B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model discovery Learning melalui
pendekatan saintifik yang menuntut peserta didik untuk mengamati (membaca)
permasalahan, menuliskan penyelesaian dan mempresentasikan hasilnya di depan
kelas, peserta didik dapat Menganalisis isi dan kebahasaan novel. Selain itu, peserta
didik dapat Merancang novel atau novelet dengan memerhatikan isi dan kebahasaan,
Supaya lebih efektif dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab, displin selama
proses pembelajaran, bersikap jujur, santun, percaya diri dan pantang
menyerah, serta memiliki sikap responsif (berpikir kritis) dan pro-aktif (kreatif),
serta mampu berkomukasi.
C. Materi Pembelajaran
Fakta
teks novel
Konsep
isi teks teks novel
kebahasaan teks novel
rancangan teks novel
Prosedur
Teknik menganaliasis teks novel
Teknik menganaliasis teks novel
Teknik merancang teks novel
Prinsip
Ulasan menganaliasis isi dan kebahasaan teks novel melalui lisan maupun
tulisan
Ulasan merancang teks novel baik secara lisan maupun tulisan
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Melihat
Menayangkan gambar/foto/video
Mengamati
lembar kerja materi teks
novel
Membaca membaca materi dari
buku paket atau buku-buku
Memberi penunjang lain, dari
ransangan(Stimula internet/materi yang
tion) berhubungan dengan lingkungan
Mendengar
pemberian materiteks novel oleh
guru
Menyimak,
penjelasan pengantar kegiatan secara
garis besar/global tentang materi
pelajaran mengenai materi teks
novel, untuk melatih kesungguhan,
ketelitian, mencari informasi.
Menulis
Peserta didik menulis resume
tentang apa yang telah dibaca,
diamati dan didengarkan sebagai
pembiasaan dalam membaca dan
menulis (Literasi)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR 10
KRITIK)
Guru memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan
Mengidentifikasi tek novel yang disajikan dan akan
masalah dijawab melalui kegiatan belajar,
a. Peserta didik membaca teks novel
b. Peserta didik menanyakan berbagai
hal yang berkaitan dengan isi novel
c. Peserta didik menanyakan berbagai
hal yang berkaitan dengan
kebahasaan novel
Pedoman Penskoran
3. Penilaian keterampilan
Kerjakan tugas berikut!
1. Analisislah teks novel dengan memperhatikan isi dan kebahasaan!
Pedoman Penskoran
1. Mampu menganalisis teks novel dengan memperhatikan isi 100
dan kebahasaan dengan lengkap
2. Mampu menganalisis teks novel dengan memperhatikan isi 80
dan kebahasaan dengan kurang lengkap
3. Mampu menganalisis teks novel dengan memperhatikan isi 65
dan kebahasaan dengan tidak lengkap
Skor Penilaian:
Jumlah Skor yang diperoleh x 100
Skor maksimal
Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian: ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..
Indikator
Nama Bentuk Nilai
Nilai yang Kete-
No Peserta Tindakan Setelah
Ulangan Belum rangan
Didik Remedial Remedial
Dikuasai
1
2
3
4
5
6
dst
b. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut
:
1) Membaca buku-buku novel
2) Mencari informasi secara online tentang novel
3) Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang novel.
Dukuh Paruk adalah sebuah desa yang terletak di pedukuhan yang sangat terpencil dan
jauh dari manusia-manusia modern. Di desa yang keadaannya kering kerontang terdapat
penduduk yang mempercayai bahwa mereka keturunan dari Ki Secamenggala, seorang
bromocorah yang dianggap sebagai nenek moyang mereka.
Srintil merupakan anak pembuat tempe bongkrek yang menjadi piatu akibat bencana
tempe bongkrek. Sejak kecil srintil dirawat oleh kakek dan neneknya. Saat usianya masih
anak-anak ia memiliki seorang teman Rasus, Warta, dan Darsun. Ketiganya sangat senang
melihat srintil menari bak ronggeng. Meskipun masih kecil, srintil sangat pandai menari.
Kemampuan srintil menari ronggeng akhirnya diketahui oleh kakeknya, dan ia
menyampaikannya kepada Kertarreja, seorang dukun ronggeng. Kehadiran Srintil, yang saat
itu berusia sebelas tahun, merupakan peristiwa yang ditunggu-tunggu oleh penduduk dukuh
paruk. Kemampuan srintil menari ronggeng, menghidupkan kembali tradisi yang selama ini
telah hilang.
Sebagaimana adat Dukuh Paruk, untuk menjadi seorang ronggeng srintil harus
melewati tahap-tahap yang tidak mudah. Srintil harus diserahkan kepada dukun ronggeng,
karena ia harus mendapat perawatan khusus. Srintil juga harus dimandikan di depan cungkup
makam Ki Secamenggala, dan yang terakhir adalah prosesi . Sejak Srintil menjadi ronggeng,
ia semakin jauh dari Rasus dan Rasus merasa kehilangan sosok emaknya. Sejak saat itu pula
Rasus memilih untuk keluar dari desa yang telah membesarkannya. Di dusun Dawuan inilah
Rasus mampu mengubah pandangan hidupnya dan menghilangkan semua peristiwa yang
selama ini membayangi dan menyakitkan hatinya.
Selama di Dawuan kehidupan Rasus pun berubah, ia menjadi seorang
Tobang/pembantu para tentara. Saat ia bermalam di dukuh paruk untuk menemani neneknya
yang sudah tua, srintil berkata pada Rasus bahwa ia ingin menjadi pendamping hidupnya dan
ia rela meninggalkan profesinya sebagai ronggeng di dukuh paruk tetapi Rasus menolaknya.
Akhirnya, saat semua masih terlelap dalam tidurnya Rasus meninggalkan sepenuhnya desa
Dukuh Paruk dan berbagai macam kenangannya di desa yang telah membesarkannya.
Lampiran materi ajar
Menganalisis Isi dan Kebahasaan Novel
Unsur Intrinsik merupakan unsur pembangun karya sastra yang berasal dari dalam
karya itu sendiri. Pada novel unsur intrinsik itu berupa, tema, plot, penokohan, latar, sudut
pandang, gaya bahasa, dan amanat. Berikut ulasan unsur-unsur intrinsik novel.
a. Tema
Tema merupakan dasar cerita atau gagasan umum dari sebuah novel (Nurgiyantoro, 2009:
70). Stanton (via Nurgiyantoro, 2009: 70) menjelaskan bahwa tema dapat juga disebut ide
utama atau tujuan utama. Berdasarkan dasar cerita atau ide utama, pengarang akan
mengembangkan cerita. Oleh karena itu, dalam suatu novel akan terdapat satu tema pokok
dan sub-subtema. Pembaca harus mampu menentukan tema pokok dari suatu novel. Tema
pokok adalah tema yang dapat memenuhi atau mencakup isi dari keseluruhan cerita.
b. Plot
Plot merupakan hubungan antarperistiwa yang bersifat sebab akibat, tidak hanya jalinan
peristiwa secara kronologis (Nurgiyantoro, 2009: 112). Stanton (via Nurgiyantoro, 2009: 113)
juga berpendapat bahwa plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian yang di dalamnya
terdapat hubungan sebab akibat. Suatu peristiwa disebabkan atau menyebabkan terjadinya
peristiwa yang lain. Plot juga dapat berupa cerminan atau perjalanan tingkah laku para tokoh
dalam bertindak, berpikir, berasa, dan mengambil sikap terhadap masalah yang dihadapi.
c. Penokohan
Penokohan dalam novel adalah unsur yang sama pentingnya dengan unsur-unsur yang lain.
Penokohan adalah teknik bagaimana pengarang menampilkan tokoh-tokoh dalam cerita
sehingga dapat diketahui karakter atau sifat para tokoh (Siswandarti, 2009: 44). Unsur
penokohan mencakup pada tokoh, perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya
dalam cerita (Nurgiyantoro, 2009: 166). Berikut ulasan tentang unsur-unsur penokohan.
d. Tokoh
Tokoh rekaan dalam sebuah karya fiksi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan
tersebut didasarkan pada sudut pandang dan tinjauan seperti, tokoh utama, tokoh protagonis,
tokoh berkembang, dan tokoh tipikal.
e. Latar
Latar menurut Abrams (1981: 175 via Nurgiantoro, 2009: 216) adalah landasan atau tumpuan
yang memiliki pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Siswandarti (2009: 44) juga menegaskan bahwa latar
adalah pelukisan tempat, waktu, dan situasi atau suasana terjadinya suatu peristiwa.
Berdasarkan pengertian tersebut latar dapat disimpulkan sebagai pelukisan tempat, waktu, dan
suasana pada suatu peristiwa yang ada di cerita fiksi.
f. Sudut Pandang
Unsur intrinsik karya fiksi berikutnya adalah sudut pandang. Nurgiyantoro (2009: 246)
berpendapat bahwa sudut pandang adalah cara penyajian cerita, peristiwa-peristiwa, dan
tindakan-tindakan pada karya fiksi berdasarkan posisi pengarang di dalam cerita. Siswandarti
(2009: 44) juga sependapat bahwa sudut pandang adalah posisi pengarang dalam cerita fiksi.
Sudut pandang menurut Nurgiyantoro (2009: 256) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sudut
pandang persona ketiga: dia dan sudut pandang persona pertama: aku. Berikut penjabaran
tentang sudut pandang tersebut.
g. Amanat
Amanat atau nilai moral merupakan unsur isi dalam karya fiksi yang mengacu pada nilai-
nilai, sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan yang dihadirkan pengarang melalui
tokoh-tokoh di dalamnya (Kenny, 1966: 89 via Nurgiyantoro, 2009: 321).
Kebahasaan Novel
Kebahasaan dalam novel meliputi Majas, berikut pengertian dan macam-macam majas!
Pengertian Majas adalah Gaya Bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai
dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran si pengarang.
Adapun Majas-majas ini terdiri dari Majas Perbandingan, Majas Pertentangan,Majas Sindiran,
dan Majas Penegasan.
A. Majas Perbandingan
1 Majas Metafora adalah majas yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam
bentuk yang singkat atau merupakan Gabungan dua hal yang berbeda yang dapat membentuk
suatu pengertian baru. Contoh :
a) Dia dianggap anak emas majikannya.
b) Perahu itu menggergaji ombak.
c) Perpustakaan adalah gudang ilmu.
2 Majas Perumpamaan ( Majas Asosiasi ) adalah Suatu perbandingan dua hal yang berbeda,
namun dinyatakan sama. Contoh :
a) Bagaikan harimau pulang kelaparan
b) Semangatnya keras bagaikan baja.
c) Seperti menyulam di kain yang lapuk
3 Majas Alegori adalah Majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan yang
utuh. Contoh :
a) Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi
b) Cerita Kancil dengan Buaya
c) Kancil dengan Burung Gagak.
4 Majas Metonimia adalah Majas yang memakai merek suatu barang. Contoh :
a) Kami ke rumah nenek naik kijang (Mobil)
b) Di kantongnya selalu terselib gudang garam (Rokok)
c) Setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api (Kopi)
5 Majas Hiperbola adalah Suatu gaya bahasa yang bersifat melebih-lebihkan. Contoh :
a) Ibu terkejut setengah mati, ketika mendengar anaknya kecelakaan
b) Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
c) Suaranya menggelegar membelah angkasa.
6 Majas Personifikasi adalah Majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat-
sifat manusia kepada benda, sehingga benda mati seolah-olah hidup. Contoh :
a) Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai
b) Awan menari-nari di angkasa, baru saja berjalan 8 km mobilnya sudah batuk –batuk
c) Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
7 Majas Antonomasia adalah Majas yang menyebutkan nama lain terhadap seseorang yang
berdasarkan ciri / sifat menonjol yang dimilikinya. Contoh :
a) Si pincang
b) Si jangkung
c) Si kribo
8. Majas Simile atau Persamaan, Majas ini mengandung perbandingan yang bersifat eksplisit.
Yang dimaksud dengan perbandingan yang bersifat eksplisit adalah langsung menyatakan
sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, ia memerlukan upaya yang secara eksplisit
menunjukkan kesamaan itu, yaitu kata-kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan
sebagainya. Contoh Majas Persamaan atau simile :
a) Mukanya merah laksana kepiting rebus
b) irnya seperti kepiting batu
9 Majas Alusio adalah Majas yang mepergunakan peribahasa / kata – kata yang artinya
diketahui umum. Contoh :
a) Upacara ini mengingatkan aku pada proklamasi kemerdekaan tahun 1945
11 Sinekdokhe adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara
keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut:
Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.Contoh:
(a) Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
(b) Per kepala mendapat Rp 300.000,00
B. Majas Pertentangan
1. Majas Antitesis adalah Gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berlawanan.
Contoh : Air susu dibalas air tuba
2. Majas Litotes adalah Majas yang digunakan untuk mengecilkan kenyataan dengan tujuan
untuk merendahkan hati. Contoh :Mampirlah ke gubuk saya ( Padahal rumahnya besar dan
mewah )
4. Majas Kiasmus adalah Majas yang berisi perulangan dan sekaligus mengandung inverse.
Contoh :
a). Mereka yang kaya merasa miskin, dan yang miskin merasa kaya
5. Majas Antanaklasis adalah Majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan
makna yang berbeda. Contoh :
a). Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah
6. Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang
ada. Contoh;
a) Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
b) Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.
C. Majas Sindiran
1. Majas Ironi adalah Gaya bahasa yang bersifat menyindir dengan halus. Contoh :
a). Bagus sekali tulisanmu, sampai – sampai tidak bisa dibaca
b). Kamu datang sangat tepat waktu, sudah 5 mobil tujuan kita melintas
c). Kamu pintar sekali, nilai raport mu merah semua
2. Majas Sinisme adalah Majas yang menyatakan sindiran secara langsung. Contoh :
a). Perilakumu membuatku kesal
3. Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas inibiasanya diucapkan oleh orang
yang sedang marah.Contoh:
a) Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
b) Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!
D. Majas Penegasan
1. Majas Tautologi adalah Majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kata –
kata yang sama artinya ( bersinonim ) untuk mempertegas arti. Contoh :
a). Saya khawatir dan was – was dengannya
b). Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja.
3. Majas Retoris adalah Majas yang berupa kalimat tanya yang jawabanya sudah
diketahui.Contoh :
a). Siapakah yang tidak ingin hidup ?
b). Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?
4. Majas Antiklimaks adalah Majas yang menyatakan sesuatu hal berturut – turut yang makin
lama makin menurun. Contoh :
a). Para bupati, para camat, dan para kepala desa
b). Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara syukuran itu.
5. Majas Klimaks adalah Majas yang menyatakan beberapa hal berturut – turut yang makin
lama makin mendebat. Contoh :
a). Semua anak-anak, remaja, dewasa, orang tua dan kakek
b). Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun tak berhak mencampuri
urusan pribadi seseorang.
6. Majas Paralelisme adalah Majas perulangan sebagaimana halnya repetisi, disusun dalam
baris yang berbeda, biasanya ada dalam puisi. Contoh :
a). Hati ini biru
Hati ini lagu
Hati ini debu
b). Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban
7. Majas Pleonasme adalah Majas yang menggunakan kata – kata secara berlebihan dengan
maksud untuk menegaskan arti suatu kata. Contoh :
a). Mari naik ke atas agar dapat melihat pemandangan
b). Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
c). Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.
8. Majas Aliterasi adalah Majas yang memanfaatkan kata-kata yang bunyi awalnya sama.
Contoh :
a). Inikah Indahnya Impian ?
b). Apakah Akan Akrab ?
9. Majas Eufimisme adalah Majas yang menyatakan sesuatu dengan ungkapan yang lebih
halus. Contoh Majas Eufimisme :
a) Untuk mengatasi masalah keuangan, perusahaan itu merumahkan sebagian
karyawannya. (mem-PHK).
b) Untuk menjaga kesetabilan ekonomi, pemerintah menetapkan kebijakan penyesuaian
harga
BBM. (kenaikan harga).
10. Majas Elipsis adalah Majas yang manghilangkan suatu unsur kalimat. Contoh :
a) Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )
b) Aku kerja
11. Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun takmemerlukan jawaban.
Tujuannya memberikan penegasan, sindiran,atau menggugah. Contoh:
a) Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?
b) Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?