HEMOTORAKS KANAN
Seorang pasien wanita, dengan keluhan utama demam, batuk berdahak yang
hilang timbul disertai darah, serta sesak nafas yang memberat sejak seminggu
sebelum masuk rumah sakit. Pasien tersebut mengaku telah mengalami keluhan
tersebut sejak empat tahun yang lalu dan dirawat di beberapa rumah sakit dengan
keluhan serupa. Pasien menyangkal adanya penurunan berat badan dan demam di
malam hari. Pada bulan November 2016, telah dilakukan pemindaian CT dan foto
polos toraks yang menunjukkan kavitas berbentuk bulat dan berdinding tebal serta
iregular dengan jumlah yang banyak di lobus inferior paru kanan, dengan ukuran
13.7x9.5x11.7 cm, terdapat airfluid level di tiap kavitas, densitas komponen
cairan adalah 9-15 HU dengan konsolidasi disekitarnya yang menyebabkan
deviasi dari posisi jantung. Hasil pemeriksaan histopatologi menunjukkan
inflamasi supuratif kronis tanpa ditemukannya sel ganas. Setelah pemeriksaan
lebih lanjut, pasien dinyatakan terinfeksi tuberkulosis dan sejak saat itu diobati
dengan Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Pada bulan januari 2017, dilakukan
pemeriksaan follow-up pada pasien dan ditemukan penurunan ukuran lesi.
Gambar 1. Radiografi konvensional toraks dimana tampak lusensi berdinding
tebal dengan air-fluid level didalamnya. Tampak terpasang selang drainase pada
hemitoraks dekstra yang berujung di lesi.
Gambar 2. Pemindaian CT toraks awal dengan pemberian kontras pada potongan
aksial (A) dan koronal (B) yang dilakukan terhadap pasien. Tampak kavitas
multiple yang berdinding tebal disertai air-fluid level.
Gambar 1 : Hasil chest x-ray hari pertama, terdapat air fluid level pada paru kanan
pasien yang sangat jelas.
Gambar 2 : Hasil chest x-ray hari ke dua setelah dilakukan drainase, masih terdapat
bercak berawan pada bagian bawah paru kanan pasien.
Gambar 3 : Hasil chest x-ray hari ke 30
Kesimpulan
Abses paru adalah manifestasi klinik pada COVID-19 yang tidak khas dan sangat
jarang ditemukan. Abses paru pada COVID-19 dapat disebabkan oleh necrotizing
pneumonia yang diakibatkan infeksi sekunder PVL-Staphylococcus aureus. Namun
pada pasien ini tidak dapat dikonfirmasi apakah terdapat infeksi sekunder bakteri
yang menyebabkan abses paru. Tindakan pemasangan chest tube serta drainase
rutin cairan pleura dapat membantu perbaikan gejala pasien.