Kelompok Tutorial 14
Fakultas Kedokteran
2021
Kasus 3
Analisis Anamnesis
Pada hasil anamnesis didapatkan data berupa identitas pasien, keluhan
utama, faktor pemicu keluhan, keluhan pada sistem organ lainnya dan riwayat
penyakit a degenrasi pada sistem vestibuler. Jumlah neuron di nucleus vestibularis
berkurang, deformasi dinding labirin, deposisi debris di kupula, dan fragmentasi
otokonia juga sering terjadi. Hal tersebut mendasari mengapa angka kejadian
vertigo meningkat seiring dengan pertambahan usia (Jusuf, 2014).
Pasien mengeluhkan adanya gangguan pendengaran berupa tinnitus atau
perasaan mendengar bunyi tanpa ada rangsangan suara dari luar, berupa suara
berdenging, bergemuruh, atau variasi lainnya. Hal ini dapat terjadi dikarenakan
fluktuasi yang abnormal pada cairan endolimfe mengakibatkan degradasi pada sel-
sel rambut sehingga terjadi gangguan pada input sensoris terhadap saraf
vestibulokoklearis, oleh karena itu sistem saraf pusat beradaptasi dengan cara
meningkatkan aktivitas saraf pada korteks auditorius di otak. Keluhan juga disertai
mual akibat inhibisi tonus intestinum dan muntah yang timbul akibat aktivasi pusat
muntah pada batang otak secara tidak langsung akibat aktivasi reseptor H1 dan M1
pada regio vestibular. Keringat dingin muncul akibat kegiatan berlebihan dari
sistem saraf otonom (Becker, 2010; Jusuf, 2014).
Riwayat asma persisten ringan dapat menjadi faktor resiko munculnya
keluhan vertigo pada pasien. Pasien dengan penyakit meniere memiliki angka
hipersensitivitas lebih tinggi dibandingkan orang normal. Hal ini menunjukkan
bahwa reaksi alergi dapat memicu kondisi rekasi imunitas berupa hidrops
endolimfatik pada telinga bagian dalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kadar hormon yang berkaitan dengan stress seperti antidiuretik dan katekolamin
meningkat dalam kondisi hidrops endolimfatik. Hormon tersebut mengubah
dinamika cairan telinga bagian dalam sehingga mengakibatkan disfungsi pada
system vestibuli dan auditori. Sebaliknya, serangan vertigo juga mengakibatkan
penderita mengalami kecemasan sehingga memperburuk gejala yang terjadi (Orji,
2014; Pyykko & Hardy, 2020)
Analisis Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 130/85 mmHg
menunjukkan pasien sudah masuk dalam kategori prehipertensi, nadi 98 x/menit
masih dalam rentang normal, frekuemsi napas 22 x/menit menunjukkan adanya
percepatan laju napas, dan suhu 36,5°C masih dalam batas normal. Berdasarkan
hasil tersebut, pasien mengalami prehipertensi dimana hal ini dapat menjadi faktor
tercetus nya kondisi hidrops limfatikus. Pada pasien berusia > 50 tahun faktor resiko
vaskular seperti hipertensi lebih sering terjadi (Nakashima et al., 2016).
Pada pemeriksaan nervus kranialis terdapat hasil yang abnormal pada
nervus kranialis I, II, VIII. Pemeriksaan nervus kranialis I dilakukan untuk menilai
fungsi indra penciuman, nervus kranialis II abnormal kemungkinan dikarenakan
adanya gangguan presbiop dimana pasien tidak mampu melihat benda dekat dengan
jelas dan perlu dibantu dengan koreksi lensa sferis +0.5. Pemeriksaan nervus
kranialis VIII kemungkinan menunjukkan hasil abnormal, pada penyakit meniere
pemeriksaan tes weber, ters schwabach, dan tes rinne akan menunjukkan hasil tuli
sensorineural (Pribadi, 2009)
Pemeriksaan koordinasi berupa pemeriksaan Romberg dan tes jalan tandem
dilakukan untuk menilai fungsi dari faktor motorik, sensorik dan sinergik dalam
melakukan gerakan. Pada pemeriksaan Romberg penderita diminta berdiri dengan
kedua tumit saling merapat dengan mata terbuka kemudian penderita diminta
menutup matanya, hasil tes Romberg positif dikarenakan penderita jatuh pada satu
sisi. Tes jalan tandem dilakukan dengan meminta penderita berjalan pada satu garis
lurus di atas lantai, satu tumit ditempatkan langsung di depan ujung jari kaki yang
berlawanan, baik dengan mata terbuka atau tertutup, hasil tes jalan tandem positif,
penderita jatuh pada satu sisi (Panduan Keterampilan Medik Blok 3 . 6 , 2021)
Analisis Diagnosis
Pada pasien tersebut didapatkan keluhan pusing berputar yang dipicu oleh
perubahan kepala dan berlangsung singkat disertai keluhan mual, muntah, keringat
dingin, dan tinnitus. Pada pemeriksaan nervus kranialis terdapat hasil abnormal
pada nervus I, II, dan XIII disertai adanya hasil positif pada pemeriksaan
koordinasi. Hal tersebut mengarah pada diagnosis probable meniere disease, hal ini
didasarkan pada kriteria diagnosis penyakit meniere menurut American Academy
of Otolaryngology Head and Neck Surgery (AAO-NHS) (Tanto et al., 2014).
Analisis Penatalaksanaan
Diuretik mengurangi jumlah natrium total tubuh dan volume air yang berada
didalam tubuh. Sesuai dengan patologi meniere, terdapat peningkatan cairan
endolimfa di telinga bagain tengah sehingga menyebabkan adanya pusing berputar,
sakit pada telinga, dan ketulian. Obat ini bekerja dengan meningkatkan sekresi
natrium dan air di tubuh sehingga mengurangi jumlah cairan dalam tubuh secara
umum dan juga cairan endolimfa pada telinga bagian dalam. Pada penyakit
meniere, diuretik yang sering digunakan adalah hydrochlorotiazide (HCTZ) dari
golongan thiazide. Thiazide memblokade kanal transporter Na-Ca sehingga
menghambat reabsorpsi NaCl pada duktus kolektivus distal,sehingga Na yang
otomatis akan menarik air tidak akan di reabsorbsi sehingga mengurangi volume
air pada tubuh. Obat ini lebih sering digunakan daripada furosemide karena lebih
aman, efektif dan resiko yang menyebabkan hipotensi jauh lebih rendah (Katzung
et al., 2018).
Saat ini, antidepresan golongan trisiklik digunakan pada kasus depresi yang
tidak responsif terhadap pengobatan antidepresan yang lebih umum digunakan
seperti SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors) dan SNRI (Serotonin-
Norepinephrine Reuptake Inhibitors). Selain sebagai obat depresi, trisiklik juga
memiliki kegunaan lain untuk pengobatan vertigo, nyeri, enuresis dan insomnia.
Obat ini biasanya hanya diberikan pada malam hari karena memiliki waktu paruh
yang panjang dan efek penenangnya. Cara kerja trisiklik mirip dengan SNRI yaitu
dengan cara menghambat pengambilan kembali serotonin dan norepinefrin. Efek
samping umum dari trisiklik, termasuk mulut kering dan konstipasi, disebabkan
oleh efek antimuskarinik yang kuat dari obat ini. trisiklik juga cenderung menjadi
antagonis kuat dari reseptor histamin H1. Blokade adrenoseptor dapat
menyebabkan hipotensi ortostatik yang substansial, terutama pada pasien yang
lebih tua (Katzung et al., 2018). Dosis rendah amitriptyline (10mg) sebelum tidur
terbukti memberikan hasil bagus terhadap vertigo dan terdapat peningkatan kualitas
hidup pada pasien meniere. Selain itu, dosis rendah amitriptyline juga dapat
digunakan dalam jangka waktu panjang sebagai kontrol/pencegahan kejadian
berulang atau pada kasus resisten kronis (Rajamani dan Sahu, 2018).
dr. Alfia
SIP: xxxxxxxxx
+62-xxx-xxx-xxx
Alamat: jl. Mars No.1
A. IDENTITAS
Nama Pasien : Kartini
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 76 tahun
Agama : Islam
Pendidikan :-
Alamat :-
KETERANGAN:
Pasien masih mampu
membaca koran tanpa lensa
koreksi
Menggunakan audioskope Ketidakmampuan Ya
pada 40 dB,tes pendengaran untuk mendengar
dengan 1000 dan 2000 Hz frekuensi 1000-
Jika tidak memungkinkan 2000 Hz atau tes
lakukan tesbisik pada bisik pada kedua
masing-masing telinga telinga atau di salah
pasien satu telinga.
KRITIK:
Sebaiknya pemeriksa tidak
mengepalkan tangan di
samping pasien, cukup
dengan memperkirakan jarak
60 cm saja. Selain itu,
sebaiknya pasien diminta
menutup telinga kiri saat
telinga kanan diperiksa dan
sebaliknya.
KRITIK: Sebaiknya
disampaikan jalan cepat
semampunya.
Ada 2 bagian : Ya untuk kedua Tidak
1. Pertanyaan : “Tahun pertanyaan
lalu apakahanda pernah
mengompol?”
Inkontinensia
4. 2. Jika Ya : “Pernahkah
urin
anda mengompol dalam
waktu enam hari
terakhir?”
Ada 2 bagian: Jika terdapat Ya
1. Pertanyaan: penurunan berat
“ Apakah berat anda turun 5 badan 5 kg dalam
kg dalam 6bulan ini tanpa 6 bulan atau berat
usaha untuk itu?” badan yang < 50 kg
2. Timbanglah berat badan
pasien.
KETERANGAN:
Nutrisi, terdapat penurunan BB
5. penurunan sebulan yang lalu dari 45
berat badan menjadi 41kg.
BB sudah ditimbang lagi
hasilnya masih 41kg
KRITIK:
Penyebab penurunan berat
badan belum digali,
pertanyaan yang diajukan
kurang luas.
Keterangan:
Terdapat keterbatasan dalam
berpergian ke tempat yang
agak jauh dengan berjalan.
Ibu Kartini usia 76 tahun terdapat gangguan pendengaran, riwayat penurunan berat
badan 4kg dalam waktu sebulan, dan keterbatasan dalam berpergian dengan jarak
yang agak jauh jika berjalan.
Daftar Pustaka
Anindita, T., Wiratman, W. 2017. Buku Ajar Neurologi 1 st ed. Jakarta: Penerbit
Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Cruz, M. 2014. Ménière’s disease A stepwise approach. Medicine today 15(3): 18-
26
Katzung, B., Masters, S. and Trevor, A., 2018. Basic & clinical pharmacology.
New York: McGraw-Hill.
Nakashima, T., Pyykkö, I., Arroll, M. A., Casselbrant, M. L., Foster, C. A.,
Manzoor, N. F., Megerian, C. A., Naganawa, S., & Young, Y. H. 2016.
Meniere’s disease. Nature Reviews Disease Primers, 2(May), 1–19.
https://doi.org/10.1038/nrdp.2016.28
Tanto, C., Liwang, F., Hanifati, S., & Pradipta, E. A. 2014. Kapita Selekta
Kedokteran. Media Aesculapius.
Tim Blok 3.6. 2021. Panduan Keterampilan Medik Blok Masalah Pada Usia
Lanjut ( 3 . 6 ). Fakultas Kedokteran UII.
Yacovino, D., Carrea, R. and Luis, L., 2016. Medication for Treating Vestibular
Disorders. [online] Vestibular Disorder Association. Available at:
<https://vestibular.org/article/diagnosis-treatment/treatments/medication/>
[Accessed 24 July 2021].