Pembimbing:
dr. Raden Doddy Timboel, M.Biomed, Sp.An
Oleh
Cindy Priskilla Panjaitan 1965050049
Dewa Ayu Ciptaning Prayascitha Puri 1965050061
KEPANITERAAN KLINIK ILMU ANESTESI
PERIODE 04 MEI - 13 JUNI 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
Abstrak
Telah ada evolusi yang signifikan dalam definisi dan manajemen sepsis selama tiga dekade
terakhir. Hal ini mendorong dalam pemahaman kita mengenai patofisiologinya. Ada bukti yang
menunjukkan bahwa manifestasi sepsis tidak dapat lagi dikaitkan hanya dengan agen infeksi
dan respon imun yang ditimbulkannya, tetapi juga kelainan signifikan pada koagulasi,
imunosupresi, dan disfungsi organ. Perubahan revolusioner dalam mengelola sepsis telah
mengadopsi terapi yang diarahkan pada tujuan sejak dini. Ini melibatkan identifikasi awal
pasien yang berisiko dan perawatan yang cepat dengan antibiotik, optimisasi hemodinamik,
dan perawatan suportif yang tepat. Hal ini mempunyai berkontribusi signifikan terhadap hasil
secara keseluruhan yang membaik pada sepsis. Investigasi mengenai klinis yang relevan
terhadap biomarker sepsis sedang berlangsung dan belum membuahkan hasil yang efektif.
Sistem penilaian seperti penilaian kegagalan organ dan Acute Physiology and Chronic Health
Evaluation membantu stratifikasi pasien dengan risiko sepsis. Kemajuan presisi pada teknik
dan pengembangan target terapi diarahkan untuk membatasi inflamasi yang berlebihan dan
kaskade koagulasi yang memiliki potensi untuk penelitian di masa depan. Ulasan ini
merangkum kemajuan dalam mendiagnosis dan manajemen sepsis selama dua dekade
terakhir dan mempelajari jalan yang menjanjikan untuk penelitian di masa depan.
Pengantar
● Sepsis tetap salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada pasien
yang kritis
● Insiden tahunan dari sepsis berat dan syok septik di Amerika Serikat mencapai 300
kasus per 100.000 orang.
● Sepsis juga memiliki perawatan kesehatan yang paling mahal di Amerika Serikat,
terhitung lebih dari $ 20 juta (sekitar 5,2% dari total biaya rumah sakit) pada tahun
2011
● Epidemiologis sepsis secara global sulit dipastikan. Diperkirakan lebih dari 30 juta
orang mengalami sepsis setiap tahun di seluruh dunia, yang berpotensi
mengakibatkan 6 juta kematian setiap tahun
● Sebuah studi multisenter di Australia dan New Zealand yang melibatkan 101.064
pasien kritis menunjukkan bahwa tingkat kematian pada sepsis telah menurun
selama bertahun-tahun dari sekitar 35% pada tahun 2000 menjadi sekitar 20% pada
tahun 2012.
Definisi Sepsis
Kata sepsis berasal dari bahasa Yunani kata untuk "dekomposisi" atau "pembusukan,"
dan yang pertama kali didokumentasikan penggunaannya sekitar 2700 tahun yang lalu.
“Sepsis terjadi jika ada sebuah fokus yang terjadi dan berkembang
dari bakteri patogen, secara terus-menerus atau secara berkala,
menyerang aliran darah sedemikian rupa sehingga menyebabkan
munculnya gejala subjektif dan objektif.”
Definisi Sepsis; Sepsis (1990)
Disregulasi hemostasis
Imunosupresan
1. Menyebabkan:
Faktor Aktivasi Produksi trombin,
Kerusakan Jaringan kaskade Aktivasi trombosit,
jaringan koagulasi Pembentukan klot
trombosit-fibrin
1.2.
Protein C + Protein S Protein C
Trombomodulin
menurun teraktivasi Kaskade koagulasi
menurun menurun gagal di regulasi
Hipoperfusi Peningkatan
Peningkatan
jaringan dan glikolisis secara
asam laktat
organ aerob
Menghasilkan reactive
INFLAMASI
species oxygen (ROS)
Patofisiologi Sepsis; Disfungsi seluler, jaringan,
dan organ
PARU-PARU
Akumulasi cairan menyebabkan A
Perubahan endotelium,
kaya protein di ketidakcocokan
gangguan fungsi pertahanan R
ruang paru-paru ventilasi-perfusi,
pembuluh darah, vasodilatasi,
interstitial dan hipoksia, dan D
peningkatan adhesi leukosit, S
alveoli penurunan fungsi paru
dan produksi prokoagulan
GINJAL
Penurunan perfusi ginjal, akut tubular nekrosis, GAGAL GINJAL AKUT
kelainan pada mikrovaskular dan tubulus
HEPAR
KOLESTASIS
Supresi pada pembuangan bilirubin
Patofisiologi Sepsis; Disfungsi seluler, jaringan,
dan organ
OTAK
edema serebral, gangguan
Perubahan endotel; merusak
neurotransmitter, stres ENSEFALOPATI
sawar darah otak yang
menyebabkan masuknya
oksidatif, dan kerusakan SEPTIK
pada white matter
toxin, sel radang, dan sitokin
OTOT
KERUSAKAN OTOT YANG
Memecah otot untuk menghasilkan asam amino
CEPAT DAN SIGNIFIKAN
untuk memenuhi sel imun
METABOLIK
HIPERGLIKEMIA
Peningkatan resistensi insulin
Manajemen Sepsis
Resusitasi
KOLOID
KRISTALOID
HES ALBUMIN
Deplesi volume,
HIPOTENSI SISTEMIK & DISFUNGSI
curah jantung ↓,
HIPOPERFUSI ORGAN ORGAN
vasodiltasi
Gagal
Curah jantung dan MAP Resusitasi Cairan VASOPRESOR
Vasopresor yang paling sering digunakan dalam syok septik adalah norepinefrin,
epinefrin, dopamin, phenylephrine, dan vasopresin
Sepsis Occurrence in Acutely Ill
Patients II (SOAP II) Surviving Sepsis Campaign
Dan Hasil Uji Metaanalisis guidelines
DOPAMIN NOREPINEFRIN ❏ Merekomendasikan norepinefrin
sebagai vasopresor pilihan bagian
● Efek aritmia ● Memiliki profil pasien dengan syok septik
lebih buruk hemodinamik
● Peningkatan yang lebih baik ❏ Target awal MAP 65 mmHg
mortalitas dibandingkan
dibandingkan dengan Uji Coba Optimal Vasopressor
dengan vasopresor
Titration (OVATION)
norepinefrin lainnya
MAP yang lebih rendah (60-65
➔ Urine output
lebih baik, kadar mmHg) dikaitkan dengan
laktat ↓, CVP ↑ penurunan mortalitas pada pasien
berusia 75 tahun dan lebih tua
Klirens Laktat = Penurunan Konsentrasi Laktat
SEPSIS
Ketidakseimbangan
HIPOKSIA
Demand oxygen HUTANG
JARINGAN
Vs OKSIGEN
GLOBAL
Transport oxygen
TTV/Urione
Ouput/ScvO2
● Patogen yang paling sering dikaitkan dengan kematian pada sepsis adalah cocci Gram positif,
lalu diikuti oleh basil gram negatif.
➢ Pemberian regimen antibiotik kombinasi
➢ Surviving Sepsis Campaign = membatasi terapi spektrum luas empiris hingga 3-5 hari,
kecuali pada pasien dengan neutropenia dan dengan patogen yang resisten multi-obat,
seperti Acinetobacter dan Pseudomonas
● Pada pasien dengan demam persisten meski sudah diberi terapi antibiotik empiris → FUNGEMIA.
➢ The Infectious Diseases Society of America (IDSA) merekomendasikan inisiasi terapi
antijamur empiris baik dengan echinocandin atau flukonazol
KONTROL SUMBER
segala tindakan fisik atau pembedahan yang dapat digunakan untuk
mengendalikan fokus infeksi atau mengubah faktor penentu yang
mendorong penyebaran atau persistensi infeksi.
❏ Metode kontrol sumber yang optimal dipilih berdasarkan analisis
risiko/manfaat dari intervensi.
❏ Kemajuan dalam teknik radiologi dan pengembangan intervensi
perkutan menawarkan alternatif bedah yang sama efektif dan less
invasive dalam kontrol sumber, serta memungkinkan untuk deteksi
dini klinis dari fokus infesi yang tersembunyi
Peran Prokalsitonin
Prokalsitonin adalah prekursor kalsitonin - hormon pengatur yang terlibat dalam
homeostasis kalsium- dan biasanya tidak terdeteksi pada individu yang sehat
Activated Protein C atau ❖ Protein endogen yang diproduksi dalam kaskade koagulasi dan bentuk
Drotrecogin α atau Xigris aktifnya ditunjukkan pada efek antiinflamasi in vitro melalui
penghambatan TNFα, IL-1β, dan IL-6, serta pembatasan adhesi neutrofil
dan monosit ke endotelium
❖ Mengurangi respons prokoagulan dan antifibrinolitik pada SIRS
❖ Studi tindak lanjut : drotrecogin α ditarik dari pasar pada tahun 2011
dikarenakan tidak menunjukkan manfaat dalam mengurangi mortalitas
pada pasien dengan severe sepsis
Antibodi monoklonal ❖ Tumor necrosis factor-α (TNFα) menjadi subjek target terapi mengingat
terhadap TNF fungsi integralnya dalam pensinyalan biokimiawi dalam kaskade inflamasi
(Cytofab - antibody ovine ❖ Tahun 2012, pengembangannya dihentikan setelah ditemukan kegagalan
polyclonal anti-TNF) obat dalam perbaikan dalam angka mortalitas dan pasien di ICU
Modalitas Pengobatan Terbaru
Platelet activating ❖ Gagal menunjukkan manfaat yang signifikan
Factor (PAF) dan
Antagonis IL-1
Short-acting β ❖ Ditujukan dapat mengurangi efek respon dari adrenergik simpatis pada
blockade with Esmolol sepsis
❖ Sebuah meta-analisis dari lima uji RCT ) oleh Liu et al menunjukkan
bahwa infus esmolol secara signifikan mampu meningkatkan angka
bertahan hidup dan menurunkan denyut jantung serta troponin I
Modalitas Pengobatan Terbaru
Intravena ❖ Meningkatkan IgM melalui imunoglobulin polyclonal tampaknya
Imunoglobulin menunjukkan berkurangnya beberapa kejadian mortalitas
Polyclonal (IVIg) ❖ Uji klinis skala besar yang melibatkan IVIg tidak menunjukkan manfaat
terhadap mortalitas dalam penggunaannya
❖ Surviving Sepsis Campaign guidelines 2016 tidak merekomendasikan
penggunaan imunoglobulin intravena pada sepsis
Blood purification ❖ Pembersihan atau inaktivasi endotoksin dan sitokin inflamasi sebagai
(Hemoadsorption) terapi pendukung tambahan pada sepsis
❖ Darah melewati membran adsorben (polimiksin B) untuk
menghilangkan endotoksin
Other Blood ❖ Plasma exchange : plasma dipisahkan dari seluruh komponen darah,
purification dibersihkan, dan kemudian diganti dengan kristaloid
❖ Coupled Plasma Filtration Adsorption (CPFA) : kombinasi dari
filtrasi plasma dan hemadsorpsi
Modalitas Pengobatan Terbaru
Imunostimulan ❖ Dasar teiri : Sepsis dan penyakit kritis lainnya menyebabkan
imunosupresi
❖ Interferon type II (IFNγ) therapy : pemulihan fungsi monosit dan
resolusi dari sepsis
❖ Terapi granulocyte colony-stimulating factor (G-CSF) :
meningkatkan fungsi dan jumlah neutrophil, sehingga dengan demikian
meningkatkan kekebalan host
Kesimpulan
Sepsis merupakan beban penting pada sistem kesehatan di seluruh dunia. Belum ada
magic bullet dalam pengelolaan sepsis. Akan tetapi, langkah-langkah seperti
penggunaan antibiotik dengan segera dan resusitasi hemodinamik, penggunaan
ventilator yang tepat, dan transfusi produk darah secara bijaksana terbukti
memainkan peran penting dalam mengurangi morbiditas dan mortalitas.
Penggunaan modalitas terbaru yang lebih presisi, seperti imunomodulator yang saat ini
masih dalam tahap pengembangan, menawarkan bidang penelitian yang
menjanjikan. Pengembangan skor seperti APACHE-II dan sequential organ failure
assessment (SOFA) menjadi alat pemeriksaan klinis sederhana namun bermanfaat
dalam penilaian dan penentuan prognosis sepsis. Kriteria SIRS yang sebelumnya
digunakan ditinggalkan dan mengusulkan definisi yang lebih kompleks berdasarkan
disfungsi multiorgan dan skor SOFA. Diharapkan bahwa hal tersebut dapat meningkatkan
ketepatan diagnosis klinis sepsis, epidemiologis dan pengkodean rumah sakit.
THANK YOU
Do you have any questions?
Contacts:
panjaitan.priskilacindy@gmail.com
dewaayu.cpp@gmail.com