Anda di halaman 1dari 12

“ RESUME TENTANG ASUHAN KEPERAWATAN

DERMATITIS, REAKSI ALERGI OBAT/SSJ, SLE “

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah KMB 2

Dosen :

Ferry Kumala, SST., M.Tr.Kep


NIP. 19810801 200604 2 014

Disusun oleh :

Nora Yoshiana
NIM. P27820319041

Tingkat 3 Regular A

PRODI DIII KEPERAWATAN KAMPUS SUTOPO


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
TAHUN AJARAN 2021/2022
1. ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS
2. ASUHAN KEPERAWATAN REAKSI ALERGI OBAT/SSJ
3. ASUHAN KEPERAWATAN SLE

DEFINISI

SLE merupakan penyakit radang atau inflamasi multisystem yang disebabkan oleh
banyak faktor (Isenberg and Horsfall,1998) dan dikarakterisasi oleh adanya gangguan
disregulasi sistem imun berupa peningkatan sistem imun dan  produksi autoantibodi
yang berlebihan. Penyakit lupus termasuk penyakit autoimun, artinya tubuh
menghasilkan antibodi yang sebenarnya untuk melenyapkan kuman atau sel kanker
yang ada di tubuh, tetapi dalam keadaan autoimun, antibodi tersebut ternyata merusak
organ tubuh sendiri. Organ tubuh yang sering dirusak adalah ginjal, sendi, kulit,
jantung,  paru, otak, dan sistem pembuluh darah.

PENGKAJIAN
I. IDENTITAS

Meliputi nama, jenis kelamin (Lupus bisa menyerang pria maupun wanita,
namun 10-15 kali lebih sering ditemukan pada wanita), umur (Lupus bisa
menyerang usia berapapun, meningkatnya gejala penyakit ini pada masa sebelum
menstruasi dan/atau selama kehamilan/ anatara usia 15-40 tahun), alamat, agama,
bahasa yang dipakai, status perkawinan (untuk mengetahui penularan melalui
cairan tubuh atau cairan vagina), pendidikan, ras, suku/bangsa, no. register,
tanggal masuk rumah sakit, alasan berobat ke fasilitas kesehatan serta harapan
pasien.

II. KELUHAN UTAMA

Biasanya kilen yang mempunyai penyakit SLE ini megeluh mudah lelah, lemah,
nyeri, kaku, demam/panas, anoreksia dan efek gejala tersebut terhadap gaya hidup
serta citra diri pasien.

III.DIAGNOSA MEDIS

SLE (SISTEMIK LUPUS ERITEMATOSUS)

IV. RIWAYAT KESEHATAN

1. Riwayat Penyakit sekarang


Pasien biasanya mengeluh mudah lelah, nyeri dan kaku, tetapi respon tiap
orang berbeda terhadap tanda dan gejala SLE tergantung imunitas
masingmasing.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit dahulu walaupun tidak terlalu spesifik biasanya akan
didapatkan adanya keluhan mudah lelah, nyeri, kaku, anorksia dan penurunan
berat badan secara signifikan.

3. Riwayat Kesehatan keluarga


Pasien yang mempunyai keluarga yang pernah terkena penyakit Lupus ini
dicurigai berkecenderungan untuk terkena penyakit ini, kurang lebih 5-12%
lebih besar dibanding orang normal.

V. RIWAYAT POLA FUNGSI KESEHATAN KLIEN

1. Pola Persepsi – Manajemen Kesehatan


Biasanya klien tidak sadar akan penyakitnya, meski gejala demam dirasakan
klien menganggap hanya demam biasa.
2. Pola Nutrisi – Metabolik
Biasanya, penderita SLE akan banyak kehilangan berat badan karena kurang
nafsu makan serta mual muntah yang dirasakan.
3. Pola Eliminasi
Secara klinis, biasanya penderita SLE akan mengalami diare.
4. Pola Aktivitas – Latihan.
Penderita SLE biasanya mengeluhkan kelelahan serta nyeri pada bagian
sendinya, sehingga pola aktivitas – latihan klien terganggu.
5. Pola Istirahat – Tidur
Klien dapat mengalami gangguan dalam tidur karena nyeri sendi yang
dirasakannya.
6. Pola Kognitif – Perseptual
Pada penderita SLE, daya perabaannya akan sedikit terganggu bila terdapat
lesi pada jari – jari tangannya. Pada sistem neurologis, penderita dapat
mengalami depresi dan psikologis.
7. Pola Konsep diri – persepsi diri
Dengan adanya lesi kulit yang bersifat irreversible yang menimbulkan bekas
dan warna yang buruk pada kulit, penderita SLE akan merasa terganggu dan
malu.
8. Pola Peran – Hubungan
Penderita SLE tidak mampu melakukan pekerjaan seperti biasanya selama
sakit, namun masih dapat berkomunikasi dengan baik.
9. Pola Reproduksi – seksual
Biasanya, penderita SLE tidak mengalami gangguan dalam aktivitas seksual
dan reproduksi.
10. Pola Pertahanan diri Koping – Stress
Biasanya penderita mengalami depresi dengan penyakitnya dan juga stress
karena nyeri yang dirasakan. Untuk menghadapi penyakitnya, klien butuh
dukungan dari keluarga serta lingkungannya demi kesembuhan klien.
11. Pola Keyakinan dan Nilai
Kepercayaan Biasanya aktivitas ibadah klien terganggu karena keterbatasan
aktivitas karena nyeri yang dirasakan.

VI. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan umum
Keluhan yang biasanya muncul yaitu mudah Lelah, lemah, nyeri, kaku,
demam/panas, anoreksia. Tampak meringis dan gelisah

b. Pemeriksaan tanda – tanda vital


Suhu meningkat, pernafasan menurun akibat Lelah.

c. Pemeriksaan wajah
- Wajah : Biasanya pada penderita SLE terdapat ruam kupu-kupu pada
muka.
- Telinga : Biasanya pada penderita SLE tidak selalu ditemukan lesi di
telinga.
- Mulut : Biasanya pada penderita SLE sekitar 20% terdapat lesi di mukosa
mulut.
- Hidung : normal, tidak ada kelainan
- Mata : normal, sayup karena adanya demam

d. Pemeriksaan kepala dan leher


- Kepala : Biasanya pada penderita SLE mengalami lesi pada kulit kepala
dan kerontokan yang sifatnya reversibel dan rambut yang hilang akan
tumbuh kembali.
- Leher : Biasanya penderita SLE tiroidnya mengalami abnormal,
hyperparathyroidisme, intolerance glukosa.

e. Pemeriksaan fungsi penglihatan


Tidak ada gangguan penglihatan

f. Pemeriksaan fungsi pendengaran/penghidu/tenggorokan


Pendengaran normal, penghidu normal, tidak ada gangguan tenggorokan

g. Pemeriksaan Thoraks/Dada
- Paru – paru : Biasanya penderita SLE mengalami pleurisy, pleural
effusion, pneumonitis, interstilsiel fibrosis. Biasanya penderita SLE sering
timbul nyeri dada dan sesak nafas.
- Jantung : Biasanya penderita SLE dapat mengalami perikarditis,
myokarditis, endokarditis, vaskulitis.

h. Pemeriksaan Abdomen
- Gastro Intestinal Biasanya penderita SLE mengalami hepatomegaly /
pembesaran hepar, nyeri pada perut.

i. Pemeriksaan Punggung dan Tulang belakang


Tidak ada kelainan pada pungguung tulang belakang, hanya terasa nyeri saat
bergerak

j. Pemeriksaan kulit/integument
Sistem Integumen Pada penderita SLE cenderung mengalami kelainan kulit
eritema molar yang bersifat irreversibel. Biasanya pada penderita SLE dapat
ditemukan bercak di kulit dan bintik merah di kulit

k. Pemeriksaan Ekstremitas/musculoskeletal
- Ekstrimitas Pada penderita SLE sering dijumpai lesi vaskulitik pada jari-
jari tangan dan jari jari-jari kaki, juga sering merasakan nyeri sendi.
- Muskuluskletal Biasanya penderita mengalami arthralgias, symmetric
polyarthritis, efusi dan joint swelling.

l. Pemeriksaan fungsi neurologis


Sensori Biasanya pada penderita SLE dapat mengalami konjungtivitis,
photophobia. n) Neurologis Baisanya pada penderita mengalami depresi,
psychosis, neuropathies

m. Pemeriksaan Genetalia dan Rektal


Genetalia bersih, tidak ada gangguan pada genetalia

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Pemeriksaan imunologi
2. Tes Anti dsDNA positif
3. Pemeriksaan Darah lengkap
4. Pemeriksaan urine lengkap

VIII. TINDAKAN DAN TERAPI


- Monitoring teratur
- Pemberian obat analgesic : Ranitidine
- Pemberian salep/pelembab
- Istirahat cukup dan kontrol pemasukan cairan & nutrisi

RUMUSAN DIAGNOSA YANG KEMUNGKINAN MUNCUL :


1. Nyeri Akut berhubungan dengan inflamasi dan kerusakan jaringan.
2. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
3. Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan pembengakakan sensi
4. Gangguan integritas Kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit,
penumpukan kompleks imun.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan peningkatan aktivitas penyakit, rasa
nyeri, depresi.
6. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan fisik
serta psikologis yang diakibatkan penyakit kronik.
7. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraksi jantung.
8. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan efusi pleura.
9. Ansietas berhungan dengan perubahan neurologis terganggu, depresi.

ANALISIS DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS : Px mengeluh Agen pencedera Nyeri Akut
nyeri pada wajah dan fisiologis ( D. 0077 )
leher

DO : Px tampak
meringis, gelisah

P : Nyeri akibat
adanya
inflamasi/peradanga
n
Q : Nyeri seperti
perih tertekan
R : Nyeri pada wajah
dan leher
S : Skala nyeri 6
T : Nyeri saat
bergerak dan
beraktivitas

2 DS : px mengeluh Proses penyakit ( infeksi Hipertermi


badannya panas ) ( D. 0130 )

DO : suhu tubuh px
diatas nilai normal,
kulit merah

S : 38℃
N : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
TD :110/80 mmHg

3 DS : px mengeluh Perubahan pigmentasi Gangguan Integritas


wajah dan lehernya Kulit
memerah ( D. 0192 )

DO : Adanya nyeri
dan kemerahan

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. ( D. 0130 ) Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera fisiologis ditandai
dengan Px mengeluh nyeri pada wajah dan leher, tampak meringis, gelisah, skala
nyeri 6
2. ( D. 0130 ) Hipertermi berhubungan dengan Proses penyakit ( infeksi ) ditandai
dengan px mengeluh badannya panas, suhu tubuh px diatas nilai normal 38℃,
kulit merah
3. ( D. 0192 ) Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan Perubahan pigmentasi
ditandai dengan px mengeluh wajah dan lehernya memerah, adanya nyeri dan
kemerahan
INTERVENSI KEPERAWATAN

N DX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TT


O KEPERAWA JELAS
TAN
1 ( D. 0130 ) Setelah Manajemen nyeri 1. untuk mengetahui lokasi
dilakukan (I.08238) : dan mempermudah
Nyeri Akut tindakan mengurangi nyeri pasien
berhubungan Keperawatan 1. Identifikasi 2. untuk memonitor nyeri
dengan Agen selama 1x24jam, lokasi,karakteris apakah menurun /
pencedera diharapkan ktik,durasi, meningkat
fisiologis tingkat nyeri frekuensi, 3. untuk membantu px
ditandai menurun dengan kualitas, mengurangi rasa
dengan Px kriteria hasil: intensitas nyeri nyerinya
mengeluh 1. Keluhan 2. Identifikasi skala 4. untuk memberikan
nyeri pada nyeri nyeri kenyamanan px
wajah dan menurun 3. Berikan teknik 5. untuk meningkatkan
leher, tampak 2. Meringis nonfarmakologis pemahaman dan
meringis, menurun 4. Fasilitasi pengetahuan px
gelisah, skala 3. Gelisah istirahat dan mengenai nyeri yang
nyeri 6 menurun tidur dirasakannya
5. Jelaskan 6. untuk membantu px
( L. 08066 ) penyebab,period melakukan hal mandiri
e, dan permicu dalam mengurangi rasa
nyeri nyerinya
6. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri

2 ( D. 0130 ) Setelah Manajemen 1. Untuk mengetahui lokasi


dilakukan Hipertermia penyebab dan factor
Hipertermi tindakan (I.15506) : demam
berhubungan Keperawatan 2. untuk memantau suhu
dengan Proses selama 1x24jam, 1. Identifikasi tubuh telah
penyakit diharapkan penyebab meningkat/menurun
( infeksi ) termoregulasi hipertermia 3. untuk memberikan rasa
ditandai membaik dengan 2. Monitor suhu nyaman pada pasien
dengan px kriteria hasil : tubuh 4. untuk memberikan px
mengeluh 1. suhu tubuh 3. Sediakan nyaman dan tidak lagi
badannya membaik lingkungan yang gerah / panas
panas, suhu 2. Suhu kulit dingin 5. untuk memberi waktu
tubuh px membaik 4. Longgarkan atau pasien istirahat dengan
diatas nilai lepaskan pakaian nyaman
normal 38℃, (L.14134) 5. Anjurkan tirah 6. untuk mengganti &
kulit merah baring menambah cairan tubuh
6. Kolaborasi px, px tampak sedikit
pemberian cairan bugar
dan elektrolit
intravena

3 ( D. 0192 ) Setelah Perawatan Integritas


dilakukan kulit ( I. 11353 ) : 1. Untuk mengetahui
Gangguan tindakan penyebab kulit
Integritas Keperawatan 1. Identfikasi kemerahan dan
Kulit selama 1x24jam, penyebab membantu
berhubungan diharapkan gangguan mempermudah
dengan Integritas kulit integritas kulit penyembuhan
Perubahan dan jaringa 2. Hindari produk 2. Untuk menghindari
pigmentasi meningkat berbahan dasar bahaya yang dapat
ditandai dengan kriteria alkohol pada timbul / lebih
dengan px hasil : kulit kering memperburuk kulit
mengeluh 1. Kemerahan 3. Anjurkan 3. Untuk mengurangi
wajah dan menurun menggunakan kemerahan dan
lehernya 2. Nyeri pelembab membantu kulit tetep
memerah, menurun 4. Anjurkan minum lembab
adanya nyeri air yang cukup 4. Agar kebutuhana
dan ( L. 14125 ) 5. Anjurkan cairan tetap
kemerahan menghindari terpenuhi dan
terpapar suhu penyembuhan kulit
ekstrem lebih cepat
5. Agar tidak makin
memperburuk kulit
dan agar tidak timbul
banyak kulit
kemerahan.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

N HARI, DX IMPLEMENTASI TTD


O TANGGAL KEPERAWATAN KEPERAWATAN
1 Senin /24- ( D. 0130 ) Manajemen nyeri (I.08238) :
07-
2021/08.00 Nyeri Akut 1.Mengidentifikasi
berhubungan lokasi,karakterisktik,durasi,
dengan Agen frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
pencedera fisiologis
ditandai dengan Px Hasil :
mengeluh nyeri P : Nyeri akibat adanya
pada wajah dan inflamasi/peradangan
leher, tampak Q : Nyeri seperti perih tertekan
meringis, gelisah, R : Nyeri pada wajah dan leher
skala nyeri 6 S : Skala nyeri 6
T : Nyeri saat bergerak dan
beraktivitas

2.Mengidentifikasi skala nyeri


Hasil : skala nyeri 6
3.Memberikan teknik non
farmakologis
Hasil : nyeri px berkurang
4. Memfasilitasi istirahat dan tidur
Hasil : px terlihat nyaman

5. Menjelaskan
penyebab,periode, dan permicu
nyeri
Hasil : px nampak paham

6. Mengajarkan teknik non


farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Hasil : px nampak paham

2 Senin /24- ( D. 0130 ) Manajemen Hipertermia (I.15506)


07-
2021/09.00 Hipertermi 1. Mengidentifikasi penyebab
berhubungan hipertermia
dengan Proses Hasil : adanya proses infeksi
penyakit ( infeksi )
ditandai dengan px 2. Memonitor suhu tubuh
mengeluh badannya Hasil : S : 38 ᵒC
panas, suhu tubuh
px diatas nilai 3. Menyediakan lingkungan yang
normal 38℃, kulit dingin
merah Hasil : px nampak nyaman

4. Melonggarkan atau lepaskan


pakaian
Hasil : px terlihat nyaman dan tidak
panas / gerah

5. Menganjurkan tirah baring


Hasil : px terlihat istirahat dengan
nyaman

6. Berkolaborasi pemberian cairan


dan elektrolit intravena
Hasil : mengganti & menambah
cairan tubuh px, px tampak sedikit
bugar

3 Senin /24- ( D. 0192 ) Perawatan Integritas Kulit :


07-
2021/09.30 Gangguan 1. Identfikasi penyebab gangguan
Integritas Kulit integritas kulit
berhubungan Hasil : karena adanya infeksi
dengan Perubahan
pigmentasi ditandai 2. Hindari produk berbahan dasar
dengan px alkohol pada kulit kering
mengeluh wajah Hasil : pakai produk bahan non
dan lehernya alcohol untuk mengurangi
memerah, adanya kemerahan
nyeri dan
kemerahan 3. Anjurkan menggunakan
pelembab
Hasil : kulit tidak terlalu kering

4. Anjurkan minum air yang cukup


Hasil : px sudah minum lebih
banyak 1,5 liter

5. Anjurkan menghindari terpapar


suhu ekstrem

EVALUASI

N HARI/TGL DX CATATAN PERKEMBANGAN TT


O / KEPERAWATAN (SOAP/SOAPIER) NAMA
JAM JELAS
1 Selasa /25- Nyeri Akut S : Px tidak lagi mengeluh nyeri pada
07- ( D. 0130 ) wajah dan leher
2021/08.00
O : Px tampak pulih, tenang dan tidak
lagi meringis kesakitan

P : Tidak lagi nyeri


Q : Tidak lagi nyeri seperti perih
tertekan
R : Tidak nyeri pada wajah dan leher
S : Skala nyeri 2
T : saat bergerak dan beraktivitas
tidak lagi nyeri

A : Masalah keperawatan Nyeri Akut


teratasi

P : Intervesi dihentikan

2 Selasa /25- Hipertermi S : px tidak lagi mengeluh badannya


07- ( D. 0130 ) panas
2021/09.00
O : suhu tubuh px normal, kulit
kembali normal

S : 36,8 ℃
N : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
TD :120/80 mmHg

A : Masalah keperawatan hipertermia


teratasi

P : Intervensi dihentikan

3 Selasa /25- Gangguan S : px tidak lagi mengeluh wajah dan


07- Integritas Kulit lehernya memerah
2021/09.30 ( D. 0192 )
O : Tidak ada nyeri dan kemerahan
pada wajah dan leher pasien

A : Masalah keperawatan Gangguan


Integritas kulit teratasi

P : Intervesi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai