LP Achmad Rizky Zulfitrah Leasa
LP Achmad Rizky Zulfitrah Leasa
ANGINA PECTORIS
Nim : 19180089
1
1. Definisi
mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa
berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul
pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti (Wijaya &
Putri, 2013).
tidak enak yang berulang di dada dan daerah lain sekitarnya yang
Angina pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan
terjadi sebagai respon terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-
pectoris berasal dari bahasa yunani yang berarti “cekikan dada” yaitu
terjadi pada angina terbatas pada durasi serangan dan tisak menyebabkan
2
atau dada sebelah kiri terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-
2. Epidemiologi
2006).
3. Etiologi
oksigen yang lebih pada waktu tertentu, misalnya pada saat bekerja,
makan, atau saat sedang mengalami stress. Jika pada jantung mengalami
Oksigen yang didapat dari proses koroner untuk sel miokard ini, telah
3
1) Arteriosklerosis
3) Anemia berat
4) Artritis
secara tiba-tiba)
a) Diet (hyperlipidemia)
b) Rokok
c) Hipertensi
d) Stress
e) Obesitas
f) Kurang aktifitas
g) Diabetes Mellitus
a) Usia
b) Jenis kelamin
4
c) Ras
d) Herediter
e) Kepribadian tipe A
1) Emosi
2) Stress
5) Terlalu kenyang
6) Banyak perokok
(Kasron, 2012)
4. Patofisiologi
intima arteri besar. Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak akan
5
timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh
darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut,
waktu pasien melakukan aktivitaas fisik yang cukup berat. Pada saat
darah dan oksigen ke otot jantung. Akan tetapi apabila arteri koroner
6
oksigen oksigen menjadi adekut dan sel-sel otot kembali keproses
5. Klasifikasi
timbul lebih lama dari nyeri dada stabil. Pencetus dapat terjadi pada
7
disebabkan oleh rupture plak aterosklerosis, spasmus, thrombus atau
(Kasron, 2012)
b. Nyeri berawal sebagai rasa terhimpit, rasa terjepit atau rasa terbakar
pundak, bahu dan leher kiri, bahkan dapat sampai ke kelingking kiri.
d. Rasa tidak enak dapat juga dirasakan di ulu hati, tetapi jarang terasa di
e. Rasa nyeri dapat disertai beberapan atau salah satu gejala berikut ini :
berkeringat dingin, mual dan muntah, rasa lemas, berdebar dan rasa
8
g. Serangan ini akan hilang bila penderita menghentikan kegiatan fisik
menurun atau serangan datang saat bangun tidur, maka gangguan ini
sesudah kerja fisik yang lebih ringan, misalnya sesudah makan. Ini
melitus.
7. Pemeriksaan Fisik
9
Pemeriksaan fisik biasanya normal pada penderita angina pectoris.
hal lain yangn bisa didapat dari pemeriksaan fisik adalah tanda-tanda
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Elektrokardiografi (EKG)
dari 2 mm, tidak spesifik untuk iskemia, dan dapat disebabkan karena
hal lain. Pada angina tak stabil 4% mempunyai EKG normal, dan pada
b. Ekokardiografi
10
Pemeriksaan ekokardiografi tidak memberikan data untuk
diagnosis angina tak stabil secara langsung. Tetapi bila tampak adanya
2012).
(Kasron, 2012).
d. Pemeriksaan Laboratorium
enzim CPK, SGOT, atau LDH. Enzim tersebut akan meninggi pada
11
Karena pada angina pectoris gambaran EKG sering kali masih
normal, maka seringkali perlu dibuat suatu ujian jasmani. Pada uji
jasmani tersebut dibuat EKG pada waktu istirahat lalu pasien disuruh
ST juga timbul rasa sakit dada seperti pada waktu serangan, maka
dilakukan dengan cara Master, yaitu latihan dengan naik turun tangga
maka akan tampak cold spot pada daerah yang menderita kekurangan
12
istirahat. Pemeriksan ini juga menunjukkan bagian otot jantung yang
9. Diagnostik
yang timbul maupun dari daftar riwayat penderita. Pada Angina Pectoris,
jenis gejalanya dapat berupa nyeri secara khas yang terletak sentral,
retrosternal, bersifat kencang, menekan dan berat. Selain itu Angina akan
timbul lebih cepat saat beraktivitas dalam udara dingin atau setelah
makan. Tetapi Angina dapat juga menghilang dalam beberapa menit jika
beberapa menit. Angina akibat spasme arteri koronaria dapat terjadi kapan
saja. Sedangkan nyeri dada yang timbul dengan tidak jelas, umumnya
bukan angina.
dan berbagai gejala- gejala cemas) dapat disertai dengan nyeri dada
sementara. Nyeri seperti ini, sering terdapat pada dada bagian kiri.
13
keluarga yang menderita penyakit jantung. Hal itu tentu juga menjadi
10. Penatalaksanaan
14
Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk menurunkan
Secara medis tujuan ini dicapai melalui terapi farmakologi dan control
1) Penyekat Beta-adrenergik
Obat ini merupakan terapi utama pada angina. Penyekat beta dapat
15
mencegah terjadinya toleransi dianjurkan memakai nitrat dengan
periode bebas nitrat yang cukup yaitu 8-12 jam. Obat golongan
3) Kalsium Antagonis
11. Komplikasi
c. Aritma kardiak.
d. Hipoksemia
f. Syok kardiogenik
16
12. Prognosis
50% dalam lima tahun. Hal ini jauh lebih tinggi dibandingkan pasien
dengan penyempitan hanya pada salah satu pembuluh darah lainnya. Juga
1. Pengkajian
a. Biodata pasien
4) Riwayat perokok
17
Adanya riwayat keluarga penyakit jantung, DM, hipertensi, stroke dan
dengan aktivitas).
4) Penjalaran rasa nyeri rahang, leher dan lengan dan jari tangan kiri,
5) Gejala dan tanda yang menyertai rasa sakit seperti: mual, muntah
e. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
18
a) Tekanan darah dapat normal, meningkat ataupun menurun.
c) Respirasi meningkat
2) Kepala
3) Leher
4) Thorak
5) Abdomen
19
b) Bising usus normal/menurun
6) Ekstremitas
dan bibir
7) Respon psikologis
8) Pemeriksaan diagnostic
a) EKG
b) Thorak foto
20
(2) Terdapat stenosis aorta
c) Laboratorium
(2) Enzim jantung dan iso enzim: CK, CK-MB (iso enzim
miokardium.
hipokalemia/hiperkalemia.
inflamasi.
21
(6) Kimia: mungkin normal tergantung abnormalitas
2. Pathway
22
3. Diagnosa Keperawatan
(Nanda, 2014)
4. Intervensi
Identifikasi terjadinya faktor pencetus, Membantu membedakan nyeri dada dini dan
bila ada: frekuensi, durasi, intensitas alat evaluasi kemungkinan kemajuan menjadi
dan lokasi nyeri. angina tidak stabil (angina stabil biasanya
berakhir 3 sampai 5 menit sementara angina
23
tidak stabil lebih lama dan dapat berakhir
lebih dari 45 menit.
Evaluasi laporan nyeri pada rahang, Nyeri jantung dapat menyebar contoh nyeri
leher, bahu, tangan atau lengan sering lebih ke permukaan dipersarafi oleh
(khusunya pada sisi kiri. tingkat saraf spinal yang sama.
Letakkan pasien pada istirahat total Menurunka kebutuhan oksigen miokard untuk
selama episode angina. meminimalkan resiko cidera jaringan atau
nekrosis.
Pantau kecepatan atau irama jantung Pasien angina tidak stabil mengalami
peningkatan disritmia yang mengancam hidup
secara akut, yang terjadi pada respon terhadap
iskemia dan atau stress
Panatau tanda vital tiap 5 menit selama TD dapat meningkat secara dini sehubungan
serangan angina dengan rangsangan simpatis, kemudian turun
bila curah jantung dipengaruhi.
24
Kolaborasi: Nitrigliserin mempunyai standar untuk
Berikan antiangina sesuai indikasi: pengobatan dan mencegah nyeri angina selam
nitrogliserin: sublingual lebih dari 100 tahun
Evaluasi status mental, catat terjadinya Menurunkan perfusi otak dapat menghasilkan
bingung, disorientasi. perubahan sensorium.
Catat warna kulit dan adanya kualitas Sirkulasi perifer menurun bila curah jantung
nadi turun, membuat kulit pucat dan warna abu-abu
(tergantung tingkat hipoksia) dan menurunya
kekuatan nadi perifer
25
Mempertahankan tirah baring pada Menurunkan konsumsi oksigen atau
posisi nyaman selama episode akut kebutuhan menurunkan kerja miokard dan
risiko dekompensasi
Pantau dan catat efek atau kerugian Efek yang diinginkan untuk menurunkan
respon obat, catat TD, frekuaensi kebutuhan oksigen miokard dengan
jantung dan irama (khususnya bila menurunkan stress ventricular. Obat dengan
memberikan kombinasi antagonis kandungan inotropik negative dapat
kalsium, betabloker, dan nitras) menurunkan perfusi terhadap iskemik
miokardium. Kombinasi nitras dan penyekat
beta dapat memberi efek terkumpul pada
curah jantung.
Kaji tanda-tanda dan gejala-gejala GJK Angina hanya gejala patologis yang
(Gangguan Jantung Kronis) disebabkan oleh iskemia miokard.penyakit
yang emepengaruhi fungsi jantung emnjadi
dekompensasi.
Penyakit beta, contoh atenolol Obat ini menurunkan kerja jantung dengan
(tenormin); nadolol (corgard); menurunkan frekuensi jantung dan TD
26
propanolol (inderal); esmolal sistolik.
(brebivbloc).
5. Evaluasi
27
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya & Putri. 2013. Keperawatan Medikal Bedah (KMB) 1. Yogyakarta: Nuha
Medika
Perhimpunan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam. 2012. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
(Volume 2). Jakarta: EGC
28