Dosen :
Disusun oleh :
Nora Yoshiana
NIM. P27820319041
Tingkat 3 Regular A
DEFINISI
SLE merupakan penyakit radang atau inflamasi multisystem yang disebabkan oleh
banyak faktor (Isenberg and Horsfall,1998) dan dikarakterisasi oleh adanya gangguan
disregulasi sistem imun berupa peningkatan sistem imun dan produksi autoantibodi
yang berlebihan. Penyakit lupus termasuk penyakit autoimun, artinya tubuh
menghasilkan antibodi yang sebenarnya untuk melenyapkan kuman atau sel kanker
yang ada di tubuh, tetapi dalam keadaan autoimun, antibodi tersebut ternyata merusak
organ tubuh sendiri. Organ tubuh yang sering dirusak adalah ginjal, sendi, kulit,
jantung, paru, otak, dan sistem pembuluh darah.
PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
Meliputi nama, jenis kelamin (Lupus bisa menyerang pria maupun wanita,
namun 10-15 kali lebih sering ditemukan pada wanita), umur (Lupus bisa
menyerang usia berapapun, meningkatnya gejala penyakit ini pada masa sebelum
menstruasi dan/atau selama kehamilan/ anatara usia 15-40 tahun), alamat, agama,
bahasa yang dipakai, status perkawinan (untuk mengetahui penularan melalui
cairan tubuh atau cairan vagina), pendidikan, ras, suku/bangsa, no. register,
tanggal masuk rumah sakit, alasan berobat ke fasilitas kesehatan serta harapan
pasien.
Biasanya kilen yang mempunyai penyakit SLE ini megeluh mudah lelah, lemah,
nyeri, kaku, demam/panas, anoreksia dan efek gejala tersebut terhadap gaya hidup
serta citra diri pasien.
III.DIAGNOSA MEDIS
a. Keadaan umum
Keluhan yang biasanya muncul yaitu mudah Lelah, lemah, nyeri, kaku,
demam/panas, anoreksia. Tampak meringis dan gelisah
c. Pemeriksaan wajah
- Wajah : Biasanya pada penderita SLE terdapat ruam kupu-kupu pada
muka.
- Telinga : Biasanya pada penderita SLE tidak selalu ditemukan lesi di
telinga.
- Mulut : Biasanya pada penderita SLE sekitar 20% terdapat lesi di mukosa
mulut.
- Hidung : normal, tidak ada kelainan
- Mata : normal, sayup karena adanya demam
g. Pemeriksaan Thoraks/Dada
- Paru – paru : Biasanya penderita SLE mengalami pleurisy, pleural
effusion, pneumonitis, interstilsiel fibrosis. Biasanya penderita SLE sering
timbul nyeri dada dan sesak nafas.
- Jantung : Biasanya penderita SLE dapat mengalami perikarditis,
myokarditis, endokarditis, vaskulitis.
h. Pemeriksaan Abdomen
- Gastro Intestinal Biasanya penderita SLE mengalami hepatomegaly /
pembesaran hepar, nyeri pada perut.
j. Pemeriksaan kulit/integument
Sistem Integumen Pada penderita SLE cenderung mengalami kelainan kulit
eritema molar yang bersifat irreversibel. Biasanya pada penderita SLE dapat
ditemukan bercak di kulit dan bintik merah di kulit
k. Pemeriksaan Ekstremitas/musculoskeletal
- Ekstrimitas Pada penderita SLE sering dijumpai lesi vaskulitik pada jari-
jari tangan dan jari jari-jari kaki, juga sering merasakan nyeri sendi.
- Muskuluskletal Biasanya penderita mengalami arthralgias, symmetric
polyarthritis, efusi dan joint swelling.
ANALISIS DATA
DO : Px tampak
meringis, gelisah
P : Nyeri akibat
adanya
inflamasi/peradanga
n
Q : Nyeri seperti
perih tertekan
R : Nyeri pada wajah
dan leher
S : Skala nyeri 6
T : Nyeri saat
bergerak dan
beraktivitas
DO : suhu tubuh px
diatas nilai normal,
kulit merah
S : 38℃
N : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
TD :110/80 mmHg
DO : Adanya nyeri
dan kemerahan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. ( D. 0130 ) Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera fisiologis ditandai
dengan Px mengeluh nyeri pada wajah dan leher, tampak meringis, gelisah, skala
nyeri 6
2. ( D. 0130 ) Hipertermi berhubungan dengan Proses penyakit ( infeksi ) ditandai
dengan px mengeluh badannya panas, suhu tubuh px diatas nilai normal 38℃,
kulit merah
3. ( D. 0192 ) Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan Perubahan pigmentasi
ditandai dengan px mengeluh wajah dan lehernya memerah, adanya nyeri dan
kemerahan
INTERVENSI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
5. Menjelaskan
penyebab,periode, dan permicu
nyeri
Hasil : px nampak paham
EVALUASI
P : Intervesi dihentikan
S : 36,8 ℃
N : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
TD :120/80 mmHg
P : Intervensi dihentikan
P : Intervesi dihentikan