Anda di halaman 1dari 4

PENCEGAHAN TINDAK KEJAHATAN PENIPUAN ONLINE

PADA PERTUMBUHAN EKONOMI DIGITAL

Ni Made Dwi Cintya Pradnya Paramita1), Ni Nyoman Ernitayanti2), Nyoman Gede


Angga Pradipta3), Putu Diah Sri Ayuni4), Putu Wanda Kristina Permata Sari5)
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Mahasaraswati Denpasar
e-mail: pradnyacintya4@gmail.com, nikomangernitayanti@gmail.com,
mangdeangga@gmail.com, diahayuni.da@gmail.com, wandakristina00@gmail.com

Abstrak : Perkembangan teknologi yang sangat pesat seperti sekarang ini memegang
peranan penting dalam segala aktiviatas kehidupan kita sehari-hari. Terdapat sisi positif dan
negatif dari perkembangan teknologi ini, sisi negatif yang timbul yaitu semakin maraknya
kasus kejahatan digital terutama penipuan online yang terjadi. Tingkat penggunaan internet
saat ini sekitar 52% bahkan melebihi dari setengah jumlah penduduk di Indonesia dimana
pengeluaran tingkat belanja yang signifikan didukung dengan perkembangan gaya hidup
mendukung pertumbuhan ekonomi digital. Tingginya penggunaan teknologi tidak dibarengi
dengan kewaspadaan terhadap perlindungan data diri yang digunakan dalam melakukan
aktivitas digital seperti transaksi jual beli dan mengumbar data pribadi pada media sosial
akan menyebabkan tindak kejahatan penipuan online terjadi. Tujuan penelitian untuk
memberikan pemahaman bagaimana mencegah dan mengantisipasi modus kejahatan
penipuan online pada masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam proses perancangan. Berdasarkan
analisis data yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kemajuan teknologi mampu memberi
kemudahan bahkan dapat juga memberi masalah karena kurang kehati-hatian kita
menggunakan teknologi yang ada.

Kata Kunci : Pencegahan, Kejahatan, Penipuan Online, Ekonomi Digital.

Abstract : The rapid development of technology as it is today plays an important role in all
the activities of our daily lives. There are positive and negative sides of this technological
development, the negative side that arises is the increasing number of digital crime cases,
especially online fraud that occurs. The current level of internet usage is around 52%, even
more than half of the population in Indonesia where spending is a significant level of
spending supported by lifestyle developments that support the growth of the digital economy.
The high use of technology is not accompanied by vigilance on the protection of personal
data used in carrying out digital activities such as buying and selling transactions and
sharing personal data on social media will cause online fraud crimes to occur. The purpose
of this research is to provide an understanding of how to prevent and anticipate online fraud
crime modes in the community. This study uses qualitative research methods to collect the
data needed in the design process. Based on the data analysis carried out, it can be
concluded that technological advances are able to provide convenience and can even provide
problems due to our lack of caution in using existing technology.
Keywords: Prevention, Crime, Online Scams, Digital Economy.

1
PENDAHULUAN Teja Kusuma, SE., MM selaku Dosen
Manajemen FEB UNMAS Denpasar
Perkembangan teknologi yang dengan sumber Badan Pusat
sangat pesat seperti sekarang ini Statistiska,2020 menyebutkan presentase
memegang peranan penting dalam segala usaha menggunakan E-Crommerce di
aktiviatas kehidupan kita sehari-hari. Indonesia tahun 2020 mencapai 90% dan
Perkembangan teknologi juga terkadang hanya 10% saja yang belum menggunakan
terasa begitu cepat dan tidak bisa E-Commerce.
diimbangi dengan evolusi sosial, dan
budaya yang terkadang terkesan Dari dampak positif tersebut
berkembang lebih lambat, sehingga terdapat dampak negatif yang timbul dari
membuat manusia tidak mampu mengelola adanya perkembangan teknologi.
kompleksitas dari hal tersebut (Marchant, Tingginya penggunaan teknologi tidak
Allenby, & Herkerth, 2011). dibarengi dengan kewaspadaan terhadap
Ketidakmampuan manusia menghadapi perlindungan data diri yang digunakan
kemajuan dan perubahan tersebutlah yang dalam melakukan aktivitas digital seperti
kemudian akan menghasilkan transaksi jual beli dan mengumbar data
permasalahan pribadi pada media sosial akan
menyebabkan tindak kejahatan digital
Di Indonesia sendiri menurut data terjadi. Berdasarkan laporan dari AKBP
dari Asosiasi Provider Jaringan Internet Gusti Ayu Putu Suinaci, S.I.K., M.I.K
Indonesia (APJII) sebanyak 52% selaku Kasubdit Siber Ditreskrimsus Polda
pengguna internet aktif menggunakan Bali pada pertengahan tahun 2021 terdapat
ponselnya untuk mengakses internet 192 kasus tindak kejahatan digital yang
selama kurang lebih 4 jam dalam sehari. meliputi penipuan online sebesar 78 kasus,
Hal ini menandakan bahwa penggunaan skimming sebesar 56 kasus, ilegal akses
internet merupakan suatu kegiatan yang sebesar 7 kasus, pencemaran nama baik
mudah dan menjadi kebiasaan banyak sebesar 25 kasus, ujaran kebencian sebesar
orang dimana pengeluaran tingkat belanja 2 kasus, pornografi sebesar 23 kasus dan
yang signifikan didukung dengan pengancaman sebesar 1 kasus, maka dapat
perkembangan gaya hidup yang meningkat dilihat dari data tersebut kasus tertinggi
mendukung adanya pertumbuhan ekonomi berada pada penipuan online.
digital.
Berdasarkan uraian permasalahan
Terdapat sisi positif dan negatif latar belakang di atas penulis akan
dari perkembangan teknologi ini, sisi membahas mengenai bagaimana mencegah
positif dari perkembangan teknologi salah dan mengantisipasi modus penipuan
satunya bisa dilihat dari bermunculan online pada masyarakat dengan tujuan
berbagai macam E-Commerce dalam untuk memberi pemahaman bagaimana
membantu usaha masyarakat untuk mencegah dan mengantispasi modus
memperluas sektor pasar mereka dengan penipuan online pada masyarakat.
salah satu kemudahan yang didapat yaitu
dengan cara melakukan transaksi jual beli METODE
saat ini dengan menggunakan transaksi
Penelitian ini menggunakan
elektronik dalam aktivitas keseharian
metode penelitian kualitatif untuk
masyarakat Indonesia seperti yang mengumpulkan data yang diperlukan
dipaparkan oleh Dr. I Gusti Agung Eka dalam proses perancangan seperti

2
mengikuti seminar kuliah umum, dan studi berhati-hati dalam meregistrasi sesuatu
literatur berupa jurnal, berita, skripsi, yang berkaitan dengan aktivitas jual beli
dokumen yang berhubungan dengan melalui E-Commerce saat ini, harus lebih
permasalahan. berhati-hati dalam memberikan data diri
HASIL DAN PEMBAHASAN ataupun dalam berbelanja agar tidak
mendapat kerugian. Sangat disarankan
Hasil
kepada para konsumen untuk membaca
dengan cermat ketentuan yang berlaku
Dari analisis data yang dilakukan
sebelum melakukan transaksi, seperti
dapat disimpulkan bahwa dsebutkan dalam
untuk melakukan pembayaran layanan apa
hasil statistik pelapor di Indonesia jumlah
saja yang tersedia, apakah melalui
pelapor sebagian besar usia muda dengan
rekening bersama atau terdapat layanan
total aduan 2.782 dan total kerugian 1.08
COD (Cash on Delivery) hingga
Triliun dari laporan masyarakat melalui
bagaimana kebijakan pengembalian
portal Patrolisiber rata-rata pelapor
barang. Selain itu, konsumen dituntut
kejahatan digital yang kerap terjadi adalah
untuk lebih aktif dalam menentukan
pada usia muda dengan rentang umur yg
pilihan dimana mereka akan bertransaksi,
pertama pada umur 21-25 tahun dan pada
sangat disarankan untuk mengecek
umur 26-30 tahun yang paling dominan
kredibilitas penjual dari situs jual beli
untuk melapor tentang tindak kejahatan
online dimana hendak melakukan
digital yang dialami. Untuk pelapor dilihat
pembelian bukan hanya tertarik dengan
dari rata-rata pendidikan pelapor yaitu
banyaknya diskon atau harga murah yang
pertama pelajar/mahasiswa, SMA/Diploma
ditawarkan. Kredibilitas ini dapat dilihat
dan kedua berstatus SMP yang bahkan
dari banyaknya review positif yang bukan
lebih tinggi tingkat laporan dari tindak
hanya ada di dalam situs, namun juga
kejahatan digital dibandingkan dengan
diluar situs seperti apakah ada offline store
yang berstatus S1. Tindak kejahatan yang
atau alamat kantor yang jelas serta harga
paling tinggi terjadi adalah penipuan
yang ditawarkan apa sesuai dengan harga
online dengan platform melalui Whatsapp
pasaran atau jauh dibawah dan terkesan
kedua melalui Instagram dan yang ketiga
seperti penipuan.
melalui Facebook.
PENUTUP
Pembahasan

Tindak kejahatan penipuan online Kemajuan teknologi mampu


melalui media sosial kerap kali terjadi
memberi kemudahan bahkan dapat juga
melalui berbagai platform seperti
memberi masalah karena kurang kehati-
Whatsapp, Intagram dan Facebook.
Modus penipuan online dilakukan dengan hatian kita menggunakan teknologi yang
upaya mencuri informasi data pribadi kita ada. Pengelola/penyedia situs jual beli
yang dapat digunakan untuk melakukan online melalui berbagai inovasi
kejahatan penipuan dan pastinya akan kebijakanya, diantaranya layanan COD
merugikan diri kita. Sangkut paut adanya (Cash on Delivery) dan penggunaan
ancaman dari tindak kejahatan digital rekening bersama diharapkan mampu
dengan ekonomi digital yaitu dapat untuk menumbuhkan rasa kepercayaan dan
menimbulkan krisis kepercayaan dan mengurangi tindak pidana penipuan yang
riputasi yang menyebabkan kurangnya kerap terjadi di dalam situs E-commerce
keamanan kerahasiaan terkait data diri dan kita diharapkan bersama-sama
berdasarkan hak atas privasi dalam mencegah dan mengantispasi modus
penggunaan teknologi saat ini. Terutama
penipuan online pada masyarakat agar
oleh pengguna teknologi yang kurang

3
lebih cermat dalam menggunakan
teknologi.

DAFTAR PUSTAKA

Template art pemakalah Prosiding (2021)


http://bit.ly/templateartpemakalah
Nurdiani, I. P. (2020). Pencurian Identitas
Digital Sebagai Bentuk Cyber
Related Crime. Jurnal Kriminologi
Indonesia, 16(2).

Anda mungkin juga menyukai