Anda di halaman 1dari 2

HASIL

1. Karakteristik Dasar

Berdasarkan tabel karakteristik pasien, tercantum dari 68 pasien, 48 menerima levosimendan sedangkan
21 lainnya menerima pengobatan dengan plasebo. Kedua kelompok tersebut memiliki sifat yang sama
secara demografis dan karakteristik klinis. Akan tetapi pasien pada kelompok levosimendan cenderung
memiliki umur yang lebih tua dan fungsi ginjal yang lebih baik dibandingkan kelompok plasebo.

2. Administrasi obat

Sebagaimana yang tercantum dalam jurnal, jumlah pasien yang menerima obat setiap siklus terjadwal
berbeda-beda . Obat diberikan dalam 6 siklus berupa pemberian infus intravena ( 0.2 𝜇g/kg/menit tanpa bolus)
selama 6 jam setiap 2 minggu dalam 12 minggu. Dari 69 pasien, hanya 61 pasien (88%) yang menerima obat
melalui infus secara komplit dalam 6 siklus.

3. Outcome primer

Analisis outcome primer dilakukan dengan mengevaluasi kadar NT-proBNP pasien. Berdasarkan hasil
analisis AUC yang disesuaikan dengan baseline menunjukkan kadar NT-proBNP (dalam pg.day/mL)
secara signifikan lebih rendah pada pasien yang diobati dengan levosimendan daripada di kelompok
plasebo. Selain itu, penurunan tingkat NT-proBNP yang tidak disesuaikan dari baseline sampai akhir
pengobatan juga menunjukkan secara signifikan penurunan lebih besar di kelompok levosimendan
dibandingkan dengan kelompok plasebo (P 0,007). Proporsi pasien yang mengalami penurunan tingkat
NT-proBNP yang relevan secara klinis (> 25% dari nilai baseline) secara signifikan lebih tinggi (P 0,002, uji
Fisher) di levosimendan (48%) dibandingkan pada kelompok plasebo (9%).

4. Outcome Sekunder
Outcome Sekunder dinilai dalam bentuk evaluasi keamanan obat, kejadian klinis, dan health related
quality of life (HRQoL). Kejadian peristiwa terminal (transplantasi jantung, implan LVAD atau kematian)
adalah 48% (n = 10) di kelompok plasebo dan 31% (n = 15) di kelompok levosimendan (P = 0,303).
Pasien dalam kelompok levosimendan mengalami penurunan tingkat rawat inap karena gagal jantung
secara signifikan (HR 0,25, 95% CI 0,11-0,56; P = 0,001) dibandingkan dengan pasien pada kelompok
plasebo.

Adapun analisis untuk aspek keamanan dan tolerabilitas obat menunjukkan tidak ada perbedaan yang
signifikan antar kelompok dalam kejadian efek samping serius, efek samping tidak serius atau efek
samping terkait obat. Proporsi pasien yang membutuhkan pengurangan dosis atau penghentian infus
karena hipotensi arteri (<80mmHg atau <100mmHg dengan gejala) lebih besar di levosimendan
dibandingkan pada kelompok plasebo, tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistic dengan
kelompok palsebo. Berdasarkan hasil analisis tanpa imputasi setelah 6 bulan masa follow up, pasien
yang menggunakan levosimendan memiliki tingkat kesembuhan yang lebih cenderung meningkat
setidaknya satu kelas NYHA (OR 4.3, 95% CI 1.1–18.3; P = 0,042). Pasien kelompok levosimendan juga
cenderung tidak mengalami penurunan health related quality of life (HRQoL) yang signifikan secara
klinis.
DISKUSI
Dalam penelitian ini, pengobatan infus levosimendan memberikan dampak positif pada pasien. Hasil
tersebut dapat terjadi dikarenakan pemberian levosimendan yang diberikan secara berangsur-angsur
rmemberikan adanya efek hemodinamik yang menyebabkan penurunan kadar pro-NT-BNP dan efek
kardioprotektif yang memperlambat perkembangan penyakit pada pasien.

Hasil penelitian kami hampir serupa dengan hasil yang dilaporkan dalam studi LevoRep. Perbedaannya,
pada hasil studi LevoRep tidak didapatkan penurunan signfikan pada kadar NT-proBNP, hal tersebut
kemungkinan terjadi karena jumlah siklus pengobatan pada penelitian kami lebih besar (6 siklus) dibandingkan
dalam studi LevoRep (4 siklus). Adapaun pada penelitian lain sebelumnya pada pasien gagal jantung akut
menunjukkan pemberian levosimendan dikaitkan dengan peningkatan jumlah kejadian fatal yang tidak
signifikan dibandingkan dengan plasebo. Hal tersebut berbeda dengan hasil penelitian kami, penelitian
kami menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang ditemukan pada angka kejadian buruk, baik serius
maupun tidak serius antar kelompok dan proporsi kematian cenderung lebih rendah pada kelombok
levosimendan daripada dalam kelompok plasebo meskipun hasil ini tidak signifikan. Tingkat keamanan
dan tolerabilitas levosimendan pada hasil penelitian kami sejalan dengan yang dilaporkan dalam studi
LevoRep. Berdasarkan hasil tersebut, pemberian infus levosimendan selama 6 jam yang berulang pada
pasien gagal jantung lanjut dapat menjadi pendekatan yang layak dilakukan.

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi perbedaan kadar NT-proBNP antara dua kelompok
pengobatan. Namun, penelitian kami tidak mengevaluasi perbedaan dalam kejadian klinis, gejala dan
hasil yang dilaporkan pasien. Walaupun tidak ada hasil yang menunjukkan adanya bahaya pengobatan,
studi yang jauh lebih besar dan memadai diperlukan untuk memastikan levosimendan tidak berefek
pada hipotensi, aritmia dan kematian dibandingkan plasebo dan untuk memastikan efeknya pada
kondisi klinis pasien.

KESIMPULAN
Studi ini menunjukkan bahwa pemberian levosimendan secara berangsur-angsur pada pasien rawat
jalan dengan gagal jantung sistolik lanjut aman, dapat menurunkan kadar peptida natriuretik dan
terbukti memberikan manfaat klinis secara signifikan. Akan tetapi studi yang lebih besar diperlukan
untuk memastikan keamanan, efikasi, pengaruhnya terhadap klinis dan hasil yang dilaporkan pasien dari
pemberian levosimendan.

Anda mungkin juga menyukai