Anda di halaman 1dari 18

Bagian Ilmu Penyakit Dalam

Program Studi Profesi Dokter


REFARAT
Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
2023

SEPSIS
Annisa Nabila 11120222180

Dokter Pembimbing Klinik :


dr. Darariani Iskandar, Sp. PD
01
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Sepsis merupakan
disfungsi organ yang mengancam
jiwa akibat disregulasi respons tubuh
terhadap infeksi. Sepsis dan sepsis
berat merupakan penyebab utama
kematian pada pasien kritis yang
dirawat di ruang perawatan intensif
02
TINJAUAN
PUSTAKA
Definisi Sepsis 1 (1992) Sepsis 2 (2011) Sepsis 3 (2016)

Sepsis Sindrom respons inflamasi Tidak

sistemik (SIRS) yang definisi


ada perubahan Gangguan

akibat
fungsi

respons
organ

tubuh Definisi
disebabkan infeksi terhadap infeksi yang

mengancam jiwa

Sepsis Berat Sepsis disertai salah satu Tidak ada perubahan Definisi sepsis berat

gejala gangguan fungsi definisi dihilangkan

organ, hipoperfusi,

hipotensi, asidosis laktat,

oliguria, atau gangguan

status mental akut

Renjatan/syok sepsis Sepsis disertai hipotensi Tidak ada perubahan Sepsis disertai gangguan

walaupun telah dilakukan definisi sirkulasi, seluler, dan

terapi cairan adekuat, sepsis metabolik yang mengancam

dengan terapi obat inotropik jiwa

atau vasopressor
EPIDEMIOLOGI
Sepsis masih menjadi penyebab kematian utama
di beberapa negara Eropa setelah infark miokard
akut, stroke, dan trauma. Hampir 50% pasien
intensive care unit (ICU) merupakan pasien sepsis
Patofidiologi
inflamasi seperti tumor necrosis factor α Sitokin inflamasi dan trombin dapat
(TNF-α) dan interleukin-1 mengaktifkan mengganggu potensi fibrinolitik
01 sistem koagulasi dengan cara
menstimulasi pelepasan faktor jaringan
02 endogen
pelepasan
dengan
inhibitor
merangsang
plasminogen-
dari monosit dan endothelium yang activator 1 (PAI-1) dari platelet dan
memicu terhadap pembentukan trombin endothelium
dan bekuan fibrin.

Mekanisme kedua melalui aktivasi


protein aktif C yang berkaitan dengan
respons sistemik terhadap infeksi.
03 Kondisi tersebut memberikan efek
antitrombotik dengan menginaktivasi
04 Penurunan trombin akan berdampak
terhadap proses inflamasi, prokoagulan,
dan antifibrinolitik.
faktor Va dan VIIIa, membatasi
pembentukan trombin.
Gambaran Klinis

Sequential Organ Failure


Kriteria SIRS Assesment (SOFA) dan qSOFA

temperatur > 38,3 0C atau <


Sepsis dapat diidentifikasi dengan
36.00C, denyut nadi > 90/mnt, RR
menggunakan Sequential Organ
> 20/mnt atau < 32 mmHg,
Failure Assesment (SOFA) untuk
drowsiness, WBC > 12 atau < 4,0 x
pasien di ICU serta menggunakan
109/L, serta glukosa darah > 7,7
quick SOFA (qSOFA) untuk pasien
mmol/L pada pasien non-diabetes
di luar ICU.
Gambaran Klinis
No Sistem Organ Skor SOFA

0 1 2 3 4

1. Respirasi PaO2/FIO2, mmHg ≥400 (53.3) <400 (53.3) <300 (40) <200 (26.7) dengan <100 (13.3) dengan

(kPa) bantuan pernapasan bantuan pernapasan

2. Koagulasi Platelet, x103/ul ≥150 <150 <100 <50 <20

3. Hepar, Bilirubin mg/dL (mol/L) <1,2 <1,2-1,9 2,0 – 5,9 6,0 – 11,9 >12,0

4. Kardiovaskular MAP ≥70 Map < 70 mmHg Dopamin < 5/ Dopami n 5.1-15 / epinefrin Dopami n >15 / epinefri n >

mmHg dobutamin ≤ 0,1 / norepin efrin ≤ 0,1 0,1 / norepin efrin > 0,1

(ug/kg/min) (ug/kg/ min) (ug/kg/ min)

5. Sistem saraf pusat , Glosgow 15 13-14 10-12 6-9 <6

Coma Scale (GCS)

6. Renal, Kretinin, mg/dL(umol/L) <1,2 1,2 – 1,9 2,0 – 3,4 3,5 – 4,9 >5,0

<500 <200
Gambaran Klinis

Laju Nafas ≥ 22x/menit

Peribahan Status Mental

Tekanan Drah Sistolik ≤100mmHg


Faktor Resiko

Usia Jenis Kelamin


Sepsis berisiko lebih tinggi terjadi pada Sepsis berkembang pada wanita rata-
usia tua, hal ini kemungkinan terkait rata usia 62 tahun dibanding laki-laki
dengan tingkat komorbiditas yang lebih dengan rata-rata usia 56 tahun.
tinggi.
Kriteria Diagnosis

Anamnesis
a. Demam atau tanda yang tak terjelaskan disertai Pemeriksaan Penunjang
keganasan atau instrumentasi.
Uji Laboratorium meliputi complete Blood Count
b. Hipotensi, oliguria atau anuria.
(CBC) dengan hitung diferensial, urinalisis,
c. Takipnea atau hiperpnea, Hipotermia tanpa gambaran koagulasi, glukosa, urea darah, nitrogen,
penyebab jelas. kreatinin, elektrolit, uji fungsi hati, kadar asam
laktat, gas darah arteri, elektrokardiogram, dan
d. Perdarahan.
ronsen dada.
Dapat juga dilakukan pemeriksaan dengan
didapatkan pada pemeriksaan laboratorium lain,

Pemeriksaan FIsik yaitu pada awal terjadinya sepsis terdapat


trombositopenia, leukositosis dengan shift kiri,
hiperbilirubinemia, dan protenuria.
Pada pasien yang diduga terkena
sepsis maka perlu pemeriksaan fisis
yang komprehensif
Menejemen Sepsis
Pengukuran Kadar Laktat Antibiotik Spektrum Luas
Peningkatan kadar laktat >2mmol/L harus Pemberian antibiotik spektrum luas
diukur pada kondisi 2-4 jam awal dan sangat direkomendasikan pada
manajemen awal. Pemilihan antibitiotik
dilakukan tindakan resusitasi segera
disesuaikan dengan bakteri empirik yang
ditemukan

Kultur Darah Cairan Intravena


Pengambilan kultur darah dilakukan segera,
Cairan resusitasi adalah 30 ml/kgBB
hal tersebut berguna untuk meningkatkan
cairan kristaloid; tidak ada perbedaan
optimalisasi pemberian antibiotik dan
manfaat antara koloid dan kristaloid.
identifikasi patogen.
Menejemen Sepsis
Pemberian Vasopressor

Jika tekanan darah tidak meningkat


setelah resusitasi cairan, pemberian
vasopressor tidak boleh ditunda
Pemilihan Vasopressor
• Norepinefrin direkomendasi sebagai vasopresor lini pertama.
• Dopamin sebagai vasopresor alternatif norepinefrin hanya
direkomendasikan untuk pasien tertentu,
• Dobutamin disarankan diberikan pada hipoperfusi menetap meskipun
sudah diberi cairan adekuat dan vasopressor
• Steroid dapat digunakan apabila dengan norepinefrin target MAP masih
belum tercapai
Prognosis
Sepsis memiliki mortalitas mencapai 40%. Mortalitas ini
bergantung pada organisme penyebab infeksi, sensitivitas
antibiotik, jumlah organ yang terkena infeksi, dan umur pasien
Skor SOFA dapat digunakan untuk menentukan
prognosis pasien. Skor SOFA yang rendah mengarah pada
tingkat mortalitas yang lebih rendah pula.
Sementara itu, skor SOFA >11 memprediksi mortalitas
hingga 95%.
03

KESIMPULAN
Kesimpulan
Sepsis merupakan disfungsi organ akibat gangguan regulasi
respons tubuh terhadap terjadinya infeksi. Kondisi sepsis
merupakan gangguan yang menyebabkan kematian. Gejala klinis
pada pasien sepsis yaitu terdapat infeksi yang menyebabkan
respon sitemik dengan 2 atau lebih kriteria SIRS. Sepsis dapat
diidentifikasi dengan menggunakan Sequential Organ Failure
Assesment (SOFA) untuk pasien di ICU serta menggunakan quick
SOFA (qSOFA) untuk pasien di luar ICU
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai