Yesus tinggal di sebuah kampung pegunungan yang kecil. Ia melewati istana
dan pusat ilmu pengetahuan untuk tinggal di Nazareth yang tidak terkenal. Anak itu bertambah besar dengan kasih Allah pada-Nya, sehingga Ia semakin dikasihi Allah dan manusia. Dia selalu siap sedia melayani orang lain. Ibu Yesus mengamati mekarnya segala kuasa-Nya Pada zaman Kristus kota atau bangsa yang tidakmenyediakan pendidikan agama bagi anak-anak muda dianggap sebagai kota yang kena kutuk Allah. Namun pengajaran itu sudah menjadi sekedar kebiasaan saja. Guru-guru yahudi memusatkan perhatiannya pada soal-soal yang bersangkutan dengan upacara belaka. Pikiran pelajar dipenuhi dengan bahan-bahan yang tidak ada nilainya. Yesus tidak memperoleh pendidikan di sekolah, Ibu-Nyalah guru pertama-Nya. Pikiran dan tubuh Yesus berkembang pada masa kanak-kanak-Nya. Dalam pekerjaan-Nya Ia menggunakan tubuh-Nya dengan serampangan. Selama hidup- Nya di dunia, Yesus adalah seorang pekerja yang tekun dan setia. Ada tiga pesta tahunan, Paskah, Pentakosta, dan Pesta Pondok Daundaunan. Tapi, pesta Paskahlah yang paling ramai dikunjungi orang. Waktu pesta Paskah itu, jatuh pada akhir bulan maret atau awal april. Seluruh negeri bersemarak dengan bunga-bunga dan beriang-ria dengan kicauan burung. Paskah disusul dengan roti yang tidak beragi selama tujuh hari. Pada hari kedua Paskah, buah bungaran dari panen tahun itu, seberkas gandum dipersembahkan di hadirat Tuhan. Tapi pada zaman Kristus, Paskah hanya menjadi sekedar perayaan upacara saja, namun besar artinya bagi Putra Allah.yesus melihat imam-imam berjubah putih melakukan tugas dengan penuh hikmat di Bait Suci. Dengan penuh tenang tiap harinya Ia mulai mengerti rahasia tugas-Nya terbuka bagu Juruselamat. Kerena terlalu asyiknya, Ia berusaha menyendiri. Sampai upacara Paskah itu berakhir, Ia masih tinggal di halaman Bait suci itu dan Ia ketinggalan di sana. Yesus mendengar pengajaran Rabi-rabi yang terkemuka yang berhimpun dengan murid- muridnya. Yesus menunjukan diri-Nya sebagai soerng yang haus pengetahuan akan Allah. Rabi-rabi itu tau Yesus belum pernah di didik di sekolh mereka, namun pengertian-Nya tentang nubuatan-nubuatanjauh melampaui mereka. Pada waktu itu Yusuf dan Maria bingung ketika berangkat dari Yerusalem mereka tidak melihat Yesus dan mereka tidak tahu bahwa Ia ada disana. Mereka mencari Dia di seuruh rombongan itu tapi tidak ada. Dan akhirnya mereka menemukan Yesus di sekolah rabi-rabi itu. Sesudah itu Ibu itu berkata dengan teguran “Nak, mengapa Engkau berbuat berbuat demukian kepada kami?” dan jawab Yesus “mengapa kamu mencari aku, tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada dalam rumah bapaku” Ia menunjuk ke atas, pada wajah-Nya tampak sinar mengherankan. Pada saat Ia berada di Bait Suci perkataan-Nya melahirkan buah pikiran yang tidak pernah terlupakan. Ketika keadaan bangsa itu mulai terbuka bagi pikiran-Nya, dilihatnya bahwa tuntutan Allah dan masyarakat selamanya berbenturan satu sama lain. Manusia sudah menjauhkan diri dari sabda Allah. Acara perbaktian mereka hanya berupa upacara agama yang diulang-ulang tanpa makna dan tidak disertai iman yang damai. Yesus berusaha menyenangkan hati orang yang berbicara dengan Dia. Para ahli taurat membujuk Dia supaya menerima segala adat istiadat dan tradisi yang telah diwariskan dari rabi-rabi purbakala, tapi Ia meminta wewenang mereka dalam Alkitab. Saudara-saudaranya yaitu anak-anak Yusuf memihak pada rabi-rabi. Mereka bersikeras mengatakan bahwa tradisi mesti ditaati. Ia menggunakan kuasa-Nya untuk kepentingan semua orang yang memerlukan pertolongan. Ia ,emenemkan asas bahwa tidak bergantung kepada penyiksaan tubuh dan bekerja untuk meringankan setiap penderitaan yang dilihat-Nya. Segala kepahitan yang menjadi nasib manusia, tadak ada bagian yang tidak dirasakan oleh Kristus sejak pada masa kanak-kanak. Yesus menaruh perhatian yang terlihat oleh mata-Nya dan dan kepada tiap penderita ia membawa pertolongan.