Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ANEMIA

“Pengenalan Tanda Bahaya Pada Ibu dan Janin Masa Kehamilan Muda”

Kelompok 1

1. Aten Sapitri Cahyanti 6. Oktavia Anggraini


2. Cindi Zhafira 7. Priska Ria Resintia S.
3. Friska Oktaria M. 8. Reta Anggraini
4. Friska Shintia 9. Yollanda Risa
5. Jumatul Aini 10. Yulia Artarina

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PRODI DIII KEBIDANAN

KELAS II B

2020

1
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas curahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga
makalahmengenai Pengenalan Tanda Bahaya Pada Ibu dan Janin Masa Kehamilan
Muda dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan pada
Rasulullah Muhammad Saw yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah hingga zaman
yang penuh ilmu pengetahuan. Aamiin.

Makalah Pengenalan Tanda Bahaya Pada Ibu dan Janin Masa Kehamilan Muda
ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran bagi para pembaca supaya terciptanya rasa
semangat dalam belajar. Semoga makalah ini menjadi alternatif untuk proses pembelajaran
mata kuliah asuhan kebidanan persalinan.

Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari segala kekurangan baik dari segi isi
ataupun bahasa. Oleh karena itu penulis berharap untuk kritikan dan saran yang membangun
agar penulis bisa melakukan perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya, kepada Allah
Swt.jualah kami mohon taufik dan hidayah-Nya semoga usaha ini senantiasa dalam
keridhaan-Nya. Aamiin.

Bengkulu, 30 September 2020

Penulis

2
Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………………..


B. Rumusan Masalah ………………………………………………………
C. Tujuan …………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Anemia ……………………………………………………..


B. Tanda dan Gejala Anemia ……………………………………………..
C. Penyebab Terjadinya Anemia …………………………………………
D. Faktor Resiko yang Mempengaruhi Anemia ………………………….
E. Dampak/Komplikasi ……………………………………………………
F. Pencegahan …………………………………………………………….

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………….
B. Saran ……………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu risiko yang harus diwaspadai
karena dapat memengaruhi kesehatan ibu dan janin. Anemia pada ibu hamil yang
tidak ditangani dengan benar dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi yang
berbahaya, seperti persalinan premature. Selain itu, anemia dapat meningkatkan risiko
berat badan lahir rendah pada bayi. Pada sisi ibu, anemia dapat meningkatkan risiko
depresi pasca persalinan dan kematian ibu pasca persalinan.
Ibu hamil memerlukan lebih banyak sel darah untuk mendukung
perkembangan janin. Anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan kebutuhan dini
tidak mencukupi, sehingga oksigen yang disalurkan pada jaringan tubuh dan janin
menjadi terbatas.
Kadang-kadang gejala anemia pada ibu hamil juga tampak mirip dengan
gejala kehamilan pada umumnya. Apalagi anemia ringan yang tidak menimbulkan
gejala yang jelas.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian anemia
2. Sebutkan tanda dan gejala anemia pada ibu hamil
3. Apa saja penyebab terjadinya anemia pada ibu hamil
4. Apa saja factor risiko yang mempengaruhi anemia pada ibu hamil
5. Apa saja dampak dari anemia pada ibu hamil dan janin
6. Bagaimana pencegahan dari anemia pada ibu hamil

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu anemia
2. Untuk mengetahui tanda dan gejala anemia pada ibu hamil
3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya anemia pada ibu hamil
4. Untuk mengetahui factor risiko pada ibu hamil
5. Untuk mengetahui dampak dari anemia terhadap ibu hamil dan janin
6. Untuk mengetahui cara pencegahan anemia pada ibu hamil

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. pengertian

anemia pada wanita hamil di Indonesia berkisar 20-80%, tetapi pada umumnya
banyak penelitian yang menunjukkan lebih besar yaitu 50%. Di wilayah Indonesia bagian
barat tergolong Anemia adalah kondisi saat tubuh kekurangan sel darah merah sehat untuk
membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Saat jaringan tubuh kekurangan oksigen,
kinerja organ jadi terhambat. Anemia pada ibu hamil perlu diwaspadai karena bisa
menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah, bayi lahir prematur, dan kematian pada
ibu. Ibu hamil berisiko mengalami anemia karena sebagian darahnya digunakan untuk
mencukupi nutrisi bayi dalam kandungan.

tinggi, Aceh 56,6%, Sumatera utara 77,9%, Sumatera Barat 8,9%, Riau 65,6%, Jambi
74,2%, Sumatera Selatan 58,3%, Lampung 60,7%. Tujuan penelitian : Untuk menganalisis
faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Bandar Jaya Lahat Kabupaten Lahat tahun 2016. Metode : Pengambilan sampel
menggunakan desain analitik, rancangan cross sectional dengan teknik purposive sampling,
Sampel berjumlah 49responden. Dengan variabel independen adalah usia ibu hamil, paritas,
jarak kelahiran, usia kehamilan, dan pengetahuan. Dan variabel dependen adalah kejadian
anemia pada ibu hamil. Data dianalisis menggunakan Chi Square. Hasil penelitian: Usia ibu
hamil terbanyak yaitu usia 35 tahun sebanyak 28 responden (75,1%), paritas

anemia pada ibu hamil yang tidak ditangani dengan benar dapat meningkatkan risiko
terjadinya komplikasi yang berbahaya, seperti persalinan prematur. Selain itu, anemia juga
dapat meningkatkan risiko berat badan lahir rendah pada bayi. Pada sisi ibu, anemia dapat
meningkatkan risiko depresi pasca persalinan dan kematian ibu pasca persalinan

B. gejalah dan ciri – ciri ibu anemia

Beberapa ciri-ciri anemia pada ibu hamil yang kerap dikeluhkan di antaranya:

1.lemah dan gampang lelah

2.pusing

3.sesak napas

4.detak jantung cepat dan napas tidak teratur

5.nyeri dada

6.kuit,bibir,dan kuku pucat


5
7.tangan dan kaki dingin

8.susah kosentrasi

9. Perubahan pada indera perasa

10. Rambut rontok

11. Telinga berdenging

12. Sariawan di pinggir mulut.

C. cara mengatasi

anemia pada ibu hamil dapat dengan mudah diatasi dengan menambahkan
suplemen zat besi atau vitamin khusus selama kehamilan .ibu hamil dianjurkan minum
suplemen zat besi dengan mempertimbangkan waktu yang tepat

hindari susu,keju,yogurt,telur,kopi,dan teh satu jam sebelum dan dua jam setelah
mengonsumsi suplemen zat besi.beberapa asupan tersebut dapat mnghambat penyerapan
zat besi perlu diketahui,konsumsi suplemen zat besi terkadang bisa memperburuk mual

untuk mengantisipasinya ibu hamil disarankan makan dalam porsi kecil tapi
sering .ibu hamil juga minum suplemen zat esi tetapi sebelum tidur

paa dasarnya hal yang menyebabkan ibu hamil mudah masuk angin adalaha ibu
hamil pada dasarnya ibu hamil membutuhkan tranfusi darah untuk mengatasi anemia

tak hanya mengonsumsi suplemen saja pada ibu hamil bisa denga mencukupi
kebutuhan zat besi setelah setidaknya 30 miligram per hari

1. Mengonsumsi suplemen zat besi

Suplemen zat besi yang umum diberikan adalah ferrous sulphate, yang dikonsumsi
2-3 kali per hari. Namun, sebagian orang mengalami efek samping dari konsumsi suplemen
zat besi ini, seperti sakit perut, diare atau konstipasi, nyeri ulu hati, mual, atau tinja yang
berwarna gelap. Konsultasi ke dokter jika Anda merasakan efek samping ini setelah
mengonsumsi suplemen zat besi.

2. Menambah asupan makanan kaya zat besi

Selain melalui suplemen, kekurangan zat besi juga bisa ditangani melalui pola
makan yang sehat dan teratur. Menambah asupan makanan mengandung zat besi merupakan
salah satu cara menangani dan mencegah anemia pada ibu hamil. Konsumsi makanan dengan
gizi seimbang, kemudian tambahkan minimal tiga porsi makanan kaya zat besi. Contoh
makanan yang banyak mengandung zat besi antara lain:

6
- Ikan, daging merah, ayam.

- Sayur berwarna hijau gelap.

- Kacang-kacangan dan biji-bijian.

- Sereal yang sudah difortifikasi zat besi.

- Telur dan tahu.

3. Memenuhi kebutuhan vitamin C

Agar tubuh dapat menyerap zat besi dengan maksimal, diperlukan juga vitamin C,
yang dapat ditemukan dalam jeruk, stroberi, kiwi, dan tomat. Kombinasikan makanan yang
mengandung tinggi zat besi dan tinggi vitamin C, untuk asupan optimal.

Jangan anggap remeh anemia pada ibu hamil, karena bahaya anemia pada ibu hamil
dapat mengganggu perkembangan janin dan kondisi kesehatan ibu hamil secara keseluruhan.
Konsultasikan kepada dokter untuk menjalani pemeriksaan zat besi dalam darah jika
mengalami gejala anemia pada ibu hamil seperti yang disebutkan di atas.

Terakhir diperbarui: 9 Maret 2018

ibu hamil bisa menanmbahkan beberapa makanan kaya zat besi ,di antaranya

a.daging mrah,ayam

b.brokoli,kangkung

c.kacang-kacangan

d.lentil,tahu,tempe

e. Merasa gatal-gatal

selain itu ibu hamil juga perlu mengonsumsi asupan kaya vitamin C .zat gizi ini
penting untuk membantu penyerapan zat besi .beberapa asupan tinggi vitamin C
diantaranya jeruk ,stroberi,buah kiwi,dll

7
mengigat cara mengatasinya anemia pada ibu hamil sangat tergantung penyebabnya
,penting untuk mendiskusikan solusinya dengan dokter pasalnya terkadang penyebab
anemia pada ibu hamil juga bisa dilatari penyakit tertentu

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Anemia adalah kondisi saat tubuh kekurangan sel darah merah sehat untuk membawa
oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Saat jaringan tubuh kekurangan oksigen, kinerja organ
jadi terhambat. Anemia pada ibu hamil perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan bayi lahir
dengan berat badan rendah, bayi lahir prematur, dan kematian pada ibu. Ibu hamil berisiko
mengalami anemia karena sebagian darahnya digunakan untuk mencukupi nutrisi bayi dalam
kandungan.adapun gejalah.pusing.sesak napas.detak jantung cepat dan napas tidak teratur
.nyeri dada.kuit,bibir,dan kuku pucat.tangan dan kaki dingin dll

Dengan adanya anemia ibu hamil juga perlu mengonsumsi asupan kaya vitamin
C .zat gizi ini penting untuk membantu penyerapan zat besi .beberapa asupan tinggi
vitamin C diantaranya jeruk ,stroberi,buah kiwi,dll

mengigat cara mengatasinya anemia pada ibu hamil sangat tergantung penyebabnya
,penting untuk mendiskusikan solusinya dengan dokter pasalnya terkadang penyebab
anemia pada ibu hamil juga bisa dilatari penyakit tertentu

Saran

Berdasarkan hasil penelitian peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut : Instansi


kesehatan agar dapat meningkatkan edukasi terkait pengetahuan tentang kehamilan untuk
mencegah kejadian anemia, kontrol kehamilan yang teratur di puskesmas atau tenaga
kesehatan, usia kehamilan yang aman yaitu usia 20 sampai 35 tahun dan kehamilan yang
terencana dengan pengaturan jarak kelahiran >2 tahun.Pasangan yang ingin memiliki anak
diharapkan untuk mengikuti edukasi tentang kehamilan yang diadakan oleh instansi
kesehatan setempat, memperhatikan usia kehamilan yang aman yaitu usia 20 sampai 35
tahun, dan memperhatikan jarak kehamilan yang aman >2 tahun.Ibu hamil diharapkan dapat
melakukan kontrol kehamilan yang teratur di puskesmas atau tenaga kesehatan, dan menjaga
kehamilan agar terhindar dari kejadian aneia pada ibu hamil.

8
DAFTAR PUSTAKA

Martuti S dan Sukati S. Profil Kesehatn Ibu Hamil di Propinsi Jawa Barat dan
Nusa Tenggara Barat. Penelitian Gizi dan Makanan Puslitbang

Gizi Bogor, 2014. Noverstiti, E., 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Anemia pada Ibu HamilTrimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Air
Dingin Kota Padang tahun 2012.

STIKES Peringsewu Lampung. Notoatmodjo, S. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka


Cipta. Jakarta, 2012. Hal 37-182.

Anda mungkin juga menyukai