ASUMSI
1) ada “situasi pekerjaan penuh (full employment) sehingga kesalahan output atau
pendapatan(Y) adalah tertentu ”.
2) pendapatan atau output nasional hanya terdiri dari upah (W), dan keuntungan (P). W
mencakup buruh kasar dan gaji, sedangkan P mencakup pendapatan pengusaha dan
pendapatan pemilik harta.
3) kecenderungan marjinal menabung para pekerja lebih besar daripada para pemilik
modal sedang kecenderungan marjinal menabung para pekerja lebih kecil
dibandingkan Para pemilik modal.
4) rasio investasi output (I/Y) adalah variabel bebas.
5) ada unsur persaingan tidak sempurna atau kekuatan monopoli.
MODEL
Dengan SW sebagai keseluruhan tabungan yang disisihkan dari upah, dan SP sebagai
keseluruhan tabungan dari keuntungan, kita peroleh :
Y=W+P
Tetapi I=S
Dan S = Sw + Sp
W = wage income
P = profit
sp P = hasrat menabung dari laba yang diterima
I ( sp−sw ) P+ swY I P
= , atau =(sp−sw) + SW
Y Y Y Y
dan dari (1) rasio keuntungan terhadap pendapatan nasional, dapat diperoleh dengan cara di
bawah ini :
P I
( sp−sw )❑ = −sw
Y Y
P 1 I sw
= × −
Y sp−sw Y sp−sw
Jadi berdasarkan kecenderungan Marjinal menabung para penerimaan upah dan Para pemilik
modal tersebut , peranan keuntungan di dalam pendapatan nasional tergantung pada rasio
investasi terhadap keseluruhan keluaran. Jika ada kenaikan rasio investasi pendapatan I/Y,
kenaikan itu akan menaikkan peranan keuntungan di dalam pendapatan nasional P/Y,
sepanjang sp>sw. Ini dilukiskan dalam diagram Profesor Peterson, dengan sedikit perubahan.
Dengan tingkat pendapatan pekerjaan penuh Yo, rasio tabungan pendapatan dan rasio
investasi pendapatan masing-masing adalah S/Yo dan I/Yo. Perekonomian berada dalam
keseimbangan dengan rasio keuntungan pendapatan tetap seperti terlukis dalam garis vertikal
PP. Jika terjadi kenaikan dalam pendapatan, fungsi-fungsi S/Y dan I/Y bergeser ke atas ke
S/Y dan I/Y. Tetapi peranan keuntungan dalam pendapatan nasional tetap konstan,
sebagaimana ditunjukkan dengan garis PP. Dalam hal I/Y diri bergeser keatas sedang fungsi
tabungan pendapatan tetap berada di tingkatS/Yo, akan terjadi kenaikan inflasioner dibidang
harga ini akan menaikkan rasio keuntungan pendapatan, dengan demikian mendorong fungsi
tabungan pendapatan ke s/Y1. Apabila hubungan antara fungsi-fungsi I/Y dan S/Y seperti itu
lanjut terus perekonomian akan dapat mempertahankan dirinya dalam suasana pekerjaan
penuh dan P/Y akan tetap konstan.
I/P,S/p P S/Y1
S/Y2
I/Y1
I/Y2
0 P P/Y
Akan tetapi jika I/Y dan sp diasumsikan konstan sepanjang masa, peranan upah juga
akan konstan. Dengan kata lain, begitu keluaran perorang naik, upah nyata akan naik secara
otomatis. Dalam hal kecenderungan menabung dari upah, sw, positif(sw > 0), keuntungan
total akan jatuh ke Sw (jumlah tabungan para pekerja). Apabila tabungan pekerja berkurang,
keuntungan total naik lebih besar daripada perubahan dalam investasi, dan sebaliknya.
Profesor menjelaskan hal ini dengan bantuan Contoh angka. Misalkan sp sama dengan 50
persen,sw 10 persen dan I/Y 20 persen, nilai P/Y sebagaimana persamaan (2) di atas akan
menjadi
1 10 1 1
× 20− = × 20− =25 persen
50−10 50−10 40 4
Jika I/Y menjadi 21 persen, P/Y akan meloncat ke 27, 5%. Pada pihak lain, jika sw =
0 dan nilai-nilai variabel lain tetap sama, P/Y agar menjadi 40%. Tetapi naikkan I/Y ke 21%
hanya akan meningkatkan P/Y menjadi 42%. Rumus tersebut menganggap kecenderungan
Marginal sama dengan kecenderungan rata-rata.
I
=Gv *
Y
Dalam keadaan “ pekerjaan penuh terus menerus” G harus sama dengan tingkat
pertumbuhan alamiahnya harrod Gn. Karena persamaan Hara tingkat pertumbuhan yang
diperlukan I/Y = S, kita dapat mengubah persamaan (1) di atas:
I P
=( sp−sw ) + sw
Y Y
1
Terhadap persamaan pokok (2) kaldor dapat ditambahkan dua pembatasan, itu sw<
Y
1 1
Dan sp> Pembatasan sw< mengesampingkan kasus keseimbangan dinamis dengan
Y Y
1
peranan keuntungan yang bersifat negatif, dan SP > Mengesampingkan kasus
Y
keseimbangan dinamis dengan peranan upah yang negatif. Jika pembatasan pertama tidak
terpenuhi, sistem tersebut akan memasuki keadaan keterbelakangan yang kronis. Begitu juga,
jika yang kedua tidak terpenuhi, sistem itu akan mengirim ke keadaan inflansi yang kronis.
Model galdot dimaksudkan untuk bekerja dalam batasan-batasan ini dan menunjukkan
Bagaimana distribusi pendapatan dan tingkat keuntungan, melalui perjalanan waktu, akan
membantu sistem tersebut berada dalam keseimbangan.
PENILAIAN
Kelemahan lain model kaldor ialah bahwa model ini memberikan semua keuntungan
kepada para pemilik modal dan dengan demikian berarti bahwa keseluruhan tabungan para
pekerja dialihkan kepada pemilik modal sebagai hadiah. Ini jelas tidak masuk akal sama
sekali, dengan keadaan seperti itu tak seorangpun akan mau menabung.
Menurut Profesor meade, teori distribusi kaldor lebih cepat tepat dipergunakan untuk
menjelaskan inflasi jangka pendek daripada pertumbuhan jangka panjang. Cara
membenarkan kritiknya demikian: “misalkan dalam kondisi pekerjaan penuh paham
memutuskan untuk lebih mempergunakan uangnya untuk pengembangan modal. Melalui
multiplikasi, hal ini terang dapat menyebabkan inflasi permintaan kenaikan tabungan yang
sama besar dengan kenaikan pada investasi sebelumnya.... Tidakkah penguasa dalam batas
tertentu terpaksa mengambil tindakan untuk mengoreksi atau mengimbangi inflasi investasi
sebelumnya?”
Akhirnya, seperti halnya model teoritis pertumbuhan ekonomi kontemporer, model ini
mengasumsi fungsi produksi yang tidak memungkinkan penggantian antara faktor-faktor.
Dengan demikian model ini memberikan gambaran yang kaku mengenai kemajuan ekonomi.
Kita dapat mengakhiri disini dengan pendapat Profesor sen: “model distribusi kaldor
didasarkan pada sejumlah asumsi yang ketat. Tidaklah mudah untuk mengawinkan model
makro ini dengan asumsi tentang perilaku individu, dan untuk mengkombinasikannya dengan
usaha memaksimumkan keuntungan perlu syarat bahwa (a) harapan harapan tidak terpenuhi
yang mungkin benar, tetapi juga, bahwa, (b) hal ini tidak akan menimbulkan umpan balik
dalam pengambilan keputusan di bidang usaha, adalah tidak begitu benar.... Apa yang kurang
jelas ialah Apakah model culture memberikan alternatif yang memuaskan atau memberikan
alternatif lain yang Justru lebih buruk (jump from the frying pan into the fire).”1
1
JHINGAN,M.L,Ekonomi Pembangunan dan Peencanaan(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2014),hal. 246-251.