Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

A DENGAN DIAGNOSA POST PARTUM


NORMAL DI RUANG NIFAS RSU PAYANGAN

OLEH :

I Wayan Widyarsana
NIM. 209012655

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2021
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
“ POST PARTUM NORMAL”

ASUHAN KEPERAWATAN PADA : Ny.A


DENGAN DIAGNOSA : POST PARTUM
DI RUANG : NIFAS RSU PAYANGAN
TANGGAL : 21-31 JULI 2021

I. PENGKAJIAN
a. IDENTITAS PASIEN PENANGGUNG/ SUAMI
Nama : Ny. A Nama : Tn. B

Umur : 30 Tahun Umur : 31 Tahun

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pegawai swasta

Status perkawinan : Menikah Alamat : Gianyar

Agama : Hindu

Suku : Indonesia

Alamat : Gianyar

No. CM : 0009993321

Tanggal MRS : 22 Juli 2021

Tanggal Pengkajian : 22 Juli 2021

Sumber informasi : Pasien dan suami

b. ALASAN DIRAWAT
1. Alasan MRS
Pasien mengatakan air ketubannya pecah

2. Keluhan saat dikaji


Pasien mengatakan nyeri pada luka jaritannya
c. RIWAYAT OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
1. Riwayat Menstruarsi :

 Menarche : umur 14 tahun Siklus :teratur ( ) tidak ( )


 Banyaknya : 20 – 25 cc perhari
 Lama : 6 hari
 Keluhan : tidak ada keluhan
 HPHT : 12 September 2020
2. Riwayat pernikahan

 Menikah : 1 kali Lama : 5 tahun


3. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu : 1 kali
Anak ke Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Anak
N Thn Umur Penyulit Jenis Penolong Penyulit laserasi infeksi Perdarahan Jenis BB Pj
o kehamilan kelamin

1 2016 38 T idak Normal Dokter T idak T idak T idak T idak ada Laki- 3500 50
minggu ada Bidan ada ada ada laki gr cm

4. Riwayat kehamilan saat ini


Status Obstetrikus :
 G2P1A0H2 UK : 37 minggu
 TP : 22 Juli 2021
 ANC kehamilan sekarang : berdasarkan hasilmanamnesa didapatkan
kehamilan ibu sekarang adalah kehamilan ke dua, tidak pernah
mengalami abortus. Dari perhitungan tiap trimester didapatkan
Trimester I : mual (+) muntah (+) tekanan darah tinggi (-)

Trimester II : mual (+) agak berkurang, masalah lain (-)

Trimester III : -

5. Riwayat keluarga berencana


 Akseptor KB : tidak ada
 Jenis : tidak ada
 Lama : tidak ada
 Masalah : tidak ada
6. Riwayat kelahiran, persalinan, nifas yang lalu : 1 kali
Anak ke Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Anak
N Thn Umur Penyulit Jenis Penolong Penyulit laserasi infeksi Perdarahan Jenis BB Pj
o kehamilan kelamin

1 2016 38 T idak Normal Dokter T idak T idak T idak T idak ada Laki- 3500 50
minggu ada Bidan ada ada ada laki gr cm

d. POLA FUNGSIONAL KESEHATAN


 Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan : Pasien mangatakan
kesehatan adalah ketika pasien mampu beraktifitas dengan baik. Pasien
mengatakan hidup sederhana sebagai ibu rumah tangga dan suaminya yang
bekerja sebagai pegawai swasta. Pasien mengatakan jika sakit pasien
biasanya hanya membeli obat diwarung terdekat dan berobat ke rumah
sakit jika keluhannya tidak kunjung sembuh. Pada saat kehamilan pasien
mengatakan rutin untuk melakukan pemeriksaan ke dokter setiap bulan.
 Nutrisi : Pasien mengatakan lapar dan haus, pasien sudah mampu
menghabiskan 1 porsi bubur yang diberikan oleh rumah sakit dengan
sedikit – sedikit. Pasien mengatakan minum air  1-2 gelas/ hari atau sama
dengan  500cc perhari dengan sedikit – sedikit tetap sering, pasien
mengatakan mengalami penurunan badan setelah melahirkan dimana saat
ini BB pasien 55 kg, Tb 160 cm, LLA 23 cm. Pasien mengatakan
mendapatkan diet bubur, lingkungan di sekitar ruangan pasien bersih dan
tidak terlalu banyak pengunjung, pasien mengeluh lelah dengan hasil IMT
17,6.
 Pola eliminasi :
 BAB : Pasien mengatakan 4 jam setelah melahirkan pasien sudah BAB
1 kali dengan konsistensi lembek, berwarna coklat kekuningan dengan
bau yang khas ada nyeri saat BAB karena jaritannya, BAB bercampur
darah dari vagina.
 BAK : Pasien mengatakan setelah melahirkan sudah BAK sebanyak 2
kali setelah 6 jam dengan pancaran urine kuat, warna kuning jernih,
dengan bau yang khas, produksi urine 200 cc. Pasien mengatakan
urine bercampur darah dan tidak ada lendir dan nanah. Pasien
mengatakan setelah BAK pasien lebih merasa lega dan sedikit neri pada
jaritan luka episiotomi pasien tidak menggunakan kateter urine.
 Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4

Makan/ minum 

Mandi 

Toileting 

Berpakaian 

Mobilisasi ditempat tidur 

Berpindah 

Ambulasi ROM 
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total.

 Oksigensi : pasien mengatakan tidak pernah mengalami sesak selama


kehamilan
 Pola Tidur dan istrahat : Pasien mengatakan mendapatkan tidur yang cukup
pasien mendapatkan tidur kurang lebih 5-7 jam perhari. Sesekali pasien
terbangun karena ingin BAK. Pada saat siang hari pasien mendapatkan
tidur hanya selama 1 jam karena pasien terbiasa untuk tidur siang.
 Pola perseptual : Pasien mengatakan merasa bersyukur dan merasa senang
menjadi seorang ibu.
 Pola persepsi diri :
 Citra tubuh : pasien mengatakan tidak memiliki masalah atau perubahan
terhadap citra pandang dirinya. Pasien tampak berpenampilan sederhana
dengan menggunakan daster hamil. Pasien mengatakan tidak memiliki
masalah terhadap bentuk atau ukuran dari bagian tubuhnya.
 Harga diri : pasien mengatakan tidak merasa malu meskipun harus dirawat
di rumah sakit saat ini.
 Peran : pasien mengatakan saat ini pasien harus dirawat karena setelah
melahirkan dan tidak dapat mengurus rumah seperti biasanya
 Identitas : walaupun pasien dirawat pasien tidak kehilangan indentitasnya
yaitu sebagai sosok yang ramah terhadap orang lain disekitarnya.
 Ideal diri : pasien mengatakan berharap cepat bisa pulang dan bisa
beraktifitas seperti biasa kembali.
 Pola seksual dan reproduksi : pasien mengatakan sudah menikah dan sudah
memilki anak pertama dan anak kedua yang saat ini telah dilahirkan
dengan suaminya dan pasien tidak menggunakan kateterisasi urine.
 Pola peran-hubungan : pasien mengatakan tidak memiliki masalah dalam
peran dan hubungannya masih baik di dalam keluarga, masyarakat
dilingkungan sekitarnya.
 Pola manajemen koping stress : pasien mengatakan jika mengalami stress
dan banyak pikiran pasien akan menceritakannya kepada suaminya dan
untuk mengurangi stress yang dialami biasanya pasien dan keluarga akan
melakukan rekreasi seperti kepantai.
 Sistem nilai dan keyakinan : pasien mengatakan biasanya melakukan
persembahyangan ke merajan 2 kali sehari dan setelah melahirkan pasien
hanya mampu berdoa di tempat tidur.
e. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum

- GCS : verbal: 5 Psikomotor: 6 Mata : 4


- Tingkat kesadaran : komposmentis
- Tanda-tanda Vital : TD : 100/70 mmHg, N: 95 x/mnt, RR : 20 x/mnt,
0
T: 37 C
- BB :55 kg TB : 160 cm LILA : 23
Head to toe

Kepala Wajah
 Inspeksi : bentuk kepala normal, warna rambut hitam bercampur, ada
ketombe, distribusi rambut merata, bentuk wajah simentris, pasien tampak
meringis, lelah, gelisah dan pucat, mukosa bibir kering.
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada area kepala dan wajah, tidak ada
benjolan, tidak ada nodul ataupun lesi pada area kepala serta pada saat
dipegang tidak ada rambut rontok.
Leher

 Inspeksi : bentuk leher simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid


 Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada leher, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada pembesaran vena jugularis

 Jantung
 Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat, bentuk dada simetris, tidak ada
pembesaran atau kardiomegali
 Palpasi : iktus cordis teraba pada linea midclavicularis sinistra pada ics 5
 Perkusi : terdengar suara perkusi jantung dullness
 Auskultasi : bunyi jantung S1 terdengar kuat dan irregular dan S2
terdengar kuat, tidak ada suara tambahan pada jantung.
 Paru- paru
 Inspeksi : pengembangan dada simetris saat inspirasi dan ekspirasi, tidak
terdapat kelainan bentuk pada dada
 Palpasi : tidak terdapat benjolan, teraba adanya ictus cordis
 Perkusi : terdengar suara sonor
 Auskultasi : terdengar suara vesikuler
Abdomen : uterus teraba lunak

 Linea : terdapat linea nigra Satriae : tidak ada


 TFU : 2 jari dibawah pusar
 Kontraksi :-
 Diastasi rectus abdominis : tidak ada
 Bising usus : 12 x/mnt
Genetalia

 Kebersihan : genetalia dalam keadaan bersih, pasien mengatakan


nyeri karena adanya luka jaritan episiotomy, nyeri yang dirasakan seperti
tersayat sayat, dengan skala nyeri 5 dengan waktu timbul setiap 3 detik,
adanya pengeluaran darah 300cc perhari sampai merembes ke laken
 Lokhea : rubra
 Karakteristik :terdiri dari darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,
sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekoneum
Perineum dan anus

 Perineum : REEDA : adanya kemerahan pada perineum karena


luka jaritan episiotomy, adanya pembengkakan, adanya perdarahan yang
keluar dari vagina.
 Hemoroid : tidak ada hemoroid
Ekstremitas :
 Atas : kedua tangan tampak simetris antara kiri dan kanan,
tidak ada bekas luka pada tangan
 Oedema : tidak ada oedema pada tangan
 Varises : tidak ada varises
 CRT : < 2 detik
 Bawah: kedua kaki simetris antara kiri dan kanan, tidak ada bekas
luka pada kedua kaki
 Oedema : tidak ada oedema pada kedua kaki
 Varises : tidak ada varises
 CRT : < 2 detik
 Tanda homan : tidak ada
 Pemeriksaan Reflek: reflek patella

positif f. DATA PENUNJANG

 Pemeriksaan Laboratorium : pemeriksaan laboratorium darah pada


tanggal 22 Juli 2021
Darah lengkap
Hemoglobin 11,00 gr% 11,00-13,00 L
Hematokrit 36,0 % 36,0-44,0 L
Eritrosit 3,71 jt/mmk 3,60-5,00
MCH 27,80 pg 23,00-31,00
MCV 82,00 fl 77,00-101,00
MCHC 33,90 g/dl 8,00-36,00
Leukosit 11,40 ribu/mmk 6,00-18,00
Trombosit 200,0 ribu/mmk 150,0-400,0 H

 Pemeriksaan radiologik : tidak dilakukan pemeriksaan radiologi

g. DIAGNOSA
MEDIS G2P1A0H2
h. PENGOBATAN
No Tanggal awal Nama Dosis Rute Indikasi
diberikan
1. 22 Juli 2021 Paracetamol 2x500 Oral Menurunkan demam
mg dan meredakan nyeri

II. ANALISA DATA


DATA ETIOLOGI MASALAH

DS : pasien mengatakan Post partum normal Nyeri akut


nyeri pada luka jaritannya,
Trauma jalan lahir
nyeri yang dirasakan seperti
tersayat sayat, dengan skala Episiotomy
nyeri 5 Dengan waktu
Terputusnya inkontinuitas
timbul setiap 3 detik
jaringan
Luk
DO : adanya a jaritan
Luka jaritan
episiotomy Pada vagina,
pasien tampak meringis, Nyeri akut
gelisah, pasien tampak
pucat, nadi 95x/mnt.

DS : pasien mengeluh lemas Post partus normal Risiko


hipovolemia
DO : pasien tampak gelisah, Kontraksi uterus
pasien Tampak pucat,
Robekan jalan lahir
mukosa bibir kering, adanya
pengeluaran darah 300 cc Perdarahan
perhari sampai merembes
Volume darah menurun
ke laken, uterus teraba
lunak. Risiko hipovolemia
Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas :

1. Nyeri akut berhubungan dengan luka episiotomy ditandai dengan pasien


mengatakan nyeri pada vagina karena luka jaritan episiotomy, nyeri yang
dirasakan seperti tersayat sayat, dengan skala nyeri 5 dengan waktu timbul
setiap 3 detik, pasien tampak meringis, gelisah, pasien tampak pucat, nadi
95x/mnt.
2. Risiko hipovolemia berhubungan dengan perdarahan pasca post partum
ditandai dengan pasien mengeluh lemas, pasien tampak gelisah, pasien tampak
pucat, mukosa bibir kering, adanya pengeluaran darah 300 cc perhari sampai
merembes ke laken, uterus teraba lunak.

III. RENCANA KEPERAWATAN

Hari/Tgl / No Rencana Keperawatan

jam Dx
Tujuan dan kreteria hasil Intervensi Paraf

Kamis, 1 Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau TTV


22 Juli 2021 keperawatan selama 2 x 24 2. Kaji karakteristik nyeri
Pukul 08.00 jam diharapkan nyeri pasien (PQRST)
Wita berkurang, dengan kriteria 3. Kaji kontraksi uterus,
hasil: proses involusi uteri.
1. TTV dalam batas normal 4. Anjurkan pasien untuk
 TD : 100-130 /60- membasahi perineum
90 mmHg dengan air hangat
 Nadi:60-100 sebelum berkemih.
x/menit 5. Anjurkan dan latih pasien
o
 Suhu : 36,5-37,5 C cara merawat payudara
 RR : 16-20 x/menit secara teratur.
2. Pasien mengatakan nyeri 6. Jelaskan pada ibu tetang
berkurang teknik merawat luka
3. Skala nyeri berkurang perineum
4. Pasien tampak rileks, 7. Ajarkan klien teknik
ekspresi wajah tenang relaksasi dan distraksi
(teknik napas panjang
dan dalam, mengalihkan
perhatian).
8. Kolaborasi dengan
dokter tentang pemberian
analgesic

Kamis, 2 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV setiap 4


22 Juli 2021 keperawatan selama 2 x 24 jam
Pukul 08.00 jam diharapkan tidak ada 2. Monitor tanda-tanda dan
Wita tanda- tanda perdarahan, gejala dehidrasi
dengan kriteria hasil: 3. Monitor nila i
1. Tidak ada distensi Hemoglobin dan
abdominal hematkorit
2. Ttv dalam batas normal 4. Pantau cairan masuk dan
3. Tidak pucat cairan keluar setiap 8
4. Perdarahan pervagina jam.
tidak lebih dari 500 cc 5. Pertahankan bed rest
5. Hemoglobin dan selama perdarahan aktif
hematkorit dalam batas 6. Anjurkan pasien untuk
normal minum air ±2500cc
6. Tidak ada tanda-tanda perhari
risiko syok 7. Lakukan massage uterus
IV. IMPLEMENTASI
Hari/Tgl/J No. Implementasi Evaluasi Proses Paraf
Am Dx

Kamis, 1,2 Memantau TTV setiap 4 Ds :pasien mengatakan


22 Juli 2021 jam lemas dan nyeri
Pukul
Do : pasien tampak
08.00 wita
meringis dengan TTV :
nadi 95x/mnt, suhu
0
37 C, RR 20 x/mnt, Td
100/70 mmHg

Pukul Mengkaji karakteristik Ds : nyeri pada vagina


1
09.00 wita nyeri (PQRST) karena luka jaritan
episiotomy, nyeri yang
dirasakan seperti
tersayat sayat, dengan
skala nyeri 5 dengan
waktu timbul setiap 3
detik

Do: pasien tampak


meringis, gelisah, pasien
tampak pucat, nadi
95x/mnt.

Pukul 2 Memonitor tanda-tanda Ds : pasien mengatakan


11.00 wita dan gejala dehidrasi lemas

Do : pasien tampa pucat,


mukosa bibir kering,
perdarahan 300 cc
perhari

Menganjurkan pasien Ds :pasien mengatakan


Pukul 2
untuk minum air ±2500cc mengerti
13.00 wita perhari
Do :pasien tampak
mengerti tentang
anjuran perawat

Pukul Ds : pasien mengatakan


Mengajarkan klien teknik
15.00 wita mengerti dan memahami
1 relaksasi dan distraksi
apa yg diajarkan
(teknik napas panjang dan
dalam, mengalihkan Do : pasien tampak
perhatian). mngerti dan memahami
apa yang di ajarkan oleh
perawat

Pukul Mendelegasikan dengan Ds :pasien mengatakan


17.00 wita 1 dokter tentang pemberian nyeri
analgesic
Do : pasien tampak
meringis

Melakukan massage Ds :pasien mengatakan


Pukul 2
uterus keluar darah
20.00 wita
Do : pasien tampak
meringis

Memonitor TTV setiap 4


Pukul 1,2 jam Ds : pasien mengtakan
21.00 wita nyeri dan lemas

Do : pasien tampak
pucat dan tampak
meringis dengan TTV :
nadi 95x/mnt, suhu
0
37 C, RR 20 x/mnt, Td
100/70 mmHg

Mempertahankan bed rest


Pukul selama perdarahan aktif Ds : pasien mengatakan
2
22.00 wita mengerti

Do : pasien tampak
mengerti dan memahami
apa anjuran perawat

Jumat, 1,2 Memantau TTV setiap 4 Ds :pasien mengatakan


22 Juli 2021 jam masih lemas dan nyeri
Pukul
Do : pasien tampak
08.00 wita
meringis dengan TTV :
nadi 85x/mnt, suhu
0
37 C, RR 20 x/mnt, Td
110/80 mmHg
Pukul
Mengkaji karakteristik Ds : nyeri pada vagina
09.00 wita 1
nyeri (PQRST) karena luka jaritan
episiotomy, nyeri yang
dirasakan seperti
tersayat sayat, dengan
skala nyeri 4 dengan
waktu timbul setiap 10
detik

Do: pasien tampak


masih meringis, gelisah,
pasien tampak masih
pucat, nadi 85x/mnt.

Pukul Memonitor tanda-tanda Ds : pasien mengatakan


2 dan gejala dehidrasi masih lemas
11.00 wita

Do : pasien tampak
pucat, mukosa bibir
kering, perdarahan 200
cc perhari

Pukul 2
Menganjurkan pasien Ds :pasien mengatakan
13.00 wita untuk minum air ±2500cc
mengerti
perhari
Do :pasien tampak
mengerti tentang
anjuran perawat

Pukul 1 Mengajarkan klien teknik Ds : pasien mengatakan


15.00 wita relaksasi dan distraksi mengerti dan memahami
(teknik napas panjang dan apa yg diajarkan
dalam, mengalihkan
Do : pasien tampak
perhatian).
mngerti dan memahami
apa yang di ajarkan
Pukul 1 Mendelegasikan dengan Ds :pasien mengatakan
17.00 wita dokter tentang pemberian nyeri berkurang
analgesic
Do : pasien tampak
tidak meringis lagi

Pukul 2 Melakukan massage Ds :pasien mengatakan


keluar darah
20.00 wita uterus
Do : pasien tampak tidak
meringis

Pukul 1,2 Memonitor TTV setiap 4 Ds : pasien mengatakan

21.00 wita jam nyeri berkurang dan


masih lemas

Do : pasien tampak
pucat dan tampak tidak
meringis dengan TTV :
nadi 85x/mnt, suhu
0
37 C, RR 20 x/mnt, Td
120/70 mmHg

Pukul 2 Mempertahankan bed rest


Ds : pasien mengatakan
22.00 wita selama perdarahan aktif
mengerti
Do : pasien tampak
mengerti dan memahami
apa anjuran perawat
Sabtu, 1,2 Memantau TTV setiap 4 Ds :pasien mengatakan
23 Juli jam tidak lemas dan nyeri
2021
berkurang
Pukul
08.00 wita Do : pasien tampak lebih
baik dengan TTV : nadi
0
80x/mnt, suhu 37 C, RR
20 x/mnt, Td 120/80
mmHg

1 Mengkaji karakteristik Ds : nyeri pada vagina


Pukul
nyeri (PQRST) karena luka jaritan
08.30 wita
episiotomy, nyeri yang
dirasakan seperti
tersayat sayat, dengan
skala nyeri 3 dengan
waktu timbul setiap 10
detik

Do: pasien tampak tidak


meringis lagi, tidak
gelisah, pasien tampak
tidak pucat, nadi
80x/mnt.

Memonitor tanda-tanda
2 Ds : pasien mengatakan
Pukul
dan gejala dehidrasi lebih baik
09.00 wita Do : pasien tampak tidak
pucat, mukosa bibir
lembab, perdarahan 200
cc perhari
V. EVALUASI
Hari/Tgl/Jam No Evaluasi Hasil Paraf
Dx

Minggu, 1 S : pasien mengatakan nyerinya berkurang, nyerinya


24 Juli 2021 dirasakan seperti tersayat sayat, pasien mengatakan
nyeri berkurang dengan skala 3 dengan waktu
Pukul 08. 00
hilang timbul
Wita
O : pasien tampak lebih relaks, adanya luka jaritan
episiotomy pada vagina, pasien tampak tidak
0
pucat,dengan hasil TTV : nadi 80x/mnt, suhu 36 C,
RR 20 x/mnt, Td 120/80 mmHg

A : masalah teratasi

P : lanjutkan intervensi pertahankan kondisi pasien

Minggu, 2 S : pasien mengatakan lebih baik


24 Juli 2021
O : tpasien tampak lebih tenang, pasien tidak pucat
Pukul 08. 00 lagi,mukosa bibir lembab, tidak ada tanda-tanda
Wita dehidrasi, pengeluaran darah 200 cc/hari dengan
uterus sudah teraba lunak dan sudah dilakukan
massage uterus, dengan pengeluaran lochea
sanguinolenta yaitu lochea berwarna merah
kekuningan berisi darah dan lendir

A : masalah teratasi

P :hentikan intervensi pertahankan kondisi pasien

Anda mungkin juga menyukai