BY: FALIH A
NILAI (PPN)
PENGERTIAN UMUM PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI (PPN)
DI DALAM DAERAH
PABEAN
OLEH
- ORANG PRIBADI; ATAU OLEH
- BADAN;
2
SKEMA UMUM PEMBELAJARAN PPN
LUAR DAERAH PABEAN
MELIPUTI WILAYAH
DARAT
RUANG UDARA
DAN
DI ATASNYA
PERAIRAN
TEMPAT-TEMPAT TERTENTU
DI ZONA EKONOMI EKSKLUSIF
LANDAS KONTINEN
4
KARAKTERISTIK PPN (VAT)
1. Pajak Tidak Langsung
2. Pajak Objektif
3. Pajak atas konsumsi dalam negeri
4. Bersifat netral
5. Terutang pada setiap jalur distribusi maupun
produksi
6. Tidak menimbulkan pajak ganda dan tidak
kumulatif
7. Metode Faktur
8. Metode pengkreditan dengan indirect
5 substraction
PPN ADALAH PAJAK TIDAK LANGSUNG
BKP/JK PEMBELI/PENERIMA
PENJUAL/PENGUSAHA
P BARANG/JASA
BARANG/JASA PPN
7
PPN TERUTANG PADA SETIAP JALUR DISTRIBUSI
PPN DIKENAKAN MULTI STAGE LEVEL
BAHA
N
INDUSTRI INDUSTRI INDUSTRI
BAKU BENANG TEKSTIL GARMEN
Pembelian Pembelian
PM PM
Penjualan PK Penjualan PK
Harga Beli + PPN
Pembelian Pembelian
PM PM
8
PPN TIDAK BERGANDA DAN TIDAK BERSIFAT KUMULATIF
PENGUSAHA AKTIVITAS NILAI TAMBAH HARGA JUAL PPN 10% SETOR KE KAS HARGA YANG
NEGARA DIBAYAR
9
PPN MENGGUNAKAN INDIRECT SUBSTRACTION METHOD
10
GAMBARAN
OBJEK PPN
2. Impor BKP
4. Pemanfaatan BKP
Tdk berwujud
Luar Daerah Pabean 5. Pemanfaatan JKP
11
OBJEK PAJAK PPN
Diatur Dlm 3 Pasal
Pasal 4 UU PPN
12
RINCIAN OBJEK
PASAL 4
1. PENYERAHAN BKP DI DALAM DAERAH PABEAN YANG
DILAKUKAN OLEH PENGUSAHA ;
2. IMPOR BKP;
3. PENYERAHAN JKP DI DALAM DAERAH PABEAN YANG
DILAKUKAN OLEH PENGUSAHA;
4. PEMANFAATAN BKP TIDAK BERWUJUD DARI LUAR
DAERAH PABEAN DI DALAM DAERAH PABEAN;
5. PEMANFAATAN JKP DARI LUAR DAERAH PABEAN DI
DALAM DAERAH PABEAN;
6. EKSPOR BKP/JKP OLEH PENGUSAHA KENA PAJAK.
13
PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK
14
BUKAN PENYERAHAN BKP:
a. penyerahan BKP kepada makelar sebagaimana diatur dalam KUHD;
b. penyerahan BKP untuk jaminan utang piutang;
c. penyerahan BKP dari pusat ke cabang dan antar cabang bagi PKP
yang telah memperoleh izin pemusatan tempat PPN terutang;
d. pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka penggabungan,
peleburan, pemekaran, pemecahan, dan pengambilalihan usaha
dengan syarat pihak yang melakukan pengalihan dan yang
menerima pengalihan adalah Pengusaha Kena Pajak;
15
PENYERAHAN JKP:
a. Setiap Pemberian Jasa Kena Pajak
b. Termasuk :
Pemakaian Sendiri
Pemberian Cuma Cuma
16
Pemakaian Sendiri
Tidak
Dilakukan
Pemungutan Penyerahan Terutang
OUTPUT
PPN PPN
(Tidak Dibuat
Produktif Faktur Pajak)
Konsumti Dilakukan
f pemungutan
PPN
Pemakaian sendiri untuk tujuan produktif tidak perlu dibuat Faktur Pajak, sepanjang digunakan untuk
melakukan penyerahan yang terutang PPN
17
BARANG KENA PAJAK (BKP)
Kaidah Umum:
Pada dasarnya semua barang dapat dikenakan pajak kecuali yang
ditetapkan sebagai jenis barang dan jasa yang tidak dikenakan pajak
BEGERAK
BERWUJUD
TIDAK BERGERAK
BKP
TIDAK BERWUJUD
18
BUKAN BARANG KENA PAJAK
Atas penyerahan bukan BKP tidak terutang PPN:
barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil
langsung dari sumbernya
barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat
banyak
makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah
makan dan sejenisnya; meliputi makanan dan minuman baik yang
dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk makanan dan
minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau katering; dan
Uang, emas batangan, dan surat-surat berharga.
19
BARANG HASIL PERTAMBANGAN
Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran
yang diambil langsung dari sumbernya, meliputi:
a. minyak mentah (crude oil);
b. gas bumi, tidak termasuk gas bumi seperti elpiji yang siap dikonsumsi
langsung oleh masyarakat;
c. panas bumi;
d. asbes, batu tulis, batu setengah permata, batu kapur, batu apung, batu
permata, bentonit, dolomit, felspar (feldspar), garam batu (halite), grafit,
granit/andesit, gips, kalsit, kaolin, leusit, magnesit, mika, marmer, nitrat,
opsidien, oker, pasir dan kerikil, pasir kuarsa, perlit, fosfat (phospat), talk,
tanah serap (fullers earth), tanah diatome, tanah liat, tawas (alum), tras,
yarosif, zeolit, basal, dan trakkit;
e. batubara sebelum diproses menjadi briket batubara; dan
f. bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, bijih perak, serta
bijih bauksit.
20
BARANG KEBUTUHAN POKOK
Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan
oleh rakyat banyak meliputi:
a. beras; gabah; jagung; sagu; kedelai; garam, baik yang beryodium maupun
yang tidak beryodium;
b. daging, yaitu daging segar yang tanpa diolah, tetapi telah melalui proses
disembelih, dikuliti, dipotong, didinginkan, dibekukan, dikemas atau tidak
dikemas, digarami, dikapur, diasamkan, diawetkan dengan cara lain,
dan/atau direbus;
c. telur, yaitu telur yang tidak diolah, termasuk telur yang dibersihkan,
diasinkan, atau dikemas;
d. susu, yaitu susu perah baik yang telah melalui proses didinginkan maupun
dipanaskan, tidak mengandung tambahan gula atau bahan lainnya, dan/atau
dikemas atau tidak dikemas;
e. buah-buahan, yaitu buah-buahan segar yang dipetik, baik yang telah melalui
proses dicuci, disortasi, dikupas, dipotong, diiris, di-grading, dan/atau
dikemas atau tidak dikemas; dan
f. sayur-sayuran, yaitu sayuran segar yang dipetik, dicuci, ditiriskan, dan/atau
disimpan pada suhu rendah, termasuk sayuran segar yang dicacah. 21
JASA KENA PAJAK
Kaidah Umum
SEMUA JASA YANG DIKENAKAN PPN, KECUALI DITETAPKAN LAIN DI DALAM UU
JASA
22
BUKAN JASA KENA PAJAK
Atas penyerahan bukan JKP tidak terutang PPN:
Jasa pelayanan kesehatan medis
Jasa pelayanan sosial
Jasa pengiriman surat dengan perangko meliputi jasa pengiriman surat dengan
menggunakan perangko tempel dan menggunakan cara lain pengganti perangko
tempel.
Jasa Asuransi
Jasa keagamaan
Jasa pendidikan
Jasa kesenian dan hiburan
Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan meliputi jasa penyiaran radio atau televisi
yang dilakukan oleh instansi pemerintah atau swasta yang tidak bersifat iklan dan
tidak dibiayai oleh sponsor yang bertujuan komersial.
Jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam negeri
yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri;
23
BUKAN JASA KENA PAJAK
Jasa keuangan meliputi:
jasa menghimpun dana dari masyarakat berupa giro, deposito berjangka,
sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lain yang dipersamakan
dengan itu;
jasa menempatkan dana, meminjam dana, atau meminjamkan dana kepada
pihak lain dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun
dengan wesel unjuk, cek, atau sarana lainnya;
jasa pembiayaan, termasuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah,
berupa:
sewa guna usaha dengan hak opsi;
anjak piutang;
usaha kartu kredit; dan/atau
pembiayaan konsumen;
jasa penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai, termasuk gadai syariah dan
fidusia; dan
jasa penjaminan. 24
BUKAN JASA KENA PAJAK
Jasa tenaga kerja, meliputi :
Jasa tenaga kerja;
Jasa penyediaan tenaga kerja sepanjang pengusaha penyedia tenaga kerja tidak
bertanggungjawab atas hasil kerja dari tenaga kerja tersebut;
Jasa penyelenggaraan latihan tenaga kerja.
Jasa perhotelan, meliputi :
Jasa persewaan kamar termasuk tambahannya di hotel, rumah penginapan, motel,
losmen, hostel, serta fasilitas yang terkait dengan kegiatan perhotelan untuk tamu
yang menginap;
Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara pertemuan hotel, rumah penginapan,
motel, losmen dan hostel.
Jasa yang disediakan oleh Pemerintah dalam rangka menjalankan
pemerintahan secara umum meliputi jenis-jenis jasa yang dilaksanakan oleh
instansi pemerintah,
Jasa penyediaan tempat parkir
25
Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam
Jasa pengiriman uang dengan wesel pos, dan
PENGUSAHA KENA PAJAK
1. Orang Pribadi / Badan dagang, industry, jasa yang
menyerahkan/ekspor BKP dan/atau JKP wajib
melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP
2. Pengusaha kecil tidak diwajibkan, namun diperbolehkan
untuk menjadi PKP.
3. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor
197/KMK.03/2013, Pengusaha Kecil adalah Pengusaha
yang menyerahkan BKP dan atau JKP s.d. Rp.
4.800.000.000,00
4. Konsekuensi PKP :
a) Memungut PPN dari pembeli
b) Membuat Faktur Pajak
c) Menyetorkan PPN
d) Melaporkan SPT Masa PPN
26
PENCABUTAN PENGUKUHAN PKP
• Apabila pada suatu tahun buku, jumlah peredaran
bruto PKP tidak melebih atau memenuhi batas
minimal jumlah peredaran bruto yang ditetapkan,
PKP tersebut dapat mengajukan permohonan
pencabutan pengukuhan sebagai PKP paling
lambat satu bulan setelah akhir tahun buku.
• Setelah melakukan pemeriksaan, dalam jangka
waktu 2 bulan sejak surat permohonan diterima,
Dirjen Pajak harus memberikan keputusan.
• Lewat 2 bulan belum diberikan keputusan,
permohonan dianggap dikabulkan.
27
RINCIAN OBJEK
28
KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI
(PASAL 16C U PPN; PMK 163/PMK.03/2012)
BAIK PKP ATAU NON PKP YANG MELAKUKAN KMS BERUPA BANGUNAN BAIK DIPERGUNAKAN SENDIRI
MAUPUN PIHAK LAIN
KRITERIANYA ADALAH :
1. TIDAK DALAM RANGKA KEGIATAN USAHA ATAU PEKERJAANNYA;
2. YANG DIBANGUN TEMPAT TINGGAL ATAU TEMPAT KEGIATAN USAHA;
3. LUAS BANGUNAN 200 M2 ATAU LEBIH;
4. BANGUNAN BERSIFAT PERMANEN YANG KONSTRUKSI UTAMANYA TERDIRI DARI KAYU,
BETON, PASANGAN BATU BATA ATAU BAHAN SEJENIS; DAN ATAU BAJA
29
MEKANISME PPN SECARA UMUM
BANK PERSEPSI
PENYETORAN PPN
DENGAN SSP
BKP/JKP PEMBELI/PENERIMA
PENJUAL/PENGUSAHA BARANG/JASA – UMUM
BARANG/JASA PPN
30
MEKANISME PPN SECARA KHUSUS – PEMUNGUT PPN
BANK PERSEPSI
PENYETORAN PPN
DENGAN SSP
SSP
PEMBELI/PENERIMA
BKP/JKP BARANG/JASA –
PENJUAL/PENGUSAHA
PIHAK WAPU
BARANG/JASA PPN
31
MEKANISME PPN SECARA KHUSUS – IMPOR BKP
PENJUAL BARANG KENA
PAJAK (EKSPORTER)
BANK PERSEPSI
IMPORTER / PEMBELI
BARANG KENA PAJAK PPN PENYETORAN PPN
DENGAN SSPCP
PENGUSAHA / PENYEDIA
JASA KENA PAJAK
BANK PERSEPSI
PKP / PENGUSAHA
PENERIMA JASA KENA PPN
PAJAK PENYETORAN PPN
DENGAN SSP
PEMBAYAR PPN
PEMUNGUT PPN
ATAS JASA/BKP
TIDAK BERWUJUD
• LAPOR SPT MASA PPN KE KPP DARI LUAR
• SSP SEBAGAI PAJAK MASUKAN
DAERAH PABEAN
33
TARIF DAN PENGENAAN PPN
PPN dihitung dengan tarif 10% dari Dasar Pengenaan
Pajak, kecuali untuk ekspor BKP atau JKP (tertentu)
dikenakan dengan tarif 0%
DPP adalah:
Nilai Ekspor
Nilai Impor
Harga jual
Nilai penggantian
Nilai lain Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-
75/PMK.03/2010 stdd PMK-89/PMK.010/2010
34
DPP NILAI LAIN (1)
Untuk pemakaian sendiri BKP dan/atau JKP dan pemberian cuma-
cuma BKP dan/atau JKP Harga Jual atau Penggantian setelah
dikurangi laba kotor
Untuk penyerahan film cerita perkiraan harga jual rata-rata
Untuk penyerahan media rekaman suara atau gambar perkiraan
hasil rata-rata per judul film;
Untuk penyerahan BKP melalui pedagang perantara adalah
harga yang disepakati antara pedagang perantara dengan pembeli
Untuk penyerahan produk hasil tembakau adalah sebesar harga
jual eceran
Untuk BKP berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan
semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat
pembubaran perusahaan harga pasar wajar
35
DPP NILAI LAIN (2)
Untuk penyerahan Barang Kena Pajak melalui juru lelang harga
lelang
Untuk penyerahan BKP dari Pusat ke Cabang atau sebaliknya
dan/atau penyerahan BKP antar cabang harga pokok penjualan
atau harga perolehan
Untuk penyerahan jasa pengiriman paket 10 % (sepuluh persen)
dari jumlah yang ditagih atau jumlah yang seharusnya ditagih
untuk penyerahan jasa biro perjalanan atau jasa biro pariwisata
10% (sepuluh persen) dari jumlah tagihan atau jumlah yang
seharusnya ditagih.
Untuk penyerahan barang hasil pertanidan dll 10 % (sepuluh
persen) dari nilai penyerahan optional
36
DPP DAN TARIF PPN UNTUK KMS
• PPN TERUTANG
39
FAKTUR PAJAK
42
KODE DAN NOMOR SERI FAKTUR PAJAK
. - .
Kode transaksi & status Kode cabang Kode tahun Nomor Seri
Jumlah Digit:
Penomoran FP
8 digit
Sesuai dengan
Ditentukan oleh PKP sendiri
Per-13/65
. - .
Kode transaksi & status Nomor Seri
Jumlah Digit:
Penomoran FP 13 digit
Sesuai dengan Ditentukan oleh sistem DJP, termasuk kode tahun akan dicreate
Per-24 oleh sistem DJP dan kode cabang dihapus.
KODE DAN NOMOR SERI FP
Kode Transaksi :
01-kepada Selain Pemungut PPN
02-kepada Pemungut Bendaharawan
03-kepada Pemungut PPN lainnya
04-yg mnggnkn DPP Nilai Lain kpd Selain Pemungut PPN
05- tidak dipergunakan lagi sejak 1 April 2010
06-penyerahan Lainnya kpd Selain Pemungut PPN, termasuk turis
asing
07-yang PPN-nya TDP kpd Selain Pemungut PPN
08-yg dibebaskan dari pengenaan PPN kpd Selain Pemungut
PPN
09-penyerahan Aktiva pasal 16 D kpd Selain Pemungut PPN
Kode Status :
0 – Normal
1 - Penggantian
44
PENGATURAN FP
Pasal 13 (5) UU PPN
a Identitas
Alamat
Sesuai dengan alamat yg
b Penjual/Pembeli sebenarnya
Menggambarkan keadaan
c Jenis BKP/JKP BKP/ JKP
sebenarnya
Dalam hal diketahui jumlah unit atau
satuan tertentu lainnya, maka harus Keterangan FP
dicantumkan
Lengkap
Meminta ke Tata cara ditentukan oleh
f Nomor Seri FP
DJP DJP
Kepatuhan penyampaian SPT masa PPN 3 bulan berturut-turut yang telah jatuh
tempo pada saat pengajuan permintaan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep
4
April
Sudah lapor SPT Masa PPN bulan
Desember, Januari, dan Februari
18 Sep
Sudah lapor SPT Masa PPN bulan
Mei, Juni, dan Juli
KEPATUHAN PENYAMPAIAN SPT MASA PPN (2)
Kepatuhan penyampaian SPT masa PPN 3 bulan berturut-turut yang telah jatuh tempo pada saat
pengajuan permintaan
Direkam di
4 aplikasi di KPP
Surat
pemberitahuan Data base Registrasi
kode aktivasi Ulang PKP dan
kempos verifikasi Pengukuhan
PKP
Penerima
surat masuk
KPP
Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak
PKP
memasukkan2
kode aktivasi
dan password
1
surat 3
permintaan
nomor seri Petugas
Surat TPT di KPP
Pemberitahuan Data base
nomor seri kepatuhan 3
Faktur Pajak masa pajak
terakhir
18 Sep
100 150 250 Sudah lapor SPT Masa PPN bulan
Maksimal diberi = 120% X (100+150+250) Mei, Juni, dan Juli
= 600 .
• Yang diminta >600: diberikan 600
55 25 0
nomor Maksimal diberi = 120% X (55+25+0)
• Yang diminta <600: diberikan sebesar = 96.
diminta
• Yang diminta >96: diberikan 96 nomor
• Yang diminta <96: diberikan sebesar
diminta
CATATAN PENTING 1
No Keterangan PER-24/PJ/2012
1 Otorisasi Nomor Seri FP diberikan oleh DJP dengan
pemberian mekanisme yang ditentukan oleh DJP
nomor seri
2 Syarat NSFP diberikan kepada PKP yang telah diregistrasi
diberikan ulang dan PKP baru yang telah diverifikasi dalam
nomor seri FP rangka pengukuhan PKP
3 Identitas PKP Keterangan FP mengenai alamat dan jenis
khususnya barang/jasa harus diisi sesuai dengan keterangan
alamat dan yang sebenarnya atau sesungguhnya
jenis
barang/jasa
4 Penunjukan dan Mengatur pejabat/pegawai penandatangan FP yang
Penandatangana berhak:
n FP - PKP wajib memberitahukan ke KPP surat
penunjukan penandatangan FP; dan
- fotokopi kartu identitas yang sah (dilegalisasi
oleh pejabat berwenang)
53
CATATAN PENTING 2
No Keterangan PER-24/PJ/2012
5 Urutan nomor - Nomor seri Faktur Pajak diberikan oleh DJP dengan blok nomor
seri Faktur urut
Pajak - Penggunaan nomor yang tidak urut tidak dikenakan sanksi
- Terdapat kewajiban pelaporan nomor yang tidak terpakai
6 Nomor Seri FP Seluruh Faktur Pajak dengan Nomor Seri FP yang sama /ganda
ganda (lebih termasuk Faktur Pajak Tidak Lengkap
dari satu)
56
DOKUMEN TERTENTU SEBAGAI FAKTUR PAJAK
PER-10/PJ./2010 DAN PER-67/PJ./2010
PPN yang tercantum dalam dokumen tertentu merupakan Pajak Masukan yang dapat
dikreditkan sepanjang memenuhi persyaratan formal dan mencantumkan NPWP pembeli
BKP, penerima JKP, pihak yang melakukan impor BKP, atau pihak yang memanfaatkan
JKP dan/atau BKP tidak berwujud.
58
RETUR BKP / PEMBATALAN JKP
59
RETUR BKP / PEMBATALAN JKP
Nota Retur paling sedikit harus memuat Nota Pembatalan paling sedikit harus
memuat
nomor urut Nota Retur Nomor Nota Pembatalan
nomor, kode seri, dan tanggal Faktur Pajak Nomor, kode seri dan tanggal Faktur Pajak
dari BKP yang dikembalikan dari JKP yang dibatalkan
nama, alamat, dan NPWP Pembeli nama, alamat, dan NPWP Penerima Jasa
nama, alamat, NPWP PKP Penjual nama, alamat, NPWP PKP Pemberi JKP
jenis barang, jumlah Harga Jual Barang jenis jasa dan jumlah Penggantian JKP
Kena Pajak yang dikembalikan yang dibatalkan
PPN atas BKP yang dikembalikan, atau PPN atas JKP yang dibatalkan
PPPnBM yang dikembalikan
tanggal pembuatan Nota Retur tanggal pembuatan Nota Pembatalan
nama dan tanda tangan yang berhak Nama dan tanda tangan yang berhak
menandatangani Nota Retur menandatangani Nota Pembatalan
60
PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN
BKP/
JKP
Brg/Jasa Brg/Jasa
PKP PT XYZ PKP PT ABC PEMBELI
PM PK
Cost Expense LB KB
Nihil
61
PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN
• Masa yang sesuai dengan FP maupun 3 (tiga) masa berikutnya.
• Pengkreditan setelah 3 (tiga) bulan pembetulan SPT Masa
a. P’ = (PM/T) x Z’, u/ BKP & JKP yang masa manfaatnya > 1 tahun.
dengan ketentuan:
64
PEDOMAN PENGKREDITAN PM BAGI OMSET TERTENTU
• Ketentuan PMK Nomor 74/PMK.03/2010
• Batasan :
1. PKP yang mempunyai peredaran usaha dalam 1 (satu) tahun buku tidak melebihi
Rp1,8 miliar, yaitu: mempunyai peredaran usaha dalam 2 (dua) tahun buku
sebelumnya tidak melebihi Rp1,8 miliar untuk setiap 1 (satu) tahun buku; atau
2. Wajib Pajak yang baru dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
catatan:
• Untuk dapat menggunakan mekanisme ini wajib menyampaikan pemberitahuan
tertulis paling lama saat batas waktu penyampaian SPT Masa pertama tahun
buku/sejak dikukuhkan
• Penggunaan pedoman ini harus taat asas selama setahun kecuali melebihi
batasan peredaran bruto
PM PK
Cost Expense LB KB
Nihil
67
FASILITAS PPN
( Ps. 16B ayat (1) UU PPN 1984 )
PP
PAJAK TERUTANG DIBEBASKAN DARI
TDK DIPUNGUT PENGENAAN PAJAK
FP FP
PKP A PKP B
(INDUSTRI BENANG (INDUSTRI TEKSTIL PDKB
BENANG) TEKSTIL) (INDUSTRI
DPIL DPIL GARMEN)
69
Ps. 16B ay (3) UU PPN 1984
PKP A
(PERCETAK-
BR CETAKAN PKP B BUKU PELA PEM-
Bk. PELAJ./ JARAN/KITAB
AN) (PENERBIT) BELI
KITAB SUCI SUCI
70
SEKIAN
71