PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara
tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut
merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena
itu, penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah
yang dapat merangsang pikiran atau kesadaran seseorang.
B. RUMUS MASALAH
1
8) Bagaimana Rumusan besar sampel?
9) Bagaimana Teknik sampling probabilitsa?
10)Bagaimana teknik sampling nonprobabilitas?
C. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Populasi
a. Pengertian Populasi
Populasi dalam penelitian merupakan wilayah yang ingin di teliti oleh peneliti.
Seperti menurut Sugiyono (2011:80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.”
Menurut KBBI, “Populasi adalah seluruh jumlah orang atau penduduk di suatu
daerah; jumlah orang atau pribadi yang mempunyai ciri-ciri yang sama; jumlah
penghuni baik manusia maupun makhluk hidup lainnya pada suatu satuan ruang
tertentu; sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber pengambilan
sampel; atau suatu kumpulan yang memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan
masalah penelitian.”
Menurut Husaini Usman, “Populasi ialah semua nilai, baik hasil perhitungan
maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, dari karakteristik tertentu
mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas.”
b. Kriteria Populasi
3
Kriteria Populasi Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut
kriteria/ukuran populasi. Ukuran/ kriteria populasi ada dua, yaitu :
a. Populasi terbatas atau populasi terhingga, yakni populasi yang memiliki batas
kuantitatif secara jelas karena memiliki karakteristik yang terbatas. Misalnya
5.000.000 orang guru SMA pada awal tahun 1985, dengan karakteristik: masa
kerja 2 tahun, lulusan program strata 1, dan lain-lain.
b. Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yakni populasi yang tidak
dapat di temukan batas-batasnya, sehingga tidak dapat di nyatakan dalan bentuk
jumlah secara kuantitatif. Misalnya guru di Indonesia, yang berarti harus
dihitung jumlahnya sejak guru pertama ada sampai sekarang dan yang akan
datang.
1) Biaya, jika ingin meneliti populasi diluar pulau, maka peneliti harus belajar
budaya dan bahasa tempat yang kana dilakukan penelitian agar dapat terjadi
interaksi dengan baik. Keadaan ini memerlukan waktu yang lama sehingga juga
memerlukan biaya yang besar.
2) Praktik, kesulitan dari populasi dalam berperan serta sebagai subyek karena
berasal dari daerah yang sulit dijangkau.
3) Kemampuan orang dalam berpartisipasi dalam penelitian, kondisi kesehatan
seseorang yang menjadi subjek harus dijadikan bahan pertimbangan dalam
penentuan populasi.
4) Pertimbangan desain penelitian, pada penelitian dengan desain eksperimen, maka
diperlukan populasi yang mempunyai kriteria homogenitas dalam upaya untuk
mengendalikan variabel random, perancu, dan variabel lainya yang akan
mengganggu dalam penelitian.
4
keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh
- tumbuhan, gejala - gejala, rata-rata simpangan, variansi , simpangan baku sebagai
parameter populasi. Parameter suatu populasi adalah tetap nilainya, jika nilainya
berubah maka populasinya pun berubah , dan populasi menggunakan seluruh data
menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan .
B. Sampel
a. Pengertian Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari
objek yang merupakan sumber data. Secara sederhana sampel dapat dikatakan,
bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi
tersebut. sebagian dan mewakili dalam batasan di atas merupakan dua kata kunci dan
merujuk pada semua ciri populasi dalam jumlah terbatas pada masing-masing
karakteristiknya.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di teliti oleh peneliti.
Menurut Sugiyono (2011:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Sehigga sampel merupakan bagian dari
populasi yang ada, sehingga untuk pengambilan sampel harus menggunakan cara
tertentu yang didasarkan oleh pertimbangan- pertimbangan yang ada.
b. Kriteria Sampel
Ada dua kriteria sampel yaitu:
1) Kriteria inklusi (kriteria yang layak diteliti) merupakan kriteria dimana subjek
penelitian mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel.
Pertimbangan ilmiah harus menjadi pedoman dalam menentukan kriteria inklusi
(Nursalam, 2003).
5
2) Kriteria eksklusi (kriteria yang tidak layak diteliti) merupakan kriteria dimana
subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat
sebagai sampel penelitian yang penyebabnya antara lain :
- Adanya hambatan etik.
- Menolak menjadi responden.
- Terdapat keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian.
- Terdapat keadaan atau penyakit yang mengganggu pengukuran maupun
interpretasi hasil penelitian.
1) Ukuran populasi terlalu besar. Bila ukuran populasi terlalu besar, rasanya
sangat sulit untuk melakukan penelitian. Penggunaan sampel akan jauh lebih
efektif dan efisien untuk menghasilkan data yang dibutuhkan.
2) Efisiensi biaya. Dalam prosesnya, bisa jadi penggunaan populasi akan
menimbulkan biaya yang sangat besar.
3) Waktu yang lebih cepat. Penelitian menggunakan sampel memungkinkan
penyajian data dalam waktu yang relatif lebih cepat daripada populasi.
4) Sumber daya yang lebih efisien. Sumber daya yang dimaksud adalah hal-hal
pendukung lain seperti peralatan teknologi informasi pengolah data. Untuk
mengolah data populasi dengan jumlah jutaan, tentunya membutuhkan perangkat
penyimpan data dan komputer dengan spesifikasi yang tinggi. Hal ini akan jauh
berbeda bila pendataan dilakukan dalam bentuk sampel.
5) Penelitian yang tidak mungkin menggunakan populasi. Dalam beberapa
contoh penelitian, bisa jadi penggunaan populasi tidak dimungkinkan dan akan
membahayakan objek dari populasi itu sendiri.
6
Sebagai contoh, apakah kita yakin bahwa warna darah manusia itu seluruhnya
berwarna merah? Apakah kita yakin darah yang berada di kepala dan di kaki benar-
benar berwarna merah? Untuk memastikan hal tersebut, kita tidak perlu menyedot
seluruh darah dan memeriksa hasilnya. Cukup mengambil beberapa tetes di setiap
bagian tubuh dan tentunya kita sudah bisa menarik kesimpulan dari hal tersebut.
a) Jenis penelitian
b) Hipotesis
Bila peneliti ingin mendapatkan hasil berupa perbedaan kecil atau hubungan yang
sangat kuat, sebaiknya menggunakan sampel dalam jumlah besar karena subyek yang
kecil umumnya sulit untuk mendeteksi adanya hubungan perbedaan yang kecil secara
signifikan.
c) Keterbatasan dana
7
Biaya penelitian akan membatasi jumlah subyek yang dijadikan sampel. Oleh
karenanya jumlah sampel yang diperlukan harus disesuaikan dengan dana yang
tersedia.
d) Pentingnya hasil
Dalam penelitian eksploratif, jumlah sampel yang kecil dapat diterima karena
peneliti dapat mentolerir kesalahan yang relatif agak besar dari hasil yang diperoleh.
Dalam penelitian yang hasilnya akan dijadikan dasar suatu kebijaksanaan, peneliti
lebih baik menggunakan subyek yang besar, karena kesalahan yang mungkin timbul
dapat ditekan seminimal mungkin.
Sampel yang lebih besar diperlukan dalam penelitian yang memiliki banyak
variabel bebas atau terikat, atau memiliki banyak variabel yang tidak bisa dikontrol.
Bila metode pengumpulan informasi tidak memiliki akurasi yang tinggi atau
konsisten, sampel yang lebih besar akan diperlukan untuk mengimbangi kesalahan
yang muncul dari pengumpulan data.
h) Ukuran populasi
Jika jumlah individu dalam populasi semakin besar, peneliti dapat mengambil
persentase yang lebih kecil untuk dijadikan sampel penelitian.
Ukuran sampel (sample size) adalah jumlah subyek yang dipilih dari populasi
sehingga membentuk sebuah sampel. Ukuran sampel dalam studi epidemiologi harus
cukup besar dalam arti optimal yang memungkinkan peneliti menaksir parameter
dengan akurat, reliabel, dan sekaligus efisien. Beberapa hal menentukan ukuran sampel:
8
b. Tingkat keyakinan (confidence level) penaksiran;
c. Kuasa statistik (statistical power) yang diinginkan;
d. Perkiraan prevalensi penyakit yang akan ditaksir (epidemiologi deskriptif);
e. Perkiraan besarnya pengaruh paparan terhadap penyakit (epidemiologi analitik);
f. Varians dan ukuran populasi
Rumus Slovin adalah sebuah rumus atau formula untuk menghitung jumlah
sampel minimal apabila perilaku dari sebuah populasi tidak diketahui secara pasti.
Rumus ini pertama kali diperkenalkan oleh Slovin pada tahun 1960.
Dengan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
Dengan :
S = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
9
d = Ketelitian / derajad ketetapan (0,05)
C. Teknik Sampel
a. Teknik Sampling Probabilitas
Dalam sampling probabilitas, subyek diturunkan dari populasi yang lebih besar
dengan sejumlah cara dimana probabilitas pemilihan anggota populasi diketahui.
Sampling jenis ini dilakukan untuk mendapatkan kebenaran dalam suatu populasi
melalui kelompok subyek yang lebih kecil (sampel) secara efisien. Ini berarti apa
yang tergambar dari sampel, juga berlaku pada seluruh populasi. Dibawah ini
disajikan macam-macam sampling probabilitas, yaitu:
Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika populasinya homogen dan analisis
penelitiannya cenderung deskriptif dan bersifat umum. Prosedurnya :
10
2) Sampling Sistematis (Sistematis Random Sampling)
Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak memiliki
alat pengambilan data secara random, cara pengambilan sampel sistematis dapt
digunakan. Prosedurnya :
4) Sampling Claster
11
Sampling klaster sama dengan sampling bertingkat dalam hal kelompok
individu yang ditentukan dari populasi, dan subyek diambil dari kelompok tersebut.
Hanya saja sebagai unit sample tersebut adalah kelompok, misalnya sekolah, kelas,
dan wilayah, dan bukan individu. Dalam menggunakan teknik ini, peneliti pertama-
tama memilih unit (kelompok individu) secara acak. Bila unit telah terpilih, individu
yang menjadi anggota unit tersebut secara otomatis dijadikan suyek penelitiannya.
Jika sampel probabilitasnya tidak diperlukan atau tidak sesuai, maka biasanya
digunakan sampling nonprobabilitas. Sampling nonprobabilitas tidak menggunakan
sampling acak jenis apapun. Peneliti biasanya menggunakan subyek yang mudah
didatangi atau yang mewakili sejumlah karakteristik tertentu. Ada tiga macam
sampling probabilitas, yaitu:
Dalam teknik ini pengambilan sampel tidak ditetapkan terlebih dahulu. Peneliti
langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui. Dalam hal ini satu
group dapat digunakan sebagai sampel. Misalnya, penelitian tentang pendapat umum
mengenai pemilu dengan mempergunakan setiap warga negara yang telah dewasa
sebagai unit sampling. Peneliti mengumpulkan data langsung dari setiap orang
dewasa yang dijumpainya, sampai jumlah yang diharapkan terpenuhi.
Pemilihan sampel dalam sampling jenis ini didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang
dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah
diketahui sebelumnya. Berdasarkan pengetahuan peneliti terhadap populasi, penilaian
harus diberikan untuk menentukan kelompok mana yang akan dijadikan sampel yang
dapat memberikan informasi terbaik sejalan dengan topik penelitian. Sebagai contoh,
pada penelitian tentang pengajaran efektif, akan lebih efektif mengamati guru yang
telah berpengalaman dibandingkan dengan mengamati sejumlah sampel dari beberapa
guru. Untuk mempelajari efektivitas sekolah, akan lebih efektif dilakukan dengan
12
mewawancarai pegawai inti, bila dibandingkan dengan mengambil sampel acak dari
seluruh pegawai sekolah.
13