Anda di halaman 1dari 14

NEURITIS VESTIBULARIS

PENDAHULUAN
Definisi neuritis vestibularis adalah defisit unilateral yang terjadi
tiba-tiba

pada

organ

vestibular

perifer

tanpa

disertai

gangguan

pendengaran dan tanda disfungsi batang otak. (Amar A,et all, 2012).
Istilah yang mirip dengan neuritis vestibularis adalah : neurolabirintitis
viral, vestibulopathi unilateral perifer akut, vestibular neurolabitintitis,
neuropati vestibularis, vertigo episodik, vertigo epidemik. Jika nervus
vestibularis terpotong maka input aferen dari satu sisi akan hilang dan timbul
gejala mual, muntah, vertigo berat, cenderung jatuh kesisi yang sakit, sulit sekali
berdiri dan berjalan, timbul nistagmus ke sisi yang sehat. (Amar A,et all, 2012).
Laporan kasus pertama kali pada tahun 1908 oleh Ruttin yang menggambarkan

penderitaan pasien Neuritis Vestibularis dengan serangan vertigo mendadak,


sulit berjaan, muntah, tidak ada tinitus, tidak ada ketulian, membran timpani
normal. Nistagmus rotatoar kekiri. Tidak ada reaksi dengan irigasi telinga kanan,
namun reaksi muncul setelah irigasi telinga kiri. ( Jenie MH, 2002). Sementara
Dix dan hallpike pada tahun 1952 memperkenalkan neuritis vestibularis untuk
membedakan dengan penyakit meniere sebagai bentuk penyakit organik yang
terbatas pada aparatus vestibular , terlokalisir pada perjalanan saraf perifer ke
atas dan mencakup neuritis vestibular pada batang otak. Muncul vertigo dengan
spektrum luas , pandangan gelap dan ketidakseimbangan kronis. Disertai
kelainan tes kalori unilateral dan bilateral. (Jenie MH, 2002).

Perjalanan informasi fungsi alat


keseimbangan tubuh melewati
tahap transduksi (vestibular, visus,
propioseptik), transmisi menuju ke
otak, medulasi oleh beberapa
struktur diotak yang berpengaruh
disistem vestibular dan persepsi

Neuritis Vestibularis

ANATOMI
Kelainan neuritis vestibularis disebabkan otak tidak mendapat
masukan afferen dari salah satu sisi labirin. Hal ini dijumpai pada
gangguan aparatus vestibuler, nervus vestibularis, nukleus vestibularis di
batang otak dan traktusnya ke atas sehingga informasi yang ditangkap
oleh reseptor tidak sampai ke kortek pusat keseimbangan. Perubahan
gerakan

dan

posisi

kepala

akan

mengaktifkan

salah

satu

labirin

(meningkatkan input) dan menghambat (menurunkan input) pada sisi


lainnya. (Kusumastuti K, 2011). Pada neuritis vestibularis biasanya terjadi
kerusakan pada bagian superior nervus vestibularis yang mempersarafi
kanalis semisirkularis horisontal dan anterior, termasuk utrikulus dan
sebagian sakulus. . (Amar A,et all, 2012). Aktivitas neuronal yang asimetri
pada nukleus vestibularis menghasilkan gerakan mata kompensasi dan
pengaturan postur sehingga kepala terasa berputar. Bila input dari satu
sisi yang berhenti ini akibat neuritis vestibularis, maka aktivitas neuronal
nukleus vestibularis ipsi lateral akan berhenti sementara sisi kontra lateral
masih aktif. Rangsangan asimetri ini sesuai dengan rotasi kontinyu kepala
dan kemiringan kepala menuju sisi yang sehat. (Amar A,et all, 2012).

Gambar 1. a. Gambaran neuritis vestibularis yang mengalami inflamasi


pada nervus vestibularis. b. Gambaran neuritis vestibularis dan labirintitis.
EPIDEMIOLOGI
Neuritis Vestibularis

Neuritis vestibularis merupakan kelainan vestibularis perifer kedua


terbanyak setelah BPPV dengan insiden 3,5 per 100.000 populasi. Paling
sering mengenai usia 30-60 tahun. Banyak ditemukan berkaitan dengan
musim, biasanya di dahului dengan infeksi saluran nafas. Gejala yang
berlangsung lama kadang membuat pasien takut bergerak dan akan
berkembang menjadi stroke. Tidak ada perbedaan signifikan antara lakilaki dan perempuan. (Struppt M, 2009, Amar A,et all, 2012).
ETIOLOGI
Diduga disebabkan oleh virus, hal ini diperkuat dengan munculnya
yang bersamaan dengan musim endemik infeksi virus. Hal ini disebabkan
vestibular neuritis hasil histopatologinya menyerupai hasil histopatologi
pada herpes zooster di telinga. Selain itu hasil studi otopsi didapatkan
gambaran (degenerasi inflamasi nervus vestibularis) menunjukkan kadar
protein

yang

meningkat

pada

cairan

serebrospinal

serta

adanya

transkripsi laten DNA dan RNA virus herpes simplek pada ganglia
vestibular.

Kondisi

diatas

diduga

mirip

dengan

mekanisme

yang

mendasari penyebab penyakit Bells palsy karena penyebab virus. (Struppt


M, 2009, Amar A,et all, 2012). Ganglia vestibularis menjadi bagian yang
diduga terkena virus HSV-1 sebagaimana daerah ganglia lain di nervus
kranialis yang terkena virus HSV-1. Hal ini juga didukung oleh karena
beberapa

faktor

yang

terjadi

inflamasi

dan

edema

menyebabkan

kerusakan sel sekunder dari sel ganglion vestibular dan axon di tulang
kanal. Hal ini disebabkan oleh nervus vestibular superior lebih panjang
dan mempunyai banyak spekula, dimana kanalis semisirkularis diinervasi
oleh vaskularisasi tambahan berupa anastomose yang menjelaskan
bagian posterior jarang terkena. (Struppt M, 2009)

Neuritis Vestibularis

Anastomose dari nervus


facio-vestibular
mengenai ganglion
vestibularis.

PATOFISIOLOGI
Sindroma

vertigo

muncul

manakala

ada

disharmoni

(discordance)

masukan sensoris yang berasal dari ketiga reseptor, vestibular (canalis


semisirkularis), visus (retina) dan propioseptik (tendon, sendi dan
sensibilitas dalam). Apabila masukan sensoris tidak seimbang antara sisi
kiri dan kanan karena defisit vestibular unilateral akan menyebabkan
ketidaksinkronan dan menimbulkan kebingungan alat keseimbangan
tubuh dan membangkitkan respon dari saraf otonom, otot penggerak
mata dan penyangga tubuh (ataksia, unsteadiness), serta kortek vertigo.
Rangsangan tersebut juga meningkatkan stres fisik dan atau psikis yang
akan memacu pelepasan CRF (corticopontin releasing faktor). CRF dapat
mengubah keseimbangan kearah dominasi saraf simpatik terhadap
parasimpatik

sehingga

muncul

gejala

vertigo.

Selanjutnya

ketika

keseimbangan berubah kearah parasimpatik sebagai akibat hubungan


reciprocal inhibition antar saraf simpatik dan parasimpatik, maka gejala
mual dan muntahakan muncul. Bila rangsangan diulang-ulang maka
jumlah ion Ca dalam sel pre sinap akan kian berkurang, bersamaan
dengan menyempitnya kanal Ca (kalsium) yang mempersulit masuknya
ion Ca (Ca influk). (Amar A,et all, 2012).

Neuritis Vestibularis

Pelepasan CRF dari hipothalamus akibat rangsangan vestibular


merangsang kegiatan saraf simpatis di locus caeruleus, hipokampus,
kortek cerebri.

GAMBARAN KLINIS
Karakteristik sindrom klinis neuritis vestibularis adalah :
a.

Vertigo rotatorik dan nause spontan yang berat, onset dalam

beberapa jam, menetap lebih dari 24 jam.


b.
Nistagmus horisontal rotatorik spontan dengan arah ke non
lesional dengan ilusi gerakan sekitarnya (oskilopsia).
c.
Gangguan keseimbangan saat berdiri atau berjalan.
d.
Defisit fungsi kanalis horisontal unilateral , yang dapat
dideteksi dengan tes VOR dan irigasi kalorik
e.
Pemeriksaan otoskopi dan pendengaran normal
f.
Tidak didapatkan defisit neurologis
g.
Nausea dan vomiting
Gejala vertigo muncul mendadak sering terjadi waktu malam dan saat
bangun tidur pagi. Biasanya berlangsung sampai 2 minggu. Dengan gejala
berat ini pasien harus berbaring dengan mata tertutup serta posisi miring

Neuritis Vestibularis

dengan sisi telinga yang terganggu di bawah. (Amar A,et all, 2012,
Kusumastuti K, 2011)
DIAGNOSIS KLINIS
Diagnosis berdasarkan klinis diatas, apabila sudah didapatkan gejala
seperti diatas maka pemeriksaan penunjang tidak diperlukan. Untuk
mengetahui gangguan fungsi vestibular unilateral dan monitor perbaikan
dengan ENG dan tes kalori. Untuk mengevaluasi fungsi pendengaran
dalam rangka mendifferensiasi dengan (Meniere, fistel perilimf atau infark
labirin) dilakukan pemeriksaan audiometri. Sedangkan MRI dilakukan
untuk kecurigaan gangguan di batang otak, cerebelum dan gangguan
vaskular. Beberapa tes rutin untuk mengevaluasi gagguan vestibular
perifer antara lain kacamata frenzel, ofthalmoskopi, head shaking, head
impuls, head thrust dan tandem-rhomberg. (Amar A,et all, 2012).
Pemeriksaan sederhana dengan head impuls, head heave tes, head shake
dan vibration memberikan manfaat dalam menegakkan diagnosis pada
awalnya dan membantu mengetahui prognosis dalam jangka panjang.
(Mandala M, 2008).

Head Impuls
Diagnosis neuritis vestibularis dapat di bantu dengan pemeriksaan yang
menunjukkan kelainan satu sisi dari vestibulo ocular reflek yaitu tes head
impuls. Ketika kepala di gerakkan secara cepat ke sisi lesi mata bergerak
mengikuti kepala dan penderita kemudian menyesuaikan untuk kembali
fase cepat ke tengah. Hal ini menunjukkan gangguan satu sisi dari reflek
vestibuloocular yang muncul jika fungsi vestibular perifer tidak melakukan
penyesuaian. (Struppt M, 2009)

Neuritis Vestibularis

Gambar A. Menunjukkan gerakan kepala pada sisi yang sehat, dengan


fase kompensasi berlawanan arah dengan arah gerakan kepala. B. pada
kasus gangguan satu sisi penderita tidak mampu untuk menggerakkan
reflek vestibuloocular secara cepat dan membutuhkan penyesuaian untuk
koreksi fase cepatnya. C. Pada penderita dengan kehlangan fungsi kanalis
semisirkularis kanan, selama gerakan cepat menuju bagian kanan yang
mengalami lesi, gerakan mata bersamaan dengan kepala ke kanan dan
kemudian penderita menyesuaikan fase cepat kekiri.
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Kalo

berdasarkan

pemeriksaan

yang

anamnesa

seksama

maka

dan

gambaran

differential

klinis

diagnosis

dengan
biasanya

didasaran pada dua pertanyaan dasar berikut : 1. Apakah gejala klinis


yang muncul murni sesuai dengan gangguan vestibular perifer ataukah
ada gangguan neurologis sentral yang sesuai dengan neuritis vestibularis.
2. Apakah ada tanda, gejala atau indikasi klinis kelainan mendadak yang
mengarah pada gangguan vestibular satu sisi atau keduanya. (Struppt M,
2009)
Pada pemeriksaan klinis tanda dan gejala gangguan lesi batang otak
dan cerebelum banyak yang menyerupai kelainan pada vestibular neuritis
yang disebut dengan (vestibular pseudoneuritis). Dengan kata lain hampir
tidak ada

gambaran patognomonis atau tanda klinis vestibular neuritis

yang benar-benar utuh yang memudahkan untuk mendiagnosis neuritis


vestibularis. Hanya dalam kasus yang tertentu dan relatif jarang
didapatkan penderita dengan penurunan fungsi vestibular perifer satu sisi
Neuritis Vestibularis

diikuti dengan kelainan pada kanalis semisirkularis horisontal yang dapat


didiagnosa dengan prosedur yang sesuai dengan penegakan diagnosis
neuritis vestibularis yaitu metode head impuls tes dan tes irigasi kalori.
(Struppt M, 2009)
Lesi sentral
Ada daerah kecil di medula oblongata lateral meliputi daerah
masuknya nervus vestibularis dan nukleus vestibularis bagian medial dan
superior yang kelainannya kadang sulit di bedakan dengan nervus
vestibularis perifer dan lesi di labirin. Ditemukan beberapa pasien dengan
multiple sklerosis yang didapatkan plak pada pontomedulary atau infark
kecil di tempat masuknya nervus vestibulokoklearis (NC VIII). Kondisi ini
menyebabkan kelainan di fasikulus nervus vestibularis dan menimbulkan
gejala

mirip

dengan

neuritis

vestibularis

yang

disebut

dengan

pseudoneuritis vestibularis. Membedakan antara penyebab sentral dan


perifer yang menyebabkan kelainan vestibular perifer satu sisi cukup
sederhana yaitu apabila kita mendapatkan pasien dengan tanda kelainan
batang otak jelas. Apabila tidak didapatkan maka memang sulit untuk
membedakannya. Sehingga tanda dan gejala merupakan alat diagnosis
yang

penting

untuk

vestibularneuritis

membedakan

pada

kondisi

vestibular

akut.

neuritis

Meskipun

dan

diagnosis

pseudo
akhirnya

membutuhkan neuro imaging untuk memastikannya. Adanya deviasi atau


kelainan

neurologis

tidak

selalu

menunjukkan

gambaran

psedovestibularneuritis, akan tetapi tidak adanya tanda vestibular seperti


(headthrust test, saccadic pursuit, gaze-evoked nystagmus, subjective
visual vertical) lebih berkaitan dengan adanya lesi sentral. (Struppt M,
2009)
Infark di serebelum bisa juga menyerupai neuritis vestibularis, yaitu
pada daerah vaskularisasi posterior inferior serebelar arteri (PICA). Kondisi
ini juga bisa menyebabkan gangguan gerakan mata inkomplit terutama
jika melibatkan nukleus dentatus yang akhirnya membuat differential
diagnosisnya lebih sulit. Infark di arteri serebelaris anterior inferior juga
menyebabkan gambaran menyerupai neuritis vestibularis, akan tetapi
pada kondisi ini lebih berhubungan dengan kehilangan pendengaran satu
Neuritis Vestibularis

sisi ( karena iskemik nervus koklearis) dan tanda kelainan batang otak.
Pada semua lesi serebelum menyebabkan vertigo dan tanda patologis
rhomberg.

Tetapi

pemeriksaan

klinis

dan

tes

pendengaran

dapat

membedakan antara neuritis vestibularis dan pseudoneuritis vestibularis


pada kebanyakan kasus. Diperlukan studi lebih lanjut untuk menemukan
hubungan kaitan klinis vestibular dan okulomotor dengan MRI pada
kelainan

serebelum.

Serangan

mendadak

migrain

vestibular

juga

menyerupai neuritis vestibular karena berkaitan dengan vertigo berputar


dan nistagmus horisontal dan rotatoar. Adanya gejala penyerta dan
perjalanan penyakit membantu dalam menentukan perbedaan antara
vestibular perifer dan sentral. (Struppt M, 2009)
Lesi Perifer
Penyakit

yang

mempunyai

gejala

yang

menyerupai

neuritis

vestibularis relatif jarang ditemukan. Meskipun demikian pemeriksaan


penunjang seperti laboratorium, lumbal pungsi, CT Scan dan MRI tidak
selalu di kerjakan untuk menemukan diagnosis neuritis vestibularis. Hal ini
disebabkan diantaranya karena penyakit ini relatif jarang dan kalaupun
ditemukan adanya gejala lain bisa merupakan penunjuk kemungkinan
penyakit lain selain neuritis vestibularis. (Struppt M, 2009(Struppt M,
2009)
Serangan akut pasien yang datang ke IRD dengan klinis Meniere
atau BPPV dapat sulit di bedakan dengan neuritis vestibularis. Gajalagejala yang sering ditemui seperti serangan akut, mendadak dengan
pemulihan cepat dan dalam perjalanannya didapatkan hiperakusis,
tinnitus dan rasa penuh ditelinga dapat menunjukkan kemungkinan
diagnosis lain. Gejala berupa rasa terbakar dan melepuh di telinga disertai
gangguan pendengaran merupakan gejala khas dari herpes zoster oticus
(Ramsay-Hunt syndrome). Pada kasus diatas pemberian aciclovir maupun
valacyclovir dapat diberikan. Hal yang mengarahkan diagnosis herpes
zoster telinga adalah apabila ditemukan gangguan vestibular perifer satu
sisi terutama bagian superior dan inferior yang berbeda dengan neuritis
vestibularis pada gambaran kontras enhanced N VIII. (Struppt M, 2009)

Neuritis Vestibularis

Cogan syndrome (sering di abaikan) adalah penyakit autoimun yang


berat yang di sertai dengan gejala keratitis dan gangguan pendengaran
yang sangat menonjol (audiovestibular). Sering mengenai anak muda dan
dewasa dan berespon baik di awal pada pemberian kortikosteroid dosis
tinggi (1000 mg per hari selama 5 hari, kemudian perlahan tapp off).
Selain itu seperti pada penyakit autoimun lainya di telinga bagian dalam
dapat di berikan kombinasi steroid dan siklofosfamid. Varian lain yang
lebih

jarang

adalah

neuritis

vestibularis

inferior

dengan

kelainan

merupakan gabungan dari kanalis semisirkularis anterior dan lateral.


Selain itu juga dapat ditemukan kelainan kanalis semisirkularis posterior
bersamaan dengan kelainan koklear. Pada kondisi ini dapat disebabkan
karena kelainan vaskular dan bukan virus. Vestibular schwannomas
biasanya muncul dari selubung mielin di bagian saraf vestibular N VIII.
Keluhan yang dirasakan adalah vertigo, rasa ingin jatuh dan nistagmus
akibat

kompresi

flocculus

dan

batang

otak

pontomedular.

Gejala

vestibular perifer meningkat dan tidak dapat di kompensasi dengan


sentral.

Gejala utamanya adalah penurunan pendengaran satu sisi

mendadak tanpa gangguan telinga dengan reaksi positif maupun negatif


pada tes kalori. Dapat di temukan juga kehilangan pendengaran, serta
vertigo akut,selain itu pada kasus dilatasi intracanalikular dapat di lihat
dengan MRI dan diobati dengan bedah mikro maupun gamma knife.
(Struppt M, 2009).
Differential Diagnosis
1 Benign Positional Vertigo
2 Central Vertigo
3 Labyrinthitis
4 Migraine Headache
5 Stroke, Hemorrhagi
6
Stroke, Ischemic
( Marill KA, 2013)

Neuritis Vestibularis

10

Gambar 2. a. Fasikular dan lesi nukleus nervus vestibularis karena


multipel sklerosis. b. Plak dan lesi vaskular menyerupai gambaran neuritis
vestibularis
TERAPI
Pengelolaan neuritis vestibular melibatkan (1) pengobatan simtomatik
dengan obat antivertigo (misalnya, dimenhydrinate, skopolamin) untuk
mengurangi

vertigo, pusing, dan mual/muntah, (2) pengobatan kausal

dengan kortikosteroid untuk meningkatkan pemulihan perifer fungsi


vestibular,

dan

keseimbangan)

(3)
untuk

terapi

fisik

(vestibular

meningkatkan

pusat

latihan

dan

vestibular

pelatihan

kompensasi.

Umumnya penderita neuritis vestibularis mengalami perbaikan spontan


dan sedikit mengalami gejala sisa. Terapinya meliputi : (Struppt M, 2009,
Amar A,et all, 2012).
1. Terapi simptomatik
Pada 1-3 hari pertama, tablet dimenhidrinat 100 mg atau obat anti
vertigo lain untuk menekan mual dan muntah. Efek samping yang
sering ditemui adalah sedasi umum. Untuk menghindarinya dapat
diberikan sediaan transdermal jika tersedia. Obat yang diberikan
tidak boleh lebih dari tiga hari karena pasien membutuhkan waktu
untuk kompensasi sentral. Demikian juga jika keluhan telah
berkurang obat dapat dihentikan. (Struppt M, 2009, Amar A,et all,
2012).
2. Terapi kausal
Berdasarkan asumsi bahwa neuritis vestibular disebabkan oleh
reaktivasi dari infeksi laten HSV-1, maka penelitian acak doubleNeuritis Vestibularis

11

blind prospektif dilakukan untuk menentukan apakah steroid, agen


antivirus, atau kombinasi dari keduanya mungkin memperbaiki hasil
dari

vestibular

neuritis.

Penelitian

ini

dilakukan

dengan

membandingkan antara plasebo, metilprednisolon, valacyclovir, dan


metilprednisolon ditambah kelompok valacyclovir pada 114 pasien.
Hasilnya menunjukkan bahwa monoterapi dengan steroid sudah
cukup secara signifikan meningkatkan fungsi vestibular perifer
pasien dengan vestibular neuritis. Tidak ada bukti bahwa sinergi
antara methylprednisolone dan valacyclovir memberikan hasil yang
bermakna. Kortikosteroid (metil prednisoslon) diberikan 3 hari
pertama onset dan berlanjut hingga 3 minggu (awalnya 100 mg/hr,
selanjutnya diturunkan 20 mg tiap 3 hari). Preparat lain prednison
2x20 mg selama 10-14 hari. Seperti pada Bell palsy, manfaat steroid
kemungkinan karena efek antiinflamasinya, yang dapat mengurangi
pembengkakan akibat kompresi mekanik vestibular saraf di dalam
tulang temporal. Dengan demikian, steroid dan bukan antivirus
yang

direkomendasikan

sebagai

pengobatan

untuk

neuritis

vestibular akut, karena terbukti secara signifikan menyebabkan


perbaikan fungsional. Steroid telah terbukti efektif melalui dua
penelitian prospektif, acak double-blind dan studi plasebo terkontrol
pada Bell palsy yang penyebabnya juga diduga sebagai virus HSV-1.
Penggunaan terapi prednison pada penelitian yang lebih mungkin
terbukti meningkatkan pemulihan dari keadaan sebelumnya, akan
tetapi

tidak

meningkatkan

prognosis

jangka

vestibular . (Struppt M, 2009, Amar A,et all, 2012)

Neuritis Vestibularis

12

panjang

neuritis

Terapi pemberian metil prednisolon sendiri memberikan hasil lebih


baik daripada pemberian valacyclovir sendiri maupun kombinasi
metilprednisolon dan valacyclovir.
3. Latihan vestibular.
Untuk

meningkatkan

kompensasi

vestibular

sentral

dilakukan

program latihan fisik yang dipandu petugas. Awalnya stabilisasi


statis, selanjutnya latihan dinamis untuk mengiontrol keseimbangan
dan stabilisasi gerak mata selama gerakan mata kepala badan.
Latihan fisik secara bertahap dengan derajat kesulitan yang
bertahap

akan

meningkatkan

kemampuan

keseimbangan

dibandingkan sebelumnya, baik dengan atau tanpa stabilisasi visual.


Manfaat latihan fisik dalam meningkatkan kompensasi

pusat

vestibulospinal pada pasien dengan neuritis vestibularis telah


terbukti berdasarkan penelitian metaanalisis. (Struppt M, 2009,
Amar

A,et

all,

2012).

Rehabilitasi

vestibular

juga

dapat

menggunakan metode Cawthorn-Cooksey exercise (Kusumastuti


K,2011).
PROGNOSIS
Fungsi vestibular perifer membaik kembali pada 50% dalam beberapa
minggu atau bulan. Pemulihan secara klinis biasanya berkembang cepat
dan sering tidak terkait dengan fungsi perifer yang utuh. sebagian besar
Neuritis Vestibularis

13

pasien sudah aktif dalam beberapa hari serta bebas gejala dalam
beberapa

minggu.

Gejala

kecil

meliputi

oskolopsia

dan

gangguan

keseimbangan selama gerakan kepala yang cepat kearah sisi telinga yang
terganggu. Kurang dari 20% pasien dapat mengalami gejala kronis seperti
disequilibrium kronik, inteleransi gerakan kepala dan kadang ansietas
sekunder. Tidak ditemukan serangan ulang pada sisi yang sama dengan
serangan yang pertama.(Amar A,et all, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
1. Amar A, Suryamihardja

A, Dewati E, et all, 2012. Neuritis

Vestibularis. Pedoman tatalaksana vertigo. Pg 75-80.


2. Jenie MH, 2002. Neuronitis Vestibularis. Neuro-otologi klinis Vertigo.
Pg 67-79.
3. Kusumastuti K, 2011, Vertigo. Buku ajar Ilmu Penyakit Saraf.
Departemen Ilmu Penyakit Saraf Universitas Airlangga Surabaya. Pg
39-41.
4. Mandala M, Nuti D, Broman AT et all, 2008 Effectiveness of Careful
Bedside Examination in Assessment, Diagnosis, and Prognosis of
Vestibular Neuritis. Jhon Hopkin University , Maryland. Pg 1-6.
5. Marill KA, 2013. Vestibular Neuronitis, Department of Emergency
Medicine, Massachusetts General Hospital. Vestibular Neuronitis
Updated:

Jun

27,

2013

http://emedicine.medscape.com/article/794489-overview
6. Struppt M, Brandt T 2009, Vestibular Neuritis. Departemen of
Neurology and institute of neuroscience University of Munich. Pg 111.

Neuritis Vestibularis

14

Anda mungkin juga menyukai