Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN SUBSEKTOR HOTEL, RESTORAN DAN

PARIWISATA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SEBELUM DAN


SELAMA COVID-19 DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN

Proposal Tesis
Untuk memenuhi syarat pendaftaran S2

Oleh:
Wulan Rezky Amalya

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kinerja suatu perusahaan dapat dijadikan sebagai tolak ukur dari kemampuan
suatu perusahaan atau organisasi dalam mencapai tujuannya. Pengukuran kinerja
merupakan faktor yang sangat penting bagi organisasi atau perusahaan, karena
pengukuran kinerja merupakan suatu proses mengukur sejauh mana suatu perusahaan
melakukan pekerjaan untuk mencapai tujuannya. Penilaian kinerja perusahaan tidak
hanya dari sisi keuangan tetapi juga ada metode untuk menilai kinerja perusahaan dari
sisi non keuangan. Pada umumnya perusahaan banyak menggunakan laporan
keuangan sebagai tolak ukur kinerja bisnisnya.
Kinerja keuangan sebagai penilaian prestasi suatu perusahaan dilihat dari
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba suatu periode tertentu. Laba
perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
bagi para penyandang modalnya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai
perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Salah
satu faktor yang memenuhi nilai perusahaan adalah kinerja keuangan. Menurut Ross et
al (2013) kinerja keuangan dapat dicerminkan melalui analisis rasio-rasio keuangan.
Terdapat lima dimensi rasio keuangan yang sering digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan perusahaan, yaitu meliputi dimensi manajemen aset, profitabilitas, leverage,
likuiditas dan dimensi pasar.
Sejak COVID-19 ini terjadi, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang
masuk ke Indonesia mengalami penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Berdasarkan data CEIC pada Februari tahun 2020 jumlah wisatawan asing turun
hingga 500 ribu orang dari Desember 2019 dan wisatawan asing ini juga turun hingga
29% dibandingkan Februari 2019. Selain sektor pariwisata, sektor Hotel mengalami
penurunanan hal ini sebagai imbas berkurangnya wisatawan. Berdasarkan data CEIC
tingkat okupansi hotel di Bali menurun tajam dari 63% di Desember 2019 menjadi 43%
di Februari 2020. Angka ini juga lebih rendah apabila dibandingkan dengan tingkat
okupansi di Februari 2019 yang mencapai 56%.
Tabel 1.1 kunjungan wisman menurut CEIC
Berdasarkan fakta
diatas, COVID-19 yang ada di Indonesia selama beberapa bulan terakhir telah
mendistorsi kinerja perusahaan Subsektor Hotel, Restoran dan Pariwisata yang ada di
Bursa Efek Indonesia. Kinerja disini diindikasikan dalam bentuk rasio keuangan yang
dihitung berdasarkan laporan keuangan pertriwulan yang dipublikasikan oleh emiten.
Tabel 1.2 Data kunjungan wisatawan mancanegara

Penelitian ini melakukan analisis laporan keuangan pada perusahaan yang


terdaftar pada Bursa Efek Indonesia yang terindeks sektoral. Subsektor yang diteliti
adalah Subsektor Hotel, Restoran dan Pariwisata. Berdasarkan data resmi
Kemenparekraf menyatakan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia melalui
seluruh pintu masuk bulan Juni 2020 berjumlah 160.282 kunjungan atau mengalami
penurunan sebesar 88,82% dibandingkan bulan Juni 2019.Hal ini telah mempengaruhi
kinerja keuangan perusahaan Subsektor Hotel, Retoran dan Pariwisata secara
keselurusan.
Ada beberapa penelitian terkait dengan penelitian ini diantaranya penelitian
Budiyanti (2020) menyatakan bahwa sejak adanya COVID-19, jumlah kunjungan
wisatawan China mengalami penurunan. Pada tahun 2019, dari 6,3 juta wisatawan
mancanegara, sebanyak 1.185.519 wisatawan atau 18,2% berasal dari China. Namun
pada Januari sampai pertengahan Februari 2020 tercatat 22.000 wisatawan China batal
ke Bali. Penelitian Marsandy, Deviyanti, Setiawati (2018) menyatakan bahwa current
ratio sebelum go public tidak berbeda secara signifikan dengan current ratio sesudah
go public. Sedangkan pada penelitian Jakti, Pracoyo (2019) menyakatan bahwa
Current Ratio terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kinerja keuangan pada
Sinarmas Land Tbk dan PT Ciputra Development Tbk Tahun 2012-2017.
Penelitian Serenade, Rahmawati, Dewi (2019) menyatakan bahwa ada
perbedaan signifikan Quick Ratio sebelum dan sesudah akuisisi. Sedangkan pada
penelitian Khairunnisa, Mardani, Wahono (2018) menyatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan signifikan Quick Ratio perusahaan sebelum dan sesudah merger dan
akuisisi.Penelitian Indarti, Hidayati, Mahsuni (2019) menyatakan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan Debt To Equity Ratio perusahaan yang listing di BEI 2 tahun
sebelum dan 2 tahun sesudah SEO. Sedangkan pada penelitian Safira, Sulasmiyati
(2019) menyatakan bahwa Debt To Equity Ratio tidak terdapat perbedaan signifikan
antara sebelum dan sesudah PT XL Axiata Tbk melakukan kegiatan akuisisi.
Penelitian Sari, Worokinasih (2020) menyatakan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan Return on equity perusahaan sebelum dan sesudah melakukan IPO
sedangkan pada penelitian Miswanto, Aslan (2019) Return on equity sesudah krisis
dinyatakan tidak signifikan lebih besar dari pada sebelum krisis ekonomi global.
Penelitian Miswanto, Aslan (2019 menyatakan bahwa Return on Assetsesudah krisis
lebih besar dari pada sebelum krisis ekonomi global 2008 dan kenaikan tersebut
signifikan. Sedangkan penelitian Safira, Sulasmiyatin (2018) menyatakan bahwa Return
on Asset tidak menunjukan adanya perbedaan yang signifikan antara sebelum dan
sesudah PT XL Axiata Tbk melakukan kegiatan akuisisi. Pada penelitian Indarti,
Hidayati, Mahsuni (2019) menyatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada
Net Profit Margin perusahaan yang listing di BEI 2 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah
SEO. Sedangkan pada penelitian Khairunnisa, Mardani,Wahono (2018) menyatakan
bahwa Net Profit Margin terdapat perbedaan yang tidak signifikan pada kinerja
keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi pada tahun 2014-
2016.
Karena adanya ketidakkonsistenan dalam penelitian sebelumnya, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kinerja
perusahaan Subsektor Hotel, Restoran dan Pariwisata, khususnya pada perusahaan–
perusahaan yang sudah go publik. Selain itu penelitian mengenai pengaruh COVID-19
terhadap kinerja keuangan perusahaan Subsektor Hotel, Restoran dan Pariwisata yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia belum pernah dilakukan sebelumnya. Dari latar
belakang diatas, maka judul dalam penelitian ini adalah “Analisis Kinerja Perusahaan
Subsektor Hotel, Restoran dan Pariwisata yang terdafar di Bursa Efek Indonesia
Sebelum dan Selama COVID-19 Dengan Menggunakan Rasio Keuangan”.
1.2 Perumusan Masalah
Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam variabel atau indikator.
Sumber utama variabel atau indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan
keuangan perusahaan yang bersangkutan, berdasarkan laporan tersebut dapat dihitung
sejumlah rasio keuangan yang dijadikan dasar penilaian kinerja perusahaan. Dengan
diketahui kondisi perusahaan maka akan dapat dilihat apakah perusahaan dalam
kondisi yang sehat dan dapat terus berkembang secara baik.
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang dapat diangkat adalah
sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan kinerja keuangan yang diukur berdasarkan current ratio
perusahaan subsektor Hotel, Restoran dan Pariwisata sebelum dan selama COVID-
19?
2. Apakah ada perbedaan kinerja keuangan yang diukur berdasarkan quick ratio
perusahaan subsektor Hotel, Restoran dan Pariwisata sebelum dan selama COVID-
19?
3. Apakah ada perbedaan kinerja keuangan yang diukur berdasarkan debt to equity
ratio perusahaan subsektor Hotel, Restoran dan Pariwisata sebelum dan selama
COVID-19?
4. Apakah ada perbedaan kinerja keuangan yang diukur berdasarkan return on equity
perusahaan subsektor Hotel, Restoran dan Pariwisata sebelum dan selama COVID-
19?
5. Apakah ada perbedaan kinerja keuangan yang diukur berdasarkan return on assets
perusahaan subsektor Hotel, Restoran dan Pariwisata sebelum dan selama COVID-
19?
6. Apakah ada perbedaan kinerja keuangan yang diukur berdasarkan net profit margin
perusahaan subsektor Hotel, Restoran dan Pariwisata sebelum dan selama COVID-
19?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, tujuan tujuan yang
diidentifikasikan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisa perbedaan kinerja keuangan yang diukur berdasarkan current


ratio, perusahaan subsektor Hotel, Restoran dan Pariwisata sebelum dan selama
COVID-19.
2. Untuk menganalisa perbedaan kinerja keuangan yang diukur berdasarkan quick
ratio, perusahaan subsektor Hotel, Restoran dan Pariwisata sebelum dan selama
COVID-19.
3. Untuk menganalisa perbedaan kinerja keuangan yang diukur berdasarkan debt to
equity ratio, perusahaan subsektor Hotel, Restoran dan Pariwisata sebelum dan
selama COVID-19.

4. Untuk menganalisa perbedaan kinerja keuangan yang diukur berdasarkan return on


equity, perusahaan subsektor Hotel, Restoran dan Pariwisata sebelum dan selama
COVID-19.
5. Untuk menganalisa perbedaan kinerja keuangan yang diukur berdasarkan return on
assets, perusahaan subsektor Hotel, Restoran dan Pariwisata sebelum dan selama
COVID-19.
6. Untuk menganalisa perbedaan kinerja keuangan yang diukur berdasarkan net profit
margin, perusahaan subsektor Hotel, Restoran dan Pariwisata sebelum dan selama
COVID-19.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat dirasakan manfaatnya bagi pihak yang


berkepentingan dalam mengambil keputusan. Pihak-pihak dan manfaatnya adalah

1. Bagi Investor
Dapat memberikan tambahan informasi tentang perusahaan khususnya Subsektor
Hotel, Restoran dan Pariwisata yang mempunyai kinerja keuangan sehat dan yang
tidak sehat serta sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

2. Bagi Manajemen
Diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi serta bahan pertimbangan
perusahaan dalam menerapkan strategi yang harus diambil untuk mempertahankan
atau meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.

3. Bagi Akademisi
Dapat digunakan sebagai bahan literatur dan referensi dalam melakukan penelitian
lebih lanjut, khususnya dalam analisa kinerja perusahaan dengan menggunakan
rasio keuangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan (Agency Theory) merupakan dasar yang digunakan untuk


memahami hubungan antara manajer dan pemegang saham. Prinsip utama teori ini
menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang
(principal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agent) yaitu
manajer (Jensen and Meckling, 1976). Konflik keagenan muncul karena pemegang
saham (Principal) kesulitan dalam memastikan apakah manajer (agent) menjalankan
perusahaan dengan tujuan untuk memenuhi kepentingan para pemilik perusahaan.
Salah satu cara pemantauan yang dapat digunakan oleh pihak eksternal adalah
dengan pelaporan keuangan. Salah satu cara pemantauan yang dapat dilakukan
oleh pihak eksternal adalah dengan pelaporan keuangan.
Manajer perlu dan berkewajiban dalam membuat laporan keuangan sebagai
pengungkapan informasi yang sangat penting untuk pihak eksternal sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan serta menilai kerja dan nilai perusahaan. Adanya
ketidakseimbangan informasi ini dapat menjadi pemicu timbulnya suatu kondisi yang
disebut asimetri informasi (asymmetric information). Menurut Watts & Zimmerman
(1990) teori akuntansi positif didefinisikan sebagai “the agency costs associated with
debt and management compensation contracts and the agency, information, and
other contracting costs associated with political process provided by the hypotheses
tested in the early empirical accounting choice studies (bonus plan, debt/equity, and
political cost hypotheses)”.
Teori ini merupakan sisi lain dari teori agensi yang menekankan pentingnya
penyerahan wewenang pengelolaan perusahaan dari pemilik kepada pihak lain yang
mampu menjalankan perusahaan dengan baik. Sebagai pihak yang mengelola
perusahaan, manajer seharusnya dapat bertanggung jawab dan bekerja untuk
kepentingan pemilik perusahaan. Kinerja perusahaan sangat berkaitan dengan
bagaimana membuat para investor yakin bahwa manajer atau karyawan akan
memberikan keuntungan bagi mereka, yakni karyawan tidak akan mencuri,
memanipulasi laporan keuangan, menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam
proyek-proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan dana yang telah
ditanamkan investor. Pengendalian internal merupakan mekanisme efektivitas yang
mempunyai tujuan untuk meminimalisasi konflik keagenan.

2.1.2 Kinerja Keuangan


2.1.2.1 Pengertian Kinerja Keuangan
Menurut Hery (2016) “pengukuran kinerja merupakan salah satu komponen penting
di dalam Sistem Pengendalian Manajemen untuk mengetahui tingkat keberhasilan
perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka
pendek maupun jangka panjang”. Menurut Jumingan (2011) kinerja keuangan adalah
gambaran kondisi keuangan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek
penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan
indikator kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas. Sedangkan menurut Fahmi
(2015) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh
mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan
pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.

2.1.2.2 Karaktersitik Kinerja Keuangan


Menurut Hery (2016) ada beberapa karakteristik pengukuran kinerja yang efektif,
yaitu:
1. Sistem pengukuran kinerja harus berjalan sesuai dengan tujuan organisasi
secara keseluruhan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Perlu dipertimbangkan waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan
pengukuran kinerja tidak lebih besar dari manfaat yang diperoleh perusahaan.
3. Sistem pengukuran kinerja harus mempertimbangkan akibat-akibat yang
mungkin terjadi pada individu yang dievaluasi.
4. Pengukuran kinerja merupakan bahan pertimbangan bagi pihak manajemen,
karena itu kesalahan dalam pengukuran perlu dihindari agar tidak terjadi
kesalahan dalam pengambilan keputusan

2.1.2.3 Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan


Menurut Munawir (2014) menyebutkan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja
keuangan perusahaan adalah:
1. Mengetahui Tingkat Likuiditas
Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih.
2. Mengetahui Tingkat Solvabilitas
Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya apabila perusahaan tersebut likuid, baik kewajiban jangka pendek maupun
jangka Panjang.
3. Mengetahui Tingkat Rentabilitas
Rentabilitas atau yang sering disebut profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
4. Mengetahui Tingkat Stabilitas
Stabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan
stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar
utang-utang serta membayar beban bunga atas hutang-hutangnya tepat pada waktunya.

2.1.3 Laporan Keuangan


2.1.3.1 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2014) “laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data
atau aktivitas perusahaan tersebut”. Menurut Brigham (2013) menyatakan, “laporan
keuangan adalah beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis di
atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan aset-aset nyata yang berada di balik
angka tersebut.” Sedangkan menurut Kasmir (2017) “laporan keuangan adalah
laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam
suatu periode tertentu”.

2.1.4 Analisis Laporan Keuangan


2.1.4.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2011) analisis laporan keuangan adalah penguraian


pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara satu
dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan
tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting
dalam menghasilkan keputusan yang tepat. Menurut Subramanyam (2014)
analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat
dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang
berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam
analisis bisnis. Analisis laporan keuangan mengurangi ketergantungan pada
firasat, tebakan, dan intuisi dalam pengambilan keputusan, serta mengurangi
ketidakpastian analisis bisnis.
Menurut Kasmir (2017) mengemukakan analisis laporan keuangan bahwa
agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan
dimengerti oleh berbagai pihak, maka perlu dilakukan analisis laporan keuangan.
Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi tentang
kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan adanya kelemahan
dan kekuatan yang dimiliki, akan tergambar kinerja manajemen selama ini.
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan
adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan dan menjelaskan hubungan antar pos-
pos tersebut sehingga dapat dimengerti dengan mudah dan dapat membantu dalam
pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

2.1.4.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan


Secara umum, analisis laporan keuangan bertujuan untuk mengetahui
posisi keuangan suatu perusahaan. Analisis laporan keuangan juga digunakan
sebagai tolak ukur untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Menurut Kasmir (2017), tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu,
baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk
beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan
perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke
depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang
hasil yang mereka capai.

2.1.5 Metode Analisis Laporan Keuangan


Menurut Munawir (2014), teknik atau metode yang digunakan dalam analisis laporan
keuangan adalah sebagai berikut:
1. Analisa perbandingan laporan keuangan adalah metode dan teknik analisis
dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih,
dengan menunjukkan:
a. Data absolute atau jumlah-jumlah dalam rupiah
b. Kenaikan atau penurunan jumlah rupiah
c. Kenaikan atau penurunan persentase
d. Perbandingan yang dinyatakan dengan rasio
e. Persentase dari modal
2. Trend atau tendensi posisi kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan
dalam persentase (trend percentage analysis), adalah suatu metode atau teknik
analisa untuk mengetahui tendensi dari pada keadaan keuangannya, apakah
menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.
3. Laporan dengan persentase per komponen atau common size statement, adalah
suatu metode analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-
masing aset terhadap total asetnya, juga untuk mengetahui struktur
permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan
jumlah penjualannya.
4. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja adalah suatu analisa untuk
mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk
mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam suatu periode tertentu.
5. Analisa sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis) adalah
suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas
selama periode tertentu.
6. Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dan pos-
pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi
dari kedua laporan tersebut.
7. Analisa perubahan laba kotor (gross profit analysis) adalah suatu analisis untuk
mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode
ke periode yang lain.
8. Analisa break even adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan
yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak
mengalami kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan.

2.1.6 Analisis Laporan Keuangan


Menurut Kasmir (2017) “analisis rasio keuangan merupakan kegiatan
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara
membagi satu angka dengan angka lainnya.”
Pengertian analisis rasio keuangan menurut Subramanyam (2012) analisis rasio
keuangan adalah bagian dari analisis bisnis atas prospek dan resiko perusahaan untuk
kepentingan pengambilan keputusan dengan menstrukturkan tugas analisis melalui
evaluasi atas bisnis lingkungan perusahaan, strateginya, serta posisi dan kinerja
keuangannya. Sedangkan menurut Munawir (2012)
analisis rasio keuangan adalah rasio yang menggambarkan suatu hubungan
atau pertimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan
jumlah yang lain, dengan menggunakan alat analisa berupa rasio yang menjelaskan
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruk keadaan keuangan perusahaan
terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding
yang digunakan sebagai standar.

2.1.7 Jenis-Jenis Rasio Keuangan


Menurut Kasmir (2017) rasio keuangan suatu perusahaan dapat
digolongkan berdasar sumber sebagai berikut :
1. Rasio neraca, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari
neraca.
2. Rasio laporan laba rugi, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya
bersumber dari laporan laba rugi.
3. Rasio antar laporan, yaitu membandingkan angka-angka dari dua sumber (data
campuran), baik yang ada di neraca maupun di laporan laba rugi.
Analisis rasio keuangan atas laporan keuangan akan menggambarkan atau
menghasilkan suatu pertimbangan terhadap baik atau buruknya keadaan keuangan
perusahaan, serta bertujuan untuk menentukan seberapa efektif dan efisien dalam
kebijaksanaan manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan setiap tahunnya.
Berikut penulis akan menjelaskan lebih lanjut rasio keuangan yang berkaitan dengan
penelitian ini, yaitu analisis yang dalam hubungannya dengan rasio likuiditas, rasio
solvabilitas dan rasio profitabilitas . Rasio-rasio tersebut adalah sebagai berikut :

2.1.7.1 Rasio Likuiditas


Menurut Kasmir (2017), pengertian rasio likuiditas adalah sebagai berikut:
Rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu
perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan komponen yang ada di
neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total pasiva lancar (utang jagka pendek).
Penilaian dapat dilakukan untuk beberapa periode sehingga terlihat
perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu.
Sedangkan Munawir (2012) mendefinisikan likuiditas adalah :
Menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi
kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan dalam
keadaan “likuid”.
Jenis-jenis rasio likuiditas antara lain sebagai berikut :
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Menurut Kasmir (2017), “rasio lancar adalah rasio untuk mengukur kekampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo
pada saat ditagih secara keseluruhan”.
Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio dapat digunakan sebagai
berikut:

Current Ratio = Aktiva lancar


Kewajiban lancer

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)


Menurut Kasmir (2017) pengertian rasio cepat adalah :
Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan
aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Artinya
mengabaikan nilai sediaan, dengan cara dikurangi dari total aktiva lancar. Hal ini
dilakukan karena sediaan dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama
diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar
kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya.
Rumus untuk mencari rasio cepat atau quick ratio dapat digunakan sebagai
berikut:

Quick Ratio = Aset Lancar – Persediaan


Kewajiban Lancar

2.1.7.2 Rasio Solvabilitas


Menurut Kasmir (2017) tujuan dan manfaat dari rasio solvabilitas adalah :

1 Untuk menilai dan mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban pihak


lainnya.
2 Untuk menilai dan mengetahui kemampuan perusahaan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban yang bersifat tetap.
3 Untuk menilai dan mengetahui keseimbangan antara aktiva khususnya aktiva tetap
dengan modal.
4 Untuk menilai dan mengetahui seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh
utang.
5 Untuk menilai dan mengetahui seberapa besar pengaruh utang perusahaan
terhadap pengelolaan aktiva.
6 Untuk menilai dan mengetahui atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.
7 Untuk menilai dan mengetahui berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih,
terdapat sekian kalinya modal sendiri yang dimiliki.
Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain :
a. Debt to Equity Ratio
Rasio menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi
hutang-hutang kepada pihak luar. Rumus dari rasio ini adalah :

Debt to Equity Ratio = Total Hutang


X 100%
Total Modal Sendiri
Menurut Kasmir (2017), rata-rata industri untuk rasio ini adalah 90%. Bila rasio
ini berada di bawah rata-rata industri, maka perusahaan dianggap kurang baik.

2.1.7.3 Rasio Profitabiltas


Menurut Munawir (2012) rentabilitas atau profitabilitas adalah
“menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu”. Seperti rasio-rasio yang lain sudah dibahas sebelumnnya,
rasio profitabilitas juga memiliki tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi pemilik
perusahaan atau manajemen saja, tetapi juga pihak luar perusahaan, terutama
pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan.
Adapun tujuan dan manfaat dari rasio ini menurut Kasmir (2017) adalah :
1. Mengukur laba yang dihasilkan dan mengetahui besarnya tingkat laba.
2. Menilai dan mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
3. Menilai dan mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri.
4. Menilai dan mengetahui produktivitas perusahaan dari seluruh dana perusahaan
yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Menurut Kasmir (2017) jenis-jenis rasio profitabilias yang dapat digunakan
adalah:

A. Return of Equity (ROE)


Hasil pengembalian ekuitas atau ROE merupakan rasio untuk mengukur laba
bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi
penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik (Kasmir, 2017)

ROE = Laba Bersih Setelah Pajak


x100%
Total Modal Sendiri
B. Return of Invesment (ROI)
Return of Investment atau Return on Total Asset merupakan rasio yang
menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan. Rumus untuk mencari return on investment dapat digunakan
sebagai berikut:
ROI = Laba Bersih Setelah Pajak X 100%
Total Aktiva Usaha
C. Net Profit Margin (NPM)
Margin laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan
antara laba bersih setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan.
Rumus dari rasio ini adalah:

Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak X 100%


Penjualan Neto
2.2 Tinjauan Empiris
Penelitian mengenai kinerja perusahaan subsektor Hotel, Restoran dan Pariwisata
yang terdafar di Bursa Efek Indonesia sebelum dan selama COVID-19 dengan
menggunakan rasio keuangan belum banyak dilakukan. Adapun penelitian-
penelitian sebelumnya yang terkait dengan peneltian ini dapat dilihat pada tabel
2.1.

Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Empiris

2.3 Kerangka Pemikiran


Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian terdahulu yang memberikan
gambaran manfaat rasio keuangan untuk berbagai macam prediksi dan penjelasan
kinerja keuangan perusahaan. Pada penelitian ini akan melihat apakah terdapat
perbedaan antara kinerja keuangan sebelum dan selama COVID-19 pada
perusahaan subsektor Hotel, Restoran dan Pariwisata.

2.4 Hipotesis
2.4.1 Current Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
keseluruhan. Penelitian Marsandy, Deviyanti, Setiawati (2018) menyatakan bahwa
current ratio sebelum go public tidak berbeda secara signifikan dengan current ratio
sesudah go public, penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sakti,
Pracoyo (2019) dan Sari, Worokinasih (2020). Sedangkan pada penelitian Jakti,
Pracoyo (2019) menyakatan bahwa current ratio terdapat perbedaan yang signifikan
terhadap kinerja keuangan pada Sinarmas Land Tbk dan PT Ciputra Development Tbk
Tahun 2012-2017.
Dari hal-hal yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa Current Ratio dapat
menjadi acuan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah
perusahaan melakukan go publik.
H1: Terdapat perbedaan signifikan kinerja keuangan yang diukur berdasarkan current
ratio perusahaan Subsektor Hotel, Restoran, dan Pariwisata sebelum dan selama
COVID-19

2.4.2 Quick Ratio


Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau
membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva
lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Penelitian Serenade,
Rahmawati, Dewi (2019) menyatakan bahwa ada perbedaan signifikan kinerja
Quick sebelum dan sesudah akuisisi. Sedangkan pada penelitian Khairunnisa,
Mardani, Wahono (2018) menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan
Quick Ratio sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.
Dari hal-hal yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa Quick Ratio dapat
menjadi acuan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah
perusahaan melakukan akuisisi.
H2 : Terdapat perbedaan signifikan kinerja keuangan yang diukur berdasarkan Quick
ratio perusahaan Subsektor Hotel, Restoran, dan Pariwisata sebelum dan selama
COVID-19

2.4.3 Debt to Equity Ratio


Rasio ini menggambarkan bagaiman mana modal pemilik dapat menutupi
hutang-hutang kepada pihak eksternal. Penelitian Indarti, Hidayati, Mahsuni
(2019) menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan Debt To Equity
Ratio perusahaan yang listing di BEI 2 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah SEO
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sari, Worokinasih (2020).
Sedangkan pada penelitian Safira, Sri Sulasmiyati (2019) menyatakan bahwa
tidak terdapat perbedaan signifikan Debt To Equity Ratio perusahaan sebelum
dan sesudah PT XL Axiata Tbk melakukan kegiatan akuisisi.
Dari hal-hal yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa Debt to Equity
Ratio dapat menjadi acuan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan sebelum
dan sesudah perusahaan melakukan listing.
H3: Terdapat perbedaan signifikan kinerja keuangan yang diukur berdasarkan Debt to
equity ratio perusahaan Subsektor Hotel, Restoran, dan Pariwisata sebelum dan
selama COVID-19.

2.4.4 Return on Equity


Rasio ini digunakan untuk untuk mengukur laba bersih sesudah pajak
dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal
sendiri. Penelitian Sari, Worokinasih (2020) menyatakan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan Return on equity perusahaan sebelum dan sesudah
melakukan IPO sedangkan pada penelitian Miswanto, Aslan (2019) Return on
equity sesudah krisis dinyatakan tidak signifikan lebih besar dari pada sebelum
krisis ekonomi global.
Dari hal-hal yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa Return on
Equity dapat menjadi acuan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan
sebelum dan sesudah krisis ekonomi global dan IPO.
H4 : Terdapat perbedaan signifikan kinerja keuangan yang diukur berdasarkan Return
on equity perusahaan Subsektor Hotel, Restoran, dan Pariwisata sebelum dan
selama COVID-19.

2.4.5 Return on Asset


Rasio ini menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan
dalam perusahaan. Penelitian Miswanto, Aslan (2019 menyatakan bahwa Return
on Asset sesudah krisis lebih besar dari pada sebelum krisis ekonomi global
2008 dan kenaikan tersebut signifikan. Sedangkan penelitian Safira,
Sulasmiyatin (2018) menyatkan bahwa Return on Asset tidak menunjukan
adanya perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah PT XL Axiata
Tbk melakukan kegiatan akuisisi.
Dari hal-hal yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa Return on Asset
dapat menjadi acuan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan sebelum dan
sesudah perusahaan melakukan akuisisidan krisis ekonomi global.
H5: Terdapat perbedaan signifikan kinerja keuangan yang diukur berdasarkan Return
on assets perusahaan Subsektor Hotel, Restoran, dan Pariwisata sebelum dan
selama COVID-19.

2.4.6 Net Profit Margin


Rasio ini digunakan untuk ukuran keuntungan dengan membandingkan
antara laba bersih setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan pennjualan.
Pada penelitian Indarti, Hidayati, Mahsuni (2019) menyatkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan pada Net Profit Margin perusahaan yang listing di BEI
2 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah SEO. Sedangkan pada penelitian
Khairunnisa, Mardani,Wahono (2018) menyatakan bahwa Net Profit Margin
terdapat perbedaan yang tidak signifikan pada kinerja keuangan perusahaan
sebelum dan sesudah merger dan akuisisi pada tahun 2014-2016.
Dari hal-hal yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa Net Profit Margin
dapat menjadi acuan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan sebelum dan
sesudah perusahaan melakukan akuisisi dan listing.
H6 : Terdapat perbedaan signifikan kinerja keuangan yang diukur berdasarkan Net
profit margin perusahaan Subsektor Hotel, Restoran, dan Pariwisata sebelum dan
selama COVID-19.
BAB III
Metode Penelitian
3.1 Desain Penelitian
Berdasarkan jenis penelitian, studi ini ditinjau sebagai studi komparatif, karena
bersifat membandingkan perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan
selama COVID-19. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode event
study untuk menganalisis kinerja keuangan sebelum dan selama COVID-19.
Event study atau studi peristiwa merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar
terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu
pengumuman (Hartono, 2017).

3.2 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel


3.2.1 Populasi Penelitian
Menurut Morissan (2012) populasi adalah sebagai suatu kumpulan subjek,
variabel, konsep atau fenomena. Kita dapat meneliti setiap anggota populasi untuk
mengetahui sifat populasi yang bersangkutan. Adapun populasi dalam penelitian ini
adalah 40 perusahaan Subsektor Hotel, Restoran dan Pariwisata yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia sampai bulan Oktober 2020 dan mempublikasikan laporan
keuangannya. Berikut adalah populasi penelitian :

Anda mungkin juga menyukai