Anda di halaman 1dari 8

Kajian Karya Seni Lukis Dengan judul “Trias Demonika”

karya Mochamad Zakaria


Bagas Mahendra

Program Studi Seni Rupa Murni, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya

E-mail: bagasmahendra@student.ub.ac.id

ABSTRAK

Perupa Mochamad Zakariyah merupakan seorang perupa asal malang yang sudah berkecimpung dalam
dunia seni sejak 2014 beberapa karyanya selalu memiliki ciri khas denan style yang dibawakan serta
teknik doting sebagai andalanya, salah satu karyanya yang berjudul “Trias Deminika” karya yang dibuat
pada tahun 2020 tersebut sangat menarik untuk dikaji, respon terhadap isu sosial dengan memberikan
pandangannya terhadap politk kekuasaan, penggambaran objek serta pemaparan esensial dari karyanya
membuat penulis tertarik untuk mengkaji karya dari Mochamad Zakariyah yang berjudul “Trias
Demonika” tujuan penulis ingin mengetahui lebi lanjut mencangkup makna yang terdapat dalam karya
tersebut menggunakan teori semiotika Charles Sanders Peirce. Penulis berharap dalam kajian ini dapat
menjadi literatur serta referensi untuk mengkaji karya menggunakan Teori Semiotika Charles Sanders
Peirce untuk mengetahui makna yang terkandung dalam suatu karya visual. Untuk metode penelitian
yang digunakan adalah kualitatif-deskriptif. Serta hasil dari penelitian ini menunjukan tanda-tanda serta
makna keseluruhan dari karya “Trias Demonika” yang memberikan visual representatif dari respon
terhadap isu atau masalah sekitar dengan harapan apayang menjadi tujuan dapat tersampaikan dengan
baik.

Kata Kunci : Semiotika, karya seni, Charles Sanders Peirce, coretan, garis.

BAB I

PENDAHULUAN
Sebagai seorang seniman seharusnya Seni sebagai suatu bentuk ekspresi seniman dari sifat-sifat kreatif,
emosional, individual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni yakni kreatif, maka seni
sebagai kegiatan manusia selalu melahirkan kreasi- kreasi baru, mengikuti nilai yang berkembang di
masyarakat. Seni juga merupakan hal yang menjadikan dunia terasa lebih indah. Karena seni itu sendiri
merupakan ekspresi yang muncul dari dalam diri manusia, yang dituangkan dalam berbagai macam karya,
salah satunya adalah seni lukis. Karya seni dapat dikatakan sebagai cermin pengalaman, kepribadian,
perasaan, seni terjadi karena proses seseorang yang dipengaruhi pengalaman hidup, pengetahuan yang
mempengaruhi lahirnya karya seni, pengalaman masa lalunya dapat divisualkan kedalam karya seni.
Namun karya seni juga mampu hadir dari apa yang bukan berada dalam diri manusia,seni mampu
merespon apapun yang hadir dalam sekitar kita, dalam hal ini merespon keadaan sosial yang dekat dalam
kehidupan sehari-hari, seorang seniman mampu melihat sesuatu dari prespektif yang berbeda dengan
mengedepankan esensi dari sebuah karya dalam merespon hal apapun, begitu pula yang dilakukan oleh
Mochamad Zakariya dalam karya-karyanya ia menuangkan berbagai respon terhadap isu yang terjadi
dengan meilhat berbagai permasalahan maupun sebuah keadaan sosial masyarakat, yang kemudian ia
representasikan kedalam karya-karyanya.
Mochamad Zakariyah adalah seorang perupa asal Malang kelahiran 1993 ia adalah salah satu dari sekian
banyak seniman atau perupa yang ada di Malang dan memiliki cirikhas dalam pekaryaanya dengan
menggunakan teknik pointilis, Teknik pointilis adalah salah satu teknik menggambar atau melukis yang
memanfaatkan bebearapa susunan titik yang kemudian diolah sedemikian rupa sehingga membentuk
suatu objek. Pembentukan objek melalui teknik ini dicapai dengan tingkat kerapatan dan kerenggangan
titik yang dibubuhkan sesuai dengan gelap terang sebuah objek yang dibuat. Dalam beberapa karyanya
Mochamad Zakariyah cenderung menggunakan teknik ini dalam setiap pekaryaannya
Sebagai seniman, Mochamad Zakariyah memvisualisasikan idenya ke dalam bentuk karyanya. Dalam
menemukan ide, ia melakukan suatu kontemplasi yang bergayutan dengan apa yang terjadi di sekitar
kehidupannya atau peristiwa masa lalu. Itulah yang dinamakan proses menemukan gagasan seorang
seniman dalam berkarya seni. Proses kreatif seniman bertolak dari intelektualisme, emosi serta bagaimana
ia memahami masalah-masalah realitas kehidupan dan kehidupan sosial masyarakat sehingga pengamat
dapat menangkap apa yang dimaksudkan seniman dalam karyanya. Seorang pelukis mengekspresikan ide
persoalannya tidak sekadar membuat coretan garis, bentuk, dan warna dalam media kanvas, tetapi ada
faktor eksternal yang mempengaruhinya. Masalah tersebut berhubungan dengan segi sosial, politik, dan
seni-budaya yang ada di sekitar lingkungan masyarakatnya. Berdasarkan masalah tersebut diatas telah
diungkapkan sasaran umum yang sudah dicapai dalam tulisan ini yaitu mengkaji bentuk estetika dan
kreativitas Seni lukis karya Mochamad Zakariyah secara representatif yang diberi judul “Kajian Karya
Seni Lukis Dengan judul “Trias Demonika” karya Mochamad Zakaria”.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Teori Semiotika

1. Kajian Teori Semiotika

Semiotika adalah suatu metode analisis yang digunakan dalam mengkaji suatu tanda dalam
bentuk. Seperti tanda-tanda dalam kehidupan sehari-hari. Secara etimologis, istilah semiotika
berasal dari kata Yunani semeion yang berarti “tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai
sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili
sesuatu yang lain. Secara terminologis, semiotika dapat didefinisikan sebagi ilmu yang
mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwaperistiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda.
Van Zoest mengartikan semiotika sebagai “ilmu tanda (sign) dan segala yang berhubungan
dengannya cara berfungsinya, hubungannya dengan kata lain, pengirimannya, dan penerimaannya
oleh mereka yang mempergunakannya.

Analisis karya Trias Demonika dalam tulisan ini menggunakan pendekatan hubungan unsur tanda
dari Charles Sanders Peirce yang disebut sebagai hubungan triadik atau segitiga semiotika.
Struktur triadik ini terdiri dari objek, ground, dan interpretan. Pierce kemudian membagi
hubungan antara tanda dengan acuannya yang dibedakan menjadi tiga, yaitu ikon, indeks, dan
simbol. Menurut Peirce, tanda, atau representamen merupakan yang pertama berdiri sebagai
relasi. Struktur triadik yang kedua, disebut dengan objek, kemudian sebagai penentu yang ketiga,
disebut sebagai interpretan, untuk diasumsikan sebagai relasi triadik yang sama pada objek yang
berdiri sendiri untuk objek yang sama. Berikut adalah segitiga semiotika Peirce.

Sejumlah penelitian yang pernah dibuat dan menjadi referensi serta acuan penulis dalam
menyusun kajian dengan judul “Kajian Karya Seni Lukis Dengan judul “Trias Demonika” karya
Mochamad Zakaria. Adalah sebagai berikut:

Penulis Fokus penelitian Tujuan Jenis penelitian Hasil penelitian


penelitian
Ryani Palje Disi Tema Mengkaji karya- Kualitatif- Dari penelitian
Silabun kemanusiaan karya affandi deskriptif dengan tersebut dapat
dalam lukisan dengan menggunakan diambil
affandi menemukan unsur teori Charles S. kesimpulan bahwa
kemanusiaan di Peirce kajian semiotika
dalamnya dapat dipakai
sebagai pisaiu
analisis untuk
mengetaahui atau
mengkaji makna
kemanusiaan yang
nampak dalam
karya-karya
affandi
Dea Syahnas Menganalisa Mengkaji secara menggunakan The gardian series
Paradita dan Evan objek gajah, keseluruhan teori Charles S. adalah karya lukis
Sapentri kerbau dan burung makna dari karya Peirce yang berjumlah 3
dalam lukisan lukis “The buah dan setiap
“The Guardian Guardian Series” dari karya tersebut
Series” karya saling
Agus Putu berkesinambungan
Suyadnya dan saling
terangkai. ke tiga
lukisan tersebut
merupakan
representasi dari
wujud dan upaya
kebo iwa untuk
memperkokoh
jaringan antar
nusantara
M. Kristanto; Dwi Menganalisa Untuk mengetahui Menggunakan Hasil dari kajian
Prasetiyawati semiotika karya bagaimana teori Roland tersebut adalah
D.H. seni pendidik Menganalisa Barthes pendidik PAUD di
PAUD melalui semiotik karya kota Semarang
teknik graving seni pendidik mampu
pada seni PAUD melalui menggambar
menggambar di teknik graving menggunakan
kota Semarang pada seni teknik graving
menggambar di secara baik, serta
kota Semarang memberikan
nuansa yang
variatif dan
mampu
menuangkan ide-
ide kedalam
gamba, sehingga
maksud dan
tujuannya
tersampaikan
dengan bak
HASIL PEMBAHASAN
“TRIAS DEMONIKA” Mochamad Zakariyah

“TRIAS DEMONIKA adalah karya yang dibuat untuk menggambarkan sekumpulan pemegang kuasaan
besar yang mampu mengontrol kehidupan di bawahnya. Mereka bisa bebas membakar, memberi
kejayaan bahkan menjadi tuhan baru dengan kekuasaan yang mereka miliki. Saya menggambarkan tiga
kekuatan besar tersebut dalam dua sosok kambing berbadan manusia yang banyak dipercayai sebagian
mahluk berkekuatan besar dan supernatural dalam cerita – cerita okultis. Kemudian saya
menggambarkan satu sosok mahluk besar di kelilingi api sebagi simbol kekuatan yang lebih besar
mengontrol 2 mahluk di bawahnya. Saya mengerjakan karya ini dengan tehnik stiplling atau dotting
menggunakan drawing pen diatas kertas berukuran 20cmx50cm”.
Menurut Pierce, hubungan antara tanda dengan acuannya dibedakan menjadi tiga, yaitu ikon,
indeks, dan simbol. Analisis karya Suyadnya yang berjudul “Trias Demonika” akan dilihat dalam
kajian semiotika dan dijelaskan pada tabel di bawah ini:

Tabel 1: Analisis Ikon, Indeks, dan Simbol pada lukisan Trias Demonika.

UNSUR WARNA BENTUK PROPERTI SITUASI


Ikon Warna dari objek Diambarkan ada Sayap dan api Situasi yang
dalamkarya seperti mahluk bertanduk digambarkan
manusia berkepala diatas dua mahluk mememperlihatkan
kambing dan lainya yang ke seraman dengan
tengkorak semua berkepala kambing bara api yang
digambarkan dengan banyak mengelilingi objek
dengan warna tengkorak di serta suasana
hitam dan putih bawahnya ornamen ketegangan dengan
seperti api di menampilkan
gambarkan pada sebuah kekuasaan
bagian belakang dari objek mahluk
dan samping bertandung yang
gambar berada paling atas
atau tingi dari objek
objek lainnya
Indeks Warna hitam putih Objek mahluk Penggambaran Kejam, jahat,
memberikan kesan bertanduk sayap dan api oposisi, penindasan
kegelapan dari digambarkan paling memberikan serta kekuasaan
lukisan tersebut, besar dan berada di kesan kejahatan
nuasan kegelapan posisi paling dan kekuasaan
bahkan kejahatan tinggiseakan
terbangun dengan menjadi penguasa
pemilihan warna dengan dua tokoh
hitam dan putih lainnya dibawahnya
memperlihatkan
sebuah sekutu yang
paling berkuasa
diantara lainya
Simbols Warnahitam pada Wajah seram serta Sayap pada Situasi gelap
bakground kaku yang punggung mahluk dimainkan dengan
melambangkan digambarkandalam bertanduk pemilihan warna
sebuah kegelapan sosok objek mahluk menandakan hitamdan putih
sedangkan untuk bertanduk sebuah kekuasaan menggambarkan
objek tidak begitu menandakan yang tinggi dan kegelapan dan
spesifik keangkuhan dan mahluk yang suasana seram
menunjukan warna superioritas serta lebih spesial
hal ini dikarenakan penggambaran daripada yang
gaya dan teknik tengkorak yang lain.
yang diterapkan berada dibawah
oleh sang seniman menandakan
yaitu ink on paper. sebuah penindasan
Sedangkan untuk keterpurukan suatu
warna terang atau kaum
putih
menggambarkan
cahaya yang di
dapati dari
penggambaran api

Dari hasil pembahasan di atas secara keseluruhan Mochamad Zakariyah ingin menyampaikan
bahwasanya dalam sebuah pemegang kekuasaan siapapun mampu memegang penuh atas
kekuasaanya ia mampu menindas bahkan mengangkat derajat seseorang sesuai keinginannya,
dalam hal kekuasaan siapa yang tertinggi dan terkuat ialah yang mampu berkuasa dan berhak atas
semuanya. Seorang penguasa akan mengontrol seluruh kehidupan dibawahnya atas semua
kemauannya entah dengan berlandaskan kebaikan atau keuntungan pribadi. Demi mewujudkan
visual tersebut Mochamad Zakariyah terlebih dahulu mengbservasi keadaan sosial politik pada
zaman sekarang yang kemudian ia tuangkan kedalam sebuah karya yang berjudul “trias
Demonika”

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis menggunakan teori semiotika Charles Sanders Peirce di atas Mochamad
Zakariyah mampu menuangkan aspirasinya terhadap sebuah karya yang berupa representatif dari
sistem politik kekuasaan yang ia maknai sendiri. Dalam hal ini ia mampu memuculkan kesan
kerasnya sistem politik dalam sebuah kekuasaan dengan menampilkan objek-objek seram yang ia
maknai sebagai gambaran visual dari bentuk sistem poliitik kekuasaan. Ide-ide serta metafora di
visualkan secara briliant dengan memanfaatkan ketertarikan terhadap hal-hal yang berbau
mitologi kuno Mochamad Zakariyah dengan mudahnya me metaforakan gambaran penguasa
dengan bentuk atau karakter mitologi seperti dua sosok kambing berbadan manusia yang banyak
dipercayai sebagian mahluk berkekuatan besar dan supernatural dalam cerita – cerita okultis.

DAFTAR PUSTAKA
Dharsono Sony Kartika. “Kritik Seni”. 2004

Sobur, Alex, Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rodaksa, 2009

Soedarso SP, Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern, Jakarta: CV Studio Delapan Puluh
Enterprise.

Piliang, Yasraf Amir, Semiotika dan Hipersemiotika, Bandung: Matahari, 2012

Budiman, Kris, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitas, Yogyakarta, Jalasutra, 2011.

Anda mungkin juga menyukai