Anda di halaman 1dari 67

Akuntansi Pajak

BAB I
PENDAHULUAN
MEKANISME PEMUNGUTAN PAJAK

SELF ASSESMENT WITHOLDING

MENGHITUNG PAJAK TERUTANG DIHITUNG


MENYETOR MELAPOR DIPOTONG/DIPUNGUT
SENDIRI PAJAK DISETORKAN & DILAPORKAN
YANG TERUTANG PIHAK LAIN

PPN
PPh PASAL 21
PPH PASAL 25/29 PPh PASAL 22
PPh PASAL 23/26
PPh PASAL 15
PPh PASAL 4 (2)
BAB II
DASAR-DASAR AKUNTANSI
Definisi akuntansi

Akuntansi merupakan proses kegiatan


untuk menyajikan informasi kuantitatif
terutama yang bersifat keuangan dari suatu
entitas ekonomi (perusahaan) yang
ditujukan untuk pengambilan keputusan
ekonomi- dalam memilih berbagai pilihan
tindakan.
Persamaan Akuntansi
(Accounting Equation)
Assets = Liabilities + Owner’s Equity
Harta = Hutang + Modal Pemilik

Sumber daya
Perusahaan
The Accounting Equation

Assets = Liabilities + Owner’s Equity

Sumber daya
yang
berasal/dimiliki
oleh kreditur
The Accounting Equation

Assets = Liabilities + Owner’s Equity

Sumberdaya
yang
berasal/dimiliki
oleh pemilik
perusahaan
NetSolutions
Income Statement
For the Month Ended November 30, 2005
Pendapatan $7 500 00
Beban Operasional:
Beban Gaji $2 125 00
Beban Sewa 800 00
Beban Perlgkapan 800 00
Beban umum 450 00
Beban Lain-lain 275 00
Total beban 4 450 00
Laba bersih $3 050 00
NetSolutions
Statement of Owner’s Equity
For the Month Ended November 30, 2005
Tn Amir, capital, November 1, 2005 $ 0
Investment on November 1 $25 000 00
Net income for November 3 050 00
$28 050 00
Less withdrawals 2 000 00
Increase in owner’s equity 26 050 00
Tn Amir, capital, November 30, 2005 $26 050 00
NetSolutions
Statement of Financial Position
November 30, 2005
Assets Liabilities
Cash $ 5 900 00 Accounts Payable $ 400 00
Supplies 550 00 Owner’s Equity
Land 20 000 00 Tn Amir, cap. 26 050 00
Total liabilities and
Total assets $26 450 00 owner’s equity $26 450 00

This balance sheet presented


using the account form
SIKLUS AKUNTANSI
1. menganalisis dokumen transaksi
2. mencatat transaksi ke jurnal
3. memposting transaksi-transaksi ke buku besar
4. menyiapkan neraca saldo
5. menyiapkan jurnal penyesuaian dan diposting ke buku
besar
6. menyiapkan laporan keuangan
7. membuat jurnal penutup dan diposting ke buku besar
8. menyiapkan neraca saldo setelah penutupan
Konsep Dasar Akuntansi (SAK)

• Konsep Entitas Bisnis


• Kontinuitas Usaha
• Periode Waktu
• Harga Perolehan
• Matching Cost Agains Revenue
• Konsistensi
BAB III
KEWAJIBAN PEMBUKUAN
PENGERTIAN PEMBUKUAN
Pasal 1 angka 29 UU KUP

Proses Pencatatan secara teratur untuk mengumpulkan DATA dan


INFORMASI KEUANGAN

MELIPUTI
 Harta
 Kewajiban
 Modal
 Penghasilan dan Biaya
 Harga Perolehan dan Penyerahan Barang/Jasa

Ditutup dengan menyusun LAPORAN KEUANGAN


(NERACA & LABA RUGI)
Untuk periode Tahun Pajak tersebut
KEWAJIBAN PEMBUKUAN TAHUN PAJAK 2009 - DST
Pasal 28 ayat (1) UU KUP Jo. Pasal 14 ayat (1) UU PPh No. 36 Tahun 2008

WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YG


MELAKUKAN KEGIATAN USAHA WAJIB PAJAK
ATAU PEKERJAAN BEBAS, BADAN
PEREDARAN BRUTO
≥ Rp 4,8 MILIAR

WAJIB
MENYELENGGARAKAN
PEMBUKUAN
WPOP Usahawan yg memilih tidak menyelenggarakan
pembukuan

wajib memberitahukan mengenai penggunaan Norma


Penghitungan kepada Direktur Jenderal Pajak paling lama
3 (tiga) bulan sejak awal tahun pajak yang bersangkutan
Pasal 14 (2) UU PPh

Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak memberitahukan


kepada Direktur Jenderal Pajak sesuai dengan jangka
waktu tersebut dianggap memilih menyelenggarakan
pembukuan
Pasal 14 (4) UU PPh
KETENTUAN MENGENAI PEMBUKUAN
harus diselenggarakan dengan memperhatikan ITIKAD BAIK dan
3
mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya;

4 harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin,


angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa
Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan;

5 diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau
stelsel kas;
6 Perubahan terhadap metode pembukuan dan atau tahun buku, harus
mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak;
7 Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian,
sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang;
8
Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain
Rupiah dapat diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah mendapat izin
Menteri Keuangan
Penyimpanan Data Pembukuan
Masa penyimpanan buku-buku, catatan-catatan, dan
dokumen-dokumen termasuk hasil pengolahan data
elektronik yang menjadi dasar pembukuan atau
pencatatan harus disimpan:

• di Indonesia
• selama 10 (sepuluh) tahun sesuai dengan kurun waktu
mengenai batas daluwarsa penetapan pajak,
• tepatnya di tempat kegiatan atau di tempat tinggal bagi
Wajib Pajak orang pribadi, atau di tempat kedudukan
bagi Wajib Pajak badan,
• dengan maksud agar apabila Direktur Jenderal Pajak
akan mengeluarkan surat ketetapan pajak, bahan
pembukuan atau pencatatan yang diperlukan masih ada
dan dapat disediakan.
SANKSI BERKAITAN DENGAN KEWAJIBAN PEMBUKUAN

ADMINISTRASI PIDANA
apabila kewajiban sebagaimana Pasal 39 ayat 1 UU KUP
dimaksud dalam Pasal 28 Setiap orang yang dengan sengaja:
(Pembukuan) atau Pasal 29 f. memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain
(Pemeriksaan) tidak dipenuhi, yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar atau tidak
sehingga tidak dapat diketahui menggambarkan keadaan yg sebenarnya; g. tidak
besarnya pajak yang terutang menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, tidak
memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau
berupa kenaikan sebesar :50 % dokumen lainnya; h. tidak menyimpan buku, catatan, atau
dari PPh yang tidak atau kurang dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan
dibayar;100 % dari PPh yang dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan
tidak atau kurang dipotong, yang dikelola secara elektronik atau diselenggarakan secara
tidak atau kurang dipungut, program aplikasi on-line di Indonesia sebagaimana dimaksud
tidak atau kurang disetorkan, dalam Pasal 28 ayat (11);
dan dipotong atau dipungut sehingga dapat menimbulkan kerugian pd pendapatan negara
tetapi tidak atau kurang
disetorkan;100 % dari PPN dan dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan
PPnBM yang tidak atau kurang dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2
dibayar (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang
Pasal 13 (1d) jo Pasal 13 (3) yang tidak atau kurang dibayar.
UU KUP
BAB IV
AKUNTANSI PAJAK
PENGHASILAN PEMOTONGAN
DAN PEMUNGUTAN
SALDO NORMAL AKUN PAJAK DI LAPORAN KEUANGAN

PPh Pasal 21/26 KREDIT NERACA


PPh Pasal 22 DEBET NERACA
KREDIT NERACA
PPh Pasal 23 DEBIT NERACA
KREDIT NERACA
PPh Pasal 24 DEBET NERACA
PPh Pasal 25 DEBET NERACA
KREDIT NERACA
PPh Pasal 28 A DEBET NERACA
PPh Pasal 29 KREDIT NERACA
PM DAPAT DIKREDITKAN DEBET NERACA
PM TIDAK DAPAT DIKREDITKAN DEBET L/R
PPN KELUARAN KREDIT NERACA
BEA METERAI DEBET R/L
PBB DEBET R/L
PAJAK REKLAME DEBET R/L
PKB DEBET R/L
PENCATATAN JURNAL
PPH PASAL 21

Suwadi - Puspa
SAAT TERUTANG PPH PASAL 21

• saat pembayaran
• saat terutangnya penghasilan yang menjadi objek
pemotongan

tergantung pada mana peristiwa yang terjadi terlebih dulu

PER- 16/PJ/2016
CONTOH JURNAL PPH PASAL 21
Tgl Uraian Debit Kredit
5 April Beban Konsultan 20.000.000
Utang PPh Pasal 21 500.000
Kas 19.500.000
12 April Beban Konsultan 5.000.000
Utang PPh Pasal 21 125.000
Kas 4.875.000
28 April Beban Gaji 58.700.000
Beban Tunjangan Transport Karyawan 21.600.000 3.460.000
Beban Pasca Kerja Iuran Pasti 2.500.000 2.750.000
Utang PPh Pasal 21 76.590.000
Utang Iuran Pensiun
Kas
30 April Utang Iuran Pensiun 2.500.000
Kas 2.500.000
10 Mei Utang PPh Pasal 21 Suwadi - Puspa
4.085.000
CONTOH JURNAL
PPH PASAL 21 DITANGGUNG PERUSAHAAN

Tgl Uraian Debit Kredit

28 April Beban Gaji 58.700.000


Beban Tunjangan Transport Karyawan 21.600.000 3.460.000
Beban PPh Pasal 21 Ditanggung 3.460.000 2.750.000
Perusahaan 2.500.000 80.050.000
Beban Pasca Kerja Iuran Pasti
Utang PPh Pasal 21
Utang Iuran Pensiun
Kas
CONTOH JURNAL
TUNJANGAN PPH PASAL 21

Tgl Uraian Debit Kredit


28 April Beban Gaji 58.700.000
Beban Tunjangan Transport Karyawan 21.600.000 3.460.000
Beban Tunjangan PPh Pasal 21 3.460.000 2.750.000
Beban Pasca Kerja Iuran Pasti 2.500.000 80.050.000
Utang PPh Pasal 21
Utang Iuran Pensiun
Kas
PENCATATAN JURNAL
PPH PASAL 22

Suwadi - Puspa
SAAT TERUTANG PPH PASAL 22

a) Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor barang, terutang dan dilunasi


bersamaan dengan saat pembayaran Bea Masuk. Dalam hal pembayaran
Bea Masuk ditunda atau dibebaskan, maka Pajak Penghasilan Pasal 22
terutang dan dilunasi pada saat penyelesaian dokumen Pemberitahuan
Impor Barang (PIB).
b) Pajak Penghasilan Pasal 22 atas pembelian barang oleh instansi
pemerintah, dan pembelian barang dan/atau bahan-bahan untuk
keperuluan kegiatan usaha oleh BUMN tertentu, terutang dan dipungut
pada saat pembayaran.
c) Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan hasil produksi industri semen,
industri kertas, industri baja, dan industri otomotif terutang dan dipungut
pada saat penjualan.
d) Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan hasil bahan bakar minyak, gas
dan pelumas terutang dan dipungut pada saat penerbitan Surat Perintah
Pengeluaran Barang (delivery order).
e) Pajak Penghasilan Pasal 22 atas pembelian bahan-bahan dari pedagang
CONTOH JURNAL PPH PASAL 22
Tgl
OLEH PIHAK YG DIPUNGUT
Uraian Debit Kredit
5 Mei Piutang Usaha 50.000.000
Harga Pokok Penjualan 35.000.000 50.000.000
Penjualan 35.000.000
Persediaan Barang Dagangan
7 Mei Kas 49.250.000
PPh Pasal 22 Dibayar Dimuka 750.000 50.000.000
Piutang Usaha
15 Mei Persediaan Barang Dagangan 100.000.000
PPh Pasal 22 Dibayar Dimuka 100.000 100.100.000
Utang Usaha
20 Mei Utang Usaha 100.100.000
Kas 100.100.000
21 Mei Piutang Usaha 75.000.000
Harga Pokok Penjualan 55.000.000 75.000.000
Penjualan 55.000.000
Persediaan Barang Dagangan Kas
25 Mei Kas 73.875.000
PPh Pasal 22 Dibayar Dimuka 1.125.000 75.000.000
Piutang Usaha
CONTOH JURNAL PPH PASAL 22
OLEH PIHAK YG MEMUNGUT
Tgl Uraian Debit Kredit
6 Mei Piutang Usaha 50.050.000
Harga Pokok Penjualan 35.000.000 50.000.000
Penjualan 35.000.000
Persediaan Barang Jadi 50.000
Utang PPh Pasal 22
10 Mei Kas 50.050.000
Piutang Usaha 50.050.000
15 Mei Piutang Usaha 100.100.000
Harga Pokok Penjualan 75.000.000 100.000.000
Penjualan 75.000.000
Persediaan Barang Jadi 100.000
Utang PPh Pasal 22
17 Mei Persediaan Bahan Pembantu 80.000.000
PPh Pasal 22 Dimuka 240.000 80.240.000
Utang Usaha
20 Mei Kas 100.100.000
Piutang Usaha 100.100.000
25 Mei Utang Usaha 80.240.000
Kas 80.240.000
10 Juni Utang PPh Pasal 22 150.000
Kas 150.000
CONTOH JURNAL PPH PASAL 22 FINAL
OLEH PIHAK YG DIPUNGUT

Tgl Uraian Debit Kredit


30 Maret Persediaan Barang Dagangan 100.000.000
Beban PPh Final 250.000
Kas 100.250.000
PENCATATAN JURNAL
PPH PASAL 23

Suwadi - Puspa
SAAT TERUTANG PPH PASAL 23

▪ Pembayaran

▪ disediakan untuk dibayarkan (seperti: dividen)


a) perusahaan go public
b) perusahaan tidak go public

▪ jatuh tempo pembayaran penghasilan (seperti: bunga dan sewa),


saat yang ditentukan dalam kontrak atau perjanjian atau faktur
(seperti: royalti, imbalan jasa teknik atau jasa manajemen atau jasa
lainnya)

tergantung peristiwa yang terjadi lebih dulu

PP 94 TAHUN 2010
CONTOH JURNAL PPH PASAL 23
OLEH PIHAK YG DIPOTONG
Tgl Uraian Debit Kredit
4 Mei Kas 49.000.000
PPh Pasal 23 Dimuka 1.000.000 50.000.000
Pendapatan Jasa Konsultansi
17 Mei Piutang Jasa Konsultansi 98.000.000
PPh Pasal 23 Dimuka 2.000.000 100.000.000
Pendapatan Jasa Konsultansi
21 Mei Kas 98.000.000
Piutang Jasa Konsultansi 100.000.000
25 Mei Piutang Lain-lain 49.000.000
PPh Pasal 23 Dimuka 1.000.000 50.000.000
Pendapatan Dividen
31 Mei Kas 49.000.000
Pendapatan Dividen 49.000.000
CONTOH JURNAL PPH PASAL 23
OLEH PIHAK YG MEMOTONG
Tgl Uraian Debit Kredit
8 Mei Beban Sewa Mobil 500.000
Kas 490.000
Utang PPh Pasal 23 10.000
12 Mei Beban Mobil 1.500.000
Kas 1.470.000
Utang PPh Pasal 23 30.000
10 Juni Utang PPh Pasal 23 40.000
Kas 40.000
PENCATATAN JURNAL
PPH PASAL 25
CONTOH JURNAL PPH PASAL 25

Tgl Uraian Debit Kredit


10 Juni PPh Pasal 25 Dimuka 150.000.000
Kas 150.000.000
PENCATATAN JURNAL
PPH PASAL 26
SAAT TERUTANG PPH PASAL 26

▪ Pembayaran

▪ disediakan untuk dibayarkan (seperti: dividen)


a) perusahaan go public
b) perusahaan tidak go public

▪ jatuh tempo pembayaran penghasilan (seperti: bunga dan sewa),


saat yang ditentukan dalam kontrak atau perjanjian atau faktur
(seperti: royalti, imbalan jasa teknik atau jasa manajemen atau jasa
lainnya)

tergantung peristiwa yang terjadi lebih dulu

PP 94 TAHUN 2010
CONTOH JURNAL PPH PASAL 26
OLEH PIHAK YG MEMOTONG

Tgl Uraian Debit Kredit


7 Mei Beban Konsultan 33.000.000
Utang PPh Pasal 26 6.720.000
Utang Usaha 26.280.000
10 Mei Utang Usaha 26.280.000
Kas 26.280.000
30 Mei Beban Royalti 55.500.000
Utang PPh Pasal 26 11.200.000
Kas 44.300.000
10 Juni Utang PPh Pasal 26 17.920.000
Kas 17.920.000
CONTOH JURNAL PPH PASAL 4 AYAT (2)
DISETOR SENDIRI

Tgl Uraian Debit Kredit


31 Jan Beban PPh Pasal 4 ayat (2) 2.500.000
Utang PPh Pasal 4 ayat (2) 2.500.000
10 Feb Utang PPh Pasal 4 ayat (2) 2.500.000
Kas 2.500.000
PENCATATAN JURNAL
PPH PASAL 4 AYAT (2)
CONTOH JURNAL PPH PASAL 4 AYAT (2)
BAGI PIHAK YANG MEMOTONG

Tgl Uraian Debit Kredit


3 Mei Beban Sewa Dimuka 120.000.000
Utang PPh Pasal 4 Ayat (2) 12.000.000
Utang Usaha 108.000.000
10 Juni Utang PPh Pasal 4 Ayat (2) 12.000.000
Kas 12.000.000
CONTOH JURNAL PPH PASAL 4 AYAT (2)
BAGI PIHAK YANG DIPOTONG

Tgl Uraian Debit Kredit


31 Mei Kas 40.000.000
Beban PPh Pasal 4 ayat (2) 10.000.000 50.000.000
Pendapatan Bunga
PENCATATAN JURNAL
Perhitungan PPh pada Akhir Tahun
CONTOH JURNAL PERHITUNGAN PPH
PADA AKHIR TAHUN
BERDASARKAN SAK ETAP

Tgl Uraian Debit Kredit


31 Des Beban Pajak Penghasilan 2.500.000.000
PPh Pasal 22 Dimuka 170.000.000
PPh Pasal 23 Dimuka 310.000.000
PPh Pasal 24 375.000.000
PPh Pasal 25 Dimuka 1.600.000.000
Utang PPh Pasal 29 45.000.000
2014

15 Apr Utang PPh Pasal 29 45.000.000


Kas 45.000.000
BAB V
AKUNTANSI PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI
SAAT TERUTANG PPN

a) jika tidak ada pembayaran sebelum penyerahan BKP/JKP atau


pemanfaatan BKP tidak berwujud / JKP dari luar daerah pabean, saat
terutang PPN adalah saat
• penyerahan Barang Kena Pajak;
• impor Barang Kena Pajak;
• penyerahan Jasa Kena Pajak;
• pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah
• Pabean;
• pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean;
• ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;
SAAT TERUTANG PPN

b) Jika pembayaran diterima sebelum penyerahan Barang Kena Pajak


atau Jasa Kena Pajak atau pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean, saat
terutangnya PPN adalah pada saat pembayaran.
CONTOH JURNAL TRANSAKSI PPN
Tgl Uraian Debit Kredit
3 Juni Piutang Usaha 165.000.000
Harga Pokok Penjualan 120.000.000
Penjualan 150.000.000
Persediaan Barangan Dagangan 120.000.000
PPN – Pajak Keluaran 15.000.000
5 Juni Pembelian 60.000.000
PPN – Pajak Masukan 6.000.000
Utang Usaha 66.000.000
8 Juni Utang Usaha 66.000.000
Kas 66.000.000
9 Juni Beban Konsultan 50.000.000
PPN – Pajak Masukan 5.000.000
Utang PPh Pasal 23 1.000.000
Kas 54.000.000
CONTOH JURNAL TRANSAKSI PPN

Tgl Uraian Debit Kredit


10 Juni Kas 165.000.000
Piutang Usaha 165.000.000
11 Juni Beban Sewa 7.500.000
PPN – Pajak Masukan 250.000 50.000
Utang PPh Pasal 23 5.200.000
Utang Usaha 2.500.000
Kas
15 Juni Utang Usaha 5.200.000
PPN – Pajak Masukan 500.000 100.000
Utang PPh Pasal 23 5.600.000
Kas
CONTOH JURNAL TRANSAKSI PPN

Tgl Uraian Debit Kredit


17 Juni Piutang Usaha 80.000.000
Harga Pokok Penjualan 1.200.000 80.000.000
Penjualan 50.000.000
Persediaan Barang Dagangan
20 Juni Kas 80.000.000
PPh Pasal 22 Dimuka 1.200.000
Piutang Usaha 81.200.000
22 Juni Beban Sumbangan Sosial 16.500.000
Persediaan Barang Dagangan 15.000.000
PPN – Pajak Keluaran 1.500.000
CONTOH JURNAL TRANSAKSI PPN

Tgl Uraian Debit Kredit


25 Juni Beban Royalti 56.000.000
PPN – Pajak Masukan 5.500.000 11.000.000
Utang PPh Pasal 26 5.500.000
Utang PPN 45.000.000
Utang Usaha
28 Juni Kas 88.000.000
Akumulasi Penyusutan 155.000.000 180.000.000
Truk 55.000.000
Keuntungan Pengalihan Aset Tetap 8.000.000
PPN – Pajak Keluaran
10 Juli PPN – Pajak Keluaran 24.500.000
Utang PPN 5.500.000 17.250.000
PPN – Pajak Masukan 12.750.000
Kas
CONTOH JURNAL RESTITUSI PPN

Tgl Uraian Debit Kredit


10 Agus PPN – Pajak Keluaran 25.000.000
Piutang PPN pada Pemerintah 3.000.000 28.000.000
PPN – Pajak Masukan
CONTOH JURNAL KOMPENSASI PPN

Tgl Uraian Debit Kredit


10 Agus PPN – Pajak Keluaran 25.000.000
PPN – Pajak Masukan 25.000.000
BAB VI
REKONSILIASI FISKAL
Tujuan Laporan Keuangan Pajak

• Memberikan informasi untuk menghitung


Penghasilan Kena Pajak (PPh) dan Dasar
Pengenaan Pajak (PPN)
• Menghitung pajak terutang
• Mengetahui dan menilai tingkat kepatuhan
Wajib Pajak
AKUNTANSI KOMERSIAL vs PAJAK

• Konsep dalam akuntansi komersial sama dengan


pajak yaitu menentukan penghasilan (pendapatan)
dan biaya (beban) pada satu periode tertentu (tahun
buku).
• Di dalam menentukan penghasilan dan biaya
tersebut terdapat persamaan dan perbedaan
mengenai prinsip dan metode, perbedaan prinsip
dan metode pengakuan dalam akuntansi komersial
dan akuntansi fiskal menimbulkan adanya perbedaan
• Diperlukan Rekonsiliasi Fiskal
REKONSILIASI FISKAL

• membandingkan SAK dengan ketentuan PPh,


• kemudian dibuat penyesuaian terhadap perbedaan-
perbedaannya (beda tetap dan beda waktu),
sehingga dihasilkan output yang sesuai dengan
ketentuan fiskal.
• Laporan Keuangan tersebut dilakukan koreksi fiskal
menjadi Laporan Keuangan Fiskal atau dikenal
Rekonsiliasi Fiskal Laporan Keuangan.
• Hal inilah sebagai dasar penghitungan pajak terutang
Proses Pembukuan:
Laporan Keuangan Lapkeu Fiskal

Rekonsiliasi
Fiskal Berdasar UU
Pajak dan
Berdasar PSAK
peraturan

Neraca, L/R, Arus


Kas, Ekuitas & Laba /Penghasilan
Notes Neto Fiskal
KONSEP PENGHASILAN DAN BIAYA

Penghasilan:
• Penghasilan yang merupakan objek pajak / Ps 4(1)
• Penghasilan yang merupakan objek pajak yang
dikenakan PPh Final / Ps 4(2)
• Penghasilan yang bukan objek pajak / Ps 4(3)
Biaya sebagai Pengurang Penghasilan

➢ Harga pokok penjualan


➢ Beban penyusutan
➢ Beban amortisasi
➢ Beban operasional:
Pasal 6 ayat (1) biaya untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan;

Pasal 9 ayat (1), biaya terkait penghasilan dikenakan


PPh final, biaya terkait penghasilan bukan objek pajak:
koreksi fiskal
BIAYA FISKAL

Deductible
Biaya Fiskal
Expenses

Biaya KOREKSI
BIAYA
Komersial

Non
Deductible
Expenses
BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN
(DEDUCTIBLE EXPENSE)
• biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha:
1. biaya pembelian bahan;
2. biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus,
gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang;
3. bunga, sewa, dan royalti;
4. biaya perjalanan;
5. biaya pengolahan limbah;
6. premi asuransi;
7. biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan (PMK-02/PMK.03/2010);
8. biaya administrasi; dan
9. pajak kecuali Pajak Penghasilan;
• penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas
pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 11A;
BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN
(DEDUCTIBLE EXPENSE)
• iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan;
• kerugian karena penjualan atau pengalihan harta
yang dimiliki dan digunakan dalam perusahaan
atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan;
• kerugian selisih kurs mata uang asing;
• biaya penelitian dan pengembangan perusahaan
yang dilakukan di Indonesia;
• biaya beasiswa, magang, dan pelatihan;
BIAYA YANG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN
(NON DEDUCTIBLE EXPENSE)
1. Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan
yang bukan merupakan objek pajak penghasilan.
2. Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan
yang telah dikenakan PPh bersifat final
3. Kerugian usaha/kegiatan di luar negeri tidak dapat
dibebankan atau dikompensasikan dengan penghasilan
dalam negeri atau penghasilan luar negeri lainnya.
4. Kerugian atas pengalihan harta yang dimiliki tetapi
tidak dipergunakan untuk kegiatan usaha WP.
5. Biaya-biaya yang tercantum di Pasal 9 ayat 1 UU PPh

Anda mungkin juga menyukai