Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN ANAK


DI RUANG GILI MENO RSUD PROVINSI NTB
TANGGAL 13-19 APRIL 2020

OLEH :

SUSI MARIYATI

NIM : P07120118088

TINGKAT II B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
DIII KEPERAWATAN MATARAM
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan laporan kasus ini telah disahkan dan disetujui oleh
pembimbing lahan dan pembimbing akademik pada :

Hari/ tanggal :

Bangsal/Ruangan : III/Gili Meno

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Mahasiswa

(H. Moh. Arip, S.KP., M.Kes) (Susi Mariyati)

NIP. 196706071989031003
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar
1. Pengertian

Penyakit Meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya


belum diketahui dan mempunyai trias gejala yang khas yaitu gangguan
pendengaran tinnitus dan serangan vertigo. (kapita selekta, hal_93, 2001).

Penyakit Meniere adalah suatu penyakit yang ditandai oleh


serangan berulang vertigo (perasaan berputar), tuli dan tinnitus (telinga
berdenging). (www.medicastore.com 2004).

“Meniere’s disease adalah kelainan pada inner ear (telinga bagian


dalam, dibelakang gendang telinga) yang bisa mempengaruhi pendengaran
dan keseimbangan tubuh. Nama penyakit ini diambil dari nama seorang
dokter Perancis - Prosper Ménière, yang pertama kali melaporkan bahwa
vertigo (suatu bentuk gejala pusing) disebabkan oleh kelainan pada telinga
bagian dalam melalui artikelnya yang dipublikasikan pada tahun 1861.”

Penyakit Meniere merupakan disfungsi labirin pada bagian tengah


telinga, penyakit ini menyebabkan vertigo berat, hilang pendengaran, dan
tonitus (suara mendering dalam telinga).

2. ETIOLOGI

Diduga merupakan gangguan imunologi (kapita


selekta,hal_93,2001). Penyakit ini dihasilkan dari hasil kelebihan produksi
atau menurunnya daya serap dari endolimpin yaitu cairan yang terdapat
dalam labirin telinga pada beberapa telinga wanita.
3. MANIFESTASI KLINIS

Gejalanya ditandai dengan dizziness (rasa pusing tapi tidak disertai


pening) dan tinnitus (telinga berdenging) disertai kehilangan pendengaran
sedikit demi sedikit, biasanya hanya di salah satu telinga. Gejala ini
muncul akibat peningkatan volume (isi) dan tekanan pada endolymph
telinga bagian dalam.

Gejalanya berupa serangan vertigo, mual dan muntah mendadak,


yang berlangsung selama 3-24 jam dan kemudian menghilang secara
perlahan. Secara periodik, penderita merasakan telinganya penuh atau
merasakan adanya tekanan di dalam telinga. Pendengaran di telinga yang
terkena berfluktuasi (kadang jelas, kadang kurang) tetapi semakin lama
semakin memburuk. Tinnitus bisa menetap atau hilang-timbul dan
semakin memburuk sebelum, setelah maupun selama serangan vertigo.
Pada kebanyakan penderita, penyakit ini hanya menyerang 1 telinga dan
pada 10-15% penderita, penyakit ini menyerang kedua telinga. Pada salah
satu bentuk penyakit Meniere, tuli dan tinnitus terjadi beberapa bulan atau
beberapa tahun sebelum serangan vertigo. Setelah serangan vertigo mulai,
bisa terjadi perbaikan fungsi pendengaran.

Vertigo disertai muntah yang berlangsung antara 15 menit sampai


beberapa jam dan berangsur membaik, Disertai pengurangan pendengaran,
tinnitus yang kadang menetap dan rasa penuh di telinga. Serangan pertama
hebat sekali dapat disertai gejala vegetative. Serangan lanjutan lebih ringan
meskipun frekuensinya bertambah. Mula-mula nada rendah akhirnya juga
nada tinggi. Biasanya uni latelar kemudian mengenai telinga sebelahnya.
Pada pemeriksaan telinga tidak ditemukan kelainan. (kapita selekta,
Hal_93, 2001)

Meniere menyebabkan tiga karakteristik efek yaitu Vertigo berat,


tinnitus (mendenging) dan hilang pedengaran. Gangguan yang bisa terjadi
adalah telinga tersumbat, serangan ringan dan mendadak berlangsung
beberapa menit sampai beberapa dan diikuti dengan gejala ringan mual
muntah berkeringat merasa pusing dan nistagus tanpa gejala
mengggerakan bola mata juga vertigo dapat mengakibatkan kehilangan
keseimbangan dan jatuh kearah telinga yang terganggu. Untuk
menghilangkan gejalanya penderita dapat memperkirakan posisi yang
karakteristik berbaring pada teling yang tidak terserang dan melihat teling
yang rusak. Pada awalnya penderita tidak mengalami gejala diantaranya
terjadi serangan kecuali tinitus yang berakibat buruk selama terjadinya
serangan. Serangan dapat terjadi selama beberapa tahun serangan
berkurang atau dan berakhir selama beberapa tahun akhirnya serangan ini
berkurang frekuensinya setelah terjadi hilang pendengaran (biasanya pada
satu telinga dan berhenti setelah hilang pendengaran total).

Untuk memudahkan dalam mengenal gejala penyakit meniere, maka


secara sederhana dapat dibagi atas:

a. Gejala gangguan keseimbangan berupa serangan berulang yang


dapat disertai mual dan muntah. Dapat berlangsung beberapa
menit sampai beberapa jam. Di luar serangan penderita bebas dari
gejala atau paling-paling hanya mengeluh gangguan
keseimbangan ringan;

b. Gejala gangguan pendengaran fluktuatif berupa telinga


berdenging dan atau kurang dengar yang timbul bersamaan
dengan serangan tujuh keliling. Pada beberapa penderita sering
mengeluh rasa penuh pada telinga ataupun hipersensitif telinga
yang sakit pada bunyi dengan intensistas tinggi. Pemeriksaan
audiometri nada murni akan menunjukkan penurunan ambang
dengar nada rendah. Diluar serangan fungsi pendengaran dapat
normal kembali atau mungkin saja hanya mengeluh telinga
berdenging.
4. PATOFISIOLOGI

Hidrops (pembengkakan) endolimf akibat penyerapan endolimf


dalam skala media oleh stria vaskularis terhambat. (kapita selekta, Hal_93,
2001)

Gelombang suara masuk melalui kanal telinga dan berhenti di


gendang telinga menyebabkan gendang telinga bergetar dan menghasilkan
tekanan pada osikel meneruskan getaran mengirim gelombang telinga ke
telinga bagian dalam, telinga bagian dalam cukup sempit untuk
memasukan sebuah kelereng. Bagian ini terdiri dari 2 struktur koklea
(rumah siput) dan saluran semi seluler secara bersama-sama kedua
struktur ini membentuk labirin dan diberi nama complicated twist, bends
and turn. Koklea yang membentuk seperti keong mengubah gelombang
suara ke dalam sistem saraf dan membawanya ke otak dan bentuk simpul
dari saluran semi serkuler berfungsi mengetahui adanya perubahan pada
keseimbangan dan orientasi tubuh. Pada penyakit meniere tekanan cairan
pada labirin meningkat hal ini menyebabkan hilang pendengaran, merasa
pusing dan perasaan lainya.

Seperti diketahui, telinga manusia terbagi atas telinga luar (external


ear), telinga tengah (middle ear) dan telinga dalam (inner ear). Pada telinga
dalam terdapat sistem duktus vestibule koklearis, sistem ini merupakan
gabungan dari sistem vestibularis (organ keseimbangan) dan sistem
koklearis (organ pendengaran) yang saling berhubungan melalui saluran
yang disebut duktus reuniens. Dalam sistem tersebut terdapat organ
sensorik pendengaran dan organ sensorik keseimbangan yang diliputi oleh
cairan (endolimf). Penyebab dari meniere adalah peningkatan tekanan
cairan endolimf (hydrops) dari sistem duktus vestibule koklearis. Karena
kedua sistem ini saling berhubungan, maka dapat dipahami peningkatan
tekanan endolimf akan menyebabkan tertekannya baik mekanisme sensor
keseimbangan maupun pendengaran yang menimbulkan gejala gangguan
keseimbangan maupun pendengaran.
5. PEMERIKSAAAN DIAGNOSTIC

a. Tes gliserin. Pasien diberikan minum gliserin 1,2 ml/kg BB setelah


diperiksa tes kalori dan audiogram setelah 2 jam diperiksa kembali
dan dibandingkan perbedaan bermakna menunjukan adanya
hidropsendolimf.
b. Audiogram : tuli sensorineural, terutama nada rendah dan selanjutnya
dapat ditemukan rekrutmen.
c. Pemeriksaan yang dilakukan unruk membedakan penyakit meniere
dari penyebab vertigo lainnya :
1)CTscanatauMRIkepala
2)Stimulasikalorik
3)Elektroensefalografi
4)Elektronistagmografi
5)Audiometri/audiologi
d. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.
e. Dengan ketiga gejala karakteristik yang timbul dapat untuk
memastikan adanya penyakit meniere. Dokter juga memastikan
dengan mengusulkan tes pendengaran penyinaran sinar X pada telinga
bagian dalam.

6. PENATALAKSANAAAN MEDIS

Pasien harus dirawat dirumah sakit, berbaring dalam posisi yang


meringankan keluhan, diberikan diet rendah garam dan pemberian diuretic
ringan

Obat-obat simtomatik antivertigo seperti dimenhidranat 3x50 mg


atau prometazin 3x25 mg. Obat vasodilator perifer seperti papaverin dan
betahistin, atau operasi shunt. Dapat pula diberikan obat anti iskemia dan
neorotonik. Adaptasi dengan latihan dan fisioterapi.
Untuk meringankan vertigo bisa diberikan scopolamin,
antihistamin, barbiturat atau diazepam. Tindakan pembedahan untuk
mengurangi vertigo adalah neurektomi vestibuler, dimana dilakukan
pemotongn saraf yang menuju ke kanalis semi sirkularis (bagian dari
telinga tengah yang mengatur keseimbangan). Jika vertigo sangat
mengganggu dan terjadi gangguan pendengaran yang berat, dilakukan
labirin tektomi, yaitu pengangkatan koklea (bagian dari telinga tengah
yang mengatur pendengaran) dan kanalis semisirkularis. (kapita selekta,
Hal_93, 2001)

Pengobatan SM dapat digolongkan atas:

a. Pengobatan saat serangan, berupa tirah baring (bedrest) dengan


alas tidur yang rata, kurangi gerak, upayakan untuk membuka mata
dan melihat pada sat titik fiksasi, bila selalu merasa mual dan
muntah cobalah untuk mengurangi minum. Bila keadaan di atas
masih tetap berlanjut segera ke dokter untuk mendapatkan
pengobatan yang diperlukan;

b. Pengobatan saat serangan sudah mereda, berupa pemberian obat-


obatan yang ditujukan untuk memperbaiki regulasi cairan di telinga
dalam, mengurangi frekuensi serangan serta mensupresi sistem
vestibuler;

c. Pengobatan dietetik dilakukan untuk menjaga stabilitas cairan


tubuh dan menghindari terjadinya kelebihan cairan di telinga
tengah, pengobatan berupa makanan dan minum secukupnya,
kurangi konsumsi garam, upayakan untuk mengkonsumsi buah
segar, hindari kopi, teh, coklat, alkohol, penyedap masakan dan
berhenti merokok;
d. Pengobatan lanjutan : mintalah nasihat pada dokter mengenai obat-
obatan yang boleh digunakan dan yang tidak boleh digunakan,
serta rencana pengobatan selanjutnya.

Prognosis SM saja tidak membahayakan kehidupan akan tetapi SM


yang tidak diobati akan membuat kehidupan menjadi tidak nyaman,
mengganggu kegiatan sehari-hari, memudahkan timbulnya depresi
kejiwaan sehingga menganggu aktivitas sosial, menyebabkan penurunan
fungsi pendengaran sehingga menimbulkan kendala dalam berkomunikasi
sehari-hari. (dr.Hari Purnama, SpTHT-Dokter Spesialis THT RS Mediros,
Jakarta).

Dokter akan memberi resep obat untuk penyembuhan penyakit


meniere pemberian obat yang disebut atropine dapat menghentikan
serangan dalam 20-30 menit. Epinofrin atau benadril dipakai untuk
serangan yang hebat. Dramamine antiveri benadryl atau valium mungkin
efektif untuk serangan ringan.

Pengobatan jangka panjang termasuk penggunaan diuretic atau


vasedilator dan pantang garam natrium yang diberikan kurang dari 2
gr/hari. Pengobatan untuk pencegahan anti histamin atau penahan ringan
(pnenobarbital, valium) juga dapat menolong.

Jika penyakit meniere menyerang selama 2 tahun pengobatan


menyebabkan tidak mampu menelan, vertigo atau menolak pengobatan
medis maka dilakukan pembedahan. Kerusakan pada labirin yang
terserang secara permanen dapat menghilangkan gejala-gejala tetapi dapat
mengarah pada hilangnya pendengaran yang tidak dapat diubah.

Dokter akan melakukan pengobatan dengan menggunakan


streptomisin secara teratur hanya jika penyakit ini merusak kedua telinga
dan tidak ada pertimbangan cara pengobatan lain.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
ANALISIS DATA
No Symptom Problem Etiologi
1. DO : Nyeri akut Agen cidera
biologis
- Sekala nyeri 5
- TD: 120/80 mmHg
- N : 98 X/menit
- S: Normal(37˚C)
- RR: 20X permenit
- Telinga kiri
berdenging
- Pasien Nampak
menahan nyeri

2. DO : Ketidakseimbangan Anoreksia
nutrisi kurang dari
- Sekala nyeri 5
kebutuhan tubuh
- TD:120/80mmHg
- N ; Normal(37˚C)
- RR : 20Xpermenit
- Mual muntah
- Pucat

3. DO : Gangguan pola Nyeri


tidur
- TD: 120/80 mmHg
- N : 98 X/menit
- S: Normal(37˚C)
- RR: 20X permenit
- Muka pucat
- Disekitar mata
terdapat lingkaran
hitam
- Konjungtifa pucat
- Cemas

4. DO : Cemas Perubahan
dengan status
- TD: 120/80 mmHg
kesehatan
- N : 98 X/menit
- S: Normal(37˚C)
- RR: 20X permenit
Diagnosa Keperawatan :

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


anoreksia.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
4. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparan.
6. gangguan persepsi sensri berhubungan dengan perubahan penerimaan sensori

3. Intervensi Keperawatan

WAKTU NO TUJUAN/NOC INTERVENSI/NIC Paraf


Tgl jam DX
13 April 08.00 1. Setelah dilakukan - Gunakan
2020 WIB tindakan keperawatan tindakan kontrol
elama 2X24 jam skala nyeri sebelum
nyeri dapat berkurang nyeri hebat
dengan kriteria hasil: - Laksanakan
pemberian
-mengendalikan faktor
analgetik pada
penyebab nyeri
pasien jika
-mampu mengenali
diperlukan
kapan terjadi serangan
- Sediakan
-mampu mengguanakan penggunaan
tindakan pencegahan nyeri optimal
personal dengan
-mampu menggunakan
menentukan
tindakan non analgetik
analgetik yang
untuk mengurangi nyeri
tepat.
-mampu menggunakan - Pertimbangkan
analgetik yang sesuai tipe dan sumber
-mampu menggunakan dari nyeri ketika
tanda peringatan untuk memilih strategi
mencari bantuan nyeri
- Evaluasi
-mencatat gejala untuk
keevektivandari
tindakan keperawatan
tindakan
yang professional
pemberian
-mampu menggunakan analgetik pada
bantuan disekitarnya pasien jika
-mampu mengenali diperlukan
gejala dari nyeri - Laksanakan dan
memodifikasi
-mampu mengguanakan
tindakan kontrol
catatan nyeri
nyeri dasar dari
-mencatat kontrol nyeri respon nyeri
atau berkurang - Berikan
Dengan KH : informasi yang
akurat untuk
1. Tidak
meningkatkan
menunjukan
pengrtahuan
2. Jarang
keluarga dan
menunjukan
respon dari
3. Setiap saat
pengalaman
menunjukan
nyeri
4. sering
- Monitor
menunjukan
kepuasan pasien
5. Secara terus
dengan
menerus
menegement
menunjukan
nyeri pada
interval yang
ditentukan
- Temani pasien
untuk memonitor
nyeri dan ikut
serta yang tepat
- Kolaborasi
dengan
pasien,orang
terdekat dan
tenaga kesehatan
untuk memilih
dan
melaksanakan
tindakan
pengguragan
nyeri secara non
farmakologi
- Observasi tanda
non verbal dari
ketidaknyamana
n terutama pada
ketidak
mampuan untuk
berkomunikasi
secara verbal
- Lakukan
penilaian secara
konperhensif
dari nyeri
meliputi lokasi,
karakteristik
onset/durasi,
frekuensi
kualitas,
intensitas dan
faktor yang
menimbulkan
nyeri
- Evaluasi
pengalaman
yang telah lewat
pada nyeri untuk
memasukan,
sejarah
individu/peroran
gan atau
keluarga titik
kronik atau hasil
ketidak
mampuan jika
diperlukan
- Pastikan pasien
mendapatkan
perawatan
dengan nalgetik
yang diperlukan

14 April 09.00 2. Setelah dilakukan - Kaji adanya


2020 WIB tindakan keperawatan alergi makanan
selama 2X24 jam , - Kolaborasi
diharapkan pasien dapat denbgan ahli gizi
memenuhi kebutuhan untuk
nutrisi dengan kriteria menentukan
hasil : jumlah kalori
-pemasukan nutrisi dan nutrisi yang
dibutuhkan
-pemasukan makanana
pasien.
dan cairan
- Anjurkan pasien
Dengan KH : untuk
1. Tidak meningkatkan
menunjukan intake
2. Jarang - Anjurkan pasien
menunjukan untuk
3. Setiap saat meningkatkan
menunjukan protein dan
4. sering vitamin C
menunjukan - Berikan
5. Secara terus substansi gula
menerus - Yakinkan diet
menunjukan yang dimakan
mengandung
tinggi serat
untuk mencegah
konstipasi
- Berikan
makanan yang
terpilih
- Ajarkan pasien
bagaimana
membuat catatan
makanan harian
- Monitor jumlah
nutrisi
- Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapat nutrisi
yang dibutuhkan.

15 April 12.00 3. Setelah dilakukan - Tentukan


2020 WIB tindakan keperawatan aktivitas tidur
selama 2X24 jam pasien
diharapkan pasien dapat - Perkirakan
tidur dengan nyaman waktu tidur
dengan kriteria hasil : pasien yang
teratur
-Mampu mengontrol
jumlah waktu tidur - Tentukan efek
dari pengobatan
-mampu menngontrol
terhadap pola
pola tidur pasien
tidur
-mampu mengontrol - Monitor pola
kualitas tidur pasien tidur dan lama
tidur pasien
-mampu mengontrol
dalam jam
kemampuan fisik untuk
- Sesuaikan
tidur pasien
lingkungan
-mampu menyatakan seperti cahaya,
perasaan segar setelah berisik, suhu,
bangun tidur alas tidur dan
Dengan KH : tepat tidur untuk
meningkatkan
1. secara terus
tidur
menerus
menunjukan - Bantu untuk
2. sering mengurangi
menunjukan faktor strees
3. setiap saat sebelum tiba
menunjukan waktu tidur
4. jarang - Monitor
menunjukan makanan
5. tidak sebelum tidur
menunjukan dan selingan
yang tepat
dengan tidur
- Naikan
peningkatan
waktu untuk
tidur jika
diperlukan
- Kaji rencana
administrasi
pengobatan
untuk
mendukung tidur
pasien
- Intruksikan
pasien dan
perubahan lain
tentang faktor
seperti psikologi,
gaya hidup,
frekuensi
bekerja, lama
waktu bekerja,
dan faktor
lingkungan.

16 April 14.00 4. Setelah dilakukan - Ciptakan


2020 WIB tindakan keperawatan ketenangan
selama 2X24 jam mendatangkan
diharapkan pasien dapat ketentraman
menghilangkan rasa - Cari pengertian
cemas pasien terhadap pasien dari
penyakitnya dengan situasi cemas
kriteria hasil : - Tinggal dengan

-monitor ansietas pasien untuk

cemas memantau
kenyamanan dan
-eliminasi tanda
menciptakan
penyebab cemas
keterbukaan
-menurunkan stimulasi - Anjurkan pasien
lingkungan apabila untuk tinggal
terjadi kecemasan dengan anaknya
jika diperlukan
-mencari informasi
- Sediakan bahan
untuk menurunkan
untuk tanda dari
kecemasan
kenyamanan.
-merencanakan strategi
- Berikan gosokan
koping untuk situasi
pada
cemas
bagianbelakang
-mengguanakan strategi dan gosokan
kopingg yang efektif leher
- Anjurkan pasien
-menggunakan tehnik
tidak melakukan
relaksasi untuk
aktivitas yang
menurunkan cemas
berat
-Mencatat durasi - Dengarkan dan
penurunan dari episode
perhatikan
cemas
keluhan dari
-mampu pasien
mempertahankan - Kuatkan dari
hubungan sosial perlakuan
- Ciptakan
-mampu
suasana nyaman
mempertahankan
dari fasilitas
konsentrasi
rumah sakit
-melaporkan tidur yang - Bantu pasien
adekuat untuk
-mampu mengontrol menidentivikasi
respon dari kecemasan situasi dan
persepsi cemas
Dengan KH :
- Kaji perubahan
1. secara terus menerus dari level atau
menunjukan tingkatan cemas
2. sering menunjukan - Kontrol
3. setiap saat stimulasi jika
menunjukan diperlukan
4. jarang menunjukan apabila pasien
5. tidak menunjukan dibutuhkan
- Dukung pasien
menggunakan
perpindahan
mekanisme yang
diperlukan
- Instruksikan
pasien untuk
menggunakan
teknik relaksasi
- Berikan
pengobatan
medis untuk
menghilangkan
cemas

17 April 16.00 5. Setelah dilakukan - Nilai


2020 WIB tindakan keperawatan pengetahuan
selama 2X24 jam pasien saat ini
diharapkan pasien khususnya
mengetahui tentang penyakit
penyakitnya dengan - Jelaskan
kriteria hasil : patofisiologi dari
penyakit damn
-mengenal terhadap
bagaimana
nama penyakit
hubungan
-menggambarkan
dengan anatomi
terhadap proses
dan psikologi
penyakit
- Gambarkan
-menggambarkan tanda dan gejala
penyebaba atau factor yang biasanya
penyakit muncul
- Gambarkan
-menggambarkan factor
proses penyakit
resiko
indikasi
-menggambarkan efek kemungkinan
dari penyakit penyebab
-menggambarkan tanda - Beri informasi
dan gejala penyakit pada pasien
tentang
-menggambarkan gejala
kondisisnya
penyakit
- Beri informasi
-menggambarkan tentang
pengukuran untuk kemajuan pasien
meminimalkan pada
keparahan keluarganya

-menggambarkan - Diskusikan

komplikasi penyakit perubahan gaya


hidup yang bias
-menggambarkan tanda
untuk mencegah
dan gejala dari
dan mengontrol
komplikasi
proses penyakit
-menggambarkan - Diskusikan
penyebab sebelum tentang pilihan
komplikasi untuk terapi atau
mencegah penyakit perawatan

Dengan KH : - Jelaskan secara


1. secara terus menerus rasional tentang
menunjukan pengelolaan
2. sering menunjukan terapi atau
3. setiap saat perawatan yang
menunjukan dianjurkan
4. jarang menunjukan - Beri dorongan
5. tidak menunjukan pada pasien
untuk
mengungkapkan
opininya
- Jelaskan
kemungkinan
adanya
komplikasi
kronik
- Anjurkan pada
pasien untuk
mencegah atau
meminimalkan
efek samping
dari penyakit
- Anjurkan pada
pasien untuk
melaporkan
tanda dan gejala
untuk
perlindungan
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

FKUI 2000, Kapita selekta Kedokteran. Edisi III, Jakarta; Media

Ausculapius.

Johson, Marion dan Maridean Mass. 2004. NOC. USA;Mosby-Year Book.


Lukman, Harold, Jakarta:Hipokrates, 1996

MC Loskey, Joaanne C dan Gloria M.Buleche. 2004. NIC. USA;Mosby-Year


Book.
Santosa, Budi. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA.
Jakarta;Prima kedika.
Smeltzer, zuzzanne C. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner and
Sudarth, edisi 8, Jakarta:ECG, 2001

Anda mungkin juga menyukai