KegawatdaruratanMaternal pada
Kasus Pendarahan
Kegawatdaruratan
Maternal dan Neonatal Antepartum(Kehamilan Trimester
II & III)
Dosen Pengampu : Julietta Hutabarat, SST, M.Keb
DISUSUN
KELOMPOK 4 :
Liska Rahmawati
(P07524419105)
Salva kafadia
sitepu(P07524419109)
(P07524419112)
(P07524419119)
KELAS : DIV-IIIC
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini sebagai salah satu tugas Mata Kuliah “KEGAWAT DARURATAN
MATERNAL DAN NEONATAL”
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, hal itu di
karenakan kemampuan penulis yang terbatas. Namun, berkat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dan penulis taklupa mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu.
Penulis berharap dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis sendiri dan para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan
untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN …………………………………………………………...…,,4
Relavansi ...................................................................................................4
RANGKUMAN .................................................................................................24
EVALUASI FORMATIF...................................................................................25
n Petujuk Ber
Sin
Deksripsi singkat
Relevansi
Materi dalam modul ini berkaitan dengan mata kuliah Kegawatdaruratan Maternal danj
Neonatal
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Pendarahan
Antepartum (Kehamilan Trimester II&III).
PETUNJUK BELAJAR
Sebelum memulai mempelajari modul pembelajaran ini, dianjurkan agar membaca do’a
terlebih dahulu menurut agama dan kepercayaan masing-masing agar mendapat keberkatan
ilmu.
1. Bacalah uraian dan contoh pada kegiatan belajar secara global. Tujuan untuk
mengetahui pokok-pokok pikiran yang diuraikan dalam kegiatan belajar ini.
2. Setelah anda mengetahui garis besar pokok-pokok pikiran dalam materi uraian
ini,baca sekali lagi secara lebih cermat.Membaca secara cermat bertujuan untuk
mengetahui pokok-pokok pikiran dari setiap sub pokok bahasan
3. Untuk memudahkan anda mencari kembali hal-hal penting seperti prinsip dan
konsep essensial, beri tanda pada konsep dan prinsip penting. Kemudian anda cari
hubungan antara konsep tersebut,sehingga anda memiliki konsep
4. Bila anda merasa belum yakin dalam membaca uraian pada kegiatan belajar
ini,ulangi lagi membaca materi kegiatan belajar sekali lagi
5. Pelajari cara menyelesaikan soal pada contoh-contoh soal yang diberikan pada
kegiatan belajar ini,caranya adalah sebagiai berikut ini :
a. Baca soal yang anda kerjakan
b. Analisis materi dalam soal ini dengan menuliskan apa-apa saja yang diketahui
dalam soal ini
c. Cari permasalahan atau pertanyaan dari soal tersebut
d. Buat kerangka rencana penyelesaian soal tersebut dengan menuliskan konsep
yang diperlukan dan cari hubungan antarkonsep tersebut
e. Tuliskan hasil jawaban anda pada akhir penyelesaian soal
KEGIATAN BELAJAR
URAIAN MATERI
PENGERTIAN PERDARAHAN ANTEPARTUM
Plasenta previa lebih banyak pada kehamilan dengan paritas tinggi dan
pada usia diatas 30 tahun. Juga lebih sering terjadi pada kehamilan ganda
daripada kehamilan tunggal.Uterus bercacat ikut mempertinggi angka
kejadiannya. Pada Rumah Sakit Umum Pemerintah dilaporkan insidennya
berkisar 1,7 % sampai dengan 2,9%. Di negara maju insidensinya lebih rendah
yaitu kurang dari 1% mungkin disebabkan berkurangnya perempuan hamil
paritas tinggi. Dengan meluasnya penggunaan ultrasonografi dalam obstetrik
yang memungkinkan deteksi lebih dini, insiden plasenta previa bisa lebih tinggi
(Prawirohardjo, 2010:496).
d) Etiologi Plasenta Previa
Faktor-faktor etiologi plasenta previa menurut beberapa sumber, adalah sebagai
berikut:
(1) Umur dan paritas
(a) Pada primigravida, umur di atas 35 tahun lebih sering daripada umur
dibawah 25 tahun. Usia optimal yang aman bagi ibu untuk hamil dan
melahirkan adalah diantara 20-35 tahun. Pada usia <20 tahun organ reproduksi
seorang wanita belum siap untuk menerima kehamilan demikian juga dengan
jaringan endometriumnya. Ketidaksiapan jaringan endometrium inilah yang
dapat mengakibatkan jaringan plasenta akan melebar diri untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi janin, sehingga menutupi seluruh atau sebagian ostium uteri
internum
(2) Sementara itu pada usia >35 tahun ibu hamil beresiko terjadinya plasenta
dapat disebabkan oleh tumor dalam hal ini mioma uteri dan polip
endometrium karena basanya mioma dan polip tersebut tumbuh pada fundus
uteri sehingga dalam kehamilan plasenta akan mencari tempat yang masih
tersedia untuk berimplantasi yaitu di segmen bawah rahim sehingga menutupi
ostium uteri internum. Di samping itu tumor yang membesar dalam uterus
dapat menekan plasenta sehingga bergeser dan menutupi ostium uteri
internum
(a) Bahaya pada ibu dengan plasenta previa jika terjadi, yaitu perdarahan yang
3) Pemeriksaan khusus
4) Pemeriksaan penunjang identifikasi data dasar, penulis tidak menemukan
hambatan yang berarti pada saat pengumpulan data. Karena baik klien, suami,
maupun keluarga dalam hal ini terbuka dalam memberikan informasi yang
dibutuhkan, yang berhubungan dengan keadaan klien sehingga memudahkan
penulis dalam pengumpulan data.
Demikian pula pada pemeriksaan fisik, pemantauan TTV, dan
pemeriksaan lainnya, tidak ditemukan adanya hambatan karena klien senantiasa
siap untuk diperiksa, karena pada prinsipnya, semua pemeriksaan yang
dilakukan untuk mengontrol keadaan klien itu sendiri.
DIAGNOSA
Pada setiap perdarahan antepartum, pertama kali harus dicurigai bahwa
penyebabnya ialah plasenta previa sampai kemudian ternyata dugaan itu salah.
a. Anamnesis/ keluhan:
1) Gejala pertama yang membawa ibu hamil ke dokter atau rumah sakit
1) Inspeksi
beku dansebagainya.
b) Kalau telah berdarah banyak maka ibu kelihatan pucat/anemis.
2) Palpasi
a) Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah
c) Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan dalam sangat berbahaya sehingga kontraindikasi untuk
dilakukan kecuali fasilitas operasi segera tersedia.
Bahaya pemeriksaan dalam:
a) dapat menyebabkan perdarahan yang hebat
b) Infeksi
d) Jangan langsung masuk ke dalam canalis servikalis tapi raba dulu bantalan
3) Ultrasonografi
Penentuan letak plasenta dengan cara ini ternyata sangat tepat, tidak
menimbulkan bahaya radiasi bagi ibu maupun janinnya, dan tidak menimbulkan
rasa nyeri
PENATALAKSANAAN
a. Terapi Spesifik
1) Terapi ekspektatif
a) Tujuan supaya janin tidak terlahir premature, penderita dirawat tanpa
e) Uji pematangan paru janin dengan tes kocok dari hasil amniosentesis.
mayor, sepertianeasefali.
d) Perdarahan dengan bagian terbawah janin telah jauh
melewati pintu atas panggul (2/5 atau 3/5 pada palpasi luar
Pengertian Solulusio Plasenta
Plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempt implantasinya sebelum
janin lahir diberi beragam sebutan; abruption plasenta, accidental haemorage.
Beberapa
jenis perdarahan akibat solusio plasenta biasanya merembes diantara selaput
ketuban dan uterus dan kemudian lolos keluar menyebabkan perdarahan
eksternal. Yang lebih jarang, darah tidak keluar dari tubuh tetapi tertahan
diantara plasenta yang terlepas n uterus serta menyebabkan perdarahan yang
tersembunyi. Solusio plasenta dapat total atau parsial.
- Klasifikasi dan Macam Solutio Plasenta
Solusio plasenta ringan.
Diagnosa
Keluhan dan gejala pada solusio plasenta dapat bervariasi cukup
luas. Sebagai contoh, perdarahan eksternal dapat banyak sekali
meskipun pelepasan plasenta belum begitu las sehingga menimbulkan
efek langsung pada janin, atau dapat juga terjadi perdarahan eksternal
tidak ada, tetapi plasenta sudah terlepas seluruhnya dan janin
meninggal sebagai akibat langsung dari keadaan ini. Solusio plasenta dengan
perdarahan tersembunyi mengandung ancaman bahaya yang jauh lebih besar
bagi ibu, hal ini bukan saja terjadi akibat kemungkinan koagulopati yang lebih
tinggi, namun juga akibat intensitas perdarahan yang tidak diketahui sehingga
pemberian transfusi sering tidak memadai atau terlambat.
Prosedur pemeriksaan untuk dapat menegakkan diagnosis solusio
plasenta antara lain:
Anamnesis
Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut, kadang-kadang pasien dapat
menunjukkan
tempt yang dirasa paling sakit.
Perdarahan pervaginam yang sifatnya dapat hebat dan sekonyong-
konyong (non-
recurrent) terdiri dari darah segar dan bekuan-bekuan darah yang
berwama
kehitaman.
Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya
berhenti (anak
tidak bergerak lagi).
Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, mata berkunang-kunang.
Ibu terlihat
anemis yang tidak sesuai dengan jumlah darah yang keluar pervaginam.
Kadang ibu dapat menceritakan trauma dan faktor kausal yang lain.
2. Inspeksi.
3. Palpasi
21
4. Auskultasi
Sulit dilakukan karena uterus tegang, bila denyut jantung terdengar
biasanya di atas 140, kemudian turn di bawah 100 dan akhimya hilang bila
plasenta yang terlepas
lebih dari satu per tiga bagian.
5. Pemeriksaan Dalam
22
8. Pemeriksaan Plasenta
Plasenta dapat diperiksa setelah dilahirkan. Biasanya tampak tipis
dan cekung di bagian plasenta yang terlepas (kreater) dan terdapat
koagulum atau darah beku yang biasanya menempel di belakang plasenta
yang disebut hematoma retroplacenter.
2.8 Penatalaksanaan
2)Konservatif
Menunda pelahiran mungkin bermamfaat pada janin mash imatur
serta bila solusio plasenta hanya berderajat ringan. Tidak adanya deselerasi
tidak menjamin lingkungan intra uterine aman. Harus segera dilakukan
langkah-langkah untuk memperbaiki hipovolemia. anemia dan hipoksia ibu
sehingga fungi plasenta yang masih berimplantasi dapat
dipulihkan. Tokolisis harus di anggap kontra indikasi pada solusio
plasenta yang nyata secara klinis
- Aktif
Pelahiran janin secara cepat yang hidup hampir selalu berarti seksio
caesaria. Seksio sesaria kadang membahayakan ibu karena a mengalami
hipovolemia berat dan koagulopati konsumtif. Apabila terlepasnya plasenta
sedemikian parahnya sehingga menyebabkan janin meninggal lebih
dianjurkan persalinan pervaginam kecuali apabila perdarahannya
sedemikian eras sehingga tidak dapat di atasi bahkan dengan
penggantian darah secara agresif tau terdapat penyulit obstetric yang
menghalangi persalinan pervaginam.
23
RANGKUMAN
24
Latihan soal
25
4) Yang bukan faktor risiko terjadinya plasenta prvia adalah
a. Paritas tinggi
b.Usia >30 tahun
c.Kehamilan ganda
d.Cacat uterus
e.Trauma tumpul pada perut
a. Menghentikan Perdarahan
b.Menekan reaksi Inflamasi
c.Pematangan paru janin
d.Mencegah perdarahan berulang
e. Mengurangi stres pada ibu
27
Kunci jawaban
1) B
2) C
3) A
4) E
5) C
6) D
7) E
8) E
9) C
10) A
28
DAFTAR PUSTAKA
29