Anda di halaman 1dari 4

UPACARA NGAJUM KAJANG

Ngajum = memuji.
Ngajum dalam kaitan ngaben adalah menghias atman orang yang akan diaben.
Panjang kajang 1,5 – 2 meter (sedepa astamusti), ditulis dengan aksara suci (Mudre).
Aksara kajang terdiri dari Sodasaksara yaitu gabungan Ongkara, dwiaksara, triaksara serta
dasaksara.
Kajang adalah selimut orang yang meninggal yang dibawa menuju kealam sorga. Oleh
sebab itu aksara2 modre dalam kajang memiliki kaitan erat dengan tattwa2 agama,
khususnya ajaran kedyatmikan seperti tutur Kelepasan dan ajaran
Kemoksan yaitu ajaran untuk mencapai tujuan akhir menuju Sang Pencipta. Ngajum kajang
dilakukan sehari sebelum pembakaran. 

Sarana yang digunakan untuk ngajum


kajang adalah sebagai berikut:

1. Persiapan tempat untuk ngajum kajang berupa bale atau     meja.


2. Kain putih sebagai dasar pengajuman kajang
3. Selembar kain cepuk
4. Kajang klasa
5. Kajang pemijilan
6. Kajang sari
7. Ukur/wukur (uang kepeng yg dirangkai sbg manusia     disebut ukur Deling, ukur
balung menyerupai tulang). Wukur adalah tempat
     pekoleman atma.
8. Jarum sekitar 3 lusin (tergantung banyaknya keluarga yg     ikut)
9. Kwangen
10. Sekar Ura
11. Rurub Sinom
12. Rantasan
13. Minyak wangi
BEBERAPA JENIS KAJANG

1. Kajang Klasa: kajang dari sulinggih untuk alas kajang     utama atau kajang pemijilan.
2. Kajang Pemijilan atau Kajang Utama: kajang yang dibuat     sulinggih, ditaruh paling
atas. Kajang ini yang akan diajum bersama ukur.
3. Kajang Sari: kajang dari dadia atau keluarga terdekat.     Ditaruh dibawah kajang
utama.

Kajang menurut pemakainya (soroh).

1. Kajang  Brahmana : untuk sulinggih


2. Kajang Kesatria: untuk raja2
3. Kajang Jaba: untuk walaka (diluar untuk pandita dan     raja)
4. Kajang soroh: atau kajang sesuai kawitan masing-masing.     Kajang ini selanjutnya
menjadi Kajang Utama.

Urutan penempatan ukur, kajang, cepuk dan kain putih

1. Kasa putih (paling bawah)


2. Kasa putih
3. Kasa putih
4. Kain cepuk
5. Kajang Klasa
6. Kajang pemijilan (paling atas)
7. Ukur (diatas kajang pemijilan)

UPAKARA NGAJUM KAJANG

1. Ayaban tumpeng lima


2. Sesayut alit
3. Suci
4. Daksina gede (satu)
5. Banten sorohan
6. Banten pemelaspas
7. Sesayut pasupati
8. Pesucian

TATA CARA UPACARA NGAJUM KAJANG DAN


PEMERASAN

1.    Pengabenan Sawa Prateka (ada jenasah) ditaruh dibersihkan dimandikan


ditaruh di semanggen. Sawa Prateka (tanpa jenasah), dilakukan upacara ngendagh
dan ngangkid. Jika tidak diketahui kuburnya dilakukan upacara ngulapin

2.    Sebelum pengajuman, lakukan upacara pengulapan dg sanggah Urip (tempat


roh yang dipanggil akan diaben). Sanggah urip dibuat dari daun kelapa dumala,
ditaruh pada adegan, ditaruh disebelah jenasah yang akan diaben di semanggen.

3.    Ngajum kajang di natar mrajan disaksikan leluhur dan Dewa Pitara, dipimpin
sulinggih. Kajang dan adegan tidak kena kesebelan. Adegan adalah simbul atma dan
”atma tan kekeng kesebelan karena atma percikan dari Brahman.

4.    Kajang adalah selimut kebesaran dari atma yang akan dibawa ke sorga.

5.    Adegan dan kajang bukan bagian dari raga sarira (badan kasar/prakerti) yang
kena kesebelan, melainkan bagian dr  Antah Karana Sarira (purusa)yang bebas
dari kesebelan.

6.    Pemerasan dilakukan di luar merajan, karena ada upacara simbolis sang atma
turun ke alam manusia.

7.    Setelah kajang selesai di ajum maka Sulinggih mulai memuja pasupati kajang,
kemudian dilanjutkan ngaskara dan upacara mepetik.

8.    Dilanjutkan dengan Pemerasan. Diikuti oleh seluruh keluarga sebatas buyut.
Adegan dan kajang diarak mengelilingi upakara pemerasan sbg simbul Sang Hyang
Atma turun ke dunia manusia bertemu dg keluarga.

9.    Selanjutnya adegan dan kajang diletakkan diatas peti jenasah,

10. Menunggu pemberangkatan ka setra.


URUTAN JALANNYA NGAJUM KAJANG

1. Siapkan sebuah asagan (bale, meja) dg kasur kecil,     tikar dan bantal.
2. Tikar dirajah Padma ditengah padma ditulis aksara Ongkara Mertha dan Aksara Rwa
Bhineda.
3. Diatas bale2 diisi leluhur.
4. Disamping bale ditaruh banten: ayaban tumpeng 5, sesayut alit, suci, daksina gde,
sorohan, banten pemelaspas, peras pemelaspas, sesayut pasupati, pesucian.

5. Siapkan sarana Ngajum Kajang: kain putih, selembar kain     cepuk, kajang klasa,
kajang pemijilan, kajang sari, ukur, jarum, kwangen, sekar ura, rurub sinom,
rantasan, minyak wangi.
6. Letakkan kain kasa 1,5 – 2 m diatas tikar sbg alas     kajang sekaligus sbg
pembungkus
7. Diatasnya kain cepuk. Diatas kain cepuk ditaruh Kajang     Klasa
8. Diatasnya kajang sari (bila ada) (kajang dari dadia     atau dari teman2)
9. Diatasnya kajang Pemijilan (dari sulinggih). Kajang     Pemijilan ini kajang inti (kajang
utama) yang akan di Ajum.
10. Ukur. Untuk laki laki: Seleh (sisi pis bolong yang berisi     dua huruf) menghadap
keatas. Untuk wanita Kerep (empat huruf) menghadap keatas. Membuat ukur harus
memperhatikan Seleh dan Kerep.
11. Ngajum dimulai dg menusukkan jarum pada kajang melalui     lubang uang kepeng
sehingga ukur menyatu dg kajang seperti dijarit.
12. Diawali oleh penglingsir (pemangku/pinandita) menusuk pada bagian kepala.Yang
lebih muda dari yang diaben tidak boleh menusuk pd bagian kepala.
13. Dilanjutkan pebersihan dg air kumkuman, keramas, sisig,     minyak wangi, boreh
miik seperti memandikan orang meninggal. Lanjut menghias kepala ukur dengan
bunga.
14. Memasang kwangen seperti upacara nyiramang layon, di     kepala 1, ulu hati 1,
kedua siku, bahu, pergelangan tangan, pangkal paha, lutut, pergelangan kaki.
15. Ditabur sekar rura diatas ukur, semprot minyak wangi.     (sekar rura: macam2
bunga, kembang rampe, boreh miyik).
16. Memasang rurub sinom (dari blangsah pinang) sebanyak 3     buah (kepala, badan,
kaki).
17. Menaruh rantasan diatasnya dan canang sari diatas     rantasan.
18. Pemangku memercikkan tirta penglukatan, pebersihan,     prayascita.
19. Melaspas kajang.
20. Sulinggih memberi tirta Pengajuman (tirta pasupati     kajang) dan Tirta Saji.
Bersamaan dengan pemujaan sulinggih membuat
     tirta2: pengajuman kajang, tirta penembak, tirta pengentas, tirta prelina,
     tirta penyaeb, tirta penganyutan dan lain-lain.
21. Setelah ngetisang tirta pengajuman, tirta pasupati kajang,     rurub sinom dan
rantasan diambil sementara lalu dilanjutkan ngeringkes
     kajang. Kain putih tiga lembar paling bawah sebagai pembungkus. Sama
     seperti ngeringkes jenasah, laki: kain pembungkus sisi kananmenutup,
     wanita: pembungkus sisi kiri  menutup. Pembungkus diikat dengan
     benang tukelan dan tali rotan di tiga tempat, kepala, dada dan kaki.
     Ketiga ikatan itu disambung dengan benang memanjang. Rurub sinom kembali
     dipasang.
1. Setelah Ngaskara Adegan selesai, dilanjutkan upacara     pemerasan. Kajang dan
adegan dipanggul mengelilingi banten pemerasan
     sebanyak tiga kali diikuti oleh sanak keluarga.
2. Kajang ditaruh diatas peti jenasah di Bale Semanggen.     Nantinya akan dibawa ke
setra untuk dibakar.

Anda mungkin juga menyukai