Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

SMALL GROUP DISCUSSION LBM I


BLOK SISTEM REPRODUKSI II

DISUSUN OLEH :

Nama : Ni Putu Windy Premanisa

Kelas/Kelompok : B/SGD 7

NIM : 019.06.0070

Tutor : dr. Sulatun Hidayati, S.Ked

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
2020/2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya
dan dengan kemampuan yang kami miliki, penyusunan makalah SGD (Small Group
Discussion) LBM 2 yang berjudul “Ada Darah Pada Kehamilanku” dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Makalah ini membahas mengenai hasil SGD lembar belajar mahasiswa (LBM) 2 yang
berjudul “Ada Darah Pada Kehamilanku” meliputi seven jumps step yang dibagi menjadi dua
sesi diskusi. Penyusunan makalah ini tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan dari berbagai
pihak, maka dari itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. dr. Sulatun Hidayati, S.Ked sebagai dosen fasilitator SGD 7 yang senantiasa
memberikan saran serta bimbingan dalam pelaksanaan SGD.
2. Sumber literatur dan jurnal ilmiah yang relevan sebagai referensi kami dalam
berdiskusi.
3. Keluarga yang kami cintai yang senantiasa memberikan dorongan dan motivasi.
Mengingat pengetahuan dan pengalaman kami yang terbatas untuk menyusun makalah
ini, maka kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Mataram, 29 Juni 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Skenario LBM 2

ADA DARAH PADA KEHAMILANKU


Seorang perempuan berusia 37 tahun, G2P1A0 dengan umur kehamilan 10 minggu
dibawa oleh suaminya ke puskesmas dengan keluhan keluar darah dari liang vagina sejak tadi
malam. Darah berwarna merah segar, tidak ada gumpalan. Pasien juga merasakan perutnya
sangat mules.
Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik pada pasien tersebut didapatkn TD : 100/60
mmHg, Suhu 37°C, N : 85x/menit, RR : 20x/menit. Pada saat dilakukan VT tidak didapatkan
dilatasi serviks. Dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang pada pasien tersebut untuk
menegakkan diagnosis.

1.2 Deskripsi Masalah

Dari skenario tersebut, diketahui bahwa pasien berusia 37 tahun, mengeluhkan adanya
darah yang keluar dari liang vagina sejak malam sebelumnya. Darah yang keluar berwarna
merah segar dan tidak ada gumpalan. Keluhan juga disertai dengan keluhan perut yang sangat
mules. Diketahui bahwa perempuan tersebut memiliki riwayat kehamilan (gravida) kedua,
jumlah kelahiran (paritas) yakni satu kali dan tidak ada riwayat abortus. Setelah dilakukannya
pemeriksaan fisik, didapatkan TD : 100/60 mmHg, Suhu 37°C, N : 85x/menit, RR :
20x/menit.. selain pemeriksaan vital sign, juga dilakukan pemeriksaan Vaginal Toucher yang
menunjukkan tidak adanya dilatasi serviks.

Dari keluhan tersebut perlu diketahui apakah ada keterhubungan antara usia dengan
keluhan pasien, apakah ada hubungan antara usia kehamilan dengan keluhan yang dirasakan,
mengapa pasien dapat mengalami pendarahan dan disertai dengan perut yang terasa mulas,
bagaimana intepretasi hasil dari pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, dan pemeriksaan
penunjang apa yang bisa dilakukan pada pasien tersebut.

Berdasarkan keluhan pasien tersebut, ada beberapa dugaan penyakit yang bisa saja
terjadi pada pasien ini. Dalam pelaksanaan small grup discussion yang telah kami lakukan
sebelumnya, kami mengambil 4 diagnosis banding yang dimana diagnosis banding tersebut
memiliki kemiripan manifestasi klinis dengan keluhan yang dirasakan oleh pasien yakni
Abostus Eminen, Plasenta Previa, Abortus Insipien dan Kehamilan Ektopik. Dan dari 4
diagnosis banding tersebut akan di tentukan diagnosis kerja pada pasien.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pembahasan Skenario LBM 2

Sebelum pembahasan lebih mendalam tentang diagnosis banding yang sudah


didapatkan, maka akan dibahas terlebih dahulu tentang proses kemunculan keluhan yang
dialami oleh pasien.

Pendarahan yang dirasakan oleh pasien bisa terjadi karena pasien mengalami abortus,
yakni keadaan dimana berakhirnya suatu kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram
atau umur kehamilan belum mencapai atau kurang dari 22 minggu. Dimana abortus ini bisa
terjadi karena adanya resiko umur. Dimana semakin bertambahnya umur sang ibu, maka akan
bertambah pula resiko terjadinya abortus, hal ini diduga berhubungan dengan abnormalitas
kromosom pada wanita yang sudah memasuki usia lanjut. Ibu dengan usia lanjut
menyebabkan kualitas sel telur menurun sehingga dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan buah kehamilan dan akan mudah mengalami abortus.
(Hidayati, 2014) HUBUNGAN USIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS THE RELATIONSHIP OF
MATERNAL MOTHER AGE WITH INCIDENCE OF ABORTION Nur Hidayati Akademi Kebidanan Ibrahimy
Sukorejo Situbondo. OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. 1, NO. 2, AGUSTUS 2014.

Pada umur kandungan yang masih muda atau kurang dari 22 minggu ibu mungkin akan
mengalami pendarahan yang sedikit di sekitar waktu pertama terlambatnya haid. Perdarahan terjadi
karena adanya proses implantasi atau penempelan hasil konsepsi pada dinding rahim yang dikenal
dengan tanda Hartman dan hal ini adalah normal terjadi. Maka dari itu bisa saja ditemukan adanya
pendarahan pada kehamilan awal. Universitas muhamaadiyah ponorogo

Namun untuk penyebab adanya pendarahan bisa disebabkan selain proses inplantasi bisa
juga dikarenakan adanya tanda-tanda servik yang rapuh (erosi). Selain itu juga pendarahan juga bisa
terjadi karena proses patologis yakni karena abortus, kehamilan ektopik atau mola hiddatidosa yang
terjadi pada awal kehamilan. Dimana tanda patologi pada pendarahan ditandai dengan darah yang
keluar dengan jumlah yang banyak dan disertai dengan nyeri yang hebat. Universitas muhamaadiyah
ponorogo

Intepretasi hasil yang didapatkan dari skenario terhadap pasien yakni TD : 100/60 mmHg,
dimana ini menunjukkan penurunan, dimana normalnya pada orang dewasa yakni 120/80.
Suhu 37°C, dimana ini masih tergolong normal dengan rentang suhu normal yakni 36,5°C
hingga 37,2°C. N : 85x/menit, yakni masih tergolong normal dengan rentang nadi normal
yakni 60-100 x/menit. RR : 20x/menit, hal ini juga menunjukkan hal yang normal dimana
rentang normalnya yakni 14-20x/menit. Selain pemeriksaan vital sign, juga dilakukan
pemeriksaan Vaginal Toucher yang menunjukkan tidak adanya dilatasi serviks.

Pada keluhan yang sudah dirasakan oleh pasien, maka bisa dilakukan pemeriksaan
untuk mengetahui apa yang terjadi. Pemeriksaan yang bisa dilakukan yakni pemeriksaan
USG transvaginal yang digunakan untuk mendeteksi perdarahan yang bersifat abnormal,
memantau detak jantung dan perkembangan janin. Selain itu juga bisa dilakukan pemeriksaan
laboratorium yakni pemeriksaan darah, dimana pemeriksaan ini digunakan untuk memeriksa
kadar hormon HCG dan progesteron. Universitas muhamaadiyah ponorogo
Setelah membahas mekanisme terjadinya gejala dan tanda pada pasien dalam kasus
ini. Selanjutnya adalah pembahasan diagnosis banding yang sudah ditentukan diantaranya
adalah Abostus Eminen, Plasenta Previa, Abortus Insipien dan Kehamilan Ektopik. Dari
kelima diagnosis banding ini ditemukan adanya perbedaan.

PEMBAHASAN

1. Proses pertilisasi

2. Anatomi dan fisiologi endometrium , plasenta dan membran janin?

3.Apa perbedaan perdarahan yang abnormal dan normal?

4. Brpa CC dikatakan normal dan abnormal?

5. Beta hcg dapat dideteksi pada usia kehamilan berapa dan pada usia kehamilan berapa
sudah tidak dapat dideteksi

6. DD (definisi, etiologi, manifestasi klinis)

7. Penentuan DX

8. Klasifikasi DX

9. Epidemiologi

10. Faktor resiko

11.Patofisiologi

12.Pemeriksaan penunjang

13. Tatalaksana (farmako dan non farmako) dan KIE

14. Komplikasi dan prognosis

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai