Anda di halaman 1dari 18

ADAT AMBALAN

PANDU-MUSTIKA ALAM ADHIYAKSA PANGKALAN


SMK NEGERI 1 SITUBONDO NO GUDEP 08.063-08.064
BERDASARKAN HASIL-HASIL MUSYAWARAH PENEGAK
1 NOVEMBER 2019

PDK. - 2

Cetakan Pertama

April 2020

DI TERBITKAN OLEH : GERAKAN PRAMUKA PENEGAK


AMBALAN PANDU ALAM ADHIYAKSA-MUSTIKA ALAM ADHIYAKSA PANGKALAN
SMK NEGERI 1 SITUBONDO
GUDEP 08.064 – 08.064

0
ADAT AMBALAN

PANDU-MUSTIKA ALAM ADHYAKSA PANGKALAN SMK NEGERI 1


SITUBONDO NO GUDEP 08.063-08.064
BERDASARKAN HASIL-HASIL MUSYAWARAH PENEGAK
1 NOVEMBER 2019

PDK. - 2

DI TERBITKAN OLEH : GERAKAN PRAMUKA


PENEGAK
AMBALAN PANDU ALAM ADHIYAKSA-MUSTIKA ALAM
ADHIYAKSA PANGKALAN SMK NEGERI 1 SITUBONDO
GUDEP 08.064 – 08.064

SANGGAR BHAKTI, JALAN BALURAN NO. 17 KOTAKAN, SITUBONDO


HANYA BOLEH DICETAK SEIJIN PENERBIT
Buku adat ini dicetak dengan kertas F4 format booklet

D:\PANDU ALAM ADHIYAKSA\PERANGKAT ADAT/ADAT AMBALAN TERBARU


GRASH
KATA PENGANTAR

Salam Pramuka !

Dengan izin Allah Subhanahuwataa’ala telah sampailah ditangan kita bersama, anggota
Ambalan Pandu-Mustika Alam Adhyaksa, sebuah adat ambalan yang akan kita pergunakan
sebagai pegangan dan landasan dalam berorganisasi. Penyusunannya melibatkan seluruh anggota
ambalan dalam Musyawarah Penegak yang dilaksanakan pada tanggal 1 November 2019
bertempat di Balai Pertemuan SMK N 1 Situbondo.

Didalam peraturan buku adat ini telah tercantumkan tentang kebiasan, adat, serta aturan
aturan yang akan dilaksanakan oleh setiap warga ambalan dan seluruh anggota pramuka sekolah
di almamater kita tercinta. Dapat diharapkan peraturan yang telah kita susun sebagai daya upaya
dalam melaksanakan Tri Satya dan Dhasadharma Pramuka ini patut kiranya di hormati
keberadaannya, dan selalu menjadi rujukan apabila di kemudian hari terjadi beberapa
hambatan dan rintangan dalam berorganisasi.

Kemudian untuk referensi, kami ambilkan dari berbagai buku-buku pramuka,


peraturan pemerintah tentang Gerakan Pramuka Golongan Penegak, serta kita ambilkan dari
Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 N.I. – 2 dalam hal penyusunan layout dan tata letak
untuk itu kami berterima kasih kepada Kemen. PUTL..

Kemudahan serta kelancaran penyusunan buku ini tak luput dari doa serta daya upaya
dengan usaha kita bersama. Serta tak lepas pula bimbingan dari Pembina Ambalan baik Internal
maupun eksternal. Akhirnya, melalui jalan ini Panitia MUSPEN 2019 ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada seluruh pihak, yang telah memungkinkan terbitnya BUKU ADAT
AMBALAN ini.

Salam Pramuka!

Situbondo, 20 April 2020


Panitia Musyawarah Penegak 2019
Ketua Sangga Kerja,

JANU FIRMANSYAH, T. LAKSANA.


PANITIA MUSTEGAK 2019
Drs. Moedji Prihadi, M.M.Pd. Penanggung Jawab
Kak Vingga Dyaska L, S.Pd Pembina
Kak Nora Roesana Dewi, S.Pd. Pembina
Kak Bambang Suryadi, S.Pd. Pembina
Kak Janu Firmansyah, T. Laksana Ketua Sangker
Kak Shinta Khoirunnisa’, T. Laksana. Sekretaris/Pimp. Sidang
Kak Bayu Firmansyah, T. Laksana. Demisioner
Kak Isro’ Wahyu Maulana, T. Laksana. Anggota
Kak Aditya Ari Dwi P, T. Laksana. Anggota
Kak Agung Imam Santoso, T. Bantara Anggota
Kak Bernas L, Z, T, Bantara Anggota
Kak Bayu Krismana, T, Bantara Anggota
Kak Irma Nurfadila, T. Bantara Anggota
Kak Umita Pratiwi, T. Bantara Anggota

SIDANG KOMISI C, BIDANG ADAT ISTIADAT


Kak Isro’ Wahyu Maulana, T. Laksana Ketua Komisi
Kak Janu Firmansyah, T, Laksana Wkl.Ketua
Kak Bayu Firmansyah, T.Laksana Anggauta
Kak Aditya Ari D.P, T. Laksana Anggauta
Kak Achmad Rofiuddin, T, Laksana Anggauta
Kak Ayuni Wulandari, T. Bantara Anggauta
Kak Holifatur R., T. Bantara Anggauta
Kak Siti Maisaroh Sofiati N, T. Bantara Anggauta
Kak Saraya Mahdarina Anggauta
Kak Nadita Firgiantini Anggauta
Kak Sahrul Septian Anggauta
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................. 1
HALAMAN
............................ 3
KATA 5
SUSUNAN 7
DAFTAR 9
BAB I 1
1.1 Pengertian ................................................................ 1
1.2 Fungsi 1
1.3 Pemangku Adat dan Pusaka 1
1.4 Hak, Kewajiban dan Wewenang Pemangku 1
1.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan 1
1.6 Sasaran ..................................................................... 1
1.7 Perubahan 1
Perubahan ................................................................ 3
BAB II ISI ......................................................................................................... 14
2.1 Penerimaan Tamu Ambalan ............................................................. 14
2.2 Seleksi Anggota Masuk Ambalan .................................................... 15
2.3 Pelantikan Badge Ambalan .............................................................. 15
2.4 Pergantian Pengurus Ambalan ......................................................... 16
2.5 Pelantikan Pengurus Ambalan Baru ................................................. 16
2.6 Adat keseharian................................................................................ 16
2.7 Makan Dalam Kebersamaan ............................................................ 17
2.8 Adab Bebicara.................................................................................. 17
2.9 Aturan berpakaian ............................................................................ 18
2.10 Pelantikan Bantara Laksana ............................................................. 18
2.11 Sandi Ambalan dan Sikap Saat Dibacakan ...................................... 20
2.12 Logo dan Identitas Ambalan ............................................................ 21
2.13 Iuran Anggota .................................................................................. 22
2.14 Keluar Ambalan ............................................................................... 23
2.15 Tata tertib Sanggar Bhakti ............................................................... 23
2.16 Sanksi-sanksi ................................................................................... 23
2.17 Toleransi yang di berikan ................................................................. 23
2.18 Aturan-aturan Tambahan ................................................................. 23
BAB III PENUTUP........................................................................................... 24
3.1 Penetapan dan Berlaku ..................................................................... 24
LAMPIRAN-LAMPIRAN 24
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pengertian
(1) Adat ambalan adalah suatu peraturan dan kebiasaan, baik berupa adab, tata cara, etika,
ataupun sopan santun yang menjadi ciri khas dan sarana penertib suatu pangkalan
pramuka penegak yang telah disepakati bersama oleh warga Ambalan.
1.2 Fungsi Adat
Adapun fungsi daripada adat ambalan antara lain,
(1) Sebagai fungsi Identitas, yaitu pembed antara ambalan PADUKA dengan ambalan yang
lain.
(2) Sebagai fungsi Penertib, yaitu sebagai pegangan dan landasan dalam berorganisasi.
1.3 Pemangku Adat Dan Pusaka Adat
(1) Pemangku adat adalah seseorang yang memiliki hak, kewajiban, dan wewenang dalam
menjalankan adat istiadat dalam ambalan.
(2) Pemangku adat berjumlah 2 orang yaitu pemangku adat putra dan pemangku adat putri.
(3) Pemangku adat memiliki pusaka adat yang wajib dijaga.
(4) Pusaka adat Ambalan PADUKA berupa Tombak Tri Sula bagi Putra, dan Payung
Keraton bagi putri.
1.4 Hak, Kewajiban, Dan Wewenang Pemangku Adat
(1) Hak Pemangku Adat,
a) Dihargai semua yang menjadi kebijaksanaannya;
b) Memberi saran yang bersifat membangun;
c) Diperbolehkan mengambil keputusan sepihak apabila kondisi mendesak dan
ketidakhadiran pembina ditempat dengan mempertimbangkan Kode Etik;
d) Merivisi adat yang tidak lagi sesuai dengan kondisi, baik melalui Ijtihad sendiri
maupun keputusan bersama dengan mempertimbangkan saran pembina;
(2) Kewajiban Pemangku Adat,
a) Menjaga dan mengamalkan Trisatya, Dhasadharma, dan Adat Ambalan;
b) Menjaga pusaka adat seperti yang tersebut dalam pasal 1.3 ayat 4;
c) Menjaga ketertiban di ambalan, baik dalam lingkup umum atau dalam lingkup
gerakan pramuka;
d) Mampu mendampingi pradana dan memberi nasihat apabila pradana
membutuhkannya;
e) Mampu dengan sigap mengambil keputusan seperti yang dimaksud dalam pasal
1.4 ayat (1) d.
f) Menyiapkan perlengkapan pelantikan-pelantikan yang ada kaitannya dengan
ambalan maupun secara umum.
(3) Wewenang Pemangku Adat,
a) Memberi sanksi kepada pelanggar adat;
b) Memperkenalkan adat ambalan pada saat PTA ataupun momen-momen lain;
c) Mengambil dan menyimpan pusaka adat;
d) Menyelesaikan perkara adat yang terjadi di ambalan;
e) Membacakan Sandi Ambalan.
1.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Adat
(1) Adat ambalan berlaku di dalam lingkungan pangkalan;
(2) Adat ambalan berlaku di luar lingkungan ambalan apabila membawa nama ambalan dan
almamater;
(3) Adat ambalan berlaku sesuai dengan masa jabatan pengurus ambalan yang ditetapkan
dalam Musyawarah Penegak;
1.6 Sasaran
Sasaran adat ambalan adalah membentuk warga ambalan yang, (1) Memiliki kepribadian
bertaqwa, disiplin, tegas, dan cermat; (2) Menghargai seluruh adat dan peraturan yang
berlaku; (3) Menghargai dan mengusahakan tujuan dan cita cita ambalan.
1.7 Perubahan-Perubahan
(1) Perubahan yang terjadi dalam buku adat ini dapat diadakan setelah melalui proses
Musyawarah Tingkat Penegak (MUSTEGAK/MUSPEN) ataupun rapat pleno;
(2) Kebijakan perubahan dapat diambil dari kebijakan pemangku adat, pembina, serta usul
anggota yang diadakan dalam suatu rapat dewan ambalan;
(3) Perubahan harus sesuai dengan kondisi dan situasi yang sangat mendesak sehingga
menuntut adanya perubahan;
(4) Kondisi yang dimaksud dalam ayat 3 diatas misalnya dapat berupa terlalu beratnya beban
moril adat sehingga dapat menyulitkan bagi yang melaksanakannya, adat sudah tidak
sesuai dengan peraturan pramuka terbaru, ataupun adat terlalu tidak masuk akal untuk
dilaksanakan serta lain sebagainya.
1.8 Penetapan Buku Adat
(1) Buku adat disusun dan dirapatkan dalam MUSTEGAK serta ditetapkan pada saat
itu pula oleh pimpinan sidang, baik berupa buku adat utuh, maupun hanya drafnya;
(2) Apabila hanya berupa draf, maka panitia sangker MUSTEGAK mengambil tanggung
jawab dalam penyusunannya dengan dibantu oleh pemangku adat terpilih serta saran
pembina;
(3) Kegiatan pada ayat 2 harus selesai paling lambat sekurang kurangnya 2 bulan setelah
MUSTEGAK, ataupun jika terdapat kegiatan yang dapat menghambat panitia dalam
penyusunan seperti PKL dan tentamen akhir, maka penyusunan harus dikumpulkan
paling lambat 6 bulan setelah pengesahan, dengan anggota tetap menggunakan adat lama
sebelum adat baru ditetapkan.
BAB II
ISI

2.1 Penerimaan Tamu Ambalan


(1) PTA adalah singkatan dari Penerimaan Tamu Ambalan yang merupakan serangkaian
kegiatan yang dilakukan khusus dengan tujuan melantik sekaligus menerima calon Tamu
Ambalan yang berpangkalan di Gugus Depan.
(2) Waktu dilakukannya PTA adalah setelah dilakukan kegiatan Masa Orientasi Siswa yang
dilakukan secara marathon selama 1 pekan. Ini dilakukan agar pembentukan karakter
tidak terputus.
(3) Apabila keadaan tidak memungkinkan dilaksanakan secara marathon 1 pekan, maka
jadwal PTA harus dirapatkan, dan tidak melebihi hingga 1 bulan sejak MOS ditutup.
(4) Kegiatan PTA setidak-tidaknya dilaksanakan melalui perkemahan selama 2 hari 1 malam
sejak masa ditutupnya MOS atau apabila tidak memungkinkan seperti yang dijelaskan
dalam ayat (3) diatas.
(5) Apabila kegiatan PTA yang bersifat perkemahan tidak dapat dilaksanakan, maka dicari
alternatif lain pengganti dengan tidak mengurangi hasil dari kegiatan perkemahan.
(6) Kegiatan PTA harus bersifat edukatif, kreatif, dan membangun karakter disiplin,
bertaqwa, dan berakhlak sesuai dengan isi Tri Satya dan Dhadharma. Tentang
apapun yang lebih detail, maka harus termaktub dalam proposal PTA.
(7) Adapun jika dibutuhkan, maka dapat dibantu tenaga dari eksternal ambalan. Dapat
berupa pelatih, unsur Militer, dengan tetap memperhatikan peraturan yang berlaku.
(8) PTA dibuka dengan upacara adat yang dibuka oleh kepala Mabigus gugus depan atau
yang mewakili.
(9) Pada saat pembukaan dan penutupan, pusaka adat harus dihadirkan karena akan
dilaksanakan upacara adat.
(10) Apabila telah resmi peserta diterima sebagai anggota ambalan, dapat dilakukan
penyematan simbolis seperti pembaretan-laken, penyiraman dengan air bunga,
pengalungan, ataupun simbolisasi semisal.
(11) Upacara adat juga diadakan saat ada tamu ambalan yang hanya sekedar berkunjung,
dengan upacara adat yang lebih ringkas.
2.2 Seleksi Anggota Masuk Ambalan
(1) Setelah dilaksanakan kegiatan PTA seperti yang dimaksud dalam pasal 2.1, maka untuk
menjadi kader anggota ambalan harus diadakan seleksi masuk ambalan.
(2) Panitia seleksi ditentukan sebagai Sangga Kerja dengan SK Pembina sebagai
pelaksana kegiatan kegiatan seleksi.
(3) Seleksi masuk ambalan dapat berupa ujian-ujian, wawancara, ataupun bakti sosial
tertentu yang ketentuannya diambil dari SKU maupun SKK dengan menyesuaikan
kebutuhan pangkalan.
(4) Seleksi dilaksanakan sekurang kurangnya 1 pekan setelah penutupan PTA.
(5) Yang berhak membuat soal-soal maupun uji lainnya adalah pradana dibantu sekretaris
dan seksi tekpram serta keanggotaan yang termaktub dalam struktur SangKer..
(6) Soal soal harus tentang Ketakwaan, ilmu umum, ilmu eksaksta, ilmu kepramukaan baik
sejarah, tekpram, dlsbgnya, serta psikologi.
(7) Apabila nilai telah keluar dan terdapat beberapa peserta yang tidak lolos tes tulis namun
berpotensi bagi ambalan, maka dapat dilaksanakan suatu tes interview yang dapat
dilakukan oleh Pembina maupun Dewan Ambalan.
(8) Setelah hasil seleksi keluar, maka ditetapkan melalui SK Pembina bernomor yang
kemudian diumumkan selambat lambatnya 1 pekan setelah seleksi berakhir.
(9) Keputusan tidak dapat diganggu gugat.
2.3 Pelantikan Badge Ambalan
(1) Apabila kegiatan seleksi telah tuntas dilaksanakan, maka kegiatan yang selanjutnya
dilaksanakan adalah penempuhan badge ambalan sebagai simbol peralihan dari tamu
ambalan menjadi anggota ambalan.
(2) Pengambilan atau pelantikan badge dilaksnakan dengan jalan pengembaraan sekurang
kurangnya 5 km dan selebihnya 7 km.
(3) Apabila pengembaraan tidak dapat dilaksanakan, maka dicari alternatif lain dengan tidak
mengurangi hasil dari kegiatan tersebut, seperti contohnya pendederan kader.
(4) Pelantikan dilakukan oleh pembina dan direncanakan semenarik mungkin dan seedukatif
mungkin dengan tidak melepaskan kaidah dasadharma.
(5) Rancangan pelaksanaan diatur dalam proposal yang berlaku.
2.4 Pergantian Pengurus Ambalan
(1) Pergantian pengurus ambalan dilakukan dalam MUSTEGAK dan apabila telah habis
masa jabatannya.
(2) Apabila masa jabatan telah habis, dan tidak memungkinkan dilaksanakannya
MUSTEGAK, maka pergantian pengurus dilaksanakan dalam rapat pleno pembina dan
DA lama sehingga menghasilkan susunan pengurus ambalan baru dengan SK Pembina
bernomor.
2.5 Pelantikan Pengurus Ambalan Baru
(1) Pelantikan pengurus ambalan baru dilaksanakan sekurang-kurangnya dalam tempo 2
pekan setelah pergantian kepengurusan.
(2) Pelantikan pengurus tidak jauh berbeda seperti pelantikan badge ambalan yang tersebut
dalam pasal 2.3, akan tetapi dibuat sedikit berbeda agar tidak persis sama dengan yang
dimaksud.
(3) Pelantikan pengurus dapat berupa pengembaraan dengan jarak seperti pasal 2.3 ayat (2)
dan bisa lebih sesuai kesepakatan bersama, atau pengembaraan hanya untuk putra dan
putrinya menempuh pengatur rumah tangga di sekolah dengan pelantikan pada
penutupan upacara di waktu dan tempat yang sama.
(4) Pendetailan pelaksanaan diatur dalam proposal yang berlaku.

2.6 Adat Keseharian


(1) Dalam kesehariannya, anggota ambalan harus mencerminkan Tri Satya dan
Dhasadharma.
(2) Bertegur sapa saat di jalan atau di mana saja, baik kenal maupun tidak kenal sesama
anggota pramuka.
(3) Bersalaman apabila bertemu, dengan mengucapkan salam sesuai agama masing-
masing ataupun dengan salam pramuka.
(4) Hormat (bukan hormat seperti hormatnya pada bendera atau upacara) pada pembina,
senior, atau orang yang lebih tua dengan tidak berlebih-lebihan.
(5) Bersikap ramah pada siapa saja.
(6) Menghentikan segala aktivitas saat adzan berkumandang, apabila tidak memungkinkan
cukup diam untuk menjawabnya.
(7) Mengajak teman untuk sholat berjamaah.
2.7 Makan Dalam Kebersamaan
(1) Adab makan sesuai dengan yang di contohkan oleh Baginda Nabi
Shallallahualaihawassallam, atau dengan kepercayaan yang lain, selama tidak
melanggar etika dan sopan santun.
(2) Makan bisa menggunakan piring secara pribadi atau makan secara komando dengan
dipimpin 1 orang.
(3) Membaca doa dengan keyakinan masing-masing dengan dipimpin 1 orang.
(4) Makan dengan tidak tergesa-gesa, menghormati makanan, dan mengambil yang lebih
dekat dahulu, dengan mendahulukan yang lebih tua.
(5) Tidak menyisakan makanan.
(6) Membersihkan area makan, dan membaca doa selesai makan seperti ayat (2) di atas.
2.8 Adab Berbicara
(1) Anggota ambalan selalu memperhatikan falsafah “Berfikir Sebelum Berbicara”.
(2) Dilarang berbicara kotor dan urakan saat berada di dalam lingkungan pangkalan ataupun
di luar pangkalan.
(3) Menghormati saat berbicara dengan yang lebih tua, dan yang lebih tua menghargai
yang lebih muda.
(4) Mengormati segala pendapat saat rapat atau musyawarah.
(5) Dapat mengendalikan emosi saat marah dan berbicara dikala marah.
(6) Tidak memasukkan perkataan yang menyinggung dalam hati baik sengaja maupun tidak
disengaja, dan santun dalam menyampaikan nasihat.
(7) Selalu menyelesaikan masalah secara baik dan dalam pembicaraan yang baik.
2.9 Aturan Berpakaian
(1) Aturan berpakaian baku diatur dalam peraturan tentang berpakaian bagi Golongan
Penegak dari Kwartir Nasional ditambah dengan kebijakan sekolah.
(2) Wajib menyesuaikan antara penggunaan PDH, PDL, Kaos Lapangan saat kegiatan.
Apabila tidak mempunyai kesemuanya, maka apabila tidak mendesak dapat di tolerir,
apabila mendesak harus mencari pinjaman secara pribadi ataupun dengan berkelompok
secara amanah.
(3) Dilarang memakai TKU, TKK, dan atribut lainnya yang bersifat penempuhan
sebelum dilantik.
(4) Dilarang mengeluarkan baju, kecuali bagi PDL atau KosLap.
(5) Upacara wajib menggunakan PDH kecuali bagi yang bertugas lain.
(6) Selalu rapi setiap saat.
2.10 Pelantikan Bantara-Laksana
(1) Pelantikan bantara-laksana dilaksanakan apabila yang bersangkutan telah menyelesaikan
seluruh Syarat Kecakapan Umum dan siap secara lahir dan batin.
(2) Calon anggota Penegak Bantara putra dan putri sebelum dilantik menjadi Penegak
Bantara, harus mengikuti Renungan Jiwa Penegak.
(3) Melakukan perenungan seperti yang disebutkan dalam ayat (2) dengan membaca buku
renungan di tempat yang sunyi sepi secara individual dengan meresapi ayat demi
ayat dalam buku tersebut.
(4) Dalam proses pelantikan Penegak Bantara, sebelum calon dilantik harus mencuci wajah
dengan air bunga yang disediakan.
(5) Upacara pelantikan disesuaikan dengan kondisi dan keadaan, diawali dengan tanya
jawab pembina dan yang dilantik, adanya pendamping kanan dan kiri pada tingkat yang
lebih tinggi.
(6) Penyematan dapat dilakukan oleh pembina,apabila banyak dapat dilakukan simbolit
putra putri sedangkan yang lain memasang sendiri saat atau sesudah upacara.
(7) Pada setelah pelantikan, dilakukan kegiatan yang bersifat menarik sesuai adat.
2.11 Sandi Ambalan Dan Sikap Saat Dibacakan
(1) Sandi ambalan adalah kode etik dan sumpah ambalan yang disusun serupa puisi yang
didalamnya terdapat kaidah yang sangat dalam artinya.
(2) Selama masih berlaku, sandi ambalan tidak boleh dirubah isinya kecuali terdapat
keadaan yang menuntut perubahan didalamnya.
(3) Sandi ambalan Pandu-Mustika Alam Adhyaksa adalah yang berbunyi seperti di
bawah ini.
SANDI AMBALAN PANDU ALAM ADHIYAKSA
KEHORMATAN ITU SUCI
MANUSIA SEJATI ADALAH ORANG YANG SOPAN DAN PERWIRA KITA
BERAMBALAN UNTUK BERSATU DAN BERSAUDARA
MEMBELA DAN MENOLONG ORANG YANG DO’IF TANPA BERSOMBONG
DIRI

AMBALAN PANDU ALAM ADHIYAKSA PEMUDA BERWATAK


KSATRIA
SUCI SEBAGAI TELADAN BERFIKIR, BERKATA DAN BERBUAT BERJASA TANPA
MENGHARAP NAMA

TAQWA TAK SELALU DI LUPAKAN SOPAN DALAM BERTINDAK


SEDAP DALAM BERKATA
BERTANGGUNG JAWAB DALAM TUGAS DAN KEWAJIBAN

TERSENYUM DALAM DUKA BERBAGI DALAM SUKA


BERBUDI LUHUR MENOLONG SESAMA
TAK KURANG AMAL KARENA KESUKARAN

SABDA PANDITA RATU SATU KATA DALAM KEBENARAN


BERKETETAPAN HATI SETIAP MELANGKAH PANTANG
MENJILAT DAN MENYERAH

WAHAI PARA LASKAR PANDU………. JADILAH KSATRIA YANG


SOPAN DAN PERWIRA TAK KENAL STRATA DAN KASTA
MEMAPAH BAGI DUKA TANPA PAMRIH

BERSIAP UNTUK HIDUP DAN MATI DENGAN BAHAGIA IKHLAS BAKTI


BINA BANGSA, BERBUDI BAWA LAKSANA BAGIMU NEGERIKU JIWA
RAGAKU
ITULAH KEHENDAK DAN CITA-CITA AMBALAN PANDU ALAM ADHIYAKSA
SEMOGA ALLAH MERAHMATINYA

(SATYAKU KUDARMAKAN, DARMAKU KUBAKTIKAN)


(4) Sandi ambalan dibacakan saat kegiatan resmi seperti PTA, Upacara Hari Pramuka,
Upacara Adat, Musyawarah Tingkat Penegak, dll.
(5) Yang berwenang membacakannya adalah Pemangku Adat Putra atau Putri sesuai dengan
pasal 1.4 ayat (3) e.
(6) Pada saat pembacaan Sandi Ambalan, sikap anggota ambalan putra memegang
setangan leher dengan cara melingkarkan jari jempol dan telunjuk sebelah kanan
melingkar dan tiga jari diletakkan di tempelkan pada dada. Sedangkan sikap anggota
putri, menyatukan ujung hasduk merah putih dengan kedua jempol dan sepuluh jari
disatukan, dan kedua-duanya sama-sama menundukkan kepala. Saat ketika sampai pada
kalimat terakhir sandi dibaca bersama-sama sambil mendongakkan kepala “Satyaku
Kudharmakan, Dharmaku Ku Baktikan”.
2.12 Logo Dan Identitas Ambalan
(1) Logo ambalan terbaru adalah logo yang mempunyai filosofi seperti di bawah ini :
a. PERISAI melambangkan perlindungan anggota ambalan dari pengaruh negatif.
b. BINTANG melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa
c. 5 SUDUT PERISAI melambangkan 5 Sila Pancasila
d. 3 BINTANG melambangkan Tri-Satya
e. TRISULA melambangkan benda pusaka satuan ambalan putra
f. 3 UJUNG TRISULA melambangkan 3 kewajiban Pramuka Berdasarkan AD&ART
Gerakan Pramuka Pasal 39 Tahun 2010
g. 10 BILAH BILAH PAYUNG melambangkan 10 Dasadharma yang menjadi
pedoman dasar Gerakan Pramuka
h. SILHOUTE TUNAS KELAPA melambangkan Gerakan Pramuka Indonesia
i. SILHOUTE TUNAS KELAPA YANG SALING MEMBELAKANGI
melambangkan satuan terpisah
j. PITA melambangkan ikatan persaudaraan antar anggota Pramuka Ambalan
Pandu-Mustika Alam Adhyaksa
k. LOGO WOSM melambangkan naungan Gerakan Pramuka Indonesia dalam
berorganisasi.
l. WARNA KUNING PADA BINTANG melambangkan kejayaan dan
kebijaksanaan.
m. WARNA COKLAT PADA PAYUNG melambangkan disiplin, taat, dan patuh pada
segala peraturan.
n. WARNA HITAM PADA TUNAS KELAPA melambangkan kewibawaan
dan kebijaksanaan.
o. WARNA HIJAU melambangkan ambalan yang mempunyai harapan yang baik.
p. WARNA MERAH melambangkan keberanian dan pantang menyerah dalam
menuntut ilmu.
q. WARNA PUTIH PADA TRISULA melambangkan suci dalam pikiran, perkataan,
dan perbuatan.
(2) Aturan Menggunakan Logo antara lain :
a. Lambang tersebut digunakan sehari hari oleh anggota ambalan di lengan
sebelah kiri 6 c,m dibawah jahitan lengan baju dengan ketentuan yang diatur
oleh GUDEP 08.063-08.064 Pandu-Mustika Alam Adhyaksa.
b. Berhak mendapatkan perlakuan yang sesuai dengan tugas dan fungsinya.
c. Berhak menjunjung tinggi dan menjaga nama baik ambalan “PADUKA”
d. Berkewajiban mengikuti kegiatan kegiatan yang dilandaskan oleh ambalan/
e. Berkewajiban dan bertanggung jawab atas segala pekerjaan yang telah tercantum
dalam tugas.
(3) Logo ambalan seperti terlampir.
2.13 Iuran Anggota
(1) Besar Iuran Anggota diatur dan disepakati dalam MUSTEGAK dengan dihadiri oleh
perwakilan ketua kelas.
(2) Uang iuran terdapat 2 macam, yaitu iuran wajib dan iuran anggota.
(3) Iuran wajib dibayar saat latihan setiap pekan yang bersifat block dengan besaran yang
telah disepakati, sedangkan iuran anggota dibayar oleh anggota ambalan dengan
bsaran yang telah disepakati pula.
(4) Anggota ambalan wajib membayar iuran wajib selama ia masih melakukan latihan wajib
dengan juga tetap membayar iuran anggota.
(5) Iuran diberikan pada bendahara ambalan secara satuan terpisah ataupun
dikumpulkan serta wajib dilaporkan jumlahnya,pengeluaran, serta pemasukannya.
(6) Uang iuran dimanfaatkan untuk kemajuan dan kemashlahatan ambalan dan umum.
2.14 Keluar Ambalan
(1) Jika anggota ingin risign/keluar dari keanggotaan ambalan dikarenakan salah satu
hal pribadi, maka haruslah meminta surat keterangan keluar kepada pradana.
(2) Surat keterangan keluar diketik oleh sekretaris ambalan beserta alasan keluar.
(3) Surat tersebut ditanda tangani yang bersangkutan serta mengetahui pembina.
(4) Apabila yang bersangkutan mempunyai TKU, yang bersangkutan tetap diperbolehkan
memakai dengan tetap memperhatikan kode etik pramuka.
(5) Yang bersangkutan tidak diperkenankan lagi menggunakan badge ambalan.
2.15 Tata Tertib Sanggar Bhakti
(1) Ambalan Pandu-Mustika Alam Adhyaksa memiliki sanggar yang bernama sanggar
Bhakti yang beralamat di Jl. Tembus Lama atau Baluran No. 17, Kotakan, Situbondo, di
dalam lingkungan SMK Negeri 1 Situbondo.
(2) Segala sesuatu yang berada dalam sanggar tidak boleh keluar kecuali telah mendapat izin
seksi sarana dan prasarana/kelangkapan mengetahui pradana.
(3) Segala sesuatu yang berada dalam sanggar harus dimanfaatkan sesuai fungsinya.
(4) Seksi Sapras/kelengkapan wajib membuat piket harian yang wajib dipatuhi oleh setiap
anggota.
(5) Apabila terdapat pihak luar yang ingin meminjam barang, maka harus mendapat nota
peminjaman dari seksi perlengkapan mengetahui pembina dengan memperhatikan
tanggal pengembalian sesuai kesepakatan.
(6) Setiap anggota wajib menjaga kebersihan sanggar.
(7) Sanggar tidak boleh digunakan untuk hal-hal yang bersifat diluar aktivitas organisasi dan
tindakan yang tidak senonoh seperti berpacaran.
(8) Segala sesuatu yang berada didalam sanggar wajib diinventarisir sebulan sekurang
kurangnya 2 bulan sekali.
2.16 Sanksi-Sanksi
Sanksi dikenakan sesuai dengan tingkat pelanggarannya :
(1) Pelanggaran Ringan
a. Hukuman fisik berupa ambil 1 paket berupa push up atau yang sejenis dengan syarat
tidak terlalu berat.
b. Teguran lisan dan nasihat.
c. Membayar denda.
(2) Pelanggaran Sedang
a. Membersihkan sanggar, masjid, toilet, dan menyapu halaman sanggar.
b. Mengaji pada pagi hari selama satu pekan.
c. Memungut sampah botol plastik selama satu pekan.
(3) Pelanggaran Berat
a. Surat peringatan 1, 2, dan 3 secara bertahap apabila mengulangi pelanggaran
yang sama.
b. Sidang Adat Ambalan.
c. Dicopot dari jabatan dan tidak boleh ikut kegiatan.
d. Dikeluarkan dari ambalan secara hormat ataupun tidak hormat.
2.17 Toleransi Yang Diberikan
(1) Toleransi dapat diberikan kepada yang bersangkuan saat mungkin sakit, tugas sekolah,
atau yanglainnya yang bersifat mendesak dengan atau tidak mengganti dilain hari
berdasarkan keputusan pemberi sanksi.
(2) Syarat pada ayat (1) diatas berlaku pada pelanggaran ringan dan sedang.
(3) Untuk pelanggaran berat tidak ada toleransi kecuali terdapat kebijakan pengganti.
2.18 Aturan-aturan Tambahan
(1) Penggunaan Pusaka Adat dengan membuka payung dan menancapkan trisula
terhadap gedebong pisang. Apabila tidak memungkinkan, maka cukup dengan
menyerahkan pusaka adat dari pemangku adat terhadap instruktur upacara lalu ke
pembina setelah itu kembali ke pemangku adat.
(2) Keadaan tidak memungkinkan pada ayat (1) diatas cukup membuka payung tanpa
penancapan trisula diganti dengan cara di atas.
BAB III
PENUTUP

3.1 Penetapan dan berlaku


(1) Adat ini berlaku sejak ditetapkan pada tanggal ....... bulan .....................
tahun .......... di ............................. dan berlaku sejak di tanfidzkan.
(2) Dengan ditetapkannya adat baru ini, maka adat lama tidak lagi berlaku.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Logo ambalan resmi hasil MUSTEGAK 2019

Anda mungkin juga menyukai