Anda di halaman 1dari 8

Septeryan Dwi Purnomo Putra

8111417131

Middle Examination of Foresty Law

1. Jelaskan sifat dan bentuk penyerahan penggunaan fungsi hutan


Terdapat 2 (dua) sifat penyerahan penggunaan fungsi hutan yaitu:

a. sifat tetap adalah kawasan hutan tersebut akan berubah status yuridisnya dari kawasan
hutan menjadi bukan kawasan hutan.

b. tidak tetap / sementara adalah kawasan hutan yang diserahkan tersebut status yuridisnya
masih tetap sebagai kawasan hutan.

Adapun bentuk penyerahan kawasan yang bersifat tetap ini dapat dilaksanakan dalam bentuk:

1. tukar menukar (ruislag)

2. pelepasan untuk budidaya pertanian

3. pelepasan untuk lokasi trasmigrasi

4. dan pelepasan lainnya

Penyerahan kawasan hutan yang bersifat tetap ini membawa suatu akibat pasti
(konsekuensi logis) yaitu, kawasan hutan yang diserahkan tersebut dengan sendirinya
akan terlepas dari kesatuannya dengan kawasan hutan lainnya, dan kemudian kawasan itu
akan dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang menerima penyerahan tersebut.

Bentuk penyerahan kawasan hutan yang bersifat sementara dilaksanakan dalam bentuk:

1. pinjam pakai

2. pinjam pakai dengan kompensasi

3.pinjam pakai dengan ganti rugi letak bangunan


2. Jelaskan dan uraikan apa yang dimaksud dengan tukar menukar kawasan hutan. Berikanlah
Dasar Yuridis dan contoh tukar menukar kawasan hutan yang pernah dilakukan.
Tukar Menukar Kawasan Hutan menurut KUH Perdata pasal 1541 adalah: “persetujuan
dengan mana kedua belah pihak mengikatkan dirinya untuk saling memberikan suatu barang
secara timbal balik, sebagai gantinya suatu barang lain.”
Dasar Hukum Tukar Menukar :

1. KUHPerdata pasal 1541

2. Keputusan Menteri Pertanian No. 178/Kpts/UM/4/1975 tentang Pedoman Umum


Perubahan Kawasan Hutan yang kemudian digantikan diubah dengan Keputusan Menteri
Kehutanan No. 164/Kpts-II/1994 tentang Pedoman Tukar-Menukar Kawasan Hutan.

Berdasarkan pengertian tukar menukar diatas (berdasarkan KUH Perdata pasal 1541),
terdapat 3 (tiga) hal yang harus ada dalam unsur tersebut adalah:

1. adanya subyek hukum (kreditor dan debitur)

2. obyek tukar menukar

3. obyeknya sama besarnya, beratnya, maupun luasnya

Sedangkan yang dimaksud dengan tukar menukar kawasan hutan menurut Pasal 1 ayat
(2) Keputusan Kehutanan No. 164/Kpts-II/1994 adalah: “suatu kegiatan melepaskan
kawasan hutan tetap untuk kepentingan pembangunan di luar sektor kehutanan yang
diimbangi dengan memasukkan tanah pengganti menjadi kawasan hutan dan kegiatan
pelepasan kawasan hutan tetap tersebut tidak dapat dilakukan dengan cara relokasi fungsi
hutan produksi konversi menjadi hutan produksi tetap”.

Dari penjelasan Keputusan Kehutanan No. 164/Kpts-II/1994 tersebut diatas, terdapat 4


hal penting yang harus diperhatikan yaitu:

1. kegiatan melepaskan kawasan hutan;

2. untuk kepentingan pembangunan di luar sektor kehutanan;

3. memasukkan tanah pengganti menjadi kawasan hutan;


4. tidak dapat dilakukan dengan relokasi fungsi hutan produksi konversi menjadi
hutan produksi tetap

Dari penjelasan mengenai pengertian tukar menukar baik dari KUHPerdata dan
Keputusan Menteri Kehutanan tersebut diatas, tukar menukar merupakan salah satu cara
pemanfaatan fungsi kawasan hutan diluar fungsi kehutanan.

Yang termasuk pembangunan di sektor kehutanan antara lain:

1. pembangunan proyek-proyek untuk kepentingan umum terbatas oleh instansi


pemerintah;

2. pembangunan proyek strategis;

3. menyelesaikan pendudukan tanah kawasan hutan tanpa izin Menetri Kehutanan


(okupansi)

4. memperbaiki batas kawasan hutan

3. Apakah tukar menukar kawasan hutan masih dapat dilakukan sampai dengan sekarang?
berikanlah alasan.
Bisa, karena berdasar dari tujuan tukar menukar kawasan hutan itu sendiri adalah untuk
menampung kepentingan pembangunan yang bersifat strategis dan atau menyangkut
kepentingan umum yang terpaksa harus menggunakan Kawasan hutan tanpa mengurangi
luasnya hutan itu sendiri. Yang dimaksudkan dengan kepentingan pembangunan adalah,
kepentingan umum, yang setidaknya dalam pemanfaatan maupun peruntukkannya
dipergunakan untuk banyak orang. Macam kepentingan umum, setidaknya mengacu pada
rincian hal-hal proyek / kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan masukke dalam
kategori kepentingan umum sebagaimana diatur dalam Perpres No. 65/2006 tentang
Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum.

Dan jika tukar menukar Kawasan hutan itu disetujui maka, ada empat kewajiban yang harus
dilakukan:
1. menyediakan dan menyerahkan tanah pengganti, yang jelas statusnya, bebas dari hak
orang lain atau bebas dari segala jenis pembebanan dalam jangka waktu paling lama 2
tahun sejak terbitnya surat perjanjian;

2. membayar ganti rugi

3. membayar biaya penataan batas, baik atas hutan hutan yang dimohon maupun atas
tanah pengganti

4. membuat dan menandatangani perjanjian tukar menukar atau berita acara tukar
menukar

4.  Uraikanlah Pelepasan Kawasan Hutan Untuk Pemukiman Transmigrasi berikut dasar


hukumnya dan berikanlah contohnya.
Dasar hukum Pelepasan Kawasan Hutan Untuk Pemukiman Transmigrasi adalah:
Keputusan Bersama Menteri Transmigrasi dan Menteri Kehutanan No: SKB
80/MEN/1990375/Kpts-II/1990 Tentang Ketentuan dan Tatacara pelepasan kawasan hutan
untuk pemukiman transmigrasi.

Yang dimaksudkan dengan pelepasan kawasan hutan untuk pemukiman transmigrasi adalah
pengubahan status kawasan hutan untuk keperluan pemukiman transmigrasi.

Pemukiman transmigrasi meliputi:

a. lahan perumahan/pekarangan

b. lahan usaha

c. lahan fasilitas umum

5. Uraikanlah Pelepasan Kawasan Hutan Untuk Pengembangan Budi Daya Pertanian, Dasar
hukumnya dan berikanlah contoh.
Dasar hukum pelepasan kawasan hutan untuk pengembangan budi daya pertanian: Surat
keputusan Bersama Menteri Kehutanan, Menteri Pertanian, dan Kepala Badan Pertanahan
Nasional No. 364/Kpts-II/1990, 519/Kpts/HK/050/70/90 dan No. 23-VII-1990 tentang
Ketentuan Pelepasan Kawasan Hutan dan Pemberian Hak Guna Usaha untuk Pengembangan
Usaha Pertanian. Yang dimaksud dengan pelepasan kawasan hutan dalam Keputusan
Bersama tersebut adalah pengubahan status kawasan hutan menjadi tanah yang dikuasai oleh
Negara untuk keperluan usaha pertanian. Terdapat 4 (empat) usaha di bidang pertanian,
antara lain:

1) usaha di bidang tanaman pangan,

2) perkebunan,

3) peternakan, dan

4) perikanan.

6. Uraikan dan jelaskan apa yang dimaksud dengan Pinjam Pakai Kawasan Hutan, Dasar
Hukumnya, prosedurnya dan berikanlah contoh minimal 2 Izin Pinjam Pakai Kawasan
Hutan
Pengertian Pinjam Pakai Kawasan Hutan Adalah penggunaan atau sebagian kawasan
hutan baik yang telah ditunjuk maupun yang telah ditetapkan kepada pihak lain untuk
pembangunan di luar sektor kehutanan tanpa mengubah status, peruntukan, dan fungsi
kawasan hutan tersebut.

Dasar Hukum Pinjam Pakai Kawasan Hutan :

a. Pasal 5 ayat (5) Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1970 tentang Perencanaan Hutan.
Yang berbunyi:”perubahan batas kawasan hutan yang telah ditetapkan dengan Berita
Acara Tata Batas harus dilakukan dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan”.

b. Keputusan Dirjen Kehutanan No. 64/Kpts/DJ/1978 tentang Pedoman Tanah Kawasan


Hutan.

c. Keputusan Menteri Kehutanan No. 338/Kpts-II/1990 tentang Penugasan Sekretaris


Jendral Departemen Kehutanan untuk atas nama Menteri Kehutanan Menandatangani
Surat-surat Pemberian Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan.
d. Keputusan Menteri Kehutanan No. 55/Kpts-II/1994 tentang Pedoman Pinjam Pakai
Kawasan Hutan.

Prosedur pinjam pakai :

1. Pemohon membayar ganti rugi nilai tegakan atas hutan tanaman atau pungutan berupa
Iuran Hasil Hutan dan Dana Reboisasi atas tegakan hutan alam;

2. Pemohon menanggung biaya pengukuran, pemetaan, dan pemancangan tanah batas


atas kawasan hutan yang dipinjam;

3. Pemohon menanggung biaya reboisasi dan reklamasi atas kawasan hutan yang
dipinjam;

4.Pemohon membuat dan menandatangani perjanjian pinjam pakai;

5. Pemohon membantu menjaga keamanan di dalam dan di sekitar kawasan hutan yang
dipinjam;

6. Pemohon diwajibkan memberikan kemudahan bagi aparat kehutanan baik pusat


maupun daerah sewaktu melakukan pengawasan di lapangan.

7. Pemohon mempunyai hak untuk menerima kawasan hutan yang telah ditentukan oleh
Menteri Kehutanan.

8. Setelah persetujuan atas permohonan pinjam pakai, maka dilakukan penandatanganan


perjanjian pinjam pakai kawasan hutan.

9. Pinjam pakai tanpa kompensasi, ditandatangani antara pemohon bersama Kepala


kantor Wilayah Departemen Kehutanan.

Contoh Izin Pinjam Kawasan Hutan :

- Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Nomor : P.4/VII-PKH/2014

- Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor :


P.50/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2016

- Peraturan Direktur Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi Nomor


466.K/37/DJB/2008
7. Uraikanlah apa yang dimaksud dengan perlindungan hutan, dasar hukum, dan macam
perlindungan hutan.
Perlindungan Kawasan Hutan adalah suatu upaya dalam melindungi hutan dari gangguan
dan mengembalikan karakteristik dan fungsi hutan seperti semula. Perlindungan tidak hanya
mencegah ancaman anthroposentris (dari manusia), tetapi juga dari hama dan penyakit
(patologi hutan) serta bencana alam. Perlindungan hutan merupakan salah satu bidang
pekerjaan yang dipenuhi risiko penyuapan dan bahaya fisik di lapang. Tidak
jarang jagawana diserang oleh pelaku perburuan hewan dan pembalakan liar.

Usaha perlindungan hutan adalah suatu usaha untuk mencegah terjadinya kerusakan hutan.
Macam Perlindungan hutan dijelaskan dalam UU No.41 Tahun 1999, yaitu perlindungan
atas:
1. hutan;
2. kawasan hutan;
3. hasil hutan;
4. investasi

PP No. 28/1985 tentang Perlindungan Hutan ditentukan empat macam perlindungan hutan,
yaitu:

1. perlindungan kawasan hutan, hutan cadangan, dan hutan lainnya;

2. perlindungan tanah hutan,

3. perlindungan terhadap kerusakan hutan, dan

4. perlindungan hasil hutan.

8. Berikanlah contoh perlindungan hutan yang telah dilakukan oleh pemerintah dan
masyarakat.
Hutan sebagai paru-paru dunia bahkan ada yang menyebutnya sebagai jantung dari bumi
kita ini, selayaknya mendapat perhatian ekstra ketat.Hutan juga harus mendapat perlindungan
dan pembelaan jika ada orang-orang atau siapa saja yang akan merusak atau melakukan
penebangan baik resmi maupun liar.
Kebijakan pemerintah seharusnya pro terhadap kelestarian hutan, bukan seperti sekarang ini
yang belum memikirkan terhadap perlindungan hutan secara maksimal. Banyak malah dari
para pejabat dan birokrat yang menyelewengkan kekuasaannya untuk memberikan izin
kepada para pengusaha hutan yang ‘nakal’ yang mengeruk keuntungan pribadi dengan
mengeksploitasi hutan secara membabi buta. Akibatnya dapat dipastikan kerusakan dan
penggundulan hutan makin luas dan makin merajalela.
Berikut adalah contoh usaha yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk
menjaga kelestarian Kawasan Hutan:

- Ketegasan Penegakan Hukum

- Menerapkan Birokrasi Paperless

- Kebijakan Semua Hutan Adalah Hutan Lindung

- Reboisasi Tepat Sasaran Dan Perawatan Pasca Reboisasi

- Menanamkan Kesadaran Pentingnya Hutan

- Menghilangkan Kebiasaan Ladang Berpindah-Pindah

- Kebiasaan Menanam Pohon

- Menjaga Lingkungan Hidup, Menghemat Air Bersih Dan Daur Ulang

Anda mungkin juga menyukai