Bab II
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar
1. Kebutuhan Nutrisi
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar
manusia yang sangat vital. Nutrisi merupakan sumber energi untuk segala
aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari
dalam tubuh itu sendiri, seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan hati
ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal
dari luar tubuh seperti yang sehari-hari dimakan oleh manusia (Sutanto
dan Fitriana, 2017).
2. Macam – Macam Nutrisi
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh. Karbohidrat
akan terurai dalam bentuk glukosa yang kemudian dimanfaatkan tubuh
dan kelebihan glukosa akan di simpan di hati dan jaringan otot dalam
bentuk glikogen (Tarwoto dan Wartonah, 2010).
Kebutuhan karbohidrat untuk lansia yaitu :
1) Kebutuhan energi pada usia lanjut menurun sehubungan dengan
penurunan metabolisme basal (sel-sel banyak yang inaktif) dan
kegiatan fisik cenderung menurun.
2) Kebutuhan kalori akan menurun sekitar 5% pada usia 40- 49 tahun
dan 10% pada usia 50- 59 tahun serta 60 – 69 tahun.
3) Menurut Nasrullah (2016), kecukupan nutrisi yang dianjurkan untuk
usia lanjut (≥ 60 tahun) adalah pada laki- laki 2200 kalori dan wanita
1850 kalori.
a) Kebutuhan kalori untuk wanita di atas 50 tahun, tidak aktif secara
fisik, membutuhkan 1.600 kalori per hari, sedikit aktif,
membutuhkan 1.800 kalori per hari, sedangkan aktif,
membutuhkan 2.000 sampai 2.200 kalori per hari.
b) Kebutuhan kalori untuk pria di atas 50 tahun, tidak aktif secara
fisik, membutuhkan 2.000 kalori per hari, Sedikit aktif,
membutuhkan 2.200 sampai 2.400 kalori per hari, sedangkan
aktif, membutuhkan 2.400 sampai 2.800 kalori per hari.
4) Kekurangan energi mengakibatkan berat badan rendah, sedangkan
berat badan yang rendah dapat mengakibatkan fungsi umum
menurun seperti menurunnya daya tahan dan kesanggupan kerja.
5) Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi oleh lansia adalah 50%
dari hidrat arang yang merupakan hidrat arang komplek (sayuran,
kacang- kacangan, dan biji-bijian) (Nasrullah, 2016).
b. Protein
Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam
penyusunan senyawa-senyawa penting seperti enzim, hormon, dan
antibodi (Tarwoto dan Wartonah, 2010).
Kebutuhan protein untuk lansia yaitu :
1) Untuk usia lanjut protein berfungsi untuk mengganti sel –sel jaringan
yang rusak serta mengatur fungsi fisiologis tubuh.
2) Dianjurkan memenuhi kebutuhan protein terutama dari protein
hewani dan nabati dengan perbandingan 1 : 3.
3) Jumlah protein yang di perlukan untuk laki – laki usia lanjut (≥60
tahun) adalah 55 g per hari dan wanita usia lanjut 48 g per hari.
4) Hindari konsumsi protein yang berlebih karena akan memberatkan
fungsi ginjal dan hati
5) Protein diperlukan lebih pada usia lanjut yang menderita penyakit
infeksi serta mengalami stress berat.
6) Jumlah protein yang baik dikonsumsi disesuaikan dengan lansia,
yaitu 8- 10% dari seluruh total kalori (Nasrullah, 2016).
c. Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi yang mengasilkan
jumlah kalori lebih besar dari pada karbohidrat dan protein (Tarwoto
dan Wartonah, 2010).
Kebutuhan lemak untuk lansia yaitu :
1) Lemak merupakan sumber tenaga selain hidrat arang
2) Konsumsi lemak yang berlebihan tidak dianjurkan pada usia lanjut
karena dapat meningkatkan kadar lemak dalam tubuh khususnya
kadar kolesterol darah.
3) Kebutuhan lemak usia lanjut lebih sedikit.
4) Konsumsi lemak dibatasi jangan lebih dari seperempat kebutuhan
energi.
5) Pada usia lanjut dianjurkan untuk mengonsumsi asam lemak tak
jenuh (berasal dari nabati). Dan pembatasan konsumsi lemak untuk
usia lanjut karena mengingat :
a) Berkurangnya aktivitas tubuh.
b) Berkurangnya produksi enzim sehingga pencernaan lemak tidak
sempurna akan membebani lambung dan usus.
c) Bisa menyebabkan arterosklerosis bila mengkonsumsi asam
lemak jenuh yang tinggi.
6) Jumlah lemak dalam makanan dibatasi, yaitu 25-30% dari total
kalori (Nasrullah, 2016).
d. Vitamin
Vitamin merupakan komponen organik yang dibutuhkan tubuh
dalam jumlah kecil dan tidak dapat diproduksi dalam tubuh. Vitamin
sangat berperan dalam proses metabolisme karena fungsinya sebagai
katalisator.
Untuk usia lanjut dianjurkan untuk mengingatkan konsumsi
makanan kaya vitamin A,B,E untuk mencegah penyakit degeneratif
(sebagai antioksidan). Selain itu, mengonsumsi makanan yang makanan
yang banyak mengandung vitamin B12, asam folat, dan B1 juga
dianjurkan, untuk menanggulangi risiko penyakit jantung (Tarwoto dan
Wartonah, 2010).
Kebutuhan vitamin untuk usia lanjut perorang per hari adalah :
1) Vitamin A wanita 500 RE dan laki- laki 600 RE
2) Vitamin B1 1,0 µg.
3) Vitamin B6 wanita 1,6 µg dan laki- laki 2,0 µg
4) Vitamin B12 1,0 µg
5) Asam folat wanita 150 µg dan laki- laki 170 µg
6) Vitamin C60 µg
7) Vitamin D5 µg
8) Vitamin E wanita 8 µg dan laki-laki 10 µg (Nasrullah, 2016).
e. Mineral
Mineral adalah ion anorganik esensial untuk tubuh karena
peranannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dan vitamin
tidak menghasilkam energi, tetapi merupakan elemen kimia yang
berperan dalam mempertahankan proses tubuh.
Pada usia lanjut dianjurkan mengonsumsi makanan kaya Fe, Zn,
selenium dan kalsium untuk mencegah anemia dan pengeroposan tulang
terutama pada wanita (Tarwoto dan Wartonah, 2010).
Kebutuhan mineral untuk lansia per hari adalah :
1) Kalsium wanita 500 µg dan laki-laki 600 µg.
2) Zat besi wanita 14 µg dan laki-laki 13 µg.
3) Natrium (NaCl) 2,8-7,8 g.
4) Seng (Zn) 15 µg.
5) Selenium wanita 55 µg dan laki-laki 70 µg (Nasrullah, 2016).
f. Air
Merupakan media transport nutrisi dan sangat penting dalam
kehidupan sel-sel tubuh. Setiap hari, sekitar 2 liter air masuk ke tubuh
kita melalui minum, sedangkan cairan digestif yang diproduksi oleh
berbagai organ saluran pencernaan sekitar 8-9 liter, sehingga sekitar 10-
11 liter cairan beredar dalam tubuh. Namun demikian, dari 10-11 liter
cairan yang masuk, hanya 50-200 ml yang dikeluarkan melalui feses,
selebihnya direabsorpsi. Absorpsi air terjadi pada usus halus dan usus
besar (kolon) dan terjadi melalui proses difusi (Tarwoto dan Wartonah,
2010).
Kebutuhan air untuk lansia yaitu :
Minum air 6-8 gelas per hari, banyak minum dan kurangi
makanan yang terlalu asin, dan pembatasan minum kopi dan teh
(Sunaryo, 2016).
3. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
a. Kalori pada lanjut usia dapat dimodifikasi tergantung keadaan lanjut
usia, misalnya gemuk/kurus atau disertai penyakit demam.
b. Karbohidrat, 60% dari jumlah kalori yang dibutuhkan.
c. Lemak, tidak dianjurkan karena menyebabkan hambatan pencernaan
dan terjadi penyakit, 15-20% dari total kalori yang dibutuhkan.
d. Vitamin dan mineral kebutuhannya sama dengan usia muda.
e. Air, 6-8 gelas per hari.
4. Keseimbangan Energi
Energi dibutuhkan oleh tubuh untuk aktivitas dan fungsi fisiologi
organ tubuh agar fungsi-fungsi tubuh berjalan normal, maka energi yang
digunakan harus seimbang dengan energi yang masuk. Dinamika
keseimbangan energi yaitu :
Energi yang masuk adalah total pengeluaran energi (kebutuhan energi)
sehingga keseimbangan energi sama dengan energi yang masuk dikurangi
pengeluaran energi (Tarwoto dan Wartonah, 2010).
5. Masalah Kebutuhan Nutrisi
Secara umum, gangguan nutrisi terdiri atas kekurangan dan
kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes melitus, hipertensi, jantung
korener, kanker dan anoreksia nervosa (Hidayat, 2009).
a. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang
dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat
badan akibat tidak kecukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan
metabolisme.
Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang kebutuhan, hal
tersebut menyebabkan berat badan berkurang dari normal. Apabila
kondisi ini disertai kekurangan protein, kerusakan sel terjadi yang tidak
dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap
penyakit menurun, atau mudah terkena infeksi pada organ tubuh yang
vital.
b. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami
seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat
asupan kebutuhan metabolisme secara berlebih.
Pada lanjut usia karena penggunaan kalori berkurangnya aktivitas
fisik. Kebiasaan makan tersebut sulit untuk di ubah walaupun klien
telah menyadari untuk mengurangi makan.Kegemukan merupakan
salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya penyakit jantung,
diabetes mellitus, penyempitan pembuluh darah, dan tekanan darah
tinggi.
6. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi Lansia
a. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi
atau ompong
b. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap
cita rasa manis, asin, asam, dan pahit
c. Esophagus atau kerongkongan mengalami pelebaran.
d. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
e. Gerakan usus atau gerak peristaltik lemah dan biasanya menimbulkan
konstipasi.
f. Penyerapan makanan di usus menurun.
Indera penciuman dan penglihatan juga terganggu, sehingga
mengakibatkan pemilihan makanan yang berbau tajam atau minat
terhadap makanan menurun. Perubahan emosi karena depresi dan
kesepian juga membuat nafsu makan menurun. Masalah gigi sering
dialami lansia, seperti gigi tanggal, gigi berlubang, dan gigi palsu yang
tidak nyaman. Selain itu, lansia umumnya mempunyai paling sedikit
satu masalah kesehatan, seperti artritis, penyakit kardiovaskular, dan
diabetes. Ditambah pula menurunnya kapasitas mental yang berkaitan
dengan otak. Gangguan kesehatan pada lansia itu berkaitan dengan apa
yang dimakan. Mereka membutuhkan pengaturan menu yang tepat,
contohnya makanan rendah lemak dan garam (Azizah, 2011).
7. Status Nutrisi
Status nutrisi menurut (Tarwoto dan Wartonah, 2010), karakteristik
status nutrisi ditentukan melalui adanya indeks massa tubuh (body mass
index-BMI) dan berat badan tubuh ideal (ideal body weight- IBW).
a. Body mass index (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi
badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai
panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan
obesitas.
Rumus BMI diperhitungkan :
BB(kg)/ TB(M) atau BB (pon) x 704,5/ TB (inchi)²
b. Ideal body weight (IBW)
Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh
yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi badan dalam
sentimeter dikurangi 100 dan dikurangi atau ditambah 10% dari jumlah
tersebut.
Rumus IBW diperhitungkan :
(TB – 100) + 10%
Gambar 2.1 pola pemenuhan kebutuhan makanan untuk lanjut usia
dengan berat badan rendah.
Makanan biasa
Ditambah (+)
Waktu TKTP I TKTP II
8. Kriteria Hipertensi
Tabel 2.2 Kriteria Penyakit Hipertensi menurut WHO
No Kriteria Tekanan Darah
Sistolik Diastolik
1. Normal < 130 < 85
2. Perbatasan 130-139 85-89
3. Hipertensi
Derajat 1 : ringan (mild) 140-159 90-99
Derajat 2 : sedang (moderate) 160-179 100-109
Derajat 3 : berat (several) 180-209 110-119
Derajat 4 : sangat berat (very >210 >120
severe)
Sumber: (Dalaimartha dan Wijaya, 2004 dalam Aspiani, 2014)
9. Manifestasi Klinis
Secara umum gejala yang dikeluhkan oleh penderita hipertensi
sebagai berikut :
a. Sakit kepala
b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
c. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
d. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
e. Telinga berdenging
Menurut Crowin, 2000 dalam Aspiani, 2014, menyebutkan bahwa
sebgaian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi
bertahun- tahun berupa :
1) Nyeri kepala saat terjaga, kadang- kadang disertai mual dan muntah,
akibat peningkatan tekanan darah intrakranial.
2) Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi
3) Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf
pusat
4) Nokturi karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
5) Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan
kapiler.
11. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Non Farmakologi
1) Pengaturan diet
Beberapa diet yang dianjurkan :
a) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan
darah pada klien hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam
dapat mengurangi stimulasi sistem renin angiotensin sehingga
sangat berpontensi sebagai anti hipertensi. Jumlah intake sodium
yang dianjurkan 50- 100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam
per hari.
b) Diet kaya buah dan sayur
Diet buah-buahan, yaitu papaya, pisang, jeruk, apel dan
semangka, dan untuk diet sayur, yaitu, bayam, kangkung, wortel,
brokoli, labu kuning, labu siam dan tomat.
c) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung
korener (Aspiani, 2014).
2) Penurunan berat badan
Penurunan berat badan mengurangi tekanan darah,
kemungkinan dengan mengurangi beban kerja jantung dan volume
sekuncup juga berkurang.
3) Olahraga
Olahraga teratur seperti senam hipertensi bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan memperbaiki keadaan jantung.
Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu
minggu sangat dianjurkan untuk menurunkan tekanan darah.
Olahraga meningkatkan kadar HDL, yang dapat mengurangi
terbentuknya arterosklerosis akibat hipertensi.
4) Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat
Berhenti merokok dan tidak mengonsumsi alkohol, penting
untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok
diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat
meningkatkan kerja jantung (Aspiani, 2014).
b. Penatalaksanaan Medis
1) Terapi oksigen
2) Pemantauan hemodinamik
3) Pemantauan jantung
4) Obat – obatan :
a) Diuretik : lasix, aldactone, dyrenium, diuretic bekerja melalui
berbagai mekanisme untuk mengurangi curah jantung dengan
mendorong ginjal meningkatkan ekskresi garam dan airnya.
b) Penyekat saluran kalsium menurunkan kontraksi otot polos
jantung atau arteri.
c) Penghambat enzim mengubah angiotensin 2 atau inhibitor ACE
berfungsi untuk menurunkan angiotensin 2 dengan menghambat
enzim yang di perlukan untuk mengubah angiotensin 1 menjadi
angiotensin 2. Kondisi ini menurunkan darah secara langsung
dengan menurunkan TPR, dan secara tidak langsung dengan
menurunkan sekresi aldosterone, yang akhirnya meningkatkan
pengeluaran natrium pada urin kemudian menurunkan volume
plasma dan curah jantung (Aspiani, 2014)
12. Discharge planning
Menurut Amin dan Hardhi (2015) terdapat discharge planning adalah
sebagai berikut :
a. Pertahankan gaya hidup sehat
b. Belajar untuk rilek dan mengendalikan stress
c. Penjelasan mengenai hipertensi
d. Jika sudah menggunakan obat hipertensi teruskan penggunaan secara
rutin
e. Diet garam serta pengendalian berat badan
f. Periksa tekanan darah secara teratur.