Doni Kristian lahir di Jodipan, Malang. Pada 3 Agustus tahun 1982 Beliau tidak lahir
di kalangan keluarga seniman. Mengetahui punya potensi di bidang kesenian sejak sekolah
dasar. Dari situ, beliau mulai mengembangkan potensi keseniannya di bidang menggambar.
Tidak menempuh pendidikan seni dalam mengembangkan potensi bakatnya. Melainkan
dengan belajar secara otodidak dengan menggambar objek-objek nyata yang memang
dilihat secara langsung ataupun secara imajinasi. Kebanyakan karya beliau didasarkan pada
imajinasi terhadap hal-hal atau objek realis, karena waktu itu susahnya mencari referensi
atau contoh secara nyata karena terkendala sarana dan prasaran.
Meskipun dalam karir berkaryanya beliau lebih mengarah ke komersial. Tidak serta
merta Doni Kristian tidak pernah mengikuti pameran. Beliau pernah beberapa kali ikut
pameran. Diantaranya pameran bareng Seikil, Tanah Rencong Berduka, Pameran
Perpustakaan Umum di Jln Ijen, dan pameran di toko Siswa. Beliau punya teknik dan juga
media khusus tapi jarang beliau pakai. Yaitu menggunakan media kertas foto jaman dulu,
kertas foto yang mudah rusak bila salah menyimpannya. Untuk tekniknya masih
menggunakan teknik drawing
.
Lukisan dengam gambar figur kucing karya Doni Kristian. Dengan ukuran sekitar
40x30 cm. Menggunakan cat minyak di atas kanvas. Pada karya ini terdapat objek berupa
kucing dengan penggambaran close up. Menggunakan dominan warna putih pada
lukisannya dan juga goresan-goresan dari kuas yang menyatu membentuk sebuah objek
berupa kucing.
Dalam karya ini hanya menggambar satu objek saja yaitu seekor kucing berwarna
putih kecoklatan yang mungkin kucing dengan ras anggora atau dengna nama ilmiahnya
felis catus dari Turki. Merupakan salah satu ras kucing domestik tertua pada gmabar atau
lukisan objek kucingnya terdapat dua mata berwarna hijau, hidung, mulut, dua telinga dan
juga bulu-bulu pada tubunya dengan warna puth, coklat, abu-abau dan ada sedikit warna
serupa hitam. Dibelakang gambar kucing ada latar belakang abstrak dari campuran
berbagai warna. Warna kuning, merah orange, hijau, coklat dan lainnya. Selain itu di bagian
pojok kanan bawah ada tanda tnagan dengan warna merah sebagai pelengkapnya.
Pada karya ini fokus utamanya adalah objek kucing. Meskipun kucing dianggap
sebagai binatang yang tidak baik karena tingkah lakunya. Meskipun begitu kucing
merupakan hewan mulia bagi umat tertentu. Menurut saya Doni Kristian melukis kucing ini
karena menggap kucing sebagai hewan yang mulia yang patut untunk dirawar dan
disayang.
Karya ini dibanding dengan karya sejenis dengan objek serupa memang bukan salah
satu karya terbaik. Tetapi karya ini memiliki nilai tersendiri dengan rupa ynag
ditampilkannya. Selain itu karya ini tidak mampu tampil dengan maksimal karena
berdasarkan cerita pembuatnya tidak sempat menyelesaikannya karena leibh
memprioritaskan karya komersilnya.