Anda di halaman 1dari 23

MATA KULIAH

MATA : ASUHAN
KULIAH : ASUHANKEBIDANAN
KEBIDANAN PADA PERSALINAN
PADA PRA NIKAH DANDAN
PRA BBL
KONSEPSI S
E
MODUL
M
E
PENYULIT DAN KOMPLIKASI TIAP KALA PERSALINAN
S
T
DosenPengampu : JULIETTA HUTABARAT,SST,M.Keb
E
R

L
I
M
A

Nama Kelompok 10:


FRISKA LUSI MENOMI
(P07524419102)
LISKA RAHMAWATI
( P07524419105 )

Kelas : DIV-3C

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN

PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN

T.A 2021/2022
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DAN BBL

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga modul ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Modul ini sebagai salah satu tugas Mata Kuliah “ASUHAN KEBIDANAN PADA
PERSALINAN DAN BBL “

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan modul ini, hal itu di karenakan
kemampuan penulis yang terbatas. Namun, berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak
akhirnya pembuatan modul ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dan penulis taklupa
mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu.

Penulis berharap dalam penulisan modul ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
sendiri dan para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Medan, 15 Agustus 2021

Penulis
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DAN BBL

DAFTAR ISI

KA TA P EN GAN A T AR ............................................................................ 2
D AF TAR IS I ............................................................................................................... 3
PEN D A HU LU AN ...................................................................................... 4
PE T UN JUK B EL AJAR .................................................................... 5
UR AIAN M AT ER I ................................................................................................... 6
R AN GKUM AN ............................................................................................... 20
TES FOR M AT IF .................................................................................... 21
D AF TAR P US TA KA .............................................................................. 23
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DAN BBL

PENDAHULUAN

Deksripsi singkat

Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk mampu memahami tentang
PENYULIT DAN KOMPLIKASI TIAP KALA PERSALINAN dengan mempelajari
modul ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahuinya. Materi dalam modul ini berkaitan
dengan mata kuliah ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DAN BBL

Tujuan Pembelajaran

Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu mengetahui tentang PENYULIT DAN KOMPLIKASI TIAP KALA
PERSALINAN
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DAN BBL

PETUNJUK BELAJAR

Sebelum memulai mempelajari modul pembelajaran ini, dianjurkan agar membaca do’a
terlebih dahulu menurut agama dan kepercayaan masing- masing agar mendapat keberkatan ilmu.

1. Bacalah uraian dan contoh pada kegiatan belajar secara global. Tujuan untuk
mengetahui pokok-pokok pikiran yang diuraikan dalam kegiatan belajar ini.
2. Setelah anda mengetahui garis besar pokok-pokok pikiran dalam materi uraian
ini,baca sekali lagi secara lebih cermat.Membaca secara cermat bertujuan untuk
mengetahui pokok-pokok pikiran dari setiap sub pokok bahasan
3. Untuk memudahkan anda mencari kembali hal-hal penting seperti prinsip dan konsep
essensial, beri tanda pada konsep dan prinsip penting. Kemudian anda cari hubungan
antara konsep tersebut,sehingga anda memiliki konsep
4. Bila anda merasa belum yakin dalam membaca uraian pada kegiatan belajar ini,ulangi
lagi membaca materi kegiatan belajar sekali lagi
5. Pelajari cara menyelesaikan soal pada contoh-contoh soal yang diberikan pada
kegiatan belajar ini,caranya adalah sebagiai berikut ini :
a. Baca soal yang anda kerjakan
b. Analisis materi dalam soal ini dengan menuliskan apa-apa saja yang diketahui
dalam soal ini
c. Cari permasalahan atau pertanyaan dari soal tersebut
d. Buat kerangka rencana penyelesaian soal tersebut dengan menuliskan konsep
yang diperlukan dan cari hubungan antarkonsep tersebut
e. Tuliskan hasil jawaban anda pada akhir penyelesaian soal
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DAN BBL

KEGIATAN BELAJAR

IDENTIFIKASI TANDA TANDA DINI BAHAYA / KOMPLIKASI IBU DAN JANIN PADA KALA 1
PERSALINAN

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina
ke dunia luar. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir.
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan
persentasi belakang kepala berlangsung dalam 18-24 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Wiknjosastro, 2008).
Komplikasi yang dialami ibu melahirkan kala I adalah: Partus lama, biasanya terkait kontraksi uterus yang tidak
kuat atau dilatasi serviks yang tidak sempurna

2.1 Pengertian Perdarahan Pervagina


Perdarahan pervaginam atau perdarahan dari kemaluan merupakan salah satu tanda waspada terjadinya gangguan pada
rahim atau keguguran. Keguguran sendiri memiliki beberapa tahapan dimana pada keguguran stadium pertama atau di dalam
dunia medis dikenal dengan abortus imminens, terdapat tanda keguguran (kontraksi, perdarahan pervaginam) namun janin
masih dapat dipertahankan. Perdarahan pervaginam pada ibu hamil muda harus dievaluasi dengan seksama. Darah yang keluar
melalui vagina merupakan perdarahan atau spotting. Spotting disebut juga flek, yaitu perdarahan ringan yang biasa terjadi pada
saat kehamilan terutama trimester 1 (usia kehamilan 0 – 12 minggu). Sebagian wanita mengalami flek kecoklatan dan ini
merupakan hal yang normal pada kehamilan. Namun, hal ini harus dipastikan tidak ada komplikasi yang bersifat patologis. Flek
darah dianggap normal jika terjadi pada trimester 1, darah yang keluar merupakan bercak dalam jumlah sedikit, tidak mengotori
celana dalam, tidak berlangsung lama (kurang dari 1 hari), dan tidak disertai gejala lain. Namun, Flek menjadi berbahaya jika
diikuti gejala lain yang patologis seperti nyeri perut, demam, lemas, pingsan, bahkan darah yang keluar berupa gumpalan atau
jaringan, kemudian diikuti perdarahan selanjutnya (perdarahan hebat).
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DAN BBL

Perdarahan postpartum ada kalanya merupakan perdarahan yang hebat dan menakutkan sehingga dalam waktu
singkat wanita jatuh ke dalam syok, ataupun merupakan perdarahan yang menetes perlahan-lahan tetapi terus menerus
dan ini juga berbahaya karena akhirnya jumlah perdarahan menjadi banyak yang mengakibatkan wanita menjadi lemas
dan juga jatuh dalam syok (Saifuddin, 2014).
Perdarahan postpartum dibagi menjadi dua, yaitu perdarahan postpartum primer/dini dan perdarahan
postpartum sekunder/lanjut.
1) Perdarahan postpartum primer
yaitu perdarahan postpartum yang terjadi dalam 24 jam pertama kelahiran. Penyebab utama perdarahan
postpartum primer adalah atonia uteri, retensio
plasenta, sisa plasenta, robekan jalan lahir, dan inversio uteri.
2) Perdarahan postpartum sekunder
yaitu perdarahan postpartum yang terjadi setelah 24 jam pertama kelahiran. Perdarahan postpartum sekunder
disebabkan oleh infeksi, penyusutan rahim yang tidak baik, atau sisa plasenta yang tertinggal (Manuaba,2014).

Penyebab perdarahan postpartum primer dibagi menjadi empat kelompok utama:


1) Tone(AtoniaUteri)
Atonia uteri menjadi penyebab pertama perdarahan postpartum. Perdarahan postpartum bisa dikendalikan
melalui kontraksi dan retraksi serat-serat miometrium. Kontraksi dan retraksi ini menyebabkan terlipatnya pembuluh-
pembuluh darah sehingga aliran darah ke tempat plasenta menjadi terhenti. Kegagalan mekanisme akibat gangguan
fungsi miometrium dinamakan atonia uteri (Oxorn, 2010).
2) Trauma dan Laserasi
Perdarahan yang cukup banyak dapat terjadi karena robekan pada saat proses persalinan baik normal maupun
dengan tindakan, sehingga inspeksi harus selalu dilakukan sesudah proses persalinan selesai sehingga sumber
perdarahan dapat dikendalikan. Tempat-tempat perdarahan dapat terjadi di vulva, vagina, servik, porsio dan uterus
(Oxorn, 2010).
3) Tissue (Retensio Plasenta)
Retensio sebagian atau seluruh plasenta dalam rahim akan mengganggu kontraksi dan retraksi, sinus-sinus
darah tetap terbuka, sehingga menimbulkan perdarahan postpartum. Perdarahan terjadi pada bagian plasenta yang
terlepas dari dinding uterus. Bagian plasenta yang masih melekat merintangi retraksi miometrium dan perdarahan
berlangsung terus sampai sisa organ tersebut terlepas serta dikeluarkan (Oxorn, 2010).
4) Thrombophilia (Kelainan Perdarahan)
Afibrinogenemia atau hipofibrinogenemia dapat terjadi setelah abruption placenta, retensio janin-mati yang
lama di dalam rahim, dan pada emboli cairan ketuban. Kegagalan mekanisme pembekuan darah menyebabkan
perdarahan yang tidak dapat dihentikan dengan tindakan yang biasanya dipakai untuk mengendalikan perdarahan.

2.2 Pengertian Inersia HIS


His adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna. Sifat his
yang baik adalah kontraksi simetris, fundus dominan, terkoordinasi dan relaksasi. Walaupun his itu kontraksi yang
fisiologis akan tetapi bertentangan dengan kontraksi fisiologis lainnya, seperti nyeri. Kontraksi uterus juga bersifat
intermiten sehingga ada periode relaksasi uterus diantara kontraksi, fungsi penting relaksasi, yaitu mengistirahatkan
otot uterus, memberi kesempatan istirahat bagi ibu, mempertahankan kesejahteraan bayi karena kontraksi uterus
menyebabkan kontriksi pembuluh darah plasenta (Nurasiah, 2014:21)

Macam Macam Inersia Menurut Dr. Amru Sofian, 2013:216 inersia uteri dibagi dalam 2 bagian yaitu:
a. Inersia uteri primer adalah kelemahan his timbul sejak dari permulaan persalinan. Hal ini harus dibedakan dengan
his pendahuluan yang juga lemah dan kadang-kadang menjadi hilang (false labour)
b. Inersia uteri sekunder adalah kelemahan his yang timbul setelah adanya his yang kuat teratur dan dalam waktu yang
lama.
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DAN BBL

Menurut Yulia Fauziyah, 2014:102 inersia uteri dibagi menjadi 2 yaitu:


a. Inersia uteri hipertonis, yaitu kontraksi uterin tidak terkoordinasi, misalnya kontraksi segmen tengah lebih kuat dari
segmen atas. Inersia uteri ini sifatnya hipertonis, sering disebut sebagai inersia spastis. Pasien biasanya sangat
kesakitan. Inersia uteri hipertonis terjadi dalam fase laten. Oleh karena itu
dinamakan juga sebagai inersia primer.
b. Inersia uteri hipotonis, yaitu kontraksi terkoordinasi tetapi lemah. Melalui deteksi dengan menggunakan cardio
Tocography (CTG), terlihat tekanan yang kurang dari 15 mmHg. Dengan palpasi, his jarang dan pada puncak kontraksi
dinding rahim masih dapat ditekan ke dalam. His disebut naik bila tekanan intrauterine mencapai 50-60 mmHg.
Biasanya terjadi dalam fase aktif atau kala

Penyebab inersia uteri yaitu:


1. Kelainan his terutama ditemukan pada primigravida khususnya primigravida tua
2. Inersia uteri sering dijumpai pada multigravida
3. Faktor herediter
4. Faktor emosi dan ketakutan
5. Salah pimpinan persalinan
6. Bagian terbawah jani tidak berhubungan rapat dengan segmen bawah uterus, seperti pada kelainan letak janin
atau pada disproporsi sefalipelvik
7. Kelainan uterus seperti uterus bikornis unikolis
8. Salah pemberian obat-obatan, oksitosin dan obat penenang.
9. Peregangan Rahim yang berlebihan pada kehamilan ganda atau hidramnion
10. Kehamilan postmatur.

Penyebab Inersia Uteri Menurut Reeder, Martin, Griffin tahun 2014:395 penyebab terjadinya inersia uteri yaitu:
1. Distensi berlebihan pada uterus, disebabkan oleh janin yang besar, kehamilan kembar, atau polihidroamnion
2. Kekakuan serviks yang dihubungkan dengan fibrosis serviks dan nulipara yang berusia lanjut
3. Klien yang sangat gemuk (berhubungan dengan persalinan yang lebih lambat dan lebih tidak konsisten)
4. Usia maternal yang lanjut (pengerasan taut jaringan ikat antara komponan tulang panggul yang dihubungkan
dengan memanjangnya kala dua persalinan)
5. Pemberian analgesik yang berlebihan

Langkah-langkah penanganan selanjutnya:


1. Berikan oksitosin drips 5-10 satuan dalam 500 cc dekstrosa 5%, dimulai dengan 12 tetes per menit, dinaikkan
setiap 30 menit sampai 40-50 tetes per menit. Maksud dari pemberian oksitosin adalah supaya serviks dapat
membuka.
2. Pemberianoksitosintidakusahterusmenerus,sebabbilatidakmempekuat his setelah pemberian beberapa lama,
hentikan dulu dan ibu dianjurkan untuk istirahat. Keesokan harinya bias diulang pemberian oksitosin drips.
3. Bila inersia disertai dengan disproporsi sefalopelvis, maka sebaiknya dilakukan seksio sesarea.
4. 4) Bila semua his kuat tetapi kemudian terjadi inersia sekunder/hipertonis, pengobatan yang terbaik ialah
petidin 50 mg atau tokolitik, seperti ritodine dengan maksud menimbulkan relaksasi dan istirahat, dengan
harapan bahwa setelah pasien itu bangun kembali timbul his yang normal. Mengingat bahaya infeksi
intrapartum, kadang-kadang dicoba juga oksitosin, tetapi dalam larutan yang lebih lemah. Namun jika his tidak
menjadi lebih baik dilakukan seksio sesarea (Fauziyah, 2014:103).

2.3 Pengertian Fetal Distress


Fetal distress atau gawat janin adalah kondisi ketika janin tidak mendapatkan pasokan oksigen yang cukup
selama kehamilan maupun persalinan. Kondisi gawat janin ini biasanya terdeteksi melalui denyut jantung yang tampak
tidak normal. Ini karena pasokan oksigen yang dialirkan dari ibu ke janin mengalami hambatan, hingga kemudian
menyebabkan penurunan pada denyut jantung bayi. Selain itu, gawat janin juga bisa membuat bayi di dalam
kandungan mengalami masalah pada gerakan otot dan rendahnya kadar cairan ketuban.
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DAN BBL

Fetal Distress (Gawat janin) adalah gangguan pada janin dapat terjadi pada masa antepartum atau intrapartum.
Kegawatan janin antepartum menjadi nyata dalam bentuk retardasi pertumbuhan intrauterin. Hipoksia janin
peningkatan tahanan vaskular pada pembuluh darah janin. (Nelson, 1999).
Fetal Distress (Gawat Janin) adalah keadaan ketidak seimbangan antara kebutuhan oksigen dan nutrisi janin
sehingga menimbulkan perubahan metabolisme janin menuju metabolisme anaerob menyebabkan hasil akhir
metabolismenya terakhir bukan karbondioksida (Manuaba,2007).
Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima Oksigen cukup, sehingga mengalami hipoksia(Abdul Bari
Saifuddin dkk, 2002).

Beberapa hal yang bisa menjadi penyebab bayi mengalami fetal distress (gawat janin) adalah sebagai berikut:
• Ukuran bayi cenderung lebih kecil dibandingkan dengan usia kehamilan. Hal ini biasanya terjadi saat bayi tidak
mendapatkan oksigen yang cukup yang ia perlukan melalui plasenta.
• Usia bayi sudah melebihi usia kehamilan normal. Artinya, bayi belum kunjung lahir padahal usia kehamilan
sudah lebih dari 42 minggu.
• Tidak tercukupinya kadar oksigen yang didapatkan bayi.
• Keterlambatan pertumbuhan janin dalam rahim atau intrauterine growth retardation (IUGR).

Berbagai komplikasi saat kehamilan juga dapat menjadi faktor risiko kondisi fetal distress adalah sebagai berikut:
• Preeklampsia yang dapat memengaruhi fungsi plasenta
• Ibu berusia 35 tahun atau lebih saat hamil
• Jumlah cairan ketuban terlalu banyak atau sedikit
• Penyakit yang dialami ibu saat hamil, seperti diabetes gestasional atau tekanan darah tinggi
• Ibu mengalami kelainan plasenta, seperti plasenta abrupsi (abruptio plasenta)
• Kompresi tali pusar, yakni kondisi ketika tali pusar ibu tertekan sehingga aliran darah dari ibu ke janin
terganggu
• Infeksi pada janin
• Hamil bayi kembar
• Pernah mengalami kelahiran mati di kehamilan sebelumnya
• Berat badan berlebih atau kegemukan saat hamil
• Merokok
• Mengalami perdarahan antepartum (melalui vagina) beberapa kali

Tanda-tanda bayi yang sedang mengalami kondisi fetal distress (gawat janin)
• Detak jantung yang menurun
• Gerakan bayi yang melemah atau bahkan tidak bergerak sama sekali
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DAN BBL

Tindakan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis fetal distress (gawat janin)
• Jika usia kehamilan kurang dari 24 minggu, dan tidak merasakan pergerakan bayi. Pemeriksaan meliputi detak
jantung dan ultrasonografi (USG) pada bayi.
• Jika usia kehamilan antara 24-28 minggu dan gerakan bayi terasa berubah. Pemeriksaan lengkap meliputi detak
jantung bayi, pertumbuhan bayi, tekanan darah ibu, dan tes urin ibu.
• Jika ukuran kehamilan Anda cenderung lebih kecil ketimbang ukuran normal di usia kehamilan sekarang.
Pemeriksaan biasanya meliputi USG untuk mengetahui perkembangan bayi.
• Jika usia kehamilan lebih dari 28 minggu. Pemeriksaan lengkap, termasuk detak jantung bayi, pertumbuhan
bayi, tekanan darah ibu, dan tes urin ibu. Detak jantung bayi juga akan diamati terus selama kurang lebih 20
menit.

Penanganan Fetal distress


Penaganan Umum
1. Merubah posis ibu dari terlentang menjadi miring, sebagai usaha untuk memperbaiki aliran darah balik, curah
jantung, dan aliran darah uteroplasental. Perubahan dalam posisi ini juga dapat membebaskan kompresi tali
pusat.
2. Pemberian oksigensi yang adekuat kepada ibu dengan nonrebreathing mask sebanyak 5-10 L/menit, sebagai
usaha meningkatkan penggantian oksigen fetomaternal.
3. Pemberian cairan intra vena 500-1000 ml Ringer Laktat dalam waktu > 20 menit.
4. Menurunkan frekuensi kontraksi uterus dengan menghentikan pemberian oksitosin atau prostaglandin. Hal ini
dilakukan karena kontraksi uterus akan mengganggu sirkulasi darah keruang intervilli.
5. Memberikan tokolitik sesuai rekomendasi American College of Obstetricians and Gynecologist tahun 2013,
seperti injeksi terbutalin sulfat subkutan 0,25 mg atau injeksi nitrogliserin intravena dosis rendah 60-180 μg.
Penanganan Khusus
1. Jika penyebab diketahui maka penanganan dilaksanakan berdasarkan penyebabnya, tetapi jika penyebab tidak
diketahui maka dilakukan pemeriksaan dalam.
2. Jika terdapat perdarahan dengan nyeri yang hilang timbul atau menetap, pikirkan kemungkinan solusio
plasma.
3. Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, sekret vagina berbau tajam) berikan anti biotik untuk amnionitis.
4. Jika tali pusat terletak di bawah janin atau dalam vagina lakukan penanganan prolaps tali pusat.
5. Jika denyut jantung janin tetap abnormal atau jika terdapat tanda-tanda lain gawat janin (mekonium kental pada
cairan amnion, rencanakan persalinan).
6. Jika serviks berdilatasi penuh dan kepala janin tidak lebih dari 1/5 diatas simpisis pubis atau bagian teratas
tulang kepala janin pada stasiun O, lakukan persalinan dengan Ekstraksi Vakum atau Forseps.
7. Jika serviks tidak berdilatasi penuh dan kepala janin tidak lebih dari 1/5 diatas simpisis pubis atau bagian
teratas tulang kepala janin pada stasiun O, lakukan seksio sesarea.

2.4 Pengertian Kala 1 Memanjang


Persalinan dengan kala 1 memanjang adalah persalinan yang fase latennya berlangsung lebih dari 8 jam dan
pada fase aktif laju pembukaanya tidak adekuat atau bervariasi kurang dari 1 cm setiap jam selama sekurang-
kurangnya 2 jam setelah kemajuan persalinan, kurang dari 1,2 cm per jam pada primigravida, lebih dari 12 jam sejak
pembukaan 4 cm sampai pembukaan lengkap (rata-rata 0,5 cm per jam). Insiden ini terjadi pada 5 persen persalinan
dan pada primigravida insidenya dua kali lebih besar dari pada multigravida(Saifuddin, 2009)
Faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya kala I lama meliputi kelainan letak janin seperti letak sungsang,
letak lintang, presentasi muka, dahi dan puncak kepala, kelainan panggul seperti pelvis terlalu kecil dan CPD(
cephalopelvic disproportion), kelainan his seperti inersia uteri.
Partus lama dapat disebabkan oleh abnormalitas pada kekuatan kontraksi (power), jalan lahir (passage), atau
posisi janin (passenger). Risiko terjadinya partus lama meningkat dengan faktor berupa nuliparitas, analgesik epidural,
dan usia ibu lebih dari 35 tahun
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DAN BBL

Penyebab Kala 1 Memanjang


1. Kelainan letak janin
2. Kelainan panggul
3. Kelainan his
4. Janin besar atau kelainan kongenital
5. Primitua

Kala I memanjang diklasifikasikan menjadi 2 yaitu


1. Fase laten memanjang ( prolonged latent phase) Adalah fase pembukaan serviks yang tidak melewati 3 cm
setelah 8 jam inpartu (Saifuddin, 2009)
2. Fase aktif memanjang ( prolonged active phase) Adalah fase yang lebih panjang dari 12 jam dengan
pembukaan serviks kurang dari 1,2 cm per jam pada primigravida (Oxon, 2010)

Masalah Persalinan Lama


• Persalinan lama menimbulkan komplikasi pada ibu dan bayi.
• Fase laten lebih dari 8 jam.
• Persalinan telah berlangsung 12 jam atau lebih tanpa kelahiran bayi (persalinan lama).
• Dilatasi serviks di kanan garis waspada pada partograf.
• Faktor Predisposisi Persalinan Lama
• Bayi: kepala janin besar, hidrosefalus, presentasi wajah-bahu-alis, malposisi persisten, kembar yang terkunci,
kembar siam.
• Jalan lahir: panggul kecil karena malnutrisi; deformitas panggul karena trauma atau polio; tumor daerah
panggul; infeksi virus di perut atau uterus; jaringan parut.
• Faktor yang berhubungan dengan persalinan lama: aktifitas fisik rumah tangga; aktifitas fisik olahraga;
kekuatan ibu (power); passanger; posisi janin; psikologi (dominan); pendidikan ibu; umur ibu; paritas ibu

2.5 Pengertian Kelainan Letak

Kelainan letak dalam kehamilan merupakan keadaan patologis yang erat kaitannya dengan kematian ibu atau
janin. Kelainan letak dapat berupa letak lintang dan letak sungsang (Mansjoer, 2005; h. 258). Letak sungsang adalah
janin letak memanjang dengan bagian terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi keduanya (Prawirohardjo, 2010; h.
588). Kehamilan letak sungsang disebabkan karena plasenta previa, prematuritas, bentuk rahim yang abnormal,
panggul sempit, kelainan bentuk kepala.
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DAN BBL

Letak janin dalam rahim terutama di akhir sangat penting berkaitan dengan prognosis persalinan. Letak janin
saat hamil tidak memerlukan perhatian, karena kedudukannya belum dapat dipastikan ( Manuaba, dkk., 2009: 129).
Sebagian besar janin dalam rahim akan menuju pada letak kepala karena :
1. Berat kepala lebih dari bokong
2. Kepala yang bulat lebih sesuai dengan pintu atas panggul
3. Kepala menyesuaikan diri, dengan ruangan yang lebih kecil pada pintu atas panggul.
4. Bokong menyesuaikan diri dengan ruangan yang luas pada fundus uteri.

Letak lintang adalah keadaan dimana sumbu panjang anak tegak lurus atau hampir tegak lurus pada sumbu
panjang ibu ( Sastrawinata, 2004: 145). Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang didalam uterus
dengan kepala pada sisi yang satu, sedangkan bokong berada pada sisi yang lain ( Marisah dkk, 2010:188). Jadi
pengertian letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang didalam uterus dengan sumbu panjang anak
tegak lurus atau hampir tegak lurus pada sumbu panjang ibu.

Klasifikasi letak lintang dapat dibagi menjadi 2 macam, yang dibagi berdasarkan :
1) Letak kepala
• Kepala anak bisa di sebelah kiri ibu.
• Kepala anak bisa di sebelah kanan ibu.
2) Letak Punggung
• Jika punggung terletak di sebelah depan ibu, disebut dorso – anterior.
• Jika punggung terletak di sebelah belakang ibu, disebut dorso-posterior.
• Jika punggung terletak di sebelah atas ibu, disebut dorso- superior.
• Jika punggung terletak di sebelah bawah ibu, disebut dorso- inferior.

Penyebab terjadinya letak lintang adalah :


1. Multiparitas disertai dinding uterus dan perut yang lembek
2. Fiksasi kepala tidak ada indikasi CPD
3. Hidrosefalus
4. Pertumbuhan janiun terhambat atau janin mati
5. Kehamilan premature
6. Kehamilan kembar
7. Panggul sempit
8. Tumor di daerah panggul
9. Kelainan bentuk rahim ( uterus arkuatus atau uterus subseptus)
10. Kandung kemih serta rektum yang penuh 11) Plasenta Previa

Letak sungsang adalah suatu keadaan dimana posisi janin memanjang (membujur) dalam rahim dengan kepala
berada pada bagian atas rahim (fundus uteri) dan bokong berada dibagian bawah ibu.
Penyebab Letak Sungsang dapat berasal dari faktor janin maupun faktor ibu.
1. Dari faktor janin, antara lain :
Gemeli(kehamilanganda) Kehamilan dengan dua janin atau lebih dalam rahim, sehingga menyebabkan
terjadinya perebutan tempat. Setiap janin berusaha mencari tempat yang lebih nyaman, sehingga ada kemungkinan
bagian tubuh yang lebih besar (yakni bokong janin) berada di bagian bawah rahim.
Hidramion(kembarair) Didefinisikan jumlah air ketuban melebihi normal (lebih 2000 cc) sehingga hal ini bisa
menyebabkan janin bergerak lebih leluasa walau sudah memasuki trimester ketiga.
Hidrocepalus Keadaan dimana terjadi penimbunan cairan serebrospinalis dalam ventrikel otak, sehingga
kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun. Karena ukuran kepala janin terlalu besar dan
tidak dapat berakomodasi dibagian bawah uterus, maka sering ditemukan dalam letak sungsang.
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DAN BBL

2.6 Pengertian Gemeli


Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih yang ada didalam kandungan selama
proses kehamilan. Terjadi bila 2 atau lebih ovum mengalami pembuahan ( dizygotic) atau bila satu ovum yang sudah
dibuahi mengalami pembelahan terlalu dini sehingga membentuk 2 embrio yang identik (monozygotic).
Kembar monozygotik terjadi pada 2.3 – 4 per 1000 kehamilan pada semua jenis suku bangsa, 30% dari semua
jenis kehamilan kembar. Kembar dizygotic (fraternal) adalah dua buah ovum yang mengalami pembuahan secara
terpisah, 70% dari semua jenis kehamilan kembar.
15 tahun terakhir ini angka kejadian kehamilan kembar meningkat oleh karena :
1. Pemakaian luas dari obat induksi ovulasi
2. Penerapan ART (assisted reproductive technology)

Morbiditas dan mortalitas maternal lebih tinggi pada kehamilan kembar dibanding kehamilan tunggal akibat :
1. Persalinan preterm
2. Perdarahan
3. Infeksi traktus urinarius
4. Hipertensi dalam kehamilan 2/3 kehamilan kembar berakhir dengan persalinan janin tunggal (sebagian embrio lain
berakhir dalam usia kehamilan 10 minggu)
Mortalitas perinatal kehamilan kembar lebih tinggi dari kehamilan tunggal oleh karena :
1. Kelainan kromosome
2. Prematuritas
3. Kelainan kongenital
4. Hipoksia
5. Trauma

Hal-hal diatas terutama terjadi pada kehamilan kembar monozygotik.


A. PATOGENESIS
1. Kehamilan kembar MONOZYGOTIK
Kehamilan kembar yang terjadi dari fertilisasi sebuah ovum dari satu sperma. Biasanya memiliki jenis kelamin
sama. Perkembangan tergantung pada saat kapan terjadinya divisi preimplantasi Umumnya memiliki karakteristik fisik
sama ( bayangan cermin) ; namun dengan sidik jari yang berbeda.
2.Kehamilan kembar DIZYGOTIK
Kehamilan kembar yang berasal dari dua buah ovum dan dua sperma. Kehamilan kembar dizyogitic dapat
memiliki jenis sex berbeda atau sama.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya kembar dizygotic :
• Ras (lebih sering pada kulit berwarna)
• Angka kejadian di Jepang 1.3 : 1000 ; di Nigeria 49 : 1000 dan di USA 12 : 1000
• Cenderung berulang.
• Menurun dalam keluarga (terutama keluarga ibu).
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DAN BBL

• Usia (sering terjadi pada usia 35 – 45 tahun).


• Ukuran tubuh ibu besar sering mempunyai anak kembar.
• Golongan darah O dan A sering mempunyai anak kembar.
• Sering terjadi pada kasus yang segera hamil setelah menghentikan oral kontrasepsi.
• Penggunaan klomifen sitrat meningkatkan kejadian kehamilan kembar monozygotic sebesar 5 – 10% .

3. Bentuk kehamilan kembar lain


• Fertilisasi 2 ovum yang berasal dari 1 oosit dengan 2 sperma.
• Fertilisasi satu ovum dengan 2 sperma pada dua kejadian coitus yang berbeda (superfecundasi)
• Superfetation adalah fertilisasi 2 ovum yang dilepaskan pada dua haid yang berbeda (tidak mungkin terjadi pada
manusia) oleh karena corpus luteum pada proses kehamilan sebelumnya akan menekan terjadinya proses ovulasi
pada siklus bulan berikutnya.

PLASENTA DAN TALIPUSAT


Plasenta dan selaput ketuban pada kembar monozygote dapat bervariasi seperti terlihat pada gambar 22.1,
tergantung pada saat “pembelahan awal” pada discus embrionik. Variasi yang dapat terlihat adalah :

Selaput ketuban pada kehamilan kembar


MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DAN BBL

1. Pembelahan sebelum stadium morula dan diferensiasi trofoblas (pada hari ke III) menghasilkan 1 atau 2 plasenta, 2
chorion dan 2 amnion (sangat menyerupai kembar dizygotic dan meliputi hampir 1/3 kasus kembar monozygotic)
2. Pembelahan setelah diferensiasi trofoblas tapi sebelum pembentukan amnion (hari ke IV – VIII) menghasilkan 1
plasenta dan 2 amnion ( meliputi 2/3 kasus kembar monozygotic)
3. Pembelahan setelah diferensiasi amnion ( hari ke VIII – XIII) menghasilkan 1 plasenta, 1 chorion dan 1 amnion
4. Pembelahan setelah hari ke 15 menyebabkan kembar tak sempurna, pembelahan pada hari ke XIII – XV
menyebabkan kembar siam.

Keluhan kehamilan lebih sering terjadi dan lebih berat. Tanda-tanda yang sering terlihat :
• Ukuran uterus lebih besar dari yang diharapkan.
• Kenaikan berat badan ibu berlebihan.
• Polihidramnion.
• Riwayat ART (Assisted Reproductive Technology)
• Kenaikan MSAFP (maternal serum alpha feto protein)
• Palpasi yang meraba banyak bagian kecil janin.
• Detik Jantung Janin lebih dari 1 tempat dengan perbedaan frekuensi sebesar > 8 detik per menit.

Kiri : presentasi vertex-vertex


Kanan presentasi Vertex- presentasi bokong
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DAN BBL

Penatalaksanaan persalinan :
1) Posisi janin pertama harus ditentukan saat masuk kamar bersalin.
2) Bila janin pertama letak lintang atau letak sungsang maka persalinan diakhiri dengan sectio caesar.
3) Bila janin pertama letak kepala, dapat dipertimbangkan persalinan pervaginam.
4) Bila janin pertama letak sungsang dan janin letak kepala, dikhawatirkan terjadi interlocking
sehingga persalinan anak pertama mengalami “after coming head”
5) Setelah janin pertama lahir, biasanya kontraksi uterus menghilang atau berkurang sehingga tidak jarang
bahwa kontraksi uterus perlu diperkuat dengan pemberian oksitosin infuse setelah dipastikan anak ke II
dapat lahir pervaginam.

Mekanisme Interlocking pada persalinan kembar


KOMPLIKASI
• Hipertensi dalam kehamilan
• Anemia
• Polihidramnion
• Persalinan preterm
• Persalinan macet akibat interlocking atau collision bagian terendah janin
• Mortalitas perinatal meningkat

2.7 Pengertian POSISI OKSIPUT POSTERIOR PERSISTEN


Pada persalinan presentasi belakang kepala, kepala janin turun melalui PAP dengan sutura sagitalis melintang/
miring, sehingga ubun – ubun kecil dapat berada dikiri melintang, kanan melintang, kiri depan, kanan depan, kiri
belakang/ kanan belakang. Dalam keadaan fleksi bagian kepala yang pertama mencapai dasar panggul adalah oksiput.
Oksiput akan memutar kedepan karena dasar panggul dan muculus levator aninya membentuk ruangan yang lebih
sesuai oksiput. Keadaan UUK dibelakang dianggap <10% UUk yang tidak berputar kedepan/ tetp dibelakang disebut
oksiput posterior persisten.
Etiologi POPP ini dapat disebabkan karena beberapa hal, diantaranya bentuk panggul antropoid,panggul
android karena memiliki segmen depan yang sempit, otot panggul yang sudahlembek biasanya hal ini terjadi pada
multipara, dan karena kepala janin yang kecil dan bulat
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DAN BBL

PENATALAKSANAAN
o Lakukan pengawasan dengan seksama dengan harapan dapat lahir spontan pervaginam.
o Tindakan baru dilakukan jika kala II terlalu lama/ ada tanda – tanda bahaya terhadap janin.
o Pada persalinan dapat terjadi robekan perineum yang teratur atau ekstensi dari episiotomy.
o Periksa ketuban. Bila intake, pecahkan ketuban.
o Bila posisi kepala> 3/5 diatas PAP atau diatas 2 maka SC.
o Bila pembukaan serviks belum lengkap dan tidak ada tanda obstruksi, beri oksitosin drip.
o Bila pembukaan lengkap dan tidak ada kemajuan pada fase pengeluaran, ulangi apakah ada obstruksi.
Bila tidak ada tanda obstruksi oksitosin drip.
o Bila pembukaan lengkap dan kepala masuk sampai tidak kurang 1/5 atau (0) maka ekstraksi atau
forceps.
o Bila ada tanda obstruksi/ gawat janin maka SC

2.8 Pengertian PRESENTASI PUNCAK


Presentasi puncak kepala adalah keadaan dimana puncak kepala merupakan bagian terendah, hal ini terjadi
apabila derajat defleksinya ringan. (Wiknjosastro,2002). Presentasi puncak kepala adalah presentasi kepala dengan
defleksi/ekstensi minimal dengan sinsiput merupakan bagian terendah. Presentasi puncak kepala adalah bagian
terbawah janin yaitu puncak kepala, pada pemeriksaan dalam teraba UUB yang paling rendah, dan UUB sudah
berputar ke depan (Muchtar, 2002). Pada umumnya presentasi puncak kepala merupakan kedudukan sementara yang
kemudian berubah menjadi presentasi belakang kepala. Mekanisme persalinannya hampir sama dengan posisi
oksipitalis posterior persistens, sehingga keduanya sering kali dikacaukan satu dengan yang lainnya. Perbedaannya
ialah : pada presentasi puncak kepala tidak terjadi fleksi kepala yang maksimal, sedangkan lingkaran kepala yang
melalui jalan lahir adalah sirkumferensia frontooksipitalis dengan titik perputaran

Letak defleksi ringan dalam buku synopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi (2002) biasanya disebabkan:
o Kelainan panggul (panggul picak)
o Kepala bentuknya bundar
o Anak kecil atau mati
o Kerusakan dasar panggul
Sedangkan sebab lainnya yaitu :
o Sering ditemukan pada janin besar atau panggul sempit.
o Multiparitas, perut gantung
o Anensefalus, tumor leher bagian depan.

Pada pemeriksaan dalam didapati UUB paling rendah dan berputar ke depan atau sesudah anak lahir caput
terdapat di daerah UUB. Diagnosis kedudukan : Presentasi puncak kepala
1. Pemeriksaan abdominal
• Sumbu panjang lain sejajar dengan sumbu panjang ibu
• Di atas panggul teraba kepala
• Punggung terdapat pada satu sisi, bagian-bagian kecil terdapat pada sisi yang berlawanan
• Di fundus uteri teraba bokong
• Oleh karena tidak ada fleksi maupun ekstensi maka tidak teraba dengan jelas adanya tonjolan kepala
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DAN BBL

pada sisi yang satu maupun sisi lainnya.


2. Auskultsi
Denyut jantung janin terdengar paling keras di kuadran bawah perut ibu, pada sisi yang sama dengan punggung
janin
3. Pemeriksaan vaginal
• Sutura sagitalis umumnya teraba pada diameter transversa panggul,
• Kedua ubun-ubun sama-sama dengan mudah dapat diraba dan dikenal. Keduanya sama tinggi dalam
panggul.
4. Pemeriksaan sinar-x
Pemeriksaan radiologis membantu dalam menegakkan diagnosis kedudukan dan menilai panggul
Mekanisme persalinan pada presentasi puncak adalah sebagai berikut :
a. Bagian terendah : puncak kepala
b. Putaran paksi dalam UUB berputar ke simfisis
c. Kelahiran kepala : UUB lahir, kemudian dengan glabella (batas rambut dahi) sebagai hipomoglion, kepala
fleksi sehingga lahirlah oksiput melalui perineum.
Lingkaran kepala yang melewati panggul adalah cirkum fronto-occiput sebesar 34 cm, karenanya partus akan
berlangsung lebih lamadibanding pada persalinan normal dimana diameter yang melewati panggul adalah circum
suboksipitobregmatikus (32 cm).
Kepala masuk panggul paling sering pada diameter transversa PAP. Kepala turun perlahan-lahan, dengan ubun-
ubun kecil dan dahi sama tingginya (tidak ada fleksi maupun ekstensi) dan dengan sutura sagitalis pada diameter
transversa panggul, sampai puncak kepala mencapai dasar panggul. Sampai di sini ada beberapa kemungkinan
penyelesaiannya:
1. Paling sering kepala mengadakan fleksi, UUK berputar ke depan, dan kelahiran terjadi dengan kedudukan
occipitoanterior
2. Kepala mungkin tertahan pada diameter transverse panggul. Diperlukan pertolongan operatif untuk deep
transverse arrest
3. Kepala mungkin berputar ke belakang dengan atau tanpa fleksi. UUK menuju ke lengkung sacrum dan dahi
ke pubis. Mekanismenya adalah kedudukan UUK belakang menetap. Kelahiran dapat spontan atau dengan
cara operatif.
4. Kadang-kadang sekali kelahiran dapat terjadi dengan sutura sagitalis pada diameter transversa
5. Kadang-kadang kepala mengadakan ekstensi, dan mekanismenya menjadi prsentasi muka atau dahi.

2.9 Pengertian PRESENTASI MUKA


Keadaan dimana kepala dalam kedudukan defleksi maksimal, sehingga oksiput tertekan pada punggung dan
muka merupakan bagian terendah menghadap kebawah. Primer bila terjadi sejak kehamilan, sekunder bila terjadi pada
proses persalinan.

DIAGNOSIS
• Tubuh janin dalam keadaan fleksi, sehingga pada pemeriksaan luar dada akan teraba punggung.
• Bagian kepala menonjol yaitu belakang kepala berada disebelah yang berlawanan dengan letak dada.
• Di daerah itu juga dapat diraba bagian – bagian kecil janin dan djj lebih jelas.
• Periksa dalam meraba dagu, mulut, hidung, pinggir orbita.
Penyebab keadaan – keadaan yang memaksa terjadi defleksi keala atau keadaan yang menghalangi terjadinya
fleksi kepala.
a. Sering ditemukan pada janin besar atau panggul sempit.
b. Multiparitas, perut gantung.
c. Anensefalus, tumor leher bagian depan.
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DAN BBL

2.10 Pengertian PRESENTASI DAHI


Presentasi dahi adalah keadaan dimana kedudukan kepala berada di antara fleksi dan defleksi,dahi berada pada
posisi terendah dan tetap paling depan.

a. Etiologi
• Anak kecil atau sudah meninggal

• Penempatan dahi presisten


• Seperti letak muka
b. Mekanisme persalinan
Kepala memasuki panggul biasanya dengan dahi melintang atau miring. Pada waktu putar paksi dahi memutar
kedepan . Dahi paling dulu nampa pada vulva dan tulang rahang atas menjadi hypomoklion berada di bawah simpisis.
Dengan fleksi lahirlah UUB, dan belakang kepala dan setelah belakang kepala lahir dengan gerakan defleksi berturut-
turut lahir mulut dan dagu di bawah simfisis, vulva di regangkan oleh diameter maxilla occipitalis. Caput succedaneum
terjadi pada dahi.

c. Diagnosis
1.Palpasi
Bokong teraba di fundus dan kepala di bawah Benjolan kepala terdapat pada tempat punggung ini membuat
sudut yang agak tajam ( sudut fabre)
2. Auskultasi
Paling jelas terdengar melewati dada yaitu di sebelah yang sama dengan bagian – bagian kecil
3. Pemeriksaan dalam
Teraba UUB, orbita ,glabelala, dan pangakal hidung, sementara dagu tidak teraba

d. Pimpin persalinan
1. Observasi untuk menunggu apakah bisa lahir spontan dengan pengawasan yang baik
2. Coba reposisi menjadi letak LBK atau letak Muka
3. Bila ada indikasi dan syarat terpenuhi lakukan ekstrasi vakum atau forsep, bila janin meninggal lakukan embriotomi
dan bila janin hidup di tambah indikasi lainnya lakukan SC.

e. Prognosis
Bagi ibu : partus menjadi lama dan lebih sulit, bisa terjadi robekan yang hebat dan rupture uteri.
Bagi anak : mortalitas lebih tinggi.
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DAN BBL

RANGKUMAN
Perdarahan pervaginam atau perdarahan dari kemaluan merupakan salah satu tanda waspada terjadinya gangguan pada
rahim atau keguguran. Keguguran sendiri memiliki beberapa tahapan dimana pada keguguran stadium pertama atau di dalam
dunia medis dikenal dengan abortus imminens, terdapat tanda keguguran (kontraksi, perdarahan pervaginam) namun janin
masih dapat dipertahankan. Perdarahan pervaginam pada ibu hamil muda harus dievaluasi dengan seksama. Darah yang keluar
melalui vagina merupakan perdarahan atau spotting. Spotting disebut juga flek, yaitu perdarahan ringan yang biasa terjadi pada
saat kehamilan terutama trimester 1 (usia kehamilan 0 – 12 minggu). Sebagian wanita mengalami flek kecoklatan dan ini
merupakan hal yang normal pada kehamilan. Namun, hal ini harus dipastikan tidak ada komplikasi yang bersifat patologis. Flek
darah dianggap normal jika terjadi pada trimester 1, darah yang keluar merupakan bercak dalam jumlah sedikit, tidak mengotori
celana dalam, tidak berlangsung lama (kurang dari 1 hari), dan tidak disertai gejala lain. Namun, Flek menjadi berbahaya jika
diikuti gejala lain yang patologis seperti nyeri perut, demam, lemas, pingsan, bahkan darah yang keluar berupa gumpalan atau
jaringan, kemudian diikuti perdarahan selanjutnya (perdarahan hebat).

Fetal distress atau gawat janin adalah kondisi ketika janin tidak mendapatkan pasokan oksigen yang cukup
selama kehamilan maupun persalinan. Kondisi gawat janin ini biasanya terdeteksi melalui denyut jantung yang tampak
tidak normal. Ini karena pasokan oksigen yang dialirkan dari ibu ke janin mengalami hambatan, hingga kemudian
menyebabkan penurunan pada denyut jantung bayi. Selain itu, gawat janin juga bisa membuat bayi di dalam
kandungan mengalami masalah pada gerakan otot dan rendahnya kadar cairan ketuban.
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DAN BBL

SOAL FORMATIF

1.Seorang wanita usia 25 tahun melahirkananak pertama pada usia kehamilan 36minggu, dengan jenis kelamin
perempuan,berat lahir bayi 2400 gram, panjang badan46 cm. Diagnosa apa yang tepat untuk persalinannya adalah…
a. Persalinan premature
b. Persalinan mature
c. Persalinan postmature
d. Persalinan imature
e. Persalinan BBLR
2.Seorang wanita usia 27 tahun melahirkananak kedua pada usia kehamilan 37minggu, dengan jenis kelamin laki-laki,
BB lahir bayi 2450 gram, PB bayi 47 cm.Ditinjau dari berat badan lahir bayi,diagnose apa yang paling tepat untuk
kasus diatas…
a. BBLR
b. Mature
c. Premature
d. Bayi berat lahir ekstrim
e. Bayi kecil masa kehamilan (KMK)

3.Seorang wanita usia 26 tahun melahirkananak pertamanya pada usia kehamilan 22minggu dengan berat 600 gram
dan kondisianak yang dilahirkan dalam keadaanmeninggal dunia. Diagnosa apa yang paling tepat untuk kasus diatas…
a. Abortus
b. Janin mati
c. Kematian neonatal
d. IUGR
e. IUFD
4.Seorang wanita usia 27 tahun, hamil 8bulan, datang ke BPM dengan keluhantidak merasakan gerakan janin,
kemudiandilakukan pemeriksaan TFU 3 jari diataspusat, DDJ menghilang. Diagnose yang paling tepat untuk kasus ini
adalah …
a. Abortus
b. Gawat janin
c. Rupture uteri
d. Kematian janin
e. IUGR
5.Seorang wanita usia 38 tahun hamil 32minggu, anak pertama datang ke BPMuntuk memeriksakan kehamilannya
dengankeluhan gerakan anak kurang, TFU uteri 2 jari diatas pusat, penambahan berat badanibu selama hamil 5 kg.
Dari kasus tersebut,diagnose apa yang paling tepat..
a. Abortus
b. Gawat janin
c. Rupture uteri
d. Kematian janin
e. IUGR
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DAN BBL

KUNCI JAWABAN

1. A

2. A

3. E

4. D

5. E
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DAN BBL

DAFTAR PUSTAKA

Ardhiyanti, Y. 2016. Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Persalinan Lama di RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru. Jurnal. Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 3, No. 2, Mei 2016 .
Abdul Bari Saifuddin dkk.2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan
Bina Pustaka: Jakarta.
Joseph Hk, dkk. 2010. Catatan Kuliah Ginekologi dan Obstetri (Obsgyn). Nuha Medica: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai