Anda di halaman 1dari 32

MAD

HEADACHE
CLINICAL CASE 3.6
Elvira Rahma Karmelia (18711107)
Alfia Qurrota Ayun (18711170)
01 Analisis Anamnesis

02 Analisis Pemriksaan Fisik

Analisis Diagnosis & Diagnosis


03 Banding

04 Analisis Tatalaksana

05 Usulan Tatalaksana

06 Penulisan Resep

07 Penilaian Video
01
ANALISIS
ANAMNESIS
Identitas
Laki-laki usia 60 tahun

Keluhan
•Vertigo sejak 2 minggu lalu dipicu perubahan posisi,
10-30 detik
•Mual
•Muntah
•Keringat dingin
•Gangguan pendengaran (tinnitus)

RPD
•Asma persisten ringan 5 tahun lalu
•Gangguan cemas
•Gangguan tidur
Usia 60 th Tinnitus Asma

Reaksi alergi dapat Pusing berputar  vertigo


Terjadi proses Fluktuasi abnormal pada
memicu kondisi rekasi
degenerasi pada sistem cairan endolimfe 
imunitas berupa hidrops
vestibuler merusak sel-sel rambut  Vertere (latin), artinya
endolimfatik pada telinga
gangguan input saraf 
( Jusuf, 2014) peningkatan aktivitas
bagian dalam memutar
saraf pada korteks (Pyykko & Hardy, 2020)
auditorius Berdasar etiologi, terdapat
vertigo sentral dan perifer
Inhibisi tonus intestinum Hormon stress mengubah
dan aktivasi reseptor H1 dinamika cairan telinga Secara klinis, pasien
dan M1 pada regio kegiatan berlebihan bagian dalam  disfungsi
vestibular  aktivasi dari sistem saraf otonom mengarah pada tipe perifer
pada system vestibuli dan
pusat muntah auditori.
( Jusuf, 2014)
( Jusuf, 2014) (Orji, 2014) (Jusuf, 2014)

Mual Keringat Gg.


Muntah dingin Kecemasan
02
ANALISIS
PEMERIKSAAN
FISIK
PEMERIKSAAN FISIK

Tekanan Darah Laju Pernapasan


130/85 mmHg, prehipertensi. 22 x/menit, meningkat
Faktor resiko vaskular seperti
hipertensi sering terjadi pada usia
>50 tahun (Nakashima et al., 2016)

Denyut nadi Suhu


98 x/menit, normal 36,5°C, normal
KEADAAN UMUM: STATUS GENERALIS
Baik, compos mentis Konjungtiva, sklera, JVP, thoraks, abdomen,
dan ekstremitas dalam batas normal
PEMERIKSAAN FISIK
Nervus Kranialis
Abnormal pada nervus I, II, XIII.
• Nervus I  menilai fungsi penciuman
• Nervus II  menilai fungsi penglihatan
• Nervus XIII  menilai fungsi pendengaran

Pemeriksaan Visus
• Visus jauh normal
• Visus dekat dengan koreksi lensa sferis +0.5

Saran pemeriksaan tambahan :


• Tes Dix Hall-pike atau supine roll Pemeriksaan Koordinasi
• Tes audiometri
• Tes Romberg (+)
• Tes Jalan Tandem (+)
03
ANALISIS
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA
Mengapa pasien didiagnosis dengan probable
meniere disease?

• keluhan pusing berputar yang dipicu oleh


perubahan kepala
• keluhan mual, muntah, keringat dingin, dan
tinnitus.
• Pada pemeriksaan nervus kranialis terdapat
hasil abnormal pada nervus XIII hasil positif pada
pemeriksaan koordinasi
• Adanya trias gejala meniere : tuli sensorineural,
tinnitus, dan vertigo
• Adanya faktor resiko berupa usia lanjut, riwayat
asma, prehipertensi, dan gg kecemasan

(Orji, 2014; Pyykko & Hardy, 2020)


Penyakit meniere merupakan kelainan
pada telinga disebabkan kondisi hidrops
endolimfe yang disebabkan adanya kelebihan
sekresi endolimfie koklea, kegagalan resorpsi
ke dalam ruang subarachnoid, atau keduanya.
(Tanto et al., 2014)
DIAGNOSIS BANDING (Tanto et al., 2014)

BPPV Neuritis Vestibular


Adanya perasaan berputar yang mendadak muncul disfungsi akut pada sistem vestibular yang disertai
setelah perubahan posisi kepala dan berlangsung vertigo, mual, dan muntah namun tidak disertai
singkat (10-20 detik) tanpa disertai gangguan penurunan pendengaran, sering terjadi pada usia
pendengaran paruh baya biasanya didahului dengan riwayat
infeksi virus ataupun mekanisme imunologi lainnya

Pada pemeriksaan visus dekat pasien mengalami kesulitan dan perlu bantuan dengan lensa koreksi sferis
+0.5  presbyopia, kondisi berkurangnya elastisitas lensa akibat proses penuaan dan berujung pada
tidak cukupnya daya akomodasi untuk kerja dekat
04
ANALISIS
TATALAKSANA
ANALISIS TATALAKSANA
Vestibular suppresant

Antikolinergik Antihistamin Benzodiazepine


• Menghambat aktivasi • Memblokir reseptor histamin, • Mengikat reseptor GABA
neuron di nukleus baik di H1 maupun H2 spesifik pada SSP 
vestibular • Untuk vertigo : antihistamin-1 menekan kerja vestibular &
• Paling efektif : skopolamin generasi-1 (antiemetik, efek sedasi
• Efek samping : mulut memiliki efek sentral dan • Meminimalisir keparahan dan
kering, pupil melebar, dan efek sedatif) mengendalikan kecemasan
sedasi • Umum digunakan : • Dosis kecil dan jangka
(Yacovino et al., 2016). dimenhidrinat dan pendek
difenhidramin
(Katzung et al., 2018)
(Amboss, 2021)
ANALISIS TATALAKSANA

Antidepresan Adrenoreseptor
Diuretik gol trisiklik beta 2 selective
• Memblokade kanal transporter • Menghambat re-uptake • Simpatomimetik untuk
(Na-Ca)  hambat rasorbsi serotonin dan norepinefrin dan pengobatan asma
NaCl pada tubulus kolektivus antagonis dari reseptor H1 • Bekerja selektif pada reseptor
distal (thiazid) • Dosis rendah amitriptyline 10 B2
• Meningkatkan sekresi natrium mg sebelum tidur • Umum digunakan : albuterol
dan air di tubuh  cairan • Efek samping : mulut kering, (salbutamol)
endolimfa berkurang konstipasi, hipotensi ortostatik (Katzung et al., 2018)
• Umum digunakan : pada lansia
hydrochlorotiazid (HCTZ) (Katzung et al., 2018 ; Rajamani
(Katzung et al., 2018) dan Sahu, 2018)
05
USULAN
TATALAKSANA
USULAN TATALAKSANA

Non-farmakologi Terapi Gangguan


Pendengaran
• Konsumsi air secukupnya sesuai • Alat bantu dengar yang sesuai
kebutuhan tubuh per hari, dihitung • Bila gangguan pendengaran sangat
dengan cara BB (kg dikali 30 ml parah  implan koklea
• Kurangi konsumsi garam (1,5-2 g • Bila ada keluhan tinnitus  terapi
sehari) suara, benzodiazepin jangka
• Diet tinggi kalium dan protein pendek, atau antidepresan
• Hindari faktor pencetus hipertensi (Cruz, 2014)
(kopi, alkohol, rokok perubahan
tekanan barometer)
• Hindari stimulus visual yang
memicu nistagmus

(Thursina dan Dewati, 2017)


6. Penulisan Resep
07
Penilaian Video
Form Pemeriksaan geriatri

A. IDENTITAS B. SKRINING KONDISI GERIATRI


Nama Pasien: Kartini Penglihatan Pertanyaan : “apakah anda Apakah terdapat Tidak
Jenis kelamin: Perempuan mempunyai kesulitan dalam ketidakmampuan
berkendara, menonton TV melihat dalam
Umur: 76 tahun atau membaca atau jarak
Agama: Islam melakukan aktivitas sehari- > 20/40 dengan
hari karena penglihatan kartu Snellen
Pendidikan: - anda?” (atau hitung jari)
Alamat: -  
Jika ya ;Lakukan tes mata
dengan kartu snellen saat
pasien memakai lensa
koreksi (bila
memungkinkan) Atau jika
tidak memungkinkan bisa
juga dilakukan tes membaca
Pasien masih koran
mampu membaca
koran tanpa lensa
koreksi
Pendengaran Menggunakan audioskope pada 40 dB, Ketidakmampuan Ya
tes pendengaran dengan 1000 dan untuk mendengar
2000 Hz frekuensi 1000- 2000
Jika tidak memungkinkan lakukan tes Hz atau tes bisik pada
bisik pada masing-masing telinga kedua telinga atau di
pasien salah satu telinga.
 
Cat : melakukan tes berbisik pada jarak
60 cm dari samping pasien, dengan
cara menyebutkan tiga angka atau
huruf, kemudian meminta responden
menyebutkan apa yang dibisikkan

KRITIK:
Sebaiknya pemeriksa tidak mengepalkan tangan di samping
pasien, cukup dengan memperkirakan jarak 60 cm saja. Selain
itu, sebaiknya pasien diminta menutup telinga kiri saat telinga
kanan diperiksa dan sebaliknya.
Mobilitas Kaki Catat waktu yang dipergunakan Tidak mampu TIdak
pasien untuk melakukan instruksi melakukan
: “Berdiri dari kursi, jalan 10 instruksi dalam 15
langkah (jarak 3 meter), kembali detik
ke kursi, duduk kembali” secara
berurutan.
Cat : jalan paling cepat
semampunya.

KRITIK:
Sebaiknya disampaikan
jalan cepat semampunya.
Inkontinensia Ada 2 bagian : Ya untuk kedua Tidak
Urini Pertanyaan : “Tahun lalu apakah pertanyaan
anda pernah mengompol?”
Jika Ya : “Pernahkah anda
mengompol dalam waktu enam
hari terakhir?”
Nutrisi, Ada 2 bagian: Jika terdapat Ya
Penurunan BB Pertanyaan: penurunan berat
“ Apakah berat anda turun 5 kg badan 5 kg dalam 6
dalam 6 bulan ini tanpa usaha bulan atau berat
untuk itu?” badan yang < 50
Timbanglah berat badan pasien. kg

KETERANGAN: KRITIK:
terdapat penurunan BB sebulan yang lalu Penyebab penurunan berat badan
dari 45 menjadi 41kg. belum digali, pertanyaan yang
BB sudah ditimbang lagi hasilnya masih diajukan kurang luas.
41kg
Memori Menyebutkan kembali 3 benda Tidak dapat Tidak
(pada awal pemeriksaan pasien menyebutkan
diberi perintah untuk mengingat kembali setelah
3 benda yang diucapkan lebih dari 1 menit.
pemeriksa untuk diingat kembali
jika ditanyakan oleh pemeriksa)

KRITIK:
KETERANGAN:
Pasien dapat menyebutkan
Pasien dapat mengingat
benda yang disebutkan
dan menyebutkan benda
kemungkinan karena benda
yang telah diperintahkan
terdapat di depan pasien.
Depresi Pertanyaan : Ya untuk Tidak
“Apakah anda sering merasa pertanyaan
sedih/kesepian/hidup terasa tersebut
hampa/merasa tidak puas dengan
kehidupan?” (Catatan: dengan
menggunakan bahasa yang
mudah dipahami responden)
Keterbatasan Ada 6 pertanyaan: Tidak untuk Tidak.
Fisik   salah satu atau
“melakukan aktivitas berat seperti jalan lebih dari
cepat atau bersepeda?” pertanyaan
“pekerjaan berat di rumah seperti tersebut.
membersihkan jendela, pintu, dinding?”
“pergi belanja ke tempat grosir atau kain?”
“pergi ke suatu tempat yang agak jauh
dengan berjalan?”
“mandi, baik dengan spon, bak mandi,
shower?”saat mandi beberapa kali gayung
jatuh
“berpakaian seperti memakai kaos,
mengancingkan dan menarik ritsleting,
memakai sepatu?”

KETERANGAN:
Terdapat keterbatasan dalam berpergian ke
tempat yang agak jauh dengan berjalan.
Kesimpulan
pemeriksaan skrining
geriatri:
Ibu Kartini usia 76 tahun terdapat
gangguan pendengaran, riwayat
penurunan berat badan 4kg dalam
waktu sebulan, dan keterbatasan
dalam berpergian dengan jarak yang
agak jauh jika berjalan.
DAFTAR PUSTAKA
Amboss. 2021. Antihistamines. [online] Available at: <https://www.amboss.com/us/knowledge/Antihistamines/> [Accessed 28 July 2021].

Becker, D. E. 2010. Nausea, vomiting, and hiccups: a review of mechanisms and treatment. Anesthesia Progress, 57(4), 150–157.
https://doi.org/10.2344/0003-3006-57.4.150

Anindita, T., Wiratman, W. 2017. Buku Ajar Neurologi 1 st ed. Jakarta: Penerbit Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia

Cruz, M. 2014. Ménière’s disease A stepwise approach. Medicine today 15(3): 18-26

Jusuf, M. I. 2014. Vertigo. IDI Cabang Kota Gorontalo.

Katzung, B., Masters, S. and Trevor, A., 2018. Basic & clinical pharmacology. New York: McGraw-Hill.

Nakashima, T., Pyykkö, I., Arroll, M. A., Casselbrant, M. L., Foster, C. A., Manzoor, N. F., Megerian, C. A., Naganawa, S., & Young, Y. H. 2016.
Meniere’s disease. Nature Reviews Disease Primers, 2(May), 1–19. https://doi.org/10.1038/nrdp.2016.28

Orji, F. 2014. The influence of psychological factors in Meniere′s disease. Annals of Medical and Health Sciences Research, 4(1), 3.
https://doi.org/10.4103/2141-9248.126601
DAFTAR PUSTAKA
Pribadi, F. W. 2009. Pemeriksaan Fisik Saraf Kranialis. Universitas Jendral Soedirman. http://fk.unsoed.ac.id/sites/default/files/img/modul
labskill/modul ganjil II/Ganjil II - Pemeriksaasn GCS dan PCS.pdf

Pyykko, I., & Hardy, T. A. 2020. Menière ’ s disease. 1–6. https://doi.org/10.1001/jamaneurol.2020.0884.2

Rajamani, S. and Sahu, P., 2018. A randomized control trail on the effectiveness of (Tricyclic antidepressant) Amitriptyline 10 mg bedtime in
patients suffering from Meniere’s disease. International Journal of Otorhinolaryngology and Head and Neck Surgery, 4(2), p.532.

Tanto, C., Liwang, F., Hanifati, S., & Pradipta, E. A. 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius.

Thursina, C., Dewati. E. 2017. Pedoman Tatalaksana Vertigo. Kelompok Studi Nerutootologi dan Neurooftalmologi Perhimpunan Dokter Spesialis
Saraf Indonesia (PERDOSSI).

Tim Blok 3.6. 2021. Panduan Keterampilan Medik Blok Masalah Pada Usia Lanjut ( 3 . 6 ). Fakultas Kedokteran UII.

Yacovino, D., Carrea, R. and Luis, L., 2016. Medication for Treating Vestibular Disorders. [online] Vestibular Disorder Association. Available at:
<https://vestibular.org/article/diagnosis-treatment/treatments/medication/> [Accessed 24 July 2021].
THANK
YOU
ANY QUESTIONS?

Anda mungkin juga menyukai