 15-30 derajat) sampai sedikit
darah masuk tubing vena kateter, tarik sedikit ujung jarum/bavel,
dorong kateter vena sampai semua bagian terinsersi
8. Lepas dulu torniquet
9. Sambungkan vena kateter dengan selang tranfusion set
10. Fiksasi vena kateter dan selang tranfusion set
11. Lakukan dressing area titik insersi kateter vena
12. Alirkan cairan salin sekitar 25 cc, kemudian ganti dengan
sediaan darah sesuai advis
13. Atur kecepatan tetesan tranfusi (sekitar 1ml/kgbb/jam=3 jam)
Pantau terprogram kondisi pasien selama tranfusi berlangsung
(tiap jam, sampai dengan 1-2 setelah tidakan)
14. Jika saat tranfusi berlangsung terdapat tanda alergi:
- Segera hentikan transfusi
- Ganti sediaan darah dengan cairan salin dan
- Lakukan tata laksana gangguan hemodinamik
15. Jika sediaan darah telah selesai dialirkan, ganti/bilas dengan
cairan infussekitar 25 cc atau lanjutkan terapi infus (sesuai
terapi)
16. Rapikan alat dan dekontaminasi alat habis pakai
17. Beritahu pasien jika tindakan telah selesai
Hal yang harus 1. Identifikasi perbaikan gangguan perfusi pasien: laboratorium
diperhatikan
darah lengkap, gejala anemis, CRT,balans cairan
2. Tanda & gejala alergi (gatal, demam, mual, sesak napas, nyeri
punggung) dan TTV

FORMAT PERAWATAN KOLOSTOMI

Nama :
Nomor register :
Diagnosis :
Tangga perawatan :
Indikasi tindakan 1. luka stoma normal
2. luka stoma denga risiko komplikasi
Persiapan alat 3. Sarung tangan
4. Set colostomy bag
5. Kapas steril dalam kom steril
6. Kom kecil steril
7. Pinset anatomis dan chirrurgi
8. Larutan salin dan/atau larutan desinfekta
9. Kasa steril dalam kom steril
10. Zink salep
11. Pengalas
12. Plester dan gunting
13. Bengkok &kantong balutan

Persiapan klien 1. Identifikasi gangguan integritas kulit/jaringan& riwayat


tindakan operatif abdomen/alergi
2. Pastikan kebersihan diri pasien
3. Perhatikan privacy
4. Edukasi terkait tindakan
Langkah-langkah 1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
memasang kateter 3. Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien
sesuai letak stoma
4. Letakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien
5. Observasi ekresi produkstoma (warna, konsistensi, dll)
6. Buka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan
pinset dan tangan kiri menekan kulit pasien.
7. Letakan kolostomi bag kotor dalam bengkok
8. Observasi terhadap kulit dan stoma
9. Bersihkan kolostomi dan kulit disekitar kolostomi dengan kapas
sublimat / kapas hangat (air hangat) / NaCl
10. Keringkan kulit sekitar colostomy dengan sangat hati-hati
menggunakan kassa steril
11. Oleskan zink salep (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada kulit
sekitar stoma
12. Sesuaikan lubang kolostomy dengan stoma colostomi.
13. Tempelkan kantong kolostomi dengan posisi
vertical/horizontal/miring sesuai kebutuhan pasien
14. Masukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi Rekatkan /
memasang kolostomi bag dengan tepat tanpa udara didalamnya
15. Beritahu pasien bahwa tindakan telah selesai Rapikan klien dan
lingkungannya
16. Bereskan alat-alat dan membuang eksresi stoma Lepas sarunG
tangan
17.C uci tangan
18.Dokumentasikan tindakan
Hal yang harus 1. Risiko iritasi pada area sekitar luka stoma
2. Pastikan luka stoma lembab, dan posisi jahitan dalam kondisi
diperhatikan
baik
3. Edukasi ulang pencegahan infeksi pada lukastoma dan
personal higene terutama area kulit sekitar luka stoma

FORMAT TINDAKAN KUMBAH LAMBUNG

Nama :
Nomor register :
Diagnosis :
Tanggal perawatan :
Indikasi tindakan Pasien yang keracunan makanan atau obat tertentu
Persiapan operasi lambung/saluran pencernaan
Persiapan tindakan pemeriksaan lambung
Tidak ada refleks muntah
Gagal dengan terapi emesis
Pasien dalam keadaan sadar
Persiapan alat 1. Sarung tangan
2. Pengalas
3. Nasogastric tube, sesuai ukuran:
 Dewasa no. 14-20 Fr
 Anak-anak no. 8-16 FR
 Bayi no.5-7 Fr
4. Jelly
5. Stetoskop
6. Spuit 10 cc
7. Plester
8. Cairan NaCl atau aquadest Spuit 50CC
9. Bengkok dan kom penampung Tissue

Persiapan klien 1. Identifikasi gangguan pencernaan, gangguan kesadaran


dan reflek muntah,& riwayat tindakan
medis/trauma/alergi
2. Pastikan kebersihan area rongga hidung dan rongga
mulut pasien
3. Perhatikan privacy
4. Edukasi terkait tindakan

Langkah-langkah 1. Cuci tangan


memasang kateter 2. Pasang pengalas disamping pasien
3. Letakkan bengkok dekat pasien Gunakan sarung tangan
4. Ukur panjang NGT yang akan disinsersikan dan diberi tanda
(dari epigastrium sampai pertengahan dahi)
5. Olesi ujung NGT dengan jelly, pasang klem bagian pangkal
Insersikan NGT perlahan-lahan melalui hidung pasien dan
instruksikan pasien seperti menelan ( bila pasien sadar )
6. Periksa apakah NGT telah benar masuk lambung (injeksikan
udara dengan spuit 10cc dan didengarkan suara seperti
hentakan pada daerah lambung dengan menggunakan
stetoskop)
7. Pasang plester pada pangkal hidung untuk memfiksasi NGT
8. Atur posisi pasien dengan posisi miring tanpa bantal atau
kepala lebih rendah selanjutnya klem dibuka.
9. Masukkan cairan kumbah lambung sesuai advis
menggunakan spuit 50 cc, dan tampung cairan eksresi labung
pada baskom.
10. Lakukan pembilasan lambung berulang kali sampai air yang
keluar dari lambung sudah jernih
11. Jika pasien masih diprogramkan kembali tindakan kumbah
lambung, klem pangkal NGT. Jika tidak, lepas NGT secara
pelan-pelan dan instruksikan pasien tarik napas dalam
12. Setelah selesai pasien dirapikan, mulut dan sekitarnya
dibersihkan dengan tissue jelaskan pada pasien bahwa
prosedur yang dilakukan telah selesai.
13. Rapikan alat
14. Cuci tangan
15. Dokumentasikan tidakan yang telah dilakukan

Hal yang harus 1. Risiko perdarahan pada area sekitar luka


2. Respon nyeri pasien melalui gejala hemodinamik
diperhatikan 3. Risiko gangguan suhu tubuh (hipotermi) saat perawatan luka
4. Edukasi ulang pencegahan infeksi pada luka dan personal higene
terutama area luka

FORMAT BLADDER TRAINING

Nama :
Nomor register :
Diagnosis :
Tanggal Perawatan :
Persiapan alat klem arteri
pispot/urinal

Persiapan klien 1. Pasien telah terpasang kateter


2. Perhatikan privacy dan kenyamanan pasien
3. Edukasi terkait tindakan
Langkah-langkah Hari ke-1:
bladder training
1. Klem kateter selama 1-2 jam (disarankan pasien bisa
mencapai waktu yang ditetapkan, kecuali ada keluhan
kesakitan/ketidaknyamanan)

2. Kosongkan kandung kemih

3. Evaluasi pencapaian hari ke-1, jika pasien belum


toleran/ belum mampu mencapai waktu 2 jam,kurangi
waktunya dan tingkatkan secara bertahap

4. Lepaskan klem setelah mencapai waktu yang


ditentukan, biarkan urin mengalir ke urobag samai
kandung kemih kosong

5. Biarkan kondisi klem tidak terpasang sekitar 15 menit,


kemudian mulai proses dengan memasang klem sekitar
2 jam, lanjutkan tahapan ini sampai dengan 24 jam
(pasang klem- alirkan urine)
Hari ke-2:
1. Klem kateter lebih lama selama 2-3 jam
2. Lepaskan klem setelah mencapai waktu yang ditentukan, biarkan
urin mengalir ke urobag samai kandung kemih kosong
3. Biarkan kondisi Klem tidak terpasang sekitar 15 menit kemudian
mulai proses dengan memasang klem sekitar 2-3 jam, lanjutkan
tahapan ini sampai dengan 24 jam (pasang klem-alirkan urine)
Hari ke-3:
1. Klem kateter lebih lama selama 3-4 jam
2. Lepaskan klem setelah mencapai waktu yang ditentukan, biarkan
urin mengalir ke urobag samai kandung kemih kosong
3. Biarkan kondisi klem tidak terpasang sekitar 15 menit,
kemudian mulai proses dengan memasang klem sekitar 3-4 jam,
lanjutkan tahapan ini sampai dengan 24 jam (pasang klem-
alirkan urine)
Hari ke-4
1. Lepas kateter (lihat prosedur pelepasan kateter)

2. Anjurkan pasien ke toilet/toileting tiap 2 jam

3. Amati respon pasien

4. Edukasi pasien untuk pelaksanaan kegel


exercise, penundaan berkemih, dan penjadualan
berkemih

FORMAT BOWEL TRAINING

Nama :
Nomor register :
Diagnosis :
Tanggal Perawatan :
Persiapan alat 1. sarung tangan
2. obat-obatan yang diperlukan (pelumas feses, obat laksatif)
3. pispot

Persiapan klien 1. Identifikasi pola BAB pasien, dan pastikan pasien tidak dalam
kondisi diare
2. Perhatikan privacy dan kenyamanan pasien
3. Edukasi terkait tindakan, termasuk :
 Asupan cairan yang adekuat 2500-3000 cc/hari
 Menu makanan yang dianjurkan (tinggi serat)
 Asupan air hangat sebelum waktu defikasi
 Peningkatan aktivitas-latihan
Llangkah – langkah Stimulasi digital:
Bowel Training
1. Gunakan sarung tangan
2. Masukkan jari yang telah diberi pelumas, buat gerakan
melingkar sampai spingter ani berelaksasi

3. Anjurkan pasien untuk mengambil posisi BAB sesuai


kebiasaan (duduk/jongkok di toilet atau gunakan pispot jika
tidak mampu ke toilet) untuk pengosongkan kolon dan rektum

4. Evaluasi pencapaian prosedur ke-1, jika pasien belum berhasil


/ belum mampu BAB selama rentamg 20-30 menit, ulangi
prosedur.
5. Ajarkan klien cara-cara meningkatkan tekanan kolon, dan
menghindari mengejan berlebihan
6. Berikan umpan balik positif atas pencapaian upaya pasien
Catatan: lakukan prosedur tiap hari sampai dengan tercapai
pola, BAB teratur jika diperlukan anjurkan penggunaan
obat laksatif

FORMAT EVAKUASI FEKAL

Nama :
Nomor :
register :
Diagnosis :
Tanggal
Perawata
n
Indikasi 1. Konstipasi dengan skibala
tindakan 2. Impaksi feses

Persiapan 1. Selimut mandi


2. Pengalas/Perlak
alat 3. Bengkok
4. Pispot / bedpan
5. Sarung tangan
6. Masker
7. Pelumas/vaselin
8. Tissu
9. Baskom berisi air hangat (2 buah)
10. Waslap
11. Sabun cair
12. Handuk

Persiapan 1. Identifikasi pola BAB pasien, dan pastikan pasien tidak ada riawayat
klien hemorroid atau kanker rektum
2. Kaji adanya skibala (pemeriksaan fisik)
3. Perhatikan privacy dan kenyamanan pasien Edukasi terkait tindakan,
termasuk :
 Asupan cairan yang adekuat 2500-3000 cc/hari
 Menu makanan yang dianjurkan (tinggi serat)
 Peningkatan aktivitas-latihan
Langkah- 1. Lakukan cuci tangan
2. Pasang selimut mandi, turunkan selimut tidur pasien, dan buka pakaian
langkah bawah pasien
bowel 3. Atur posisi pasien (miring ke kiri dengan lutut sedikit fleksi)
4. Pasang pengalas di bawah bokong pasien
5. Meletakkan pispot pada tempat yang memudahkan pelaksanaan
tindakan (di samping klien di bawah bokong)
6. Gunakan masker
7. Gunakan sarung tangan
8. Beri pelumas pada jari telunjuk dan jari tengah
9. Masukkan jari telunjuk ke lubang anus pasien sampai rektum,
instruksikan pasien untuk napas dalam & rileks
10. Gerakkan jari untuk menghancurkan feses
11. Lepaskan feces dari dinding rektum dengan membuat gerakan
melingkar di sekitarnya.
12. Tarik feces ke anus, keluarkan dan letakkan ke dalam pispot.
13. Ulangi kembali tindakan jika masih teraba skibala di rectum pasien
namun sebelum mulai memasukkan jari lagi observasi irama jantung,
perdarahan, rasa nyeri dan tanda kelelahan pada klien (napas pendek,
berkeringat) secara periodik selama prosedur berlangsung;
menghentikan prosedur bila ada perubahan irama jantung dan memberi
istirahat pada klien sebelum prosedur dilanjutkan
14. Bersihkan daerah perianal dengan tisu
15. Lepaskan sarung tangan
16. Gunakan waslap untuk membersihkan daerah perianal dengan sabun
17. Bilas dengan air bersih dan keringkan dengan handuk
18. Lepaskan alas bokong dan selimut mandi, kenakan kembali selimut
klien, ganti jika kotor
19. Kenakan kembali pakaian klien
20. Rapikan peralatan & bersihkan pispot
21. Cuci tangan
22. Dokumentasikan warna, konsistensi, bau feces dan respons klien
dalam catatan klien.

Anda mungkin juga menyukai