Anda di halaman 1dari 3

Methylprednisolone, Valacyclovir atau Kombinasi Obat

untuk Neuritis Vestibular

Latar Belakang

Neuritis Vestibular adalah penyebab kedua terbanyak dari vertigo vestibular


perifer terbanyak. Penyebab utamanya adalah reaktivasi infeksi virus herpes
simpleks tipe 1. Karena itu, kortikosteroid, agen antivirus atau kombinasi
keduanya dapat meningkatkan kesembuhan pada pasien dengan neuritis
vestibular.

Metode

Kami melakukan percobaan dengan metode prospective, randomized, double-


blind, two-by-two factorial pada pasien dengan neuritis vestibular akut yang
secara random dibagi dalam kelompok placebo, methylprednisolone, valacyclovir,
atau methylprednisolon dan valacyclovir. Fungsi vestibular dittentukan oleh
irigasi kalori, dengan penggunaan Rumus Paresis Vestibular (untuk mengukur
tigkat paresis kalori unilateral) dalam 3 hari setelah munculnya gejala dan 12
bulan sesudahnya.

Hasil

Dari total 141 pasien yang diambil secara acak, 38 menerima placebo, 35
methylprednisolone, 33 valacyclovir, dan 35 methylprednisolone dan
valacyclovir. Pada onset gejala tidak terdapat perbedaan diantara kelopok-
kelompok dalam tingkat keparahan paresis vestibular. Peningkatan rata-rata (
SD) dari fungsi vestibular pada follow up 12 bulan adalah 39.628.1 % poin pada
kelompok placebo, 62.416.9 % poin pada kelompok methyprednisolone,
36.026.7 % poin pada kelompok valacyclovir, dan 36.026.7 % poin pada
kelompok methyprednisolone dan valacyclovir. Analisis varians menunjukkan
efek signifikan dari methylprednisolone (p<0,001) tapi tidak pada valacyclovir
(p=0,43). Kombinasi dari methylprednisolone dan valacyclovir tidak lebih unggul
dari monoterapi dengan kortikosteroid.

Kesimpulan

Methylprednisolone secara signifikan meningkatkan kesembuhan fungsi


vestibular perifer pada pasien dengan neuritis vestibular, sedangkan valacyclovir
tidak.
Neuritis vestibular adalah penyebab terbanyak kedua dari vertigo
vestibular perifer (yang pertama adalah BPPV). Penyakit ini menyumbang 7
%dari pasien yang datang ke klinik rawat jalan yang mengkhususkan diri dalam
perawatan pusing dan memiliki kejadian sekitar 3,5 per 100.000 populasi. Tanda
dan gejala utama dari neuritis vestibular adalah onset akut vertigo rotasi
berkelanjutan, ketidak seimbangan tubuh dengan Rombergs sign yaitu jatuh
dengan mata tertutup ke arah telinga yang sakit), nistagmus spontan horisontal (ke
arah telinga yang sehat) dengan komponen rotasi, dan nausea. Tes kalori (irigasi
telinga dengan air hangat atau dingin) menunjukkan hiporespon dan nonrespon
ipsilateral.

Dulu, suatu peradangan pada saraf vestibular atau iskemi labirin


dikemukakan sebagai penyebab neuritis vestibular. Saat ini, penyebab virus lebih
banyak diketahui. Studi posmortem menunjukkan atrofi pada saraf vestibular dan
epitel sensoris vestibular yang mirip seperti penemuan histopatologi pada
penyakit virus seperti herpes zooster oticus. DNA virus herpes simpleks tipe 1
(HSV-1) telah terdeteksi pada otopsi dengan menggunakan PCR kira-kira 2/3
ganglion vestibular manusia. Hal ini mengindikasikan bahwa ganglion vestibular
dengan mudah terinfeksi oleh HSV-1, sama seperti ganglion saraf kranial yang
lain. Penyebab yang mirip juga ditemukan pada Bells Palsy dan sangat didukung
oleh temuan DNA HSV-1 pada cairan endonerurial dari manusia yang terinfeksi.

Kesembuhan setelah neuritis vestibular biasanya tidak sempurna. Pada


studi dari 60 pasien, paresis kanalis semisirkularis horisontal ditemukan sekitar
90% dalam 1 bulan ssetelah onset gejala dan 80% setelah 6 bulan; tes kalori
menunjukkan respon normal hanya sekitar 42%. Atas dasar kejadian pada kondisi
ini, terdapat defisit kedinamisan unilateral permanent dan substansial dari refleks
vertibulo-okular, yang tidak dapat dikompensasi oleh mekanisme lain., mengacu
pada 4000 orang per tahun di US sendiri. Defisit ini memicu ketidakserasian
penglihatan dan ketidakseimbangan tubuh selama berjalan dan khususnya saat
gerakan kepala ke arah telinga yang sakit.

Meskipun virus diduga menjadi penyebab neuritis vestibular, efek kortikosteroid,


agen antivirus, atau kombinasi keduanya tidak pasti. Kami menggunakan metode
prospective, randomized, double-blind, two-by-two factorial dalam pengobatan
pada pasien dengan neuritis vestibular, dimana kita menilai fungsi vestibular pada
onset gejala dan perubahan setelah 12 bulan.
Metode

Pasien

Pasien usia 18 sampai 80 tahun direkrut dari IGD di dua rumah sakit pusat
yang mengkhususkan diri dalam diagnosis pengobatan vertigo, di Universitas
Munich dan Universitas Mainz antara 1 Januari 1998 dan 30 Juni 2002. Semua
pasien melakuan pemeriksaan neurologis komplet, neuro-ophthalmologi, dan
neuro-otologic seta electronystagmography (termasuk irigasi kalori), pemeriksaan
neuro-orthoptic (yang memberikan pengukuran rinci gerakan mata), pencitraan
resonansi magnetik kranial, tes laboratorium, dan pengukuran tekanan darah dan
detak jantung. Penelitian ini telah disetujui oleh komite etik lokal, dan informed
consent tertulis telah diperoleh dari semua pasien.

Seperti pada penelitian sebelumnya, diagnosis neuritis vestibular


didasarkan pada empat kriteria. Terdapat riwayat akut atau subakut (yaitu, dalam
beberapa menit sampai jam) onset berat, vertigo rotasi yang berkepanjangan,
nausea, dan ketidakseimbangan tubuh. Secara klinis, terdapat nistagmus spontan
horisontal dengan komponen rotasi ke arah telinga yang tidak sakit (fase cepat)
tanpa bukti lesi vestibular sentral, dan uji head-thrust (dilakukan dengan memutar
kepala pasien dengan cepat ke kanan dan kiriuntuk memicu kompensasi gerakan
mata) menunjukkan defisit ipsilateral dari kanalis semisirkularis horisontal. Irigasi
kalori menunjukkan hiporesponsif atau kurang responsif dari kanalis horisontalis
telinga yang terkena (kecepatan fase lambat yang maksimal selama irigasi kalori
dengan air pada suhu 300C dan 440C harus kurang dari 3 derajat per detik di sisi
yang terkena, dan asimetris antara kedua sisi seharusnya lebih dari 25 % yang
diukur dengan menggunakan rumus Jongkee untuk paresis vestibular. Akhirnya,
terjadi pergeseran vertikalitas yang dirasakan dan mata berputar ke arah telinga
yang terkena tanpa menunjukkan perbedaan vertikan pada satu mata diatas yang
lain.

Anda mungkin juga menyukai