Penyunting:
Rahmah Purwahida, S.Pd., M.Hum.
Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
DAFTAR ISI
Hal
101
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
102
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
DAFTAR GAMBAR
Hal
103
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
DAFTAR TABEL
Hal
DAFTAR GRAFIK
104
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
PENDAHULUAN
105
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Sebagai akhir dari unit pembelajaran Teks Cerita Sejarah, dibuatlah penguatan
berupa simpulan dan umpan balik. Diharapkan dengan penyajian unit
pembelajaran Teks Cerita Sejarah ini dapat membantu mempermudah peserta
didik dalam pembelajarannya. Terima kasih.
106
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
Mengidentifikasi
informasi, yang mencakup
orientasi, rangkaian
kejadian yang saling
berkaitan, komplikasi dan
resolusi dalam cerita
sejarah tulis
107
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
108
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
109
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
110
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
Apakah Saudara pernah membaca atau mendengar cerita pada masa lampu
atau asal-usul suatu benda? Cerita tersebutlah yang dinamakan dengan teks
cerita sejarah. Teks cerita sejarah adalah teks yang di dalamnya menjelaskan
atau menceritakan tentang fakta atau kejadian masa lalu yang menjadi asal
muasal sesuatu yang memiliki nilai sejarah.
Para penikmat cerita sejarah pada tahun 80-an itu akan mengenali nama-nama
legendaris untuk generasi pertama, seperti S.H. Mintardja penulis Naga Sasra
Sabuk Inten dan Api di Bukit Menoreh, atau Hermawan Pratikto melalui
karyanya Bende Mataram (1964), dan Asmaraman Sukowati Kho Ping Ho yang
sangat piawai membanggun kisah dunia persilatan berlatar negeri Tiongkok
meski penulis sendiri tidak pernah mengunjungi negeri tersebut. Mereka
semua adalah suhu cerita silat yang kini telah meninggal dunia. Generasi
selanjutnya kedua adalah Arswendo Atmowiloto, tetapi tidak tahu karena
mengapa selepas menciptakan novel Senopati Pamungkas (2003), tidak
pernah lagi kelihatan karyanya.
111
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Sepeninggalan mereka, ranah cerita sejarah seperti ruang datar, tidak ada lagi
karya baru yang menjawab kerinduan para pembaca. Geliat itu kembali
muncul setelah novel pentalogi Gajah Mada yang dirilis Langit Kresna Hariadi
pada tahun 2004. Sejak itulah penulis-penulis, baru bermunculan
menawarkan novel-novel berlatar sejarah Nusantara dalam banyak varian
tema (Nurhayati, 2014: 25-26). Serial pentalogi novel Gajah Mada bersanding
dengan novel sejarah lainnya, seperti Nagabumi (2009) karya Seno Gumira
Ajidarma, Mahkota yang Terbelah karya Wid Kusuma (2011), Pangerang
Dipenogoro Menggagas Ratu Adil karya Remy Sylado (2007), Pendekar
Sendang Drajat karya Viddy AD Daery, Sabda Palon karya Damar Shashangka,
Naga Bhumi Mataram: Mengungkap Jati Diri karya El Pramono (2012), The
True History of Majapahit karya Gamal Kamandoko (2009), Geger Perang
Bubat Gajah Madakah Dalang Semua Petaka Itu karya Wahyu Haryono (2013),
Ratu Kalinyamat karya Murthado Hadi (2010), La Galigo karya Dul Abdul
Rahman (2012), hingga kisah para wali.
112
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
SOAL-SOAL UN/USBN
Berikut di bawah ini contoh soal Ujian Nasiona topik teks cerita sejarah pada
Komptensi Dasar (KD) 3.3 Mengidentifikasi informasi, yang mencakup
orientasi, rangkaian kejadian yang saling berkaitan, komplikasi dan resolusi
dalam cerita sejarah lisan atau tulis. KD tersebut terdapat di kelas XII. Soal itu
disajikan sebagai sarana berlatih bagi peserta didik untuk menyelesaikan
jawabannya. Selain itu, soal dapat dijadikan acuan untuk membuat
pengembangan soal yang lebih tinggi pada teks cerita sejarah.
Analisis Soal UN 2017
NO SOAL TAHUN
UN Nomor 1-2 Tahun 2017 2017
113
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Identifiaksi
114
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
BAHAN PEMBELAJARAN
A. Aktivitas Pembelajaran
Unit Teks Cerita Sejarah ini mencakup dua aktivitas pembelajaran secara
berpasangan sesuai dengan jumlah KD yang tersedia. Pasangan KD pertama
ialah KD pengetahuan pertama “mengidentifikasi informasi yang mencakup
orientasi, rangkaian kejadian yang saling berkaitan, komplikasi dan resolusi
dalam cerita sejarah lisan atau tulis”, berpasangan dengan KD keterampilan
pertama “mengontruksi nilai-nilai dari informasi cerita sejarah dalam sebuah
teks eksplanasi”. Sedangkan pasangan KD kedua ialah KD pengetahuan kedua
“menganalisis kebahasaan cerita atau novel sejarah” berpasangan dengan KD
keterampilan kedua ”menulis cerita sejarah pribadi dengan memperhatikan
kebahasaan”. Kedua aktivitas pembelajaran tersebut berbasis pendekatan
saintifik dengan model yang sesuai dengan karaktersitik KD-nya, model
discovery learning.
Tujuan aktivitas:
115
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kegiatan Inti
116
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
117
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
118
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
Pembuktian (Verification)
119
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Tujuan aktivitas:
a. Peserta didik dapat menganalisis kebahasaan teks cerita sejarah atau novel
sejarah
b. Peserta didik dapat menulis cerita sejarah pribadi dengan memperhatikan
kebahasaan.
Kegiatan Pendahuluan
1. Peserta didik mengucapkan salam dan bersama-sama berdoa sebelum
pembelajaran dimulai.
120
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
Kegiatan Inti
121
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
122
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
Bala Sanggrama karya Langit Kresna Hariadi (2013: 243-246) dan Ken
Arok Sumelang Gandring karya Zaenal Fanani (2015: 1-3) sebagai model.
3. Setiap pasangan mencermati teks yang dibagikan selanjutnya
mendiskusikan kebahasaan teks cerita sejarah.
4. Setiap pasangan mendata dan mencatat hal-hal penting berkaitan dengan
struktur teks dan kaidah kebahasaan pada dua teks yang dibagikan.
5. Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang
belum dipahami.
123
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Pembuktian (Verification)
124
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
125
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kegiatan Penutup
1. Pendidik dan peserta didik menyimpulkan pembelajaran tentang
menganalisiskebahassan dan menulis teks cerita sejarah berdasarkan
pengalaman pribadi dengan memperhatikan kebahasaan.
2. Peserta didik dan pendidik melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilakukan.
3. Pendidik menyampaikan tugas memperkaya kemampuan menulis teks
cerita sejarah berdasarkan pengalaman pribadi dengan memberikan
tugas menulis teks cerita sejarah berdasarkan tokoh atau peristiwa
sejarah lainnya.
4. Peserta didik mengakhiri kegiatan pelajaran dengan mengucapkan rasa
syukur kepada Tuhan YME dan mengucapkan terima kasih kepada
pendidik.
126
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
Tujuan
Pada akhir kegiatan ini, peserta diharapkan dapat mengidentifikasi
informasi dan mengontruksi nilai-nilai dari informasi teks cerita sejarah.
Petunjuk Kegiatan
a. Kerjakanlah tugas secara berkelompok.
b. Setiap kelompok bertugas membaca teks cerita sejarah.
c. Setiap kelompok membaca dan mendata informasi yang terdapat
cuplikan dua teks, teks cerita sejarah dengan teks sejarah yang
tersedia pada bahan ajar ini dengan cermat!
d. Secara individu, peserta didik mengontruksi nilai-nilai dari informasi
teks cerita sejarah yang sudah didata dan dirancang dalam sebuah
teks eksplanasi.
127
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
1. Kapankah dan di manakah latar waktu cerita dalam kutipan teks cerita
sejarah tersebut dibuat?
........................................................................................................................................
2. Peristiwa apa saja yang dikisahkan?
......................................................................................................................................
3. Siapa saja tokoh yang terlibat dalam penceritaan?
.......................................................................................................................................
4. Apakah latar waktu, tempat, tokoh, dan peristiwa sudah dikenal atau
belum?
......................................................................................................................................
5. Di bagian apa saja yang menandakan bahwa teks tersebut tergolong ke
dalam teks cerita sejarah?
.........................................................................................................................................
128
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
Gambar 3 Novel Dyah Pitaloka Senja di Langit Majapahit Karya Hermawan Aksan
Langit yang menaungi Negeri Sunda tetap kelabu, mega-mega ikut berduka,
dan gerimis turun tatkala menghadap Bunisora serombongan utusan dari
Majapahit Wilwatikta. Ketiga pemimpin urusan itu, masing-masing Sang
Dharmmadhyaksa Ring Kacaiwan (kepala agama Siwa), Dharmmadhyaksa
Ring Kasogatan (kepala agama Buddha), dan Dharmmadhyaksa Ring
Waisnawa (kepala agama Wisnu), yang disertai pengiring masing-masing,
disambut gembira Mangkubumi Bunisora dan para pangagung negeri.
Para utusan menyampaikan surat prabu Hayam Wuruk yang tertulis di
lembar-lembar lontar.
Bunisora mengurai empat lembar surat lontar Prabu Hayam wuruk.
Prabu Hayam Wuruk bercerita tentang kesalahpahaman antara Mahapatih
Gajah Mada dan utusan Negeri Sunda sehingga terjadi perang di Tegal
Bubat. Semua orang Negeri Sunda, termasuk Prabu Maharaja Linggabuana
dan sang putri Dyah Pitaloka, gugur. Jumlahnya 93 orang. Di pihak lain,
Majapahit kehilangan 1.274 prajuit dan perwira, 9 ekor gajah, dan 18 ekor
kuda.
Raja Majapahit juga memohon maaf atas segala kesalahan dan perbuatan
yang telah dilakukan oleh para senapati dan pasukannya, seraya berharap
semoga gugurnya sang Prabu Maharaja tidak membawa celaka dan
melenyapkan kesentosaan hidup penduduk Negeri Majapahit.
Karena itu, Sri Rajasanagara Hayam Wuruk berjanji dengan sepenuh hati
kepada wakil raja Sunda, yaitu Mangkubumi Bunisora dan segenap
pangagung kerajaan, angkatan perang, keluarga raja, serta penduduk di
seluruh wilayah Negeri Sunda, bahwa Majapahit tidak akan menyerang
Negeri Sunda dan tidak ingin menguasainya. Sebaliknya, Negeri Sunda
diharapkan tidak melakukan serangan balasan kepada Majapahit dan
menganggap peristiwa Bubat itu sebagai peristiwa yang sudah lewat.
Majapahit ingin bekerja sama dan bersahabat dengan Negeri Sunda,
masing-masing sebagai negera merdeka yang tidak akan bertentangan.
Majapahit berjanji tidak akan menyakiti hati penduduk Negeri Sunda untuk
kedua kalinya.
Mangkubumi Bunisora Suradipati dan para petinggi serta keluarga raja
terpaku tanpa kata setelah membaca surat Raja Wilwatikta.
Air mata pun tertahan lagi tumpah bersama-sama.
Mereka merasakan duka sangat dalam.
129
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
130
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
Cinta.
Bardasarkan cuplikan teks cerita sejarahtersebut, lakukan kegiatan
penjelasan dan pengidentifikasian struktur teks cerita sejarah ke dalam
kolomberikut ini.
1.3. LKPD Menentukan Informasi dari Dua Teks yang Berbeda, Teks Cerita
Sejarah dengan Teks sejarah
Bacalah cuplikan Teks Cerita Sejarah Gajah Mada Hamukti Palapa karya
Langit Kresna Hariadi (2007)
131
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Gambar 4 Novel Gajah Mada Hamukti Palapa Karya Langit Kresna Hariadi
Gajah Mada mengucapkan sumpah palapa dengan ikhlas oleh karenanya dia
amat marah ketika diejek sewaktu mengucapkan sumpahnya itu di
balairung Majapahit. Kesungguhan sumpah Gajah Mada terlihat dari
perbuatannya dalam melaksanakan program politik penyatuan Nusantara,
karena hakikatnya, sumpahnya itu merupakan pengumuman resmi tentang
program politik pemerintahan yang dipimpinnya. Gajah Mada bisa
dinyatakan sebagai pemimpin di dalam menentukan dan melaksanakan
program politik pemerintahan, karena dia sebagai Mahapatih
Amangkhubumi Majapahit yang semasa itu kerajaan dipimpin oleh seorang
Rani Tribhuwanottunggadewi. Berikut kutipan dari Serat Pararaton yang
menjelaskan sumpah Gajah Mada (Brandes, 1920: 36 dalam kutipan
Nurhayati, 2018:40).
132
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
Sira Gajah mada patih amangkhubumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah
Mada: “Lamun huwus kalah nuṣantara isun amukti palapa; lamun kalah ring
Gurun, ring Seran, Taňjung pura, sira Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali,
Suṇḍa, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa”. Sira sang mantri
samalungguh ring panangkilan pěpěk. Sira Kěmbar apaměleh, sira Jabung
terewes, sira Lěmbu pětěng gumuyu. Tumurin sira Gajah mada matur ing
talampakan bhaṭara ring Koripan, runtik sira kataḍahan kabuluhan denira
arya Tadah. Akweh doṣanira Kěmbar, sira Warak ingilakěn, tan ucapěn sira
Kěmbar, sami mati.
1 ...................................................................... ......................................................................
2 ...................................................................... ......................................................................
3 ...................................................................... ......................................................................
4 ...................................................................... ......................................................................
5 ...................................................................... ......................................................................
133
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Jadi aku hendak bercerita tentang buangan yang lain lagi, tentang sejumlah
orang yang terbuang hanya karena mereka itu perawan remaja yang
diinginkan. Cerita ini aku himpun dari teman-teman yang pernah bertemu
dengan mereka, baik langsung atau tidak.
Pada senja hari 16 Agustus 1969 kami, sekitar 800 orang, telah berada di
atas Kapal “Adri” 15, meninggalkan Pelabuhan Sodong, Nusa Kambangan.
Kapal berangkat. Kami berangkat ke pembuangan di Pulau Buru. Besok
adalah 17 Agustus 1969, ulang tahun proklamasi ke-24. Ada di antara kami
yang waktu belum lahir(Toer, 2011a:46).
134
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………
Tujuan
Pada akhir kegiatan ini, peserta diharapkan dapat menganalisis
kebahasaan dan menulis cerita sejarah pribadi dengan memperhatikan
kebahasaan.
Petunjuk Kegiatan
135
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Bacalah cuplikan teks cerita sejarah Majapahit Bala Sanggrama karya Langit
Kresna Hariadi (2013: 245).
136
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
Bacalah cuplikan teks cerita Sejarah Ken Arok Sumelang Gandring karya Zaenal
Fanani di bawah ini.
137
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
2 Antyesti
2.4 LKPD Merancang Tahapan Pra-teknis untuk Penulisan Teks Cerita Sejarah
an baku
1 ...........................................................................................
Ketersediaan referensi?
..........................................................................................
b. Perbandingan buku-buku sejenis?
..........................................................................................
138
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
2.5 LKPD Merancang Tahapan Persiapan Teknis dan Teknis Penyusun Teks
Cerita Sejarah
N Tahapan Keterangan
o
1 Pembatasan Apa saja yang akan menjadi tema besarnya?
tema ................................................................................................
139
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Tokoh sisipan?
1. ..........................................................................................
2. ..........................................................................................
dst.
3 Tokoh-tokoh
Tokoh imajinasi?
1. ..........................................................................................
2. ..........................................................................................
dst.
Bab 1 dan deskripsi singkat?
................................................................................................
Bab 2 dan deskripsi singkat?
Pembagian
4 ................................................................................................
bab
Bab 3 dan deskripsi singkat?
................................................................................................
dst...
Penentuan konflik:
Tujuan konflik?
................................................................................................
Penghalang Konflik?
................................................................................................
Awal konflik/sumber konflik?
5 Konflik ................................................................................................
Perjalanan konflik?
................................................................................................
Puncak konflik?
................................................................................................
Penyelesaian konflik?
................................................................................................
C. Bahan Bacaan
140
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
141
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
kemudian dikisahkan kembali dengan sudut pandang yang lain yang tidak
muncul dalam fakta sejarah.
Dengan demikian, fakta yang berada dalam novel adalah fakta yang bersifat
fiksional (fact in fiction). Menurut Maman Mahayana (2005:360) fakta yang
diberikan tidak lagi persis sama dengan fakta yang terjadi. Oleh karena, fakta
tersebut telah mengalami penghayatan, pemaknaan, penilaian, lalu memasuki
pemprosesan dan rekayasa (khayalan atau imajinatif), memasukkan
intelektual, membina sebuah dunia yang koheren, mencipta sebuah kehidupan
khayalan, dan menawarkan nilai-nilai kemanusiaan (moral, etika, norma,
tradisi, ideologi).
142
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
perhatikan petikan sebuah novel Gajah Mada Perang Bubat karya Langit
Kresna Hariadi (2006c:64-65) dan penjelasannya di bawah ini.
“Berita paling hangat saat ini adalah Sang Hyang Wekasing Suka mulai berpikir
untuk memiliki seorang istri. Tugasku hanya mengawal perjalanan yang akan
ditempuh Paman Patih Maduratna yang ditugasi Sang Pager Antimun untuk
melihat secara langsung putri Prabu Maharaja Linggabuana yang katanya cantik
luar biasa,” Kuda Swabaya menjelaskan.
Gambar 9 Novel Gajah Mada Perang Bubat Karya Langit Kresna Hariadi
Ruang tengah rumah Pradhabasu itu kemudian menjadi hening. Jika ada hati
yang mendadak bergolak adalah hati milik Dyah Pretiwi yang tiba-tiba merasa
tidak nyaman setelah mendengar berita itu. Namun, Dyah Pretiwi pintar
menyembunyi warna hatinya hingga ayah dan ibunya sama sekali tidak tahu ada
pergolakan macam apa di hati anak gadisnya itu. Satu-satunya yang mengetahui
isi hati Dyah Pretiwi hanya kakaknya karena hanya kepada Kuda Swabaya, Dyah
Pretiwi bersikap terbuka.
“Raden Tetep merasa sudah waktunya memiliki seorang istri?” tanya
Pradhabasu.
Kuda Swabaya tidak mengangguk, tetapi membalas tatapan ayahnya.
“Apa itu berarti anak gadis Raja Sunda Galuh itu yang telah menjadi pilihan Sang
Prabu Sri Rajasanegara? Pradhabasu kembali bertanya.
Tak hanya ibunya yang segera ingin tahu jawaban dari pertanyaan itu, Dyah
Pretiwi tak kurang rasa penasarannya.
“Beberapa utusan telah dikirim ke beberapa negara bawahan dan beberapa
negara sahabat Majapahit atas perintah Ibu Suri Sri Gitarja
Tribhuanatunggadewi. Para utusan itu telah pulang dengan membawa lukisan
para gadis anak para raja dan para gadis anak para pendeta. Namun, hingga
sejauh ini belum ada satu pun yang memenuhi selera Sang Prabu Janeswara. Jika
anak Raja Sunda yang bernama Dyah Pitaloka Citraresmi itu masih juga belum
membangkitkan selera Dalang Tirtaraju, tak ada salahnya Gagak Ketawang itu
kita undang kemari supaya melihat kecantikan Dyah Pretiwi. Siapa tahu adikku
yang paling cantik di pedukuhan ini bisa meraih kedudukan sebagai permaisuri
Raja Majapahit.”
143
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
(Brandes, 1920:35) misalnya Sang Hyang Wekasing Suka. Julukan lainnya, Pati
Antimun yaitu nama julukan Prabu Hayam Wuruk di kalangan para wanita.
Julukan Raden Tetep untuk nama kecil Prabu Hayam Wuruk. Gelar resmi
Abiseka Prabu Hayam Wuruk yaitu Sri Rajasanegara. Begitu pula nama
panggilan yang diberikan kepada Hayam Wuruk di kalangan pemuka agama
Siwa yaitu Janeswara. Julukan yang diberikan kepada Hayam Wuruk ketika
mendalangyaitu julukan Tirtaraju. Dan pengarang juga menyebut Hayam
Wuruk dengan nama Gagak Ketawang, peran yang biasa diambil Prabu Hayam
Wuruk dalam tari banyol.
Dalam kutipan novel sejarah tersebut, terdapat penamaan Putri Sunda dengan
menggunakan nama Dyah Pitaloka Citraresmi. Nama ini, merupakan nama
Sekar Kedaton Sunda Galuh anak Prabu Maharaja Linggabuana, buah
perkawinannya dengan Dewi Lara Linsing. Muhammad Yamin (1993)
menyebut Dyah Pitaloka Citrasymi, sementara Purwadi (2004) menyebutnya
Dyah Pitaloka Citrasemi.
144
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
Tabel 1 Novel Gajah Mada Perang Bubat sebagai Produk Realitas dan Imajinasi Langi Kresna
- Fenomena
Perang Bubat
- Kerajaan
Majapahit Penghayatan
- Kerajaan Sunda
Pemaknaan
Novel GMPB
Pembaca
Penilaian
Langit Kresna
Hariadi
Nonfiksi/teks sejarah
Pengolahan
Rekayasa
145
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Untuk memberi gambaran yang lebih jelas mengenai fakta dalam teks cerita
sejarah dan fakta dalam teks sejarah, perhatikan tabel berikut.
146
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
Teks cerita sejarah bisa dibuat sebagai alegoris peristiwa-peristiwa dan tokoh-
tokoh sejarah tertentu pada masa kini. Teks cerita sejarah bisa dijadikan
media untuk membentuk penulisan kembali fakta sejarah atau peristiwa-
peristiwa masa lalu, walaupun dalam hasilnya bisa menyimpangi fakta
sejarah, karena fakta sejarah sudah berubah menjadi fakta fiksional. Bentuk
penulisannya tersebut merupakan kreativitas pengarang dalam
menyampaikan gagasan-gagasannya. Dengan kata lain, teks cerita sejarah
yang menggunakan sekaligus menyimpangi fakta sejarah, bukanlah teks
sejarah. Akan tetapi, pada “takaran tertentu” teks cerita sejarah bisa dijadikan
alternatif untuk mengetahui sejarah dari peristiwa-peristiwa masa lampau.
Dengan demikian, teks cerita sejarah bisa berfungsi sebagai media
penyampaian pengetahuan dan fungsi sejarah (memberikan kesadaran waktu,
pelajaran yang baik, memperkokoh nasionalisme, sumber inspirasi, dan
sarana rekreatif). Berikut penjelasan fungsi teks cerita sejarah yang bisa
digunakan sebagai penyampaian pengetahuan dan fungsi sejarah.
147
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Dari gambaran kehidupan itulah ada pengalaman yang bisa dijadikan bahan
pembelajaran, bisa dijadikan rujukan untuk penyelesaian problem kehidupan
dalam segala aspek seperti politik, ekonomi, sosial dan budaya. Karena, pada
dasarnya problem-problem kehidupan manusia hampir sama, yang berbeda
adalah detail dan intensitasnya. Cara mengatasi dan memberikan tanggapan
terhadap masalah, baik secara intelektual maupun secara emosional, juga
tidak terlalu berbeda.
Dalam hal ini, teks cerita sejarah dapat digunakan sebagai teladan kehidupan
atau dapat disebut sebagai teori The examplar theory of history. Teks cerita
sejarah dapat memberikan nilai atau norma yang dapat dijadikan pedoman
bagi kehidupan sehari-hari. Demikian seperti dalam pepatah bangsa Romawi
kuno diungkapkan: Historia vitae magistra, yang berarti sejarah adalah guru
kehidupan. Supaya bisa hidup dengan lebih baik orang harus berguru kepada
sejarah.
Kedua, teks cerita sejarah berfungsi sebagai media inspirasi. Teks cerita
sejarah bisa menjadi inspirasi bagi masa depan pembacanya, karena selain
bisa merekonstruksi terhadap masa lampau, bisa juga memberikan prediksi
terhadap masa depan berdasarkan tren yang ada selama ini. Sebagai contoh,
sistem politik dan kepemimpinan Gajah Mada dapat dijadikan tema untuk
menulis teks cerita sejarah. Sehingga melalui teks tersebut bisa diadopsi
sistem politik dan gaya kepemimpinan Gajah Mada untuk digunakan oleh para
pemimpin bangsa dalam mempersatukan berbagai etnik dan agama pada
148
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
zaman sekarang. Dengan demikian, tokoh Gajah Mada dalam teks cerita
sejarah tersebut bisa menjadi tokoh inspiratif dalam mempersatukan
keberagaman bangsa.
Ketiga, teks cerita sejarah berfungsi sebagai media rekreasi. Teks cerita sejarah
bisa memberi suatu hiburan segar dengan gaya penulisan yang hidup dan
komunikatif. Teks cerita sejarah bisa “menghipnotis” pembaca supaya merasa
leluasa membacanya. Penulisan fakta sejarah ditulis dalam bentuk teks cerita
sejarah merupakan daya tarik yang menyenangkan pembacanya. Sehingga
membaca teks cerita sejarah telah menjadi bagian dari kesenangan dan
dirasakan sebagai suatu keperluan, yaitu keperluan untuk rekreasi. Teks cerita
sejarah dibaca akan membawa pembacanya untuk berimajinasi ke masa
lampau. Dalam hal ini, teks cerita sejarah menjadi pemandu (guide) bagi orang
yang ingin melihat peristiwa atau situasi suatu daerah di masa lampau.
149
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Media Edukasi
Jadi teladan kehidupan, historia vitae magistra
Media Inspirasi
Jadi sumber inspirasi, merekonstruksi terhadap masa lampau dan memberikan prediksi
terhadap masa depan
Media Rekreasi
Jadi pemandu (guide) bagi orang yang ingin melihat peristiwa atau situasi suatu
daerah di masa lampau
Media Stimulus
Jadi stimulus pentingnya mempelajari sejarah
Akibat Konflik
Pra Konflik Konfrontasi Krisis & Pasca Konflik
150
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
151
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
152
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
153
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
154
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
155
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
156
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
tokoh. Hanya saja tidak setiap novel memiliki koda, bahkan novel-novel
modern lebih banyak menyerahkan kesimpulan akhir ceritanya itu
kepada para pembacanya. Mereka dibiarkan menebak-nebak sendiri
penyelesaian ceritanya.
Meski lambat, Bekel Gajah Mada dan Jayanegara terus bergerak makin jauh
meninggalkan Kotaraja. Sebisa-bisa Bekel Gajah Mada berusaha
menghindar jika berpapasan dengan orang. Jika perlu bersembunyi lebih
dahulu. Namun, setelah melewati Bulak Panjang, sebuah perkampungan
menghadang di depan. Para penduduk di kampung itu rupanya telah
mendengar apa yang terjadi di istana. Didorong oleh keinginan untuk
menjaga dan mengamankan pedukuhan mereka sendiri, para pemuda dan
bebahu pedukuhan mengadakan penjagaan (Hariadi, 2007a:269).
Nilai sosial yang terdapat dalam kutipan di atas ialah gotong royong. Dalam
masyarakat Jawa Gotong-royong lebih dikenal dengan istilah “bebahu” atau
“sambatan”. Gotong royong adalah suatu bentuk sosialisasi dengan melakukan
pekerjaan secara sukarela, melakukan pekerjaan secara bersama-sama,
melibatkan beberapa atau banyak orang. Suatu bentuk kerjasama yang sudah
dibangun oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Bentuk kerjasama gotong
royong ini mempunyai tujuan supaya dapat menyelesaikan suatu pekerjaan
dengan cepat terselesaikan.
157
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Perhatikan contoh kutipan novel sejarah berikut ini. Nilai pengetahuan yang
dikaitkan dengan pengembangan karakter kepemimpinan.
Telik sandi itu menjadi tegang. Beberapa bulan lampau Bekel Gajah Mada
pernah bercerita tentang seseorang yang memiliki kemampuan ketajaman
mata hati, kemampuan meramal berbagai hal yang berkaitan dengan masa
yang masih belum terjadi. Bekel Gajah Mada sedemikian membanggakan
orang itu hingga disebutnya sebagai orang berkemampuan weruh sak
durunge winarah. Mungkinkah Gajah Mada menyembunyikan Jayanegara di
tempat itu? (Hariadi, 2007:354-355).
Arti secara harfiah dari nilai pengetahuan weruh sak durunge winarah adalah
kemampuan melihat sesuatu yang belum terjadi. Arti ini sering dikonotasikan
secara ‘klenik’ (kegiatan perdukunan dengan cara-cara yang sangat rahasia
dan tidak masuk akal, tetapi dipercayai oleh banyak orang), namun dalam
ranah keilmiahan harus dimaknai hal tersebut secara rasional. Weruh sak
durunge winarah yaitu kemampuan memandang masa depan dengan jelas,
terarah, terukur dan terencana. Kemampuan memandang jauh ke depan atau
sering disebut penginderaan jauh, disebut juga dengan istilah visi.
158
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
Unsur kebahasaan yang digunakan dalam teks cerita sejarah tentu akan
berbeda dengan teks lainnya. Dalam bahan bacaan ini, akan dipelajari kaidah
kebahasaan teks cerita sejarah serta makna kias yang terdapat di dalamnya.
Berikut dua kegiatannya.
159
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Gajah Mada melihat apa yang terjadi itu merupakan pengulangan peristiwa
lama yang telah terjadi di mana-mana. Agama Syiwa dan Buddha yang banyak
penganutnya, sering kali terlibat pertikaian. Itulah sebabnya, ada Tripaksa.
Ternyata, itu pun masih belum cukup. Ketika berada di Galing, Gajah Mada
mendapati sebuah agama baru bernama Islam. Agaknya, cakupan Tripaksa
harus ditata ulang. Baru dua jenis agama saja telah menimbulkan banyak
sekali masalah, bagaimana jika agama Islam yang mulai berkembang dan
meminta jauh perhatian itu juga meminta ruang pengaturan (Hariadi,
2008c:336).
Seorang prajurit Singasari yang robek perutnya dengan usus terburai keluar,
apalagi usus itu ada yang robek, yakinlah prajurit itu kematian akan segera
datang menjemput. Sadar kematian akan tiba, prajurit itu justru memejamkan
mata dan membaca puja mantra, berdoa menurut keyakinan agama Syiwa
yang dianut (Hariadi, 2007:389).
160
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
7. Menggunakan banyak dialog. Hal ini ditunjukkan oleh tanda petik ganda
(“….”) dan kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung.
“Dari mana agama itu berasal?” Tanya Gajah Mada.
“Dari tanah Arab,Tuan, ”jawab Tradung. ”Yang mengajari kami adalah para
pedagang dari tanah Arab yang berniaga sampai tempat ini.
Islam mengajarkan kepada kami untuk menyembah Allah, Allah Subhanahu
wata’ala.”
Gajah Mada mengerutkan keningnya.
“siapa itu? semacam Dewa?” Tanya Gajah Mada penasaran (Hariadi,
2008c:314).
8. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk
menggambarkan tokoh, tempat, atausuasana.Berikut contoh kata-kata
yang menggambarkan suasana tempat Karautan yang ditulis oleh Langit
Kresna Hariadi sebanyak 6 halaman dalam novelnya Majapahit
Sandyakala Rajasawangsa (2012:1).
161
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Dalam keadaan terpaksa pun orang tak akan melintasi apalagi jika tidak
terpaksa.
Karautan pernah berkeadaan itu. Karautan yang pernah menjadi tempat
tinggal Ken Arok adalah tempat yang menakutkan karena di sanalah berbagai
binatang buas tinggal. Ular saling membelit dengan ular atas nama warna
berbeda bahkan saling terkam terhadap jenis yang sama, dari ukuran yang
paling kecil dengan panjang sekilan atau yang raksasa yang berkesanggupan
membelit seekor harimau hingga tidak mampu bernapas. Karautan juga
menjadi tempat tinggal ribuan jenis binatang yang lain, yang bisa ditandai
dari jerit teriakannya. Apabila anjing hutan menyalak bersahutan, setidaknya
ada dua alasan yang menjadi penyebabnya. Pertama, mereka tiba-tiba
berserobok dengan binatang yang lebih besar dan berbahaya. Kedua, mereka
melihat hantu. Melihat hantu bukanlah hal yang aneh bagi anjing-anjing liar
itu, tetapi tetap saja kegaduhan terjadi (Hariadi, 2012:1).
Berikut tujuh bentuk kaidah bahasa teks cerita sejarah jika dipetakan
dalam bagan.
162
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
Teks cerita sejarah juga banyak menggunakan kata atau frasa yang
bermakna kias. Kata dan frasa yang bermakna kias itu terkadang banyak
diambil dari bahasa daerah atau disesuaikan dengan cerita sejarah itu
berasal. Kata atau frasa bermakna kias ini digunakan penulis untuk
membangkitkan imajinasi pembaca saat membacanya serta memperindah
cerita. Perhatikan contoh cuplikan teks cerita sejarah berikut ini.
Selain menggunakan kata atau frasa bermakna kias, teks cerita sejarah juga
banyak menggunakan peribahasa baik yang berbahasa daerah maupun
berbahasa Indonesia. Penggunaan kata, ungkapan, atau peribahasa daerah ini
digunakan oleh penulis untuk memperkuat latar waktu, tempat, suasana
kejadian cerita dan lainnya. Perhatikan contoh berikut ini. Perhatikan contoh
berikut ini.
Dengan amat bangga dan dipenuhi rasa takjub, mereka menyaksikan tubuh-tubuh
yang bergelimpangan. Empat orang pengikut dan pendukung tindakan Kiai
Wiragati itu merasa, betapa hebat peristiwa itu. Dalam keadaan macam itu,
sungguh betapa mudah untuk menghancurkan Majapahit, semudah mijat wohing
ranti (Hariadi, 2007b:234).
Arti dari peribahasa mijat wohing ranti ialah semudah memencet buah tomat.
Maksudnya, pekerjaan yang sangat mudah yang anak kecil juga mampu
melakukannya.
163
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Tidak semua penulis mampu membuat teks cerita sejarah, karena pemilihan
diksi dan lain hal yang disesuaikan dengan setting peristiwa sejarah tersebut.
Diperlukan riset yang mendalam bagi penulis teks cerita sejarah tersebut
supaya yang ditulis tidak menyimpang jauh dari sejarah asalnya dan
mempunyai nilai tinggi dari sudut kesejarahan. Menjadi penulis teks cerita
sejarah berarti telah menjadikan dirinya sebagai penulis yang
mengrekonstruksi fakta sejarah setelah melalui proses penilaian pribadi.
Sehingga teks cerita sejarah yang diciptakannya telah mengandungi unsur-
unsur subjektif dari penulis itu sendiri. Maka untuk mempertanggujawabkan
kebenaran fakta sejarah yang terjadi dalam teks cerita sejarah tersebut akan
mengalami ketidaksesuaian, namun paling tidak fakta itu ada, hampir
mendekati.
Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi dalam penulisan teks cerita
sejarah, di antara ialah: pertama, latar belakang sosial-budaya tempat
penciptaan novel tersebut lahir. Maksudnya yaitu di mana tempat lahir novel
tersebut, maka sosial budaya akan mempengaruhi ke dalam novelnya.
Misalnya, novel sejarah Gajah Mada Perang Bubat karya Langit Kresna Hariadi
lahir dilatarbelakangi oleh sosial budaya Jawa, maka berbeda hasilnya dengan
novel sejarah Perang Bubat karya Aan Merdeka Permana yang berlatar
belakang sosial-budaya Sunda. Padahal, kedua novel tersebut sama-sama
mengangkat Perang Bubat sebagai bahan baku penulisannya. Akan tetapi latar
belakang sosial-budaya tempat penciptaan Jawa dengan Sunda (seperti
bahasa, agama, falsafah, seni, daur hidup, dan lain sebagainya) tersebut
mempengaruhi isi novelnya.
Faktor kedua yang mempengaruhi dalam penulisan novel sejarah yaitu latar
belakang sosial-budaya pengarangnya. Latar belakang sosial-budaya
pengarang tersebut ialah latar belakang sosial-budaya pengarang (asal sosial,
pendidikan, pekerjaan/perjalanan karir, kelamin, dan umur serta
perkembangan karya-karyanya), latar belakang psikologis pengarang, latar
164
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
Falsafah
Budaya
Bahasa
Agama
Seni
dsb.
Asal sosial
Fakta Sejarah &
Bahan Baku
Realitas
Agama
LatarBelakang Sosial-Budaya Tempat Penciptaan
Pendidikan
Psikologis
Pekerjaan Penghayatan
Penulis Teks Cerita
Kesastraan Pemaknaan
Teks
Sejarah
Kebahasaan
Penilaian Cerita
Proses kreatif Sejarah
Pengolahan
dsb.
Rekayasa
165
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Cinta Media), Joko Sableng 103 Episode (Jakarta: Cinta Media, ditayangkan di
SCTV 1998), Pendekar Seribu Bayangan 18 episode (Surabaya: Karya Anda).
Dan hingga tahun 2018 lebih dari 30-an novel yang diterbitkan oleh Zaenal
Fanani. Selanjutnya menurut Zaenal Fanani, ada tiga tahapan proses kreatif
Zaenal Fanani dalam menulis teks cerita sejarah.
1. Tahapan Pra-Teknis:
166
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
167
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
168
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
PENGEMBANGAN PENILAIAN
Unit Pengembangan Penilaian ini terdiri dari dua bahasan, yaitu (1)
pembahasan soal-soal Ujian Nasional (UN), dan (2) pemgembangan soal
Higher Order Thingkin Skill (HOTS). Dalam pembahasan soal-soal UN diambil
dari tiga tahun terakhir (2016, 2017, dan 2018) yang ada relevansinya dengan
Teks Cerita Sejarah. Sedangkan untuk pengembangan soal HOTS dirancang
dari kisi-kisi soal UN dengan memperhatikan Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK) pengayaan dari KD pengetahuannya
A. Pembahasan Soal-soal
169
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
Jawaban A
Pembahasan
Pada kalimat nomor satu merupakan kalimat utama karena termasuk paragraf
deduktif. Setelah kalimat utama maka selanjutnya adalah kalimat penjelas.
Maka jawabannya yaitu A.
10. Makna istilah sinkretisme pada paragaf tersebut adalah proses ....
Jawaban A
Pembahasan
Jika dilihat dari kamus elektronik KBBI sinkretisme memiliki arti perpaduan
dari beberapa (aliran) yang berbeda untuk mencari keerasian, keseimbangan,
dan sebagainya. Maka jawabannya adalah A
170
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
171
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
172
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
Kartu Soal 1
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019
Pengetahuan/
KOMPETENSI DASAR Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran
INDIKATOR SOAL
Disajikan dua teks,
teks cerita sejarah
dan teks sejarah,
peserta dapat
mengidentifikasi
perbedaan
informasi yang
terdapat dari dua
teks yang berbeda
Namun, terbelalak setelah beberapa jenak
Jayanegara meminum obat itu. Matanya
membeliak dan tercekik. Rajadewi dan
173
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
174
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
175
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kartu Soal 2
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019
176
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
Kartu Soal 3
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019
177
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kartu Soal 4
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019
INDIKATOR SOAL
Disajikan
beberapa
peristiwa atau
tokoh yang bisa
memantik
untuk menjadi
bahan baku
penulisan teks
cerita sejarah
178
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
Aspek penilaian:
179
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
180
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
KESIMPULAN
Secara umum pembelajaran pada unit Tek Cerita Sejarah ini mengarahkan
pada bagaimana peserta didik dapat meningkatkan pengetahuannya dalam
mengidentifikasi informasi, yang mencakup orientasi, rangkaian kejadian
yang saling berkaitan, komplikasi dan resolusi dalam cerita sejarah lisan atau
tulis, dan menganalisis kebahasaan cerita atau novel sejarah. Selain itu,
pembelajaran pada unit Teks Cerita Sejarah ini juga untuk mengarahkan pada
bagaimana peserta didik dapat meningkatkan keterampilan dalam
mengontruksi nilai-nilai dari informasi cerita sejarah dalam sebuah teks
eksplanasi, dan menulis teks cerita sejarah berdasarkan pengalaman pribadi
dengan memperhatikan kebahasaan. Teks Cerita sejarah adalah cerita rekaan
yang mengandung unsur-unsur sejarah. Bentuk dari cerita itupun beragam,
diantaranya cerita pendek, cerita jenaka, cerita nyata, cerita fantastik, cerita
rakyat, cerita picisan, cerita rekaan, termasuk juga fiksi mini, novel dan roman.
Untuk selanjutnya, contoh-contoh teks cerita sejarah dalam unit ini, lebih
banyak menggunakan contoh yang diambil dari cuplikan novel sejarah yang
merupakan bagian dari teks cerita sejarah.
181
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Unit Teks Cerita Sejarah ini juga didukung dengan bahan bacaan yang
membahas empat materi yaitu: (1) pengertian teks cerita sejarah, (2) fungsi
teks cerita sejarah, (3) struktur teks cerita sejarah, (4) nilai-nilai yang terdapat
dalam teks cerita sejarah (5) kaidah kebahasaan teks cerita sejarah, dan (5)
penulisan teks cerita sejarah. Pada materi pengertian, fungsi, struktur, dan
nilai-nilai yang terdapat dalam teks cerita sejarah peserta diharapkan mampu
membangun konteks dan pemodelan dengan cara menggali informasi terkait
pengertian dan fungsi informasi pada teks cerita sejarah tersebut dan
mengontruksi nilai-nilai teks cerita sejarahnya ke dalam bentuk teks
eksplanasi. Pada materi kebahasaan teks cerita sejarah peserta diarahkan
untuk memahami kebahasaan dalam rangka untuk memudahkan saat menulis
teks cerita sejarah.
Pada unit Teks Cerita Sejarah ini juga disajikan pengembangan penilaian.
Pendidik diharapkan mampu mengembangkan soal HOTS sesuai dengan KD,
IPK, materi yang disajikan. Rangkaian pembelajaran pada unit ini dapat
membantu pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran dan penilaian
HOTS.
182
Unit Pembelajaran
TEKS CERITA SEJARAH
UMPAN BALIK
3. Apakah manfaat yang Bapak dan Ibu peroleh dalam menelaah puisi ketika
pembelajaran di kelas?
4. Bagaimana cara Bapak dan Ibu dalam menulis teks puisi ketika
pembelajaran di kelas?
5. Apakah masalah yang Bapak dan Ibu hadapi selama melaksanakan kegiatan
pembelajaran teks puisi? Bagaimana cara Bapak dan Ibu untuk mengatasi
hal tersebut?
183
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
184