Anda di halaman 1dari 14

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1


Mata Pelajaran : Bahasa Sunda
Kelas / Semester : XII/Semester 6
Materi Pokok : Artikel
Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (4 x 45 Menit)

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran tentang Artikel/bahasan Budaya Sunda Peserta didik dapat :
1. Menentukan isi Artikel/bahasan secara garis besar dengan baik dan benar
2. Menentukan tema Artikel/bahasan secara tepat dan benar
3. Mendiskusikan amanat Artikel/bahasan dengan teliti dan benar
4. Menanggapi isi Artikel/bahasan berdasarkan hasil diskusi dengan baik dan benar.
5. Menyusun karangan Artikel/bahasan tema seni dan budaya dengan tepat dan benar.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian


12.3.4 Mengidentifikasi dan menganalisis 12.3.4.1
Menentukan isi bahasan secara
bahasan budaya Sunda sesuai garis besar sesuai dengankaidah-
dengan kaidah-kaidahnya. Kaidahnya dengan baik dan benar
12.3.4.2
Menentukan tema bahasan secara
tepat dan benar
12.3.4.3 Mendiskusikan amanat bahasan
dengan teliti dan benar
12.3.4 Menyusun dan menanggapi bahasan 12.4.4.1 Menanggapi isi bahasan
tentang budaya sunda sesuai berdasarkan hasil diskusi dengan
dengan kaidah-kaidahnya baik dan benar.
12.4.4.2 Menyusun karangan bahasan tema
seni dan budaya dengan tepat dan
benar.

C. Materi Pembelajaran
1. Fakta
Conto téks Artikel anu témana Budaya Sunda

2. Konsep
a. Wangenan artikel
b. Tujuan nulis artikel
c. Ciri-ciri karangan artikel

3. Prinsip

1
Wangun bahasan atawa artikel ngawengku dua bagian, nya éta:
1. Struktur téks artikel
2. Ngabandingkeun artikel jeung essai

4. Prosedur
Léngkah-léngkah nulis Artikel

D. Metode Pembelajaran
Pendekatan : scientific
Model : problem based learning
Metode : Langsung
Téknik : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab

E. Media dan Alat pembelajaran


1. Media : Buku téks, Power point matéri Artikel, Artikel tina Majalah
Sunda
2. Alat : Laptop dan LCD (proyektor)

F. Sumber Belajar

Artikel Basa, kasenian jeung Kahirupan Sunda tina


http://www.bandung.eu/2011/05/basa-kasenian-jeung-kahirupan-
sunda.html#ixzz2ryv0mXNp 31 Januari 2014

G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu
Pendahuluan  Guru memberi salam, berdoa bersama, 10
menit
kemudian bertegur sapa dengan peserta
didik; Bagaimana kabar kalian hari ini?
sudah siapkah belajar? Siapa saja yang
tidak bisa hadir dalam pembelajaran hari
ini?
 Guru melakukan pengkondisian KBM;
mengecek kebersihan kelas minimal di
sekitar meja dan kursi tempat duduk peserta
didik.
 Guru memberikan informasi tentang materi
pembelajaran yang akan dilaksanakan

2
(Artikel)Peserta didik menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
 Apersepsi (membimbing peserta didik
dalam kesatuan persepsi untuk
mengidentifikasi kaidah-kaidah carita
wayang) dan Motivasi (menumbuhkan
kepercayaan diri peserta didik agar mereka
terampil menganalisis teks carita wayang
serta mengemukakan temuan, pandangan,
dan pertanyaan-pertanyaan yang ingin
diajukan).

Inti  Guru membagi peserta didik ke dalam 70


kelompok belajar sesuai kebutuhan KBM. menit
 Guru memberikan contoh naskah teks
Artikel kepada setiap peserta didik.
 Peserta didik membaca dan mengamati
contoh teks Artikel.
 Peserta didik mengamati dan memahami
ciri-ciri Artikel.
 Peserta didik menganalisis unsur-unsur
Artikel sebagai prosa.
 Peserta didik menganalisis perkembangan
Artikel dalam sastra Sunda.
 Guru memonitor kegiatan kelompok
peserta didik selama multimedia
berlangsung.
 Setiap peserta didik mencermati
(mengamati dan menganalisis naskah
yang dibacanya) dan melakukan catatan
kecil hasil penemuan analisis teks yang
akan didiskusikan antar kelompok nanti.
 Secara individu, hasil temuan peserta
didik berupa identifikasi-identifikasi
tentang analisis isi, kaidah-kaidah,
struktur, jenis, tema dan sistematika
Artikel berdasarkan naskah dan tayangan
media yang dicermatinya.

3
 Antarpeserta didik dalam kelompok saling
mengkonfirmasi dan bertanya tentang
analisa isi, jenis dan tema teks Artikel
masing-masing untuk dibahas jika ada
perbedaan temuan.
 Dari berbagai pertanyaan dan penyataan
yang muncul, kelompok melakukan
klasifikasi kaidah-kaidah carpon dan
mendefinisikan dasar temuannya.
 Kelompok mengkonfirmasi hasil temuan
sementara dan menanyakan/berkonsultasi
kepada guru tentang sistematika dan
kaidah-kaidah penulisan yang benar.
 Beberapa indikator pertanyaan peserta
didik di antaranya tentang ciri-ciri dan
unsur-unsur Artikel.
 Peserta didik mencoba merumuskan
struktur teks Artikel yang dikajinya, dan
membahasnya seraya bertukar temuan
bersama anggota kelompok.
 Menguraikan sistematika teks Artikel dari
naskah yang dikajinya, dengan bertukar
informasi atau melakukan konfirmasi
dengan kelompok lain.
 Peserta didik mencoba menyimpulkan
atau melegitimasi atas temuan kajian
naskah yang dibahasnya.

Penutup  Bersama peserta didik menyimpulkan 10


artikel sesuai dengan struktur, sistematika menit
dan kaidah-kaidah).
 Mengakhiri KBM dengan doa dan salam.

Pertemuan Ke-2

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu
Pendahuluan  Peserta didik merespon salam dan 10
menit
dilanjutkan dengan pengondisian kelas.
 Tanya jawab tentang karakteristik teorikal
Artikel pada pertemuan sebelumnya.

4
 Peserta didik menerima informasi tentang
keterkaitan pembelajaran sebelumnya
(karakteristik teorikal Artikel) dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan
(penyusunan Artikel).
 Peserta didik menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
 Tanya jawab tentang evaluasi pembelajaran
sebelumnya, serta pemberian motivasi
untuk KBM yang selanjutnya.

Inti  Peserta didik mengamati dan meninjau 70


kembali rumusan ciri-ciri Artikel. menit
 Peserta didik mengamati langkah-langkah
prosedural penyusunan teks Artikel dari
guru.
 Guru memberikan batasan jenis teks
Artikel yang akan disusun oleh peserta
didik.
 Secara individu peserta didik
mempersiapkan data atau referensi acuan
untuk penyusunan teks Artikel.
 Masing-masing peserta didik dipersilakan
mengemukakan pendapat atau
pandangannya mengenai Artikel yang
diambilnya.
 Masing-masing peserta didik dipersilakan
mengemukakan kesulitan atau
permasalahan yang mungkin timbul atas
pilihan tema Artikel yang diambilnya.
 Masing-masing peserta didik mulai
menganalisis dan menyusun teks Artikel
dengan menggunakan teks Artikel pada
KBM sebelumnya sebagai pembanding.
 Masing-masing peserta didik mencoba
menyusun teks Artikel sesuai dengan
kaidah-kaidah atau sistematika teorikal

5
Artikel
 Masing-masing peserta didik memilih dan
memilah diksi serta kalimat-kalimat dalam
teks Artikel sesuai dengan kaidah-kaidah
kebahasaan yang benar.
 Peserta didik menganalisis hasil
penyusunan teks baik dari segi tata bahasa,
sistematika, dan isi teks Artikel.
 Peserta didik mengedit atau menyunting
teks masing-masing guna tahap
penyelasaian akhir (finishing).
 Selama kegiatan berlangsung, guru
berperan aktif sebagai fasilitator dan
mediator pembelajaran peserta didik.
 Peserta didik mengumpulkan hasil project
teks Artikel kepada guru.
 Peserta didik mengkomunikasikan
pengalaman penyusunan teks Artikel di
antaranya berupa kesan-kesan, komentar,
permasalahan, ataupun hal-hal lainnya.

Penutup  Umpan balik antarpeserta didik dan antara 10


menit
peserta didik dengan guru tentang evaluasi
proses pembelajaran.
 Mengingatkan atau mempersiapkan peserta
didik untuk tehnis-tehnis KBM mendatang.
 Menutup atau mengakhiri KBM seraya
mengucapkan salam.

H. Penilaian Hasil Belajar


a. Tes Tulis bentuk uraian
b. Penilaian Tugas
c. Penilaian Keterampilan menulis Artikel

a. Tes Tulis Bentuk Uraian

Indikator Pencapaian Teknik Penilaian Bentuk Penilaian Instrumen


Kompetensi
1. Menyebutkan bagian- Tes Tertulis Tes Uraian
bagian Bahasan dengan
sistematis dan benar

6
2. Menjelaskan langkah-
langkah membuat
Bahasan dengan cermat
dan banar
3. Menyimpulkan isi
Bahasan dan kaidah-
kaidah penulisan
Bahasan dengan teliti
dan benar
4. Menulis amanat
Bahasan dengan tepat
dan benar.
1.

Instrumen
1. Naon ari bahasan teh?
2. Naon wae lengkah-lengkah dina nyien bahasan?
3. Tuliskeun komentar hidep kana basa nu dipakena dina Artikel/bahasan
Basa,Kasenian,jeung Kahirupan Sunda.
Naha hese kaharti, babari kahartina, loba salahna, atawa samasakali teu kaharti
jeung teu nyaho lebah mana nu salahna?
4. Kumaha cara nepikeun (sistematika ) eusi dina bahasan Basa, Kasenian, jeung
Kahirupan Sunda,ngaguluyur (runtun ) atawa henteu? Cing tuduhkeun contona!
5. Merenah henteu judul eta bahasan teh? Upama teu merenah pek ganti,tapi
tuliskeun naon alesan hidep!
Jawaban:
No. Alternatif jawaban Skor
Artikel atawa bahasan, nya éta karya tulis nu mangrupa
1. bahasan hiji pasualan, nu ilahar dimuat dina media massa 2
Bubuka
2. Eusi 2
Panutup
3. Bebas kumaha kamandang Peserta didik sewang-sewangan 3
4. Gumantung Peserta didik 2
5. Gumantung Peserta didik 1

b. Lembar Observasi Penilaian Tugas

No Aspek yang Teknik Penilaian Waktu Instrumen Penilaian


dinilai Penilaian
1 Religius Pengamatan Proses Lembar Pengamatan
2 Jujur Terlampir
3 Toleransi
4 Santun
5 Cermat

7
c. Tes Keterampilan:
Pek jieun hiji artikel bahasan Budaya anu aya di Jawa Barat hususna di kota Bandung
pidangkeun cing rapih ketik dina kertas A4!
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN
Mata Pelajaran : Bahasa Sunda
Kelas/Semester : XII/6
Tahun Pelajaran : 201472018
Waktu Pengamatan :

Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan
yang berkaitan dengan bahasan budaya.
1. Kurang terampil jika sama sekali tidak dapat menganalisis teks bahasan budaya .
2. Terampil jika menunjukkan sudah dapat menganalisis teks bahasan budaya tetapi belum
tepat.
3. Sangat terampill, jika menunjukkan dapat menganalisis teks bahasan budaya kemudian
dapat menyajikan satu bahasan budaya karyanya sendiri.
Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.

No Keterampilan
Menerapkan konsep/prinsip dan
Nama Peserta didik
strategi pemecahan masalah
(NPR) (NPJ) (NPO)
1
2
3
4
5
Keterangan:
NPR : Nilai Praktik
NPJ : Nilai Projek
NPO : Nilai Portofolio

Rubrik Penilaian membuat bahasan budaya

Sasaran Aspek Kriteria Skala


Basa a. Diksi Jelas 6,0- 10,0
Merenah 6,0- 10,0
b. basa éféktif tur komunikatif Merenah 6,0- 10,0

8
Eusi a. pamahaman eusi Paham 6,0- 10,0
b. sistematika eusi Sistematis 6,0- 10,0
c. hubungan eusi Luyu 6,0- 10,0
Tehnik / a. pidangan bahan Ngaguluyur 6,0- 10,0
sikep
Jumlah
Penilaian Keterampilan terdiri atas: Nilai Praktik, Nilai Projek, dan Nilai Portofolio.
Penilaian Keterampilan dilakukan pada setiap akhir menyelesaikan satu KD.
Penghitungan nilai keterampilan diperoleh dari rata-rata Penilaian Praktik, Penilaian
Projek dan Penilaian Portofolio.
Rerata NPr + NPj+ NPo/3 contoh (80+75+80) : 3 = 235 : 3 = 78,33
Nilai Konversi = 78.33

Mengetahui: Narima Hotel, Agustus 2017


Kepala, Guru Mata Pelajaran,

...................................... .................................

9
Lampiran Materi Pembelajaran Artikel
Artikel atawa bahasan, nya éta karya tulis nu mangrupa bahasan hiji pasualan, nu
ilahar dimuat dina media massa. Artikel boga tujuan pikeun ngawawarkeun
(informatif), mangaruhan jeung ngayakinkeun (pérsuasif-arguméntatif), atawa
ngahibur (rékréatif). Artikel disebut ogé karangan mandiri lantaran bisa ditulis ku
saha waé tur topik naon waé. Waktu jeung tempat dijieunna bisa iraha waé jeung
dimana waé.
1) Bubuka, mangrupa dadaran atawa katerangan ngeunaan eusi artikel.
2) Eusi atawa pedaran, mangrupa inti tina naon-naon nu dicaritakeun atawa
dipedar ngeunaan hiji jejer (topik).
3) Panutup, mangrupa bagian artikel anu nyindekkeun atawa nyimpulkeun eusi
artikel.
Bubuka bahasan
Kacida mangpaatna ngajaga tutuwuhan anu aya di sabudeureun urang teh,
hususna awi. Lantaran awi teh mibanda ajen budaya nu di anggap sakral jeung
pohara rea mangpaatna pikeun wawangunan. Awi teh tutuwuhan anu kaitung sakral
jeung gede mangpaatna pikeun kahirupan manusa.
Keur ngungkab asal muasal awi, pantun sri sadana atawa sulandjana anu
dipantunkeun ku ki Atjeng Tamadipura ti Situraja, Sumedang, bisa dipake. Eta
carita pantun teh di bukukeun ku Ajip Rosidi (1970:78). Dina eta pantun
diebrehkeun awi teh asalna tina bagian bagian awak Sri pohaci sabada tilar dunya.
Indung leungeuna ngajadi tamiang pugur
Curuk ngajadi haur cucuk
Cingir ngajadi haur kuning
Pingping jadi awi surat
Bitis jadi awi btung
Ramo suku jadi awi tali nu gede nu leutik
...

10
Eusi bahasan
Ieu cutatan teh netelakeun pikeun masarakat Sunda mah awi teh tutuwuhan nu
di anggap sakral. Kasakralan awi leuwih eces katangen ku ayana kebon awi di Siti
Ciburuy. Eta situ ayana di Kampung Ciburuy, Desa Pamalayan, Kacamatan
Bayongbong, Kabupaten Garut. Baheulana, eta tempat teh skriptorium dina jaman
pra islam. Situs kabuyutan Ciburuy teh geus ngarekam miara, ngajaga, sarta
ngariksa budaya karuhun urang baheula dina mangsana.
Pikeun nandeskeun kasakralan awi, urang bisa tingali di baduy. Taun 2008
kuring minangka mahaPeserta didik program study sastra Sunda Unipversitas
Padjadjaran, miang pikeun kuliah kerja laopangan (KKL) di baduy. Harita
kabeneran bisa ningali upacara ngubaran pare. Ieu upacara teh mibanda tujuan
pikeun ngajauhkeun tatanen tina panarajang hama. Ieu upacara digelarna wanci
peuting. Angklung jadi musik pamirig nu utama.
Urang terang angklung teh alat musik nu dijieun tina awi. Angklung anu aya
di Baduy beda jeung angklung pintonan nu sering katingali sapopoe, saperti di
Saung Angklung Udjo. Angklung baduy mah di luhurna teh di rarawisan ku daun
hoe. Di baduy mah urang teh ngan bisa ningali pintonan angklung dina waktu waktu
nu geus di tangtunkeun bae, diantarana waktu upacara adat. Sapopoe mah tara aya
pintonan angklung.
Salian ti tutuwuhan nu di anggap sakral, awi ge bisa jadi pakakas fungsional
anu luhur ajenna. Salah sahijina awi teh biasa dimangpaatkeun pikeun jambatan
atawa sasak. Sasak awi sangkan kuat ditalian ku injuk, sasak awi mindeng ka
panggih di pilemburan.

Tahan ku Lini jeung Jadi Tulang Beton


Ceuk prof. Emil Salim (1994), awi teh cocog pikeun wangunan tahan ku lini.
Eta pamanggih teh luyu jeung pamanggih Jodi Tasno (2009), yen imah anu bahanna
tina awi bisa ngigelan wirahma lini.
Pamanggih kitu teh sarua jeung hasil panalungtikan di lapangan. Basa aya lini
tanggal 2 September 2009, ngancurkeun daerah Jawa Barat beulah kidul tur
ngabalukarkeun karuksakan ti sawatara tempat, ari wangunan di situ Ciburuy mah
tetep ajeg. Sanajan aya anu ruksak nyaeta pager anu dijeun tina campuran keusik
jeung semen. Lian ti eta, awi ge bisa dipake jadi tulang beton. Numutkeun Aim

11
Abdurachim, spk.(1994) awi kawilang kuat jeung elastis, ku kituna cocog
digunakeun pikeun tulang beton alternatif di pilemburan.
Nyieun jambatan tina beton teh merlukeun beusi keur tulang beton. Kiwari
besi beton hargana terus nerekel. Komo deui keur masarakat anu aya di pilemburan
mah harga beton teh kawilang mahal. Ku ayana awi masarakat bisa
ngamangpaatkeun sumber daya alam lokal pikeun kabutuhan maranehna, barijeung
teu ngurangan kwalitasna, kalawan ngirit waragad.
Panutup bahasan
Kacida mangpaatna ngajaga tutuweuhan anu aya di sabudeureun urang
hususna awi. Lantaran awi teh mibanda ajen budaya nu dianggap sakral jeung rea
mangpaatnapikeun wawangunan, sarta nilik deui kana kearifan lokal nu bisa
dilarapkeun dina kahirupan jaman kiwari jeung nu bakal datang.
Nu nulis, mahaPeserta didik Program Studi Sastra Sunda Unpad, nganjrek di Garut.

Conto Artikel :Basa, Kasenian, jeung Kahirupan Sunda

Ku ayana kamekaran téknologi internét nu ngarambah nepi ka tepis wiring,


tétéla mawa pangaruh nu kalintang hadé kana kahirupan basa Sunda. Sanajan
téknologi datangna ti deungeun, tapi lain hartina mareuman basa Sunda. Perkara ieu
bisa diimeutan dina sawatara jejaring sosial, saperti facebook. Réa diantarana anu tara
asa-asa deui ngawangkong téh ku basa Sunda tur bisa kabaca ku balaréa. Malah aya
rasa kareueus kana basa Sunda, mangsa bisa ngawangkong ngagunakeun basa indung.
Lebah dieu, bisa dicindekeun yén naon rupa anu jolna ti deungeun téh henteu
salawasna goréng, malah nu hadé ogé kacida réana. Kilang kitu, kalintang gumantung
kana kumaha carana urang ngamangpaatkeunana pikeun kahadéan.
Poé basa indung anu dipiéling saban 21 Fébuari tangtu bakal leuwih
haneuteun ku ayana natrat yén basa indung téh hirup kénéh, dina harti masih diparaké
ku masarakat dina wangkongan sapopoé. Lain baé basa Sunda, da kaasup basa indung
sélér séjénna ogé jadi leuwih hirup ku ayana kamekaran téknologi. Lebah dieu
seukeutna sawangan UNESCO téh, anu antukna netepkeun 21 Fébuari minangka Poé
Basa Indung Internasional.
Héabna sumanget pikeun ngamumulé basa Sunda ogé bisa karasa ti kalangan
rumaja. Contona, dina Féstival Drama Basa Sunda (FDBS) Pelajar anu diayakeun ku

12
Téater Sunda Kiwari, pesertana bisa ngajaul ngaleuwihan targét panitia. Sabada
pendaptaran FDBS Pelajar ditutup, kacatet 49 grup téater rumaja nu miluan dina éta
féstival. Lain baé patandang ti Jawa Barat, da aya ogé peserta anu jolna ti Banten.
Basa Sunda henteu bisa dipisahkeun ku wilayah administratip. Komo deui Banten
mah kapan sidik Sunda pisan.
Sajabana ti FDBS Pelajar anu digelar ti tanggal 7 nepi ka 27 Fébuari, di
Gedong Kasenian Rumentangsiang ogé maneuh dipidangkeun rupaning kasenian
Sunda, kayaning tari tradisonal, sandiwara Sunda, longsér, jeung sajabana. Beuki
pikabungaheun basa nengetan personilna leuwih réa didominasi ku kaum rumaja.
Sandiwara Sunda mimiti neut-neutan deui, dipidangkeun sacara maneuh di
Rumentangsiang. Grup Sri Murni jeung Ringkang Gumiwang kaasup dua grup
sandiwara nu mindeng ngagelarkeun pintonan di Rumentangsiang.
Ku leuwih hirupna basa Sunda, boh di dunya maya atawa dina kahirupan
sapopoé, dipiharep mawa pangaruh hadé pikeun masarakat. Budaya Sunda tetep bisa
kajaga pikeun ngawangun kahirupan nu silih asah, silih asih, tur silih asuh.
Réréongan dina kahadéan, wanoh jeung baraya katut tatangga, muga leuwih natrat
deui. Urang Sunda bisa ngigelan kamekaran jaman, bari henteu kudu ngaleungitkeun
idéntitasna salaku urang Sunda. Pon kitu deui, taya salahna mikaresep kasenian
deungeun kalayan henteu kudu mopohokeun kasenian banda urang.
Dina mangsa globalisasi kiwari, taya deui pilihan iwal ti kudu wani aub tarung
dina persaingan. Urang Sunda kudu siap tandang makalangan sangkan henteu jadi
galandangan di lembur sorangan. Pangpangna mah nurutkeun data statistik, di lembur
sorangan ogé tétéla urang Sunda méh kaléléd ku para pendatang. Widang ékonomi,
pulitik, katut kasenian, ulah nepi ka kajadian jati kasilih ku junti. Urang Sunda kudu
bisa hirup kalayan walagri di lemah cai Sunda. Ironis kabina-bina mangsa nyaksian
urang Sunda nu teu kabagéan pacabakan tur teu mampuh mibanda pangiuhan. Di sisi
séjén, réa nu hirupna medah-meduh, malah ngarasa bingung kudu kumaha méakeun
raja kaya.
Dina kaayaan sarupa kitu, naha kamana atuh palsapah “silih asih” téh jeung
sasama téh? Naha urang bet téga ngantepkeun baraya nu katalangsara di sarakan
sorangan? Ku kituna, lain baé ngamumulé basana jeung kasenianna, tapi nu leuwih
utama mah miara ajén inajén jeung saripati kalinuhungan budayana pikeun
dipraktékeun dina kahirupan sapopoé. Lamun “silih asah, silih asih, jeung silih asuh”

13
geus bisa diterapkeun dina kahirupan sapopoé, tangtu beuki éndah Sunda téh. Éndah
alamna, éndah kahirupanana. Hirup basana, hirup kasenianna, tur hirup budayana.
Apan harti “Sunda” téh éndah. Rék ditarjamahkeun kana basa naon ogé, “Sunda” mah
salawasna éndah tur reumbeuy kahadéan

Di cutat tina http://www.bandung.eu/2011/05/basa-kasenian-jeung-kahirupan-


sunda.html#ixzz2ryv0mXNp 31 Januari 2014

14

Anda mungkin juga menyukai