BAB I
PENDAHULUAN
MEKANISME PEMUNGUTAN PAJAK
PPN
PPh PASAL 21
PPH PASAL 25/29 PPh PASAL 22
PPh PASAL 23/26
PPh PASAL 15
PPh PASAL 4 (2)
BAB II
DASAR-DASAR AKUNTANSI
Definisi akuntansi
Sumber daya
Perusahaan
The Accounting Equation
Sumber daya
yang
berasal/dimiliki
oleh kreditur
The Accounting Equation
Sumberdaya
yang
berasal/dimiliki
oleh pemilik
perusahaan
NetSolutions
Income Statement
For the Month Ended November 30, 2005
Pendapatan $7 500 00
Beban Operasional:
Beban Gaji $2 125 00
Beban Sewa 800 00
Beban Perlgkapan 800 00
Beban umum 450 00
Beban Lain-lain 275 00
Total beban 4 450 00
Laba bersih $3 050 00
NetSolutions
Statement of Owner’s Equity
For the Month Ended November 30, 2005
Tn Amir, capital, November 1, 2005 $ 0
Investment on November 1 $25 000 00
Net income for November 3 050 00
$28 050 00
Less withdrawals 2 000 00
Increase in owner’s equity 26 050 00
Tn Amir, capital, November 30, 2005 $26 050 00
NetSolutions
Statement of Financial Position
November 30, 2005
Assets Liabilities
Cash $ 5 900 00 Accounts Payable $ 400 00
Supplies 550 00 Owner’s Equity
Land 20 000 00 Tn Amir, cap. 26 050 00
Total liabilities and
Total assets $26 450 00 owner’s equity $26 450 00
MELIPUTI
Harta
Kewajiban
Modal
Penghasilan dan Biaya
Harga Perolehan dan Penyerahan Barang/Jasa
WAJIB
MENYELENGGARAKAN
PEMBUKUAN
WPOP Usahawan yg memilih tidak menyelenggarakan
pembukuan
5 diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau
stelsel kas;
6 Perubahan terhadap metode pembukuan dan atau tahun buku, harus
mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak;
7 Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian,
sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang;
8
Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain
Rupiah dapat diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah mendapat izin
Menteri Keuangan
Penyimpanan Data Pembukuan
Masa penyimpanan buku-buku, catatan-catatan, dan
dokumen-dokumen termasuk hasil pengolahan data
elektronik yang menjadi dasar pembukuan atau
pencatatan harus disimpan:
• di Indonesia
• selama 10 (sepuluh) tahun sesuai dengan kurun waktu
mengenai batas daluwarsa penetapan pajak,
• tepatnya di tempat kegiatan atau di tempat tinggal bagi
Wajib Pajak orang pribadi, atau di tempat kedudukan
bagi Wajib Pajak badan,
• dengan maksud agar apabila Direktur Jenderal Pajak
akan mengeluarkan surat ketetapan pajak, bahan
pembukuan atau pencatatan yang diperlukan masih ada
dan dapat disediakan.
SANKSI BERKAITAN DENGAN KEWAJIBAN PEMBUKUAN
ADMINISTRASI PIDANA
apabila kewajiban sebagaimana Pasal 39 ayat 1 UU KUP
dimaksud dalam Pasal 28 Setiap orang yang dengan sengaja:
(Pembukuan) atau Pasal 29 f. memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain
(Pemeriksaan) tidak dipenuhi, yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar atau tidak
sehingga tidak dapat diketahui menggambarkan keadaan yg sebenarnya; g. tidak
besarnya pajak yang terutang menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, tidak
memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau
berupa kenaikan sebesar :50 % dokumen lainnya; h. tidak menyimpan buku, catatan, atau
dari PPh yang tidak atau kurang dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan
dibayar;100 % dari PPh yang dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan
tidak atau kurang dipotong, yang dikelola secara elektronik atau diselenggarakan secara
tidak atau kurang dipungut, program aplikasi on-line di Indonesia sebagaimana dimaksud
tidak atau kurang disetorkan, dalam Pasal 28 ayat (11);
dan dipotong atau dipungut sehingga dapat menimbulkan kerugian pd pendapatan negara
tetapi tidak atau kurang
disetorkan;100 % dari PPN dan dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan
PPnBM yang tidak atau kurang dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2
dibayar (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang
Pasal 13 (1d) jo Pasal 13 (3) yang tidak atau kurang dibayar.
UU KUP
BAB IV
AKUNTANSI PAJAK
PENGHASILAN PEMOTONGAN
DAN PEMUNGUTAN
SALDO NORMAL AKUN PAJAK DI LAPORAN KEUANGAN
Suwadi - Puspa
SAAT TERUTANG PPH PASAL 21
• saat pembayaran
• saat terutangnya penghasilan yang menjadi objek
pemotongan
PER- 16/PJ/2016
CONTOH JURNAL PPH PASAL 21
Tgl Uraian Debit Kredit
5 April Beban Konsultan 20.000.000
Utang PPh Pasal 21 500.000
Kas 19.500.000
12 April Beban Konsultan 5.000.000
Utang PPh Pasal 21 125.000
Kas 4.875.000
28 April Beban Gaji 58.700.000
Beban Tunjangan Transport Karyawan 21.600.000 3.460.000
Beban Pasca Kerja Iuran Pasti 2.500.000 2.750.000
Utang PPh Pasal 21 76.590.000
Utang Iuran Pensiun
Kas
30 April Utang Iuran Pensiun 2.500.000
Kas 2.500.000
10 Mei Utang PPh Pasal 21 Suwadi - Puspa
4.085.000
CONTOH JURNAL
PPH PASAL 21 DITANGGUNG PERUSAHAAN
Suwadi - Puspa
SAAT TERUTANG PPH PASAL 22
Suwadi - Puspa
SAAT TERUTANG PPH PASAL 23
▪ Pembayaran
PP 94 TAHUN 2010
CONTOH JURNAL PPH PASAL 23
OLEH PIHAK YG DIPOTONG
Tgl Uraian Debit Kredit
4 Mei Kas 49.000.000
PPh Pasal 23 Dimuka 1.000.000 50.000.000
Pendapatan Jasa Konsultansi
17 Mei Piutang Jasa Konsultansi 98.000.000
PPh Pasal 23 Dimuka 2.000.000 100.000.000
Pendapatan Jasa Konsultansi
21 Mei Kas 98.000.000
Piutang Jasa Konsultansi 100.000.000
25 Mei Piutang Lain-lain 49.000.000
PPh Pasal 23 Dimuka 1.000.000 50.000.000
Pendapatan Dividen
31 Mei Kas 49.000.000
Pendapatan Dividen 49.000.000
CONTOH JURNAL PPH PASAL 23
OLEH PIHAK YG MEMOTONG
Tgl Uraian Debit Kredit
8 Mei Beban Sewa Mobil 500.000
Kas 490.000
Utang PPh Pasal 23 10.000
12 Mei Beban Mobil 1.500.000
Kas 1.470.000
Utang PPh Pasal 23 30.000
10 Juni Utang PPh Pasal 23 40.000
Kas 40.000
PENCATATAN JURNAL
PPH PASAL 25
CONTOH JURNAL PPH PASAL 25
▪ Pembayaran
PP 94 TAHUN 2010
CONTOH JURNAL PPH PASAL 26
OLEH PIHAK YG MEMOTONG
Rekonsiliasi
Fiskal Berdasar UU
Pajak dan
Berdasar PSAK
peraturan
Penghasilan:
• Penghasilan yang merupakan objek pajak / Ps 4(1)
• Penghasilan yang merupakan objek pajak yang
dikenakan PPh Final / Ps 4(2)
• Penghasilan yang bukan objek pajak / Ps 4(3)
Biaya sebagai Pengurang Penghasilan
Deductible
Biaya Fiskal
Expenses
Biaya KOREKSI
BIAYA
Komersial
Non
Deductible
Expenses
BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN
(DEDUCTIBLE EXPENSE)
• biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha:
1. biaya pembelian bahan;
2. biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus,
gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang;
3. bunga, sewa, dan royalti;
4. biaya perjalanan;
5. biaya pengolahan limbah;
6. premi asuransi;
7. biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan (PMK-02/PMK.03/2010);
8. biaya administrasi; dan
9. pajak kecuali Pajak Penghasilan;
• penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas
pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 11A;
BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN
(DEDUCTIBLE EXPENSE)
• iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan;
• kerugian karena penjualan atau pengalihan harta
yang dimiliki dan digunakan dalam perusahaan
atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan;
• kerugian selisih kurs mata uang asing;
• biaya penelitian dan pengembangan perusahaan
yang dilakukan di Indonesia;
• biaya beasiswa, magang, dan pelatihan;
BIAYA YANG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN
(NON DEDUCTIBLE EXPENSE)
1. Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan
yang bukan merupakan objek pajak penghasilan.
2. Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan
yang telah dikenakan PPh bersifat final
3. Kerugian usaha/kegiatan di luar negeri tidak dapat
dibebankan atau dikompensasikan dengan penghasilan
dalam negeri atau penghasilan luar negeri lainnya.
4. Kerugian atas pengalihan harta yang dimiliki tetapi
tidak dipergunakan untuk kegiatan usaha WP.
5. Biaya-biaya yang tercantum di Pasal 9 ayat 1 UU PPh