Laporan Kasus 3 Muhamad Pondi - I4052201007
Laporan Kasus 3 Muhamad Pondi - I4052201007
Disusun Oleh:
Muhamad Pondi
I4052201007
s. Status Neurologi.
Saraf – saraf cranial
a) Nervus I (Olfactorius) : penghidu : -
b) Nervus II (Opticus) : Penglihatan :
c) Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlearis, Abducens)
Konstriksi pupil : normal
Gerakan kelopak mata : normal
Pergerakan bola mata : normal
Pergerakan mata ke bawah & dalam : normal
d) Nervus V (Trigeminus)
Sensibilitas / sensori : normal
Refleks dagu : normal
Refleks cornea : normal
3. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus berlebihan
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernafasan
4. Rencana Tindakan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
1 Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. atur posisi fowler/semi
bersihan jalan nafas tindakan asuhan fowler untuk
berhubungan dengan keperawatan 2x24 meminimalkan ventilasi.
mukus berlebihan dengan kriteria 2. lakukan fisioterapi dada
DS: hasil: jika perlu
Ibu An R.F mengatakan a. Batuk 3. observasi adanya bunyi
anaknya mengalami berkurang/ nafas tambahan
batuk dan tidak tidak tidak ada 4. monitor tanda-tanda vital
dapat mengeluarkan batuk 5. keluarkan sekret dengan
dahak b. Tidak ada batuk atau suction
DO: mukus 6. kolaborasi pemberian
a. An R.F tampak c. Bunyi terapi uap
batuk ronchi 7. kolaborasi pemberian
b. TTV: berkurang/ti terapi intavena
RR:59x/menit, dak ada
suhu 37,7 C bunyi
c. Terdapat bunyi ronchi
nafas ronchi pada d. TTV
paru lobus kanan normal
(pernapasan
25-
40x/menit)
2 Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan 1. Observasi irama,
nafas berhubungan tindakan asuhan kedalaman, dan kesulitan
dengan keletihan otot keperawatan bernafas.
pernafasan selama 2x24 jam 2. Catat pergerakan dada.
DS: pola nafas kembali 3. Catat ketidaksimetrisan,
Ibu mengatakan anaknya efektif dengan penggunaan otot bantu
mengalami sesak nafas Kriteria hasil: nafas dan retraksi pada
DO: a. Sesak nafas otot supraclavicula
a. Tampak berkurang/ti 4. monitor pola nafas
pernapasan dak sesak (misalnya bradipneu,
cuping hidung b. Tidak ada tekipneu)
b. Tampa retraksi pernapasan 5. atur posisi pasien fowler/
dinding dada cuping semi fowler untuk
c. Penggunaan otot hidung memaksimalkan ventilasi.
bantu nafas c. Tidak ada 6. kolaborasi pemberian O2
d. Terpasang O2 tarikan dan Bronchodilator
masker 5 dinding
liter/menit dada
e. RR: 59x/menit d. Penggunaan
otot bantu
nafas
berkurang/ti
dak ada
penggunaan
otot bantu
dada
5. Implementasi Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Implementasi
1 Ketidakefektifan bersihan 1. mengatur posisi fowler/semi fowler untuk
jalan nafas berhubungan meminimalkan ventilasi.
dengan mukus berlebihan 2. melakukan fisioterapi dada jika perlu
DS: 3. observasi adanya bunyi nafas tambahan
Ibu An R.F mengatakan 4. monitor tanda-tanda vital
anaknya mengalami batuk 5. mengeluarkan sekret dengan batuk atau
dan tidak tidak dapat suction
mengeluarkan dahak 6. mengkolaborasi pemberian terapi uap
DO: 7. mengkolaborasi pemberian terapi intavena
a. An R.F tampak
batuk
b. TTV:
RR:59x/menit,
suhu 37,7 C
c. Terdapat bunyi
nafas ronchi pada
paru lobus kanan
E. Etika Keperawatan
Prinsip etika keperawatan yang dapat diterapkan pada kasus diatas yaitu perawat
memberikan asuhan keperawatan dengan semaksimal mungkin dan bersifat
komprehensif dan memberikan informasi secara menyeluruh namun dengan bahasa
sederhana yang dapat di pahami orang tua maupun keluarga mengenai penyakit
pneumonia yang di alami pasien. prinsip yang digunakan ialah prinsip kebaikan
(beneficience) yang dimana prinsip ini menjelaskan bahwa perawat melakukan yang
terbaik bagiklien, tidak merugikan klien seperti klien mengalami kelemahan fisik secara
umum tidak boleh di paksakan untuk bergerak dalam pemeriksaan (Utami, Agustine, &
Happy, 2016).
DAFTAR PUSTAKA
Adinda, D. (2019). Peran Perawat Dalam Penerapan Keselamatan Pasien di rumah Sakit.
jurnal Keperawatan, 1(1). Retrieved Oktober 30, 2020
Erlinda, V. (2015). Penerapan Model Family-Centered Nursing Terhadap Pelaksanaan Tugas
Kesehatan Keluarga dalam Pencegahan ISPA pada Balita DI wilayah Kerja
Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Kedokteran Yarsi, 23(2),
165-186.
Hairanisa, & Marlina. (2013). Pengetahuan Perawat Pelaksana dan Pencegahan Pneumonia
Pada Pasien Tirah Baring Di RSUDZA Banda Aceh. Idea Nursing Journal, 4(1), 51-
61.
Ludji, Y. A. (2019). Asuhan Keperawatan Pada An. R.F Dengan Pneumonia di Ruang
Kenanga RSUD Prof. Dr.W.Z Johannes Kupang. Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kupang, pp. 1-83.
Telaumbanua, H. T. (2019). Perawat perawat Sebagai Advokat Pasien Dalam Pemberian
Asuhan Keperawatan di Pelayanan Kesehatan. Kajian Ilmiah.
Utami, N. W., Agustine, U., & Happy, R. E. (2016). Etika keperawatan dan keperawatan
Profesional. jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Waluyanti, F. T., Yuliani, E., & Nurhaeni, N. (2016, Juli). Perencanaan Pulang Efektif
Meningkatkan Kemampuan Ibu Merawat Anak Dnegan Pneumonia dirumah. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 19(2), 121-127.