Anda di halaman 1dari 2

TUGAS TEORI SASTRA

LAPORAN KELOMPOK
(Theresia Pangestuti/154114028)
(Magdalena Fatima A./174114010)
(Agustinus Seco Kus Demas Putra/154114033)
(Michale Yuan Nora/154114003)

A. Teori Ekpresivisme
Teori ekpresivisme merupakan teori yang memandang karya sastra
sebagai pernyataan atau ekspresi dunia batin pengarangnya. Teori ini dianggap
sebagai studi yang sistematis tentang psikoligis pengarang dan proses kreatifnya.
Manusia sebagai pencipta mendapat perhatian yang khusus. Teori ini sering
disebut sebagai teori pendekataan biografis. Karena penelaah menelaah lewat
menginterpretasikan dokumen, surat, laporan saksi mata, ingatan , maupun
pernyataan-pernyataan otobiografis pengarang. Bisa disimpulkan teori
ekspresivisme membedah karya sastra dengan menelaah biografi pengarang dan
proses kreatifnya.

B. Teori Formalisme Rusia


Teori ini memandang karya sastra sebagai suatu keseluruhan struktur
utuh dan otonom berdasarkan paradigma struktur kebahasannya. Serta menilite
teks-teks yang dianggap sebagai teks kesastraan. Teks sastra adalah bentuk baru
yang menyimpang dari bentuk bahasa biasa. Pembaca merasa heran dan asing
terhadap bentuk menyimpang itu dan membuatnya memandang kenyataan
dengan cara baru. Bahasa sehari-hari disulap, dimanipulasi dengan berbagai
Teknik merum, irama, sintakasis, struktur gramatikal dan sebagainya. Teori
formalisme ini memiliki 4 dalil utama, yaitu: defamaliarisasi dan deotomatisasi,
teori naratif, analisis motif, dan funsi puitik dan objek estetik.
Defamiliarisasi dan deotomatisasi merupakan sifat kesastraan muncul
akibat penyusuana dan penggubahan bahan yang semula netral anaeh dan asing.
Para pengarang menyulap teks-teks dengan efek mengasikan dan melepaskannya
dari otomatisasi/deotomatiasasi. Proses penyulapan oleh pengarang disebut
defamiliarisasi (proses membuat teks menjadi tidak familiar/akrab).
Teori naratif ialah dikotomi bentuk dan isi oleh aliran ini diubah menjadi
dikotomi antara struktur (yang terorganisasi baik aspek formal maupun
semantik) dengan bahan material (yang tak terorganisasi). Untuk menganalisis
teks naratif, aliran ini membedakan antara cerita, alur, dan motif.
Analisis motif disini menganalisis sebuah unsur yang penuh arti dan
yang diulang-ulang di dalam satu atau sejumlah karya. Motif disini memperolah
fungsi sintaksis. Bila motif itu dibaca dan direfleksikan maka pembaca melihat
motif-motif dalam keseluruhan dan dapat menyimpulkan sebuah motif dasar.
Motif dasar dirumuskan, maka kita akan menjumpai tema sebuah karya sastra.
Fungsi puitik dan objek estetik, istilah fungsi ini mengacu pada
penempatan suatu karya sastra dalam modus komunikasi yang meliputi relasi
antara pengarang, teks, dan pembaca. Dalam setiap ungkapan bahasa terdapat
sejumlah fungsi yang berkaitan dengan beberapa faktor seperti konteks, juru
bicara, pengarang, penerima, pembaca, dan isi atai pesan bahasa itu sendiri.
Dalam pemakaian bahasa sastra, fungsi puitis paling dominan. Pesan bahasa
dimanipulasi secara fonis, grafis, leksikosemantis sehingga kita menyadari
bahwa pesan yang bersangkutan harus dibaca sebagai karya sastra. Karya sastra
yang sudah utuh dan tidak berubah adalah artefak. Artefak yang sudah dihayati
dan dinikmati oleh pembaca menjadi objek estetik.

C. Teori Strukturalisme
Teori struktualisme mengacu kepada sekelompok penulis di paris yang
menerapkan metode dan istilah-istilah penulis yang dikembangkan oleh
Ferdinand De Saussure. Struktualisme menetang teori mimetik yang
berpandangan bahwa karya sastra adalah tiruan kenyataan, teori ekspresif yang
menganggap sastra pertama-tama sebagai ungkapan perasaan dan watak
pengarang, dan menentang teori-teori yang menganggap sastra sebagai media
komonikasi antara pengarang dan pembacanya.

Anda mungkin juga menyukai