Anda di halaman 1dari 20

ANTIFUNGI

PADA PENYAKIT TOROPIS INFEKSI


Hi. Dalfian , dr., M.Kes

Departemen Farmakologi
Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran
Universitas Malahayati
2020
aham
in
pemil
peng
ihan
guna
obat
an
• Mem
dan
Antif
aham 3
mem
iungi
buat
yang
berba
resep
rasio
gai
antifu
nal,
jenis
ngi
dala
antija 2
pada
m
mur
berba
upay
yang
agai
serin
peny
gmenn
akit
cegah 1
digun
jamur
terja
akan
dinya
secar
aresist
ensi
klinis
obat
CAPAIAN PEMBELAJARAN
pada
terha
penat
dap
alaks
PENDAHULUAN

Penyakit
Infeksi ANTI FUNGI
Tropis Jamur
Infeksi
KLASIFIKASI INFEKSI JAMUR
1. Mikosis Sistemik ( Profunda)
jarang, fatal

2. Dermatomikosis (kulit, rambut dan kuku)


3. Infeksi mukokutan (mukosa dan lipatan kulit)
BEBERAPA JAMUR PENYEBAB INFEKSI
ANTI JAMUR
• ANTI JAMUR SISTEMIK :
1. AMFOTERISIN B
2. FLUSITOSIN
3. KETOKONAZOL & TRIAZOL
4. KALIUM IODIDA

• ANTI JAMUR DEMATOFIT & MUKOKUTAN :


1. GRISEOFULVIN
2. IMIDAZOL & TRIAZOL
3. TOLNAFTAT & TOLSIKLAT
3. NISTATIN,
4. ANTI JAMUR TOPIKAL ALAINNYA
AMFOTERISIN B
Aktivitas Antijamur :
• Bersifat fungistatik/ fungisidal, tergantung dosis dan
sesitivitas jamur yang di pengaruhi
Mekanisme Kerja :
• Amfoterisin B menyerang sel yang sedang tumbuh dan sel matang.
• Berikatan kuat dengan sterol yang terdapat pada membran sel
jamur membran sel bocor kehilangan beberapa bahan intracel
kerusakan tetap sel jamur.
AMFOTERISIN B
Farmakokinetik :
• Absobsi melalui saluran cerna sedikit
• T1/2 : 24-48 jam ekskresi lambat
• Kadar mantap ( steady state concentartion)dicapai beberapa bulan
• Dapat melewati sawar palcenta, CSS dan humor vitreus, amnion
Efek Samping :
• Infus kulit panas, keringatan, sakit kepala, demam, flebitis,
penurunan fungsi ginjal > 80% pasien.
• Derajat kerusakan ginjal tergantung dosis
• Efek toksik ginjal dapat ditekan dengan pemberian bersama
Flusitosin
AMFOTERISIN B
Indikasi :
1. Terapi awal infeksi jamur yang mengancan kehidupan.
2. Koksidioidomikosis, Aspergilosis, Kandidiasis
3. Drug of choice : Blastomikosis

Perhatian :
1. Selama pengibatan pasien harus dirawat RS
2. Monitoring ketat urinalisis, darah dan kimia darah ( K, Mg, ureum
dan kretinin), menjelang dosis optimal tercapai.
3. Bila terjadi insufisiensi ginjal terapi di stop
AMFOTERISIN B
Sedian :
1. Parenteral : 50 mg Amfoterisin B/Vial
2. Topikal : krem, lesion dan salep : 3% Amfoterisin B

Dosis :
1. Dosis awal : 0,25 mg/KgBB
2. Dosis efektif : 0,3 – 0,5 mg/Kg.BB
3. Cara dilarutkan dengan cairan dektrose 5 % 10 ml/vial (kadar 0,1
mg/ml)
FLUSITOSIN
Aktifitas anti jamur:
• Spekturm sempit
• Efektif untuk Kriptokokosis, Aspergilosis, kandidiasis
• Bila diberikan bersama Ampotersin B bersifat supraaditif
Mekanisme kerja:
• Sintesis protein sel jamur terganggu akibat hambatan langsung
sintesis DNA oleh metabolit flusitosin
EFEK SAMPING :
Toksisitas < Amfoterisin B
Dapat menimbulkan anemia, leukopenia dan trombositopenia
Keamanan pada ibu hamil belum terbukti
FLUSITOSIN
Indikasi:
• Infeksi jamur sistemik, penggunaan per oral
• Diberikan kombinasi dengan Amfoterisin B jika resisten
• Meningitis disebabkan Cryptococcus, kombinasi 100-150 mg/kgbb /hari
Flusitosin dengan 0,3 mg/kgbb/hari Amfoterisin B.

Sedian:
• Kappsul 250 mg dan 500 mg

Dosis:
• 50-150 mg/kggbb/hari, terbagi 4 dosis
• Disesuaikan utk paisen insufisiensi fungsi ginjal
KETOKONAZOL
Aktifitas Anti Jamur:
• Turunan imidazol, spektrum luas
• Sistemik & nonsistemik
• Efektif terhadap Candida, Coccidoides immitis, crytocccus
neoformans, H.capsulatum, B.dermatidis,aspergilius dan sporothrix
spp

Farmakokinetik:
• Diserap baik sal.cerna
• Penyerapan berkuran pada asam lambung tinggi dan pemberian
bersamaan dengan antagonis H2 atau antasida
KETOKONAZOL
Efek Samping:
• ES Ketokonazol < Amfoterisin B
• Paling sering : mual dan pruritus palinng
• Jarang : sakit kepala, vertigo, nyeri epigastrik, fotofobi, parestesia,
trombositopenia
• Ginaecomastia, infertilitas, penurunan libido jika dosis > 600mg/hr.
• Tidak direkomendasikan pada wanita hamil
IMIDIAZOL & TRIAZOL
• Spektrum luas
• Ketokonazol, Mikonazol, Fluokonazol
• Banyak digunakan sebagai anti jamur sistemik
• Vorikonazol relatif baru, toksisitas lebih
rendah
GRISEOFULVIN
Aktifitas anti jamur :
• Invitro efektif terhadap berbagai jenis jamur
• Fungisidal
Mekanisme kerja :
• Menghambat mitosis jamur dengan mengikat protein mikrotubuler
dalam sel
Farmakok minetik :
• Absosbsi melalui saluran cerna kurang baik
GRISEOFULVIN
Efek samping :
• Leukopenia, granulositopenia
• Sedian : Tab 125 mg & 500 mg
Indikasi :
• Efektif untuk infeksi jamur di kult, kuku dan rambut
Sedian :
• Tab : 125 mg , 500 mg
• Suspensi 125mg/ml
Dosis :
• Anak : 10 mg/kgbb/hari,
• Dewasa : 500-1000 mg/hari
• Bisa dosis tunggal atau terbagi tiap 6 jam
NISTATIN
Aktifitas anti jamur :
• Menghambat perumbuhan berbagai jamur

Mekanisme kerja :
• Mempengaruhi permebelitas sel membran jamur, sehingga sel
kehilangan molekul kecil
Farmakok minetik :
• Hanya peroral
• Tidal dibsosbsi melalui saluran cerna
NISTATIN
Efek samping :
• Mual, muntah, diare ringan
Indikasi :
• Infeksi jamur candida di kulit, selaput lendir dan saluran cerna
Sedian :
• Krem, salep
• Tab oral : 500.000 unit/tab
• Tab vagina :100.000 unit/tab
• Suspensi tetes oral : 100.000 unit/ml
Dosis :
• Kandidiaasis mulut pada anak / bayi : suspensi 400.000/200.000 unit/4x
sehari,
• Kandidiaasis mulut pada Dewasa : 500.000-1.000.000 unit/3-4x sehari
• Obat tidak langsung ditelan , tetapi ditahan di rongga mulut
SEKIAN
• TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai