Anda di halaman 1dari 18

REFARA

Bagian Ilmu Penyakit Syaraf


Fakultas Kedokteran
T
Universitas Muslim Indonesia
2022
VERTIGO
PERIFER
Oleh :
Annisa Nabila
111 2022 2180

Pembimbing :
dr. Rahmawati Akib, Sp.S, M.Kes
01
PENDAHULUA
N
LATAR BELAKANG
• Vertigo merupakan rasa gerak dari tubuh yang memutar tanpa sensasi perputaran yang
sebenarnya. Vertigo terbagi atas 4 jenis, yaitu: vertigo sentral, vertigo perifer, vertigo
non-vestibuler, dan vertigo vestibuler. Vertigo perifer adalah vertigo yang disebabkan
oleh kelainan di labirin dan N.Vestibularis.
• Vertigo sering terjadi pada umur 18-79 tahun, dengan prevalensi global sebesar 7,4%. Di
Jerman, pravelensi vertigo antara usia 19 sampai 79 tahun adalah 30%, dimana 24%
diantaranya diduga disebabkan oleh kelainan vestibular.
• Pengobatan vertigo sangat tergantung dari penyebab dan ditujukan agar secepat mungkin
mengurangi gejala. Terapi yang diberikan dapat berupa obat, fisioterapi, dan psikoterapi.
02
TINJAUAN
PUSTAKA
ANATOMI
DEFINISI
• Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya
dengan gejala lain yang timbul, terutama dari jaringan otonomik yang disebabkan oleh
gangguan alat keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau penyakit.
• vertigo perifer disebabkan oleh kelainan pada telinga dalam atau pada nervus
vestibulocochlear (N. VIII).
• Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan
hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus
berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali
EPIDEMIOLOGI
● Di Indonesia dilaporkan bahwa pada tahun 2009, angka kejadian vertigo sangat tinggi
sekitar 50% dari orang tua yang berumur 75 tahun, dan pada tahun 2010 terjadi 50%
kasus dari usia 40-50 tahun dan juga merupakan keluhan nomor tiga paling sering
dikemukakan oleh penderita yang datang ke praktek umum.
● Prevalensi vertigo di Amerika sebesar 85% yang disebabkan Oleh gangguan sistem
vestibular akibat adanya perubahan posisi atau gerakan kepala. Prevalensi vertigo di
Jerman, berusia 18 tahun hingga 79 tahun adalah 30%, 24% diasumsikan karena
kelainan vestibuler.
ETIOLOGI
Sistem saraf pusat menerima input secara bilateral dari struktur/sistem ini, mengumpulkan
input dan kemudian membentuk respons. Cukup dikatakan bahwa input yang bertentangan
dari berbagai gejala ini membanjiri sistem saraf pusat yang menyebabkan "pusing", mual,
dan persepsi gerakan. Menggambarkan presentasi pasien dengan vertigo perifer.
Merangkum etiologi vertigo perifer, yaiitu:
• Vertigo posisi paroksismal jinak (BPPV)
• Penyakit menier
• Neuritis vestibular
DIAGNOSIS
• ANAMNESIS
Anamnesis memegang peranan sangat penting untuk diagnosis vertigo. Kasus vertigo perifer
biasanya ber-onset akut dansering memerlukan penanganan segera. Hal – hal penting yang perlu
ditanyakan pada pasien dengan vertigo adalah:
a. Deskripsikan secara jelas keluhan pasien.
b. Tipe / bentuk serangan vertigo
c. Durasi vertigo
d. Pencetus/eksaserbasi vertigo
e. Gejala otonom yang menyertai keluhan vertigo
f. Ada atau tidaknya gejala gangguan pendengaran seperti
g. Riwayat mengonsumsi alcohol ataupun obat - obatan yang dapat menimbulkan gejala
vertigo
h. Tindakan tertentu
i. Penyakit yang diderita pasien
j. Defisit neurologis
• PEMERIKSAAN FISIK
Dari pemeriksaan untuk vertigo perifer didapatkan:
1. Tidak didaptkan devisit neurologis
2. Pemeriksaan mata didapatkan nystagmus arah horizontal
3. Pemeriksaan otologic didapatkan gangguan pendengaran berupa tuli/tinnitus
4. Tes dysmetria biasanya didapatkan normal
5. Tandem gait biasanya didapatkan positif
6. Tes Romberg dengan mata terbuka normal, tetapi abnormal dengan mata
tertutup
7. Tes kalori biasanya didapatkan kelemahan unilateral.
PEMERIKSAAN KHUSUS OTO-
NEUROLOGI
Pemeriksaan khusus oto-Neurologi dilakukan untuk menentukan apakah letak
lesinya di sentral atau perifer
A. Fungsi Vestibular
1. Uji Dix Hallpike

2. Elektronistagmogram.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan:
1. Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin, dan pemeriksaan lain
sesuai indikasi.
2. Foto Rontgen tengkorak, leher, Stenvers (pada neurinoma akustik).
3. Neurofisiologi Elektroensefalografi (EEG), Elektromiografi (EMG),
Brainstem Auditory Evoked Potential (BAEP)

4. Pencitraan CTscan, arteriografi, magnetic resonance imaging (MRI).


TATALAKSANA
A. Non-Farmakologi B. Farmakologi

1. Manuver Epley 1. Antikolinergik

2. Manuver Semont 2. Antihistamin

3. Manuver Lempert 3. Ca entry blocker

4. Forced Prolonged Position 4. Monoaminergik

5. BrandtDaroff exercise 5. Antidopaminergik


6. Benzodiazepin
PROGNOSIS
Prognosis untuk vertigo perifer biasanya cukup menguntungkan.
Ini dapat menyebabkan beberapa morbiditas; namun, setelah identifikasi
yang benar dari etiologi diidentifikasi dengan benar, gejala biasanya
dapat ditoleransi jika tidak diselesaikan sepenuhnya.
03
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan
sekitarnya dengan gejala lain yang timbul, terutama dari jaringan otonomik yang
disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau
penyakit. vertigo perifer disebabkan oleh kelainan pada telinga dalam atau pada nervus
vestibulocochlear (N. VIII).

Anamnesis memegang peranan sangat penting untuk diagnosis vertigo. Kasus


vertigo perifer biasanya ber-onset akut dansering memerlukan penanganan segera,
sedangkan pada vertigo tipe sentral perlu diketahui dan dieksplorasi faktor risikonya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kedokteran J, Nafis I, Penelitian A, Khairani Y, Makmur T, Utara IS, et al. the Relationship Between Head Injury and the Occurrence of Vertigo in Rsud.
2021;10(1):26–32.

2. Agustiawan A, Rahmi FI, Hutagalung LAF. Manajemen Vertigo pada Pasien dengan Stroke Pontis. Galen J Kedokt dan Kesehat Mhs Malikussaleh.
2022;1(3):93.

3. Ramadhan A-T, Hunaifi I. Efektifitas betahistin dalam tatalaksana vertigo. 2022.

4. Achmad Ali Fikri, Syamsul Arifin MFF. Analisis Penggunaan Obat Anti Vertigo Pada Penderita Vertigo Di RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode
Desember 2018 – Desember 2019. 2022;2(8.5.2017):2003–5.

5. Victorya R, Susianti. Vertigo Perifer pada Wanita Usia 52 Tahun dengan Hipertensi Tidak Terkontrol. J Medula Unila. 2016;6(1):155–9.

6. Amin M, Lestari YA. Pengalaman Pasien Vertigo di Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar Timur. J Kesmas Asclepius. 2020;2(1):22–33.

7. Faturachman H, Kanita maria wisnu. Asuhan Keperawatan Kegawat daruratan pada Pasien Benign Paroxysmal Positon Vertigo (BBPV) dalam Memenuhi
Kebutuhan Aman dan Keselamatan. Univ Kusuma Husada Surakarta. 2021;3(2):1–12.

8. Omron R. Peripheral Vertigo. Emerg Med Clin North Am. 2019;37(1):11–28.

9. Ariana R. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN PADA PASIEN VERTIGO DI RS ISLAM SITI KHADIJAH PALEMBANG
TAHUN 2019. 2019;1–23.

10. Pandi Afandi. Katalog Dalam Terbitan (KDT). 2016. 21824 p.

11. Setiawati M, Susianti. Benign Paraksimal Position Vertigo. Majority. 2016;5(4):91–5.


TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai