Diajukan untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester mata kuliah Ilmu Ukur Segitiga Bola
Dosen Pengampu: Slamet HW
Disusun Oleh:
Annas Tasyah Tajuddin
A410160099 / 8C
Dihitung waktu ijtima’ dan posisi hilal menjelang bulan Syawal 1440 H.
1. Menentukan Lokasi:
Perhitungan untuk lokasi pantai Parangtritis, Yogyakarta dengan posisi
36. tan AT( = -sin φ : tan SBS + cos φ tan δ : sin SBS
= -sin -08° 01’ 30,37” : tan 86° 51’ 31,04” + cos -08° 01’ 30,37” x tan 21° 30’
8,08” : sin 86° 51’ 31,04”
= 0,398346741
AT( = 21° 43’ 10,93” ………(10)
37. FI jam 10 = 0,01282 0,01282
FI jam 11 = 0,01388 –
-0,00106
00° 27’ 42,7” x
-0,0004895727778 -0,0004895727778 –
0,013309572
Kesimpulan:
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa ijtima’ menjelang bulan Syawal 1440 H
terjadi pada hari Selasa Kliwon tanggal 4 Juni 2019 M jam 20j 53m 13.79d WIB.
Keputusan
Karena akhir bulan Ramadhan tgl 4 Juni 2019 posisi hilal berada diatas ufuk yaitu 13° 35’
25,65” (memenuhi kriteria wujudul hilal) maka tgl 5 Juni 2019 ditetapkan sebagai tanggal 1
Syawal 1440
Dihitung waktu ijtima’ dan posisi hilal menjelang bulan Dzulhijjah 1440 H.
1. Menentukan Lokasi:
Perhitungan untuk lokasi pantai Parangtritis, Yogyakarta dengan posisi
36. tan AT( = -sin φ : tan SBS + cos φ tan δ : sin SBS
= -sin -08° 01’ 30,37” : tan 87° 17’ 0,74” + cos -08° 01’ 30,37” x tan 21° 30’
8,08” : sin 87° 17’ 0,74”
= 0,397160459
AT( = 21° 39’ 39,67” ………(10)
37. FI jam 10 = 0,00159 0,00159
FI jam 11 = 0,00199 –
-0,0004
00° 38’ 29,61” x
-0,0002566233334 -0,0002566233334 –
0,0018466233334
Kesimpulan:
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa ijtima’ menjelang bulan Dzulhijjah 1440 H
terjadi pada hari Kamis Pon tanggal 1 Agustus 2019 M jam 09j 48m 0,83d WIB.
Keputusan
Karena akhir bulan Dzulqa’dah tgl 1 Agustus 2019 posisi hilal berada diatas ufuk yaitu 02°
59’ 31,8” (memenuhi kriteria wujudul hilal) maka tgl 2 Agustus 2019 ditetapkan sebagai
tanggal 1 Dzulhijjah 1440
Bulan
β B = 000 06’ 52,08”.
2) Bila 10 24'26<β rSub { size 8{B} } <1 rSup { size 8{0} } 34' 46 = mungkin terjadi gerhana matahari
3) Bila β B <10 24' 46} {¿ = pasti terjadi gerhana matahari karena harga mutlak
c. Menentukan besarnya
SD M , SD B , HPB saat terjadi ijtimak pukul 06:42
GMT dari tabel Win Hisab 2010.
1) Semi diameter matahari
SD M jam 06:41’29,24” = 000 15’ 44,22”
2) Semi diameter bulan
SD B jam 06:41’29,24” = 000 15’24,01”
3) Horisontal paralak bulan
HP B jam 06:41’29,24” = 000 56’ 31,09”
=sin −1 ¿ ¿ ¿
¿
b. Lintang bulan maksimum terkorekasi
U=tan−1 ( tan β B /sin H )
=tan−1 ( tan 000 06' 52,08 /sin 01 rSup { size 8{0} } 16'31,11 )
¿
¿050 07' 45,59 {} } } {
¿
c. Lintang bulan minimum terkoreksi
−1
Z =sin ( sin U×sin H )
=cos006'52,08 times left (0 rSup { size 8{0} } 32' 20,34' - 0 rSup { size 8{0} } 2'23,19¿ /cos507'45,59} {} # =0 rSup { size 8{0} } 30'4,37 ¿
¿
e. Besar semi diameter bayangan inti bumi
D=( HP B+ SD M )−HP M
=cos− 1 ¿ ¿ ¿
¿
i. Jarak titik pusat bulan ketika piringan bulan mulai bersentuhan dengan bayangan
inti bumi sampai titik pusat bulan saat segaris dengan bayangan inti bumi (c)
k. t=b /K
Kesimpulan
1. Awal gerhana pukul 03:44 GMT
2. Tengah gerhana pukul 06:38 GMT
3. Akhir gerhana pukul 09:32 GMT
2) Bila 10 26'19<β rSub { size 8{B} } <1 rSup { size 8{0} } 36' 38 = mungkin terjadi gerhana penumbra
3) Bila 103'46<β rSub { size 8{B} } <1 rSup { size 8{0} } 26' 19 = pasti terjadi gerhana penumbra
4) Bila 00 53'26<β rSub { size 8{B} } <1 rSup { size 8{0} } 3'46 = mungkin terjadi gerhana umbra
5) Bila β B <00 53' 26} {¿ = pasti terjadi gerhana umbra karena harga mutlak
bumi ( f 2) :
f 1 =1 , 02×( HP B + SD M + HP M )
=1 , 02׿ ¿ ¿
¿
d. Menentukan saat awal dan akhir gerhana bulan dengan jalan sebagai berikut:
1) Jarak bulan dari titik simpul
H=sin −1 ( sin β B /sin 50 9 ' )
=sin −1 ¿ ¿ ¿
¿
2) Lintang bulan maksimum terkoreksi
−1
U=tan ( tan β B /sin H )
=tan−1 ( tan 00 29'32,31 /sin 5 rSup { size 8{0} } 29'34,26 )
¿
¿50 7' 46 ,23 {} } } {
¿
3) Lintang bulan minimum terkoreksi
=cos0029' 32,31 times 0 rSup { size 8{0} } 35' 33,59/cos507' 46,23} {} # =0 rSup { size 8{0} } 35'42,09 ¿
5) P=f 1+SDB=10 18' 49,22+0 rSup { size 8{0} } 16' 42,88=10 35' 32,1} {¿
6) Q=f 2 +SDB =00 46' 36,83+0 rSup { size 8{0} } 16' 42,88 =10 3' 19,71} {¿
7) R=f 2−SD B=0 0 46' 36,83 - 0 rSup { size 8{0} } 16'42,88 =00 29' 53,95} {¿
8)
b=cos−1 ( cos β B /cos Z )
Kesimpulan
1. Awal gerhana penumbra pukul 08:32 GMT
2. Awal gerhana umbra pukul 09:31 GMT
3. Akhir gerhana umbra pukul 12:39 GMT
4. Akhir gerhana penumbra pukul 13:38 GMT
Menentukan lokasi gerhana matahari tanggal 2 September 2035 jam 02.00 GMT
(diambil berdekatan dengan tengah gerhana, jam 01:59)
1. Data yang diperlukan untuk perhitungan
a. Jam dalam universal time (UT) = 02:00
b. Perata waktu, Pw = 00 00’ 7,17”
c. Asensiorekta matahari, Arm = 1610 02’ 0,31”
d. Asensiorekta bulan, Arb = 1610 10’ 47,09”
e. Deklinasi matahari, Dm = 80 01’ 5,51”
f. Deklinasi bulan, Db = 80 21’ 27,04”
g. Jarak matahari-bumi dalam satuan jari-jari bumi, Jm = 23605,06462
h. Jarak bulan-bumi dalam satuan jari-jari bumi, Jb = 56,44402634
i. Jari-jari lingkaran matahari dalam satuan jari-jari bumi, Rm = 109,2
j. Jari-jari lingkaran bulan dalam satuan jari-jari bumi, Rb = 0,2731
2. Proses perhitungan
a. Selisih asensiorekta (Sa)
Sa = Arm - Arb
= 1610 02’ 0,31” - 1610 10’ 47,09”
= -00 08’ 46,78”
b. Elongasi matahari-bulan (E)
Dapat dihitung melalui segitiga bola KBM, dengan mana unsur yang diketahui
adalah KM = 90–Dm, KB = 90–Db, dan sudut K. Panjang busur elongasi juga
bernilai sama dengan sudut BOM. Maka panjang busur BM dapat diselesaikan
demgan rumus cosinus:
KM = 90 - 80 01’ 5,51” = 810 58’ 54,49”
KB = 90 - 80 21’ 27,04” = 810 38’ 32,96”
Gambar 5-11
Keterangan gambar 5-11
OM = jarak matahari ke bumi (Jm)
OB = jarak bulan ke bumi (Jb)
Sudut MOB = sudut elongasi matahari-bulan (E)
Jarak MB (Jmb) dapat dihitung lewat rumus cos dalam segitiga MOB:
MB2 = OM2+OB2-2.OM.OB.cos(E)
Gambar 5-12
4) Menghitung sudut M’OS (Sms)
Sudut (M’OS) = (M’OA) – (SOA)
Sms = Sm – Ss
= 890 59’ 56,82” - 680 38’ 3,9”
Sms = 210 21’ 52,92”
Selanjutnya:
5) Menghitung koordinat geografis titik M’
Gambar 5-13
Gambar perspektif permukaan bola bumi
Dalam segitiga M’-KU-B’
(KU-M’) = 90 – Lm
(KU-M’) = 90 - φ M’ = 90 – Lm
0
= 81 58’ 54,49”
(KU-S) = 90 - φ S
(M’-S) = (M’O A) – (SOA)
= jarak zenit kedua titik
= 90 – tinggi
Sudut (M’-KU-S) = selisih Bujur titik M’ dan titik S
Yang perlu dihitung adalah :
a) (KU-S) = 90 - φ S
b) Sudut (M’-KU-S)
c) lM’ +/- sudut (M’-KU-S)
Besar sudut M’ dapat dihitung dengan rumus cosinus segitiga bola sebagai
berikut:
cos AzB’ = -tan (Dm)/tan(E) + sin(Db)/cos (Dm)/sin(E)
= -tan(80 01’ 5,51”) / tan(00 22’ 8,16”) + sin(80 21’ 27,04”) /
cos(80 01’ 5,51”) / sin(00 22’ 8,16”)
AzB’ = 230 06’ 18,2”
Karena memakai fungsi cosinus, maka yang tercakup adalah bilangan 0 – 180
derajat, atau setengah lingkaran, baik searah jarum jam maupun sebaliknya.
Maka untuk mendapatkan azimut yang benar perlu memperhatikan selisih
antara asensiorekta bulan dan matahari.
M’)/cos( φ S)
= -tan(Lm) tan(LS) + cos(Sms)/cos(Lm)/cos(LS)
= -tan(80 01’ 5,51”) tan(270 29’ 50,43”) +
cos(210 21’ 52,92”)/cos(80 01’ 5,51”)/cos(270 29’ 50,43”)
= 0,986927356
Sudut (M’-KU-S) = 90 16’ 28,44”
= Dl = selisih bujur
Dan Bujur S (lS = BS) adalah:
Jika Arm < Arb maka (lS) = (lM’) +Dl
lS = Bm +Dl
lS = 1490 58’ 12,4” + 90 16’ 28,44”
Catatan.
1) Jika Arm < Arb maka (lS) = (lM’) + Dl
2) Karena nilai bujur geografis berkisar antara -180 hingga 180, maka
a) Jika nilai (lS) < -180 maka + 360, berarti bujur timur (BT)
b) Jika nilai (lS) > 180 maka - 360, berarti bujur barat (BB)
KESIMPULAN
Pada saat terjadi gerhana matahari tanggal 2 September 2035. Lokasi pusat gerhana pada
jam 02.00 GMT atau jam 09.00 WIB terlatak pada garis lintang φ = 270 30’ LU dan