Anda di halaman 1dari 23

PROSEDUR PEMERIKSAAN MATA

Carmila L Tamtelahitu, dr., Sp.M


SMF Ilmu Kesehatan Mata
RSUD Dr. M. Haulussy
FK Unpatti - AMBON
1
KORNEA

2
INSPEKSI KORNEA
 Inspeksi pada kornea merupakan bagian dari pemeriksaan segmen anterior

bola mata

 Alat yang digunakan dalam pemeriksaan, yaitu: lampu atau senter (penlight)

untuk memperjelas objek pemeriksaan, lup untuk memperbesar objek


pemeriksaan

 Jarak antara pemeriksa dengan pasien sekitar 20-50 cm dan lebih dekat jika

menggunakan lup

 Sinar diarahkan 45 derajat temporal mata

 Pemeriksaan dilakukan pada mata kanan dan mata kiri


INSPEKSI KORNEA
Perhatikan kornea (menggunakan lampu senter dari arah 45 derajat
temporal kornea), amati:

 Ukuran

 Kecembungan

 Permukaan

 Limbus

 Kekeruhan
Ukuran Kornea
 Kornea mempunyai kecembungan dengan jari-jari 7,8 mm
dengan kornea bagian tengah hampir bulat

 Diameter horizontal : 11.7 mm


 Diameter vertical : 11 mm
 Kelainan:
1. Mikrokornea, diameter kurang dari 11 mm

2. Makrokornea, ukuran diameter lebih dari normal


Kelainan Kesembungan Kornea

Keratoglobus Keratokonus Cornea plana


= penonjolan seluruh permukaan = bentuk kornea seperti = kurvatura kornea yang datar.
kornea. kerucut
Kornea menjadi tipis dan menonjol
keluar seperti globe

Keratektasia Kurvatura kornea yang agak mendalam ditemukan


= kenaikan tekanan intraokular pada ftisis bulbi. Pada ftisis bulbi kornea
dalam waktu yang lama mengerut, akibat ulkus kornea yang luas
menyebabkan peregangan dan mengalami perforasi, atau bekas trauma tembus
penipisan sklera juga kornea kornea
1. Ilyas HS, Yulianti SR. Ilmu penyakit mata. Edisi 5.
INSPEKSI KORNEA
 Permukaan
 Bisa mencakup atau diakibatkan oleh benda asing yang
menempel atau yang menembus (logam, gelas, serangga
dll); permukaan yang kasar (bula dan vesikula, disebabkan
karena tekanan intraocular yang terus meninggi); adanya
defek epitel (trauma, ulkus); kornea yang edema (dengan alat
Placido tampak lingkaran “bergerigi” atau bergetar)
Keratoskop placido, untuk melihat kerataan lengkungan kornea.
Alat ini berbentuk piringan hitam dengan tepi berwarna putih
setebal 0,5 cm, di tengahnya berlubang untuk melihat kornea
pasien. Interpretasi hasilnya antara lain: ulkus (gambaran garis
putih putus-putus), edema (gambaran garis putih bergerigi),
sikatriks (garis putih penyok ke arah lokasi sikatriks).
 Limbus
 Arkus senilis (gerontokson), biasa terjadi pada usia di atas 50 tahun
 Infiltrat di limbus: ulkus marginalis, ulkus kataralis, keratitis
trakomatosa, dan flikten
 Tumor dapat berupa epitelioma, nevus pigmentosus, dan lipodermoid

ARKUS SENILIS INFILTRAT


EPITEL

MEMBRAN BOWMANN

STROMA

MEMBRAN DESCEMET
ENDOTEL
 Kekeruhan
Berdasarkan tingkat kekeruhan-nya bisa
dibedakan antara nebula, lekoma, dan
makula

Nebula merupakan kekeruhan kornea yang


hanya bisa terlihat bila menggunakan
lup / slit lamp

Makula, kekeruhan kornea yang berbatas


tegas; bisa terlihat dengan menggunakan
senter

Leukoma, kekeruhan berwarna putih padat,


bisa terlihat dengan pencahayaan ruangan
Kelainan Permukaan Kornea
Kelainan permukaan kornea diakibatkan oleh benda asing yang
menempel atau yang menembus seperti logam, gelas, serangga dll.
Permukaan yang kasar disebabkan karena tekanan intraocular yang
terus meninggi, adanya defek epitel (trauma, ulkus), kornea yang
edema (dengan alat Placido tampak lingkaran “bergerigi” atau
bergetar, dan astigmatisme yang irregular.

Ulkus kornea

Corpus alienum pada kornea

1. Ilyas HS, Yulianti SR. Ilmu penyakit mata. Edisi 5. FK UI.


TES SENSITIVITAS KORNEA
 Diketahui bahwa serabut saraf sensibel kornea melalui saraf trigeminus
 Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menilai fungsi saraf trigeminus yang
memberikan sensibilitas kornea
 Bila dirangsang akan terdapat refleks aferen pada saraf fasial dan mata
akan berkedip serta terjadi lakrimasi
TES SENSITIVITAS KORNEA
 Alat yang digunakan adalah kapas yang sudah dipilin

 Pasien diminta melihat ke sisi yang berlawanan dari bagian

kornea yang akan dites

 Dari sisi lain, kapas digeser sejajar dengan permukaan iris

menuju kornea yang akan diperiksa

 Diusahakan mendekatnya kapas tidak disadari pasien

 Kapas ditempel pada permukaan kornea

 Lakukan pemeriksaan dan lakukan pada kedua mata


TES SENSITIVITAS KORNEA
Dilihat
 Terjadinya refleks mengedip
 Perasaan tidak enak oleh pasien, yang dinyatakan dengan perasaan nyeri
 Timbulnya lakrimasi

Nilai
 Apabila terjadi refleks kedip berarti sensibilitas kornea baik dan fungsi
trigeminus normal
 Refleks kedip menurun pada keratitis atau ulkus herpes simpleks dan infeksi
herpes zooster
PEMERIKSAAN FLUORESCENT PADA
KORNEA
 Fluoresin adalah pewarna khusus yang memulas (mewarnai) epitel

kornea bila terdapat ketidakteraturan pada permukaannya


 Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui adanya defek pada

epitel kornea
 Pemeriksaan dilakukan menggunakan slitlamp

 Bahan yang digunakan adalah fluorescent strip atau eye drop


PEMERIKSAAN FLUORESCENT PADA
KORNEA

Caranya adalah:

1. Mata ditetes pantocain 0.5% 1 tetes pada mata yang ingin diperiksa

2. Zat warna fluoresein diteteskan pada mata yang ingin diperiksa (1 tetes)

atau secarik kertas fluorescent strip yang dibasahi saline steril

ditempelkan pada permukaan dalam palpebra inferior

3. Zat warna diirigasi dengan menggunakan aqua bides

4. Kornea dilihat dengan seksama memakai cahaya biru (slitlamp dengan

filter) apakah ada yang berwarna hijau atau tidak


PEMERIKSAAN FLUORESCENT PADA
KORNEA
 Intepretasi

 Bila terdapat warna hijau pada kornea

berarti terdapat defek pada epitel

kornea

 Defek ini dapat dalam bentuk erosi

kornea atau infiltrat yang mengakibatkan

kerusakan pada epitel kornea


Seidel’s test

Seidel’s test untuk melihat adanya kebocoran di bilik mata depan


Evaluasi untuk Mata kering dan sistem
lakrimalis
Digunakan topical fluorescein digunakan untuk
mengevaluasi integritas precorneal tear film dan
drainase lakrimal
Penilaian dari treak break-up time
Evaluasi epifora

Anda mungkin juga menyukai