Anda di halaman 1dari 1

Mengenali radang usus buntu (apendisitis)

Apendix atau usus buntu sendiri merupakan bagaian dari kekebalan tubuh karena mengandung
jaringan getah bening. Jika apendix meradang itu yang disebut dengan apendisitis atau radang usus
buntu. Infeksi pada organ apendix verivormis yang sering terjadi pada anak – anak maupun dewasa.
Jika apendix meradang paling sering disebabkan fecolith (timbunan tinja yang keras). Penyebab lain
seperti cacing usus, hyperplasia (pembesaran) jaringan limfe dan tumor apendix yang menyebabkan
proses inflamasi karena adanya sumbatan di apendix.

Insiden apendix lebih tinggi pada negara maju dari pada negera berkembang, namun dalam tiga
sampai empat dasawarsa terakhir menurun secara bermakna, yaitu 100 kasus tiap 100.000 populasi
menjadi 52 tiap 100.000 populasi. Kejadian ini mungkin disebabkan perubahan pola makan, yaitu
negara berkembang berubah makanan menjadi kurang serat. Oleh karena itu sebaiknya disarakan
untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat untuk menurukan resiko apendisitis.

Gejala yang terjadi mengeluhkan nyeri perut kanan bawah baik ditekan maupun tidak yang didahului
dengan nyeri di ulu hati. selanjutnya nyeri perut kanan bawah dapat dirasakan jika sisi yang
berlawanan di tekan. Nyeri dapat bertambah jika penderita batuk, berjalan, dan mengedan. Ada pun
gejala lainnya yaitu, seperti demam, mual, muntah, tidak napsu makan dan dapat diare atau
konstipasi.

Gejala pada anak sering tidak khas. seperti rewel, tidak napsu makan, muntah - muntah. Karena
pada anak sulit mengambarkan rasa nyerinya. Sehingga usus buntu diketahui setelah terjadi
komplikasi. Oleh karena itu jika ada keluhanan pada anak segera dibawah ke dokter untuk
mengetahui penyebab gejala yang terjadi.

Jika curiga ke arah radang usus buntu dalam pemeriksaan laboratorium darah, yang dapat
ditemukan adalah kenaikan sel darah putih 10.000 – 18.000/mm3. Jika terjadi peningkatan dari itu
kemungkinan sudah ada komplikasi yaitu perforasi atau pecahnya usus buntu. Pemeriksaan
Ultrasonografi (USG) dapat membantu untuk menegakan diagnosis apendisitis (71-97%). Tingkat
keakuratan yang paling tinggi adalah dengan pemeriksaan CT scan (93-98%).

Jika usus buntu tidak segera ditangani dapat terjadi perforasi apendix atau pecahnya usus buntu
tersebut yang dapat menyebabkan infeksi pada rongga abdomen atau perut. Yang menyebabkan
kondisi serius pada pasien jika tidak ditangani dengan cepat.

Yang harus kita lakukan jika ada anggota keluarga atau kerabat yang memunyai gejala seperti diatas
segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan
menegakan diagnosa. Jika pasien sudah ditegakana diagnosa apendisitis makan tindakan selanjutkan
dilakukan operasi atau pengangkatan usus buntu tersebut. Jangan takut jika apendix diangkat karena
jaringan limfe disini kecil sekali dibandingkan dengan jumlahnya di saluran cerna dan diseluruh
tubuh.

Anda mungkin juga menyukai