PRE-EKLAMSIA
Pembimbing
dr. Dwinanto Ananda Muttaqin, Sp.OG
Disusun Oleh:
Novita Lesiela WP
202020401011141
RESPONSI
PRE-EKLAMSIA
Responsi dengan judul “Pre-eklamsia” telah diperiksa dan disetujui sebagai salah
satu tugas dalam rangka menyelesaikan studi kepaniteraan Dokter Muda di bagian
Mengetahui,
(Pembimbing)
dr. Dwinanto Ananda Muttaqin, Sp.OG
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
judul “Pre-eklamsia”.
Ucapan terima kasih kepada dr. Dwinanto Ananda Muttaqin, Sp.OG selaku dokter
pembimbing. Terima kasih atas bimbingan, saran, petunjuk dan waktunya serta
semua pihak terkait yang telah membantu penulis, sehingga penulis dapat
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
tercatat angka kematian ibu (AKI) atau Maternal Mortality Ratio (MMR) di
Indonesia sebesar sekitar 359 kematian maternal per 100.000 kelahiran hidup
untuk periode 2008-2012 (Sumampouw, Tendean, & Wagey, 2019). Angka ini
kawasan ASEAN lainnya. SDKI juga mengadakan survey lain pada tahun 2010
sampai 2013 dan ditemukan ada lima komplikasi dalam kehamilan yang menjadi
kehamilan (HDK) sebesar 27,1%, infeksi 7,3%, partus lama 1,8 % dan abortus
bisa dikatakan bahwa preeklamsia juga ikut andil dalam hal menyebabkan
serta eklampsia pada ibu maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam
tentang preeklamsia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan
disertai dengan proteinuria dan atau adanya gagal ginjal akut, disfungsi hati,
Kenny, et al., 2018). Hipertensi yang dimaksud adalah tekanan darah lebih dari
140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik pada wanita yang sebelumnya
protein dalam urin selama 24 jam atau sama dengan ≥ 1+ dipstick. (Saifuddin,
2.2 Epidemiologi
masuk dalam salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas
setelah perdarahan dan sebelum infeksi dengan prosentase kasus menurut SDKI
morbiditas dan mortalitas selain perdarahan dan infeksi. (Triana & Adnani, 2019)
2.3 Patofisiologi
kehamilan, terapi tidak ada satu pun teori tersebut yang dianggap mutlak benar.
Teori-teori yang sekarang banyak dianut adalah:
Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari
cabang-cabang arteri uterina dan arteria ovarika. Kedua pembuluh darah tersebut
menembus miometrium berupa arteri arkuarta dan arteri arkuarta memberi cabang
arteria radialis. Arteria radialis menembus endometrium menjadi arteri basalis dan
Wiknjosastro., 2014)
Pada hamil normal, dengan sebab yang belum jelas, terjadi invasi trofoblas ke
dalam Iapisan otot arteria spiralis, yang menimbulkan degenerasi lapisan otot
tersebut sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki
jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi gembur dan
memudahkan lumen arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi. Distensi dan
vasodilatasi lumen arteri spiralis ini memberi dampak penunrnan tekanan darah,
penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan aliran darah pada daerah utero
plasenta. Akibatnya, aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga
meningkat, sehingga dapat menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini
Wiknjosastro., 2014)
Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada
lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arreri
spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak
memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi. Akibatnya, arteri spiralis
spiralis", sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, dan terjadilah hipoksia dan
rata arteri spiralis pada hamil normal adalah 500 mikron, sedangkan pada
preeklampsia rata-rata 2OO mikron. Pada hamil normal vasodilatasi lumen arteri
yang tidak berpasangan. Salah satu oksidan penting yang dihasilkan plasenta
iskemia adalah radikal hidroksil yang sangat toksik, khususnya terhadap membran
sel endotel pembuluh darah. Sebenarnya produksi oksidan pada manusia adalah
tubuh. Adanya radikal hidroksil dalam darah mungkin dahulu dianggap sebagai
bahan toksin yang beredar dalam darah, maka dulu hipertensi dalam kehamilan
mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida
lemak selain akan merusak membran sel, juga akan merusak nukleus, dan protein
sel endotel. Produksi oksidan (radikal bebas) dalam tubuh yang bersifat toksis,
Wiknjosastro., 2014)
Pada hipertensi dalam kehamilan telah terbukti bahwa kadar oksidan, khususnya
bebas yang sangat toksis ini akan beredar di seluruh rubuh dalam aliran darah dan
akan merusak membran sel endotel. Membran sel endotel lebih mudah mengalami
aliran darah dan mengandung banyak asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak
jenuh sangat renran terhadap oksidan radikal hidroksil, yang akan berubah
Akibat sel endotel terpapar peroksida lemak, maka terjadi kerusakan sel endotel,
yang kerusakannya dimulai dari membran sel endotel. Kerusakan membran sel
2014)
Pada perempuan hamil normal, respons imun tidak menolak adanya "hasil
(HLA-G), yang berperan penting dalam modulasi respons imun, sehingga si ibu
tidak menolak hasil konsepsi (plasenta). Adanya HLA-G pada plasenta dapat
melindungi trofoblas janin dari lisis oleh sel Natural Killer (NK) ibu. Selain itu,
desidua ibu. HLA-G juga merangsang produksi sitokin yang dapat menginduksi
ke dalam desidua. Invasi trofoblas sangat penting agar jaringan desidua menjadi
lunak, dan gembur sehingga memudahkan terjadinya dilatasi arteri spiralis. Pada
kurang. Tanpa invasi trofoblas yang tepat, maka arteri spiralis tidak akan
mengalami remodeling sehingga aliran utero plasenta menurun dan hal ini akan
bahan vasopresor, atau dibutuhkan kadar vasopresor yang lebih tinggi untuk
pembuluh darah terhadap bahan vasopresor adalah akibat dilindungi oleh adanya
sintesis prostaglandin pada sel endotel pembuluh darah. Hal ini dibuktikan bahwa
daya refrakter terhadap bahan vasopresor akan hilang bila diberi prostaglandin
pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap bahan vasopresor. Banyak peneliti
dalam kehamilan, sudah dapat ditemukan pada kehamilan dua puluh minggu.
Fakta ini dapat dipakai sebagai prediksi akan terjadinya hipertensi dalam
e. Teori Genetik
Ada faktor keturunan dan familial dengan model gen tunggal. Genotipe ibu
terbukti bahwa pada ibu yang mengalami preeklampsia, 26% anak perempuannya
akan mengalami preeklampsia pula, sedangkan hanya 8% anak menantu
prosentase resiko terkena preeklamsia pada anak yang ibunya juga memiliki
yang pernah dilakukan di Inggris ialah penelitian tentang pengaruh diet pada
preeklampsia beberapa waktu sebelum pecahnya Perang Dunia II. Suasana serba
sulit mendapat gizi yang cukup dalam persiapan perang menimbulkan kenaikan
preeklampsia. Minyak ikan mengandung banyak asam lemak tidak jenuh yang
melakukan uji klinik untuk memakai konsumsi minyak ikan atau bahan yang
sementara menunjukkan bahwa penelitian ini berhasil baik dan mungkin dapat
dan plasebo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang diberi
2014)
2.4 Klasifikasi
a. Hipertensi Kronik
Diagnosis:
- Dapat disertai keterlibatan organ lain, seperti mata, jantung, dan ginjal
b. Masked Hypertension
Definisi: Tekanan darah yang normal saat di cek di klilnik/medis namun saat
Diagnosis: dikatakan bahwa sulit untuk mendiagnosis hipertensi jenis ini dan
c. White-coat Hypertension
Definisi: tekanan darah akan tinggi hanya saat diperiksa dokter atau tenaga
d. Hipertensi Gestasional
Diagnosis:
- Tidak ada riwayat hipertensi sebelum hamil, tekanan darah normal di usia
- Dapat disertai tanda dan gejala preeklampsia, seperti nyeri ulu hati
da trombositopenia
2013)
Diagnosis:
- Ibu dengan riwayat hipertensi kronik (sudah ada sebelum usia kehamilan 20
minggu)
- Tes celup urin menunjukkan proteinuria >+1 atau trombosit <100.000 sel/uL
proteinuria dan atau adanya gagal ginjal akut, disfungsi hati, gangguan neuro,
2018)
Diagnosis:
Diagnosis:
h. Eklamsia
Diagnosis:
Preeklamsia ringan
a. Rawat jalan
Ibu hamil dengan preekalmsia ringan dapat dirawat secara rawat jalan tetapi
harus dipastikan ibu dalam kondisi yang stabil dan mampu melaporkan setiap
permasalahan yang timbul maupun menyetujui untuk rutin cek tekanan darahnya
di rumah. Dianjurkan ibu hamil untuk banyak istirahat, tetapi tidak harus mutlak
selalu tirah baring. Pada umur kehamilan diatas 20 minggu, tirah baring dengan
posisi miring menghilangkan tekanan rahim pada vena kava infeior, sehingga
meningkatkan aliran darah balik dan akan menambah curah jantung. Hal ini
preeklamsia tidak perlu dilakuan restriksi garam sepanjang fungsi ginjal masih
normal. Pada preeklamsia, ibu hamil umumnya masih muda, berarti fungsi ginjal
relatif masih bagus, sehingga tidak perlu restriksi garam. Diet yang mengandung 2
g natrium atau 4-6 g NaCl (garam dapur) adalah cukup. Kehamilan sendiri lebih
dibatasi, hendaknya diimbangi dengan konsumsi cairan yang banyak, berupa susu
atau air buah. Pada kondisi ini ibu hamil tidak perlu diberikan obat-obatan
laboratorium rutin seperti Hb, hct, fungsi hati, urin lengkap, dan fungsi ginjal
kondisi maternal, penting juga untuk mengevaluasi kondisi janin seperti USG dan
cek DJJ dengan doppler setiap 2 minggu sekali (Saifuddin, Rachimhadhi &
Wiknjosastro., 2014)
b. Rawat inap
Pada keadaan tertentu ibu hamil dengan preeklamsia ringan perlu dirawat di
rumah sakit. Kriteria preeklamsia ringan dirawat di rumah sakit ialah: a) bila tidak
ada perbaikan tekanan darah dan kadar proteinuria selama 2 minggu; b) adanya
satu atau lebih gejala da tanda-tanda preeklamsia berat seperti yang sudah
c. Perawatan obstetrik
- Pada usia kehamilan <37 minggu, bila tekanan darah mencapai normotensi
apabila usia kehamilan sudah >37 minggu, persalinan ditunggu sampai terjadi
2014)
iii. Terdapat hasil yang abnormal saat pmx lab fungsi ginjal dan juga hati
iv. Edema paru
vi. Non Reassuring Fetal Status (NRFS) atau keadaan janin yang sedang
dalam bahaya
Preeklamsia berat
Penderita preeklampsia berat harus segera masuk rumah sakit untuk rawat
inap dan dianjurkan tirah baring miring ke satu sisi (kiri). Perawatan yang penting
dan eklampsia mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya edema paru dan oliguria.
Sebab terjadinya kedua keadaan tersebut belum jelas, tetapi fakror yang sangat
capillary wedge pressure. OIeh karena itu, monitoring input cairan (melalui oral
ataupun infus) dan output cairan (melalui urin) menjadi sangat penting. Bila
garam faali jumlah tetesan: < 125 cc/jam atau (b) Infus Dekstrose 5% yang tiap 1
liternya diselingi dengan infus Ringer laktat (60 - 125 cc/jam) 500 cc.
bila produksi urin < 30 cc/jam dalam 2 - 3 jam arau < 500 cc/24 jam. Diberikan
antasida untuk menetralisir asam lambung sehingga bila mendadak kejang, dapat
menghindari risiko aspirasi asam lambung yang sangar asam. Diet yang cukup
rangsangan tidak terjadi (terjadi kompetitif inhibition antara ion kalsium dan ion
magnesium). Kadar kalsium yang tinggi dalam darah dapat menghambat kerja
magnesium sulfat. Magnesium sulfat sampai saat ini tetap menjadi pilihan
Maintenance dose
1g/jam IV
Diuretikum tidak diberikan secara rutin, kecuali bila ada edema paru-paru,
b.
2.7 Komplikasi
Penyulit yang dapat terjadi pada janin ialah intrawterine fetal growtb restriction,
BAB III
LAPORAN KASUS dan PEMBAHASAN
ANAMNESIS
1. Identitas Pasien
- Nama : Ny. N
- Jenis Kelamin: Perempuan
- TTL : 27 PEB 1984
- Usia : 37 tahun 2 bulan 16 hari
- Alamat : Kalijudan 8/10-1Surabaya
- Agama : Islam
- Tgl Periksa : 6 Mei 2021
- Jam Periksa : 12:10 WIB
2. Keluhan Utama
Kiriman dari Poli Hamil dengan mengatakan Hamil Ke-2
8. Skreening Gizi
- Pasien tidak mengalami penurunan BB yang tidak diinginkan dalam 6 bulan
terakhir
- Pasien tidak mengalami Asupan makan yangberkurang karena ada penurunan
nafsu makan
9. Riwayat Menstruasi
- Tidak ada data
10. Riwayat Perkawinan
- Sudah kawin 1x
- Usia perkawinan sudah 14 tahun bersama suami
11. Riwayat Obstetri
- Pasien sedang hamil anak Ke-2
- Hamil 1 aterm + Spontan + laki laki + BBL 2700 gram + hidup normal usia
2 tahun
- Riwayat hamil saat ini
- HPHT : 16 - 08 – 2020
- HPL : 23 - 05 – 2021
- Keluhan saat hamil : saat kehamilan muda mual dan muntah
12. Riwayat Ginekologi
Tidak ada keluhan
13. Riwayat KB
Belum pernah memakai KB
PEMERIKSAAN FISIK
1. KU: cukup
2. Kesadaran: Composmentis
3. GCS: 456
4. BB/TB: 56kg/145cm
5. TTV:
- Tensi: 167/105 mmHg
- Nadi: 99x/mnt
- RR: 20x/mnt
6. Mata
- Konjungtiva normal
7. Mammae
Tidak ada data
8. Ekstremitas
- Tidak ada data
9. Abdomen
a. Inspeksi
- Tidak ada luka bekas operasi
b. Palpasi
- TFU 32 cm
- Letak punggung PUKA
- Presentasi kepala
c. Auskultasi
- DJJ 150x/mnt
10. Anogenital
a. Inspeksi
- Tidak ada sekret keluar dari vagina
b. VT
- oleh bidan N tanggal 06 -05-2021 jam 12.40 WIB
- Seujung, Eff < 25 %, Preskep bisa didorong, Ket (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto Thorax
- Terlampir
2. Darah Lengkap (06/05/2021 12:23)
- Hb : 9,2 g/dl (07/05/2021 8,6 g/dl)
3
- Leukosit : 6,630/ mm (07/05/2021 17,930/ mm3
- Hct : 28,2 % (07/05/2021 26,1 %)
3
- Trombosit : 277.000/mm
3. Urine Lengkap (14/10/2020)
- BJ : 1,010
- pH : 6,0
- Nitrit : negatif
- Protein : 25 mg/dL (+1)
- Keton : 15 mg/dl (2+)
- Urobilin : normal
- Bilirubin : negatif
- Sedimen Ery : 0-1 plp
- Sedimen Leko : 3 – 5 plp
- Sedimen Cylind : negatif
- Sedimen Epithel : 10 – 15 plp
- Sedimen Bact : negatif
- Sedimen Cryst : negatif
- Sedimen Lain-lain : negatif
4. HIV non reaktif (06/05/2021 12:23)
5. HbsAg negatif (06/05/2021 12:23)
7. Faal Hemostasis (06/05/2021 12:23)
- PPT : 9,0 (detik) C: 11,1
- APTT : 23,3 (detik) C: 25,0
- INR : 0,79
8. Kimia Klinik (06/05/2021 12:23)
- Albumin : 3,9 g/dl
- GDA : 94 mg/dl
- SGOT : 21 U/L
- SGPT : 8 U/L
9. Elektrolit (06/05/2021 12:23)
- Kalium : 3,3 mmol/L
- Natrium : 139 mmol/L
- Chlorida : 108 mmol/L
10. USG (16/10/2020)
- Oligohidramnion/place grade III OUI bebas / TBJ 2920
Initial Dx
- G2P1001 UK 37-38mgg Tunggal/Hidup/IU + letak membujur + presentasi
kepala + Inpartu Kala 1 Fase laten + lilitan tali pusat + PEB +
Oligohidramnion+ Anemia + ISK + TBJ 2920 g
Planning Dx
- Kultur urine
- NST
Planning Tx
- MRS
- O2 nasal canule 4-6L
- RD5% < 125cc/jam
- Pasang Foley Catheter
- Pemberian MgSO4 40% 4gr dalam 100cc NaCL dalam 30 menit
- Pemberian Anti Hipertensi nifedipin 10-20 mg PO, diulang setelah 30mnt,
max 120mg dalam 24jam
- Fosfomycin trometamol (3g dosis tunggal)
- Konsul Sp.OG untuk dilakukan Terminasi
Planning Monitoring
- Keluhan pasien
- TTV TD setiap 15menit, lalu setiap 30 menit
- Kesadaran pasien
- Saturasi O2
- Balance cairan
- Ulang UL dan DL
- Tanda-tanda kegawatan ibu dan janin:
- Tanda-tanda intoksikasi MgSO4
- Tanda-tanda impending eklamsia
- Tanda tanda kegawatan lainnya pada ibu maupun janin
Planning Education
- Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang:
- Kondisi pasien saat ini
- Pemeriksaan yang dilakukan dan terapi yang akan diberikan
- Prognosis dan keadaan pasien
- Komplikasi dari kondisi pasien
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyowati, Sri & Wardani, Anak Agung Eka. (2014) Ekspresi Human
Leukocyte Antigen-G (HLA-G) dan Heat-Shock Protein-70 (Hsp-70)
pada Pertumbuhan Janin Terhambat. Jurnal MKB. 46(1): 22-27
Ward K & Taylor RN. (2015). Genetic factors in the etiology of preeclampsia. In
Taylor RN, Roberts JM, Cunningham FG (eds): Chesley’s Hypertensive
Disorders in Pregnancy, 4th ed. Amsterdam, Academic Press.