Anda di halaman 1dari 16

Kelompok D1:

1. Hamdiasnov Adi Putra (20811099)


2. Alif Alya Fijasandra (20811132)
3. Atikah Nur Inayah (20811149)

Soal untuk kelompok D1 :


Laboratorium pengujian menerima sampel berupa serbuk permen . Pengujian perlu dilakukan
untuk menjamin keamanan makanan yang akan beredar dan dikonsumsi oleh masyarakat.
Susunlah parameter kritis, jenis pengujian, serta kriteria keberterimaan berdasar referensi yang
dilakukan terhadap pangan tersebut!
JAWABAN
Objek uji : serbuk permen

Parameter kritis Jenis pengujian Referensi Kriteria


keberterimaan

≤104 koloni/g
ALT Cemaran Mikroba Peraturan BPOM
No 11Tahun 2019;
ISO 4833-1

Enterobacteriaceae Cemaran Mikroba Peraturan BPOM ≤102 koloni/g


No 11Tahun 2019;
ISO 21528-2

Salmonella Cemaran Mikroba Peraturan BPOM Tidak boleh ada


No 11Tahun 2019;
ISO 6579

Kapang dan khamir Cemaran Mikroba BPOM RI, 2019; ≤102 koloni/g
SNI ISO 21527-2

asam benzoat KCKT detektor UV Peraturan BPOM ≤500 ppm


227 nm No 11Tahun 2019
Rhodamin B Spektrofotometri SNI 01-2895-1992 Tidak boleh ada
UV-Vis,
kromatografi kertas Permenkes no 239/
menkes/per/V/1985

Methanyl yellow Spektrofotometri SNI 01-2895-1992 Tidak boleh ada


UV-Vis, KLT

Asesulfam-K KCKT dan USP 29-NF24, ≤500 ppm


Spektrofotometri Peraturan BPOM
inframerah No 11Tahun 2019

Aspartam KCKT USP 29, Peraturan ≤3000ppm


BPOM No 11Tahun
2019

Asam Siklamat Metode Peraturan BPOM ≤500 ppm


pengendapan dan No 11Tahun 2019,
Kalsium siklamat pereaksi warna SNI 01-2893-1992
(warna endapan
Natrium Siklamat
putih positif)

Sakarin Metode Peraturan BPOM ≤5 ppm


pengendapan dan No 11Tahun 2019
Kalsium sakarin pereaksi warna
(warna berubah
Kalium sakarin
menjadi hijau
Natrium sakarin flurosens), titrimetri

Arsen AAS Peraturan BPOM no ≤1 ppm


5 tahun 2018

Pb (timbal) AAS Peraturan BPOM no ≤1 ppm


5 tahun 2018

Hg (Raksa) AAS Peraturan BPOM no ≤0,05 ppm


5 tahun 2018

Cd (cadmium) AAS Peraturan BPOM no ≤0,5 ppm


5 tahun 2018

Diperiksa oleh:

….………………………..

(Tuliskan nama Bapak/Ibu Penyelia Lab pengujian BBPOM)


Kelompok D1

Susunlah prosedur pengujian yaitu: penentuan kadar asam benzoat dalam sampel secara
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), rhodamin menggunakan kromatografi kertas serta uji
ALT dan AKK

JAWABAN:

Pengujian: Angka Lempeng Total

Tujuan: Menentukan cemaran mikroba pada produk roti

Alat:

1. Cawan petri
2. Tabung reaksi
3. Pipet volumetrik
4. Botol media
5. Penghitung koloni
6. Jarum inokulasi (ose)
7. Stomacher
8. Pembakar bunsen
9. Timbangan
10. Magnetic stirrer
11. Vortex
12. Inkubator
13. Penangas air
14. Autoklaf
15. Lemari steril
16. Lemari pendingin

Media dan reagen :

1. PCA (Plate Count Agar)


2. BPW 0,1% (Buffered Pepton Water)

Preparasi sampel :

1. Timbang sampel roti sebanyak 25 g kemudian masukkan dalam wadah steril.


2. Tambahka 22 ml larutan BPW 0,1% steril ke dalam kantong steril yang berisi
sampel, homogenkan dengan stomacher selama 1 menit sampai dengan 2 menit.
Ini merupakan larutan dengan pengenceran 10-1.

Proses uji :

1. Pindahkan 1 ml suspensi pengenceran 10-1 tersebut dengan pipet steril ke dalam 9


ml BPW untuk mendapatkan pengenceran 10-2.
2. Buat pengenceran 10-3, 10-4, 10-5 dan seterusnya dengan cara yang sama seperti
langkah 1, sesuai kebutuhan.
3. Selanjutnya masukkan sebanyak 1 ml suspensi dari setiap pengenceran ke dalam
cawan petri secara duplo.
4. Tambahkan 15 ml sampai dengan 20 ml PCA yang sudah didinginkan hingga
temperatur 450 C ± 10 C pada masing-masing cawan yang sudah berisi suspensi.
Supaya larutan contoh dan media PCA tercampur seluruhnya, lakukan pemutaran
cawan ke depan dan ke belakang atau membentuk angka delapan dan diamkan
sampai menjadi padat.
5. Inkubasikan pada temperatur 340 C sampai dengan 360 C selama 24 jam sampai
dengan 48 jam dengan meletakkan cawan pada posisi terbalik,

Penghitungan jumlah koloni:

Hitung jumlah koloni pada setiap seri pengenceran kecuali cawan petri yang berisi
koloni menyebar (spreader colonies). Pilih cawan yang mempunyai jumlah koloni 25
sampai dengan 250.

Interpretasi hasil:

1. Cawan dengan jumlah koloni kurang dari 25


Bila cawan duplo dari pengenceran terendah menghasilkan koloni kurang dari 25,
hitung jumlah yang ada pada cawan dari setiap pengenceran. Rerata jumlah koloni
per cawan dan kalikan dengan faktor pengencerannya untuk menentukan nilai TPC.
Tandai nilai TPC dengan tanda bintang (Tabel 1 nomor 3) untuk menandai bahwa
penghitungannya diluar 25 koloni sampai dengan 250 koloni per cawan.
2. Cawan dengan jumlah koloni lebih dari 250
Bila jumlah koloni per cawan lebih dari 250, hitung koloni- koloni pada cawan
untuk memberikan gambaran penyebaran koloni secara representatif. Tandai
penghitungan TPC dengan tanda bintang untuk menandai bahwa penghitungannya
diluar 25 koloni sampai dengan 250 koloni per cawan (Tabel 1 nomor 4).

Spreaders
Koloni yang menyebar (spreaders) biasanya dibagi dalam 3 bentuk:
a) Rantai koloni tidak terpisah secara jelas disebabkan oleh disintegrasi rumpun
bakteri
b) Terbentuknya lapisan air antara agar dan dasar cawan.
c) Terbentuknya lapisan air pada sisi atau permukaan agar.

Bila cawan yang disiapkan untuk contoh lebih banyak ditumbuhi oleh spreader
seperti (a), dan total area yang melebihi 25 % dan 50 % pertumbuhannya dilaporkan
sebagai cawan spreader.
Rerata jumlah koloni dari setiap pengenceran, kemudian laporkan jumlahnya
sebagai TPC (Tabel 1 nomor 5). Selain 3 (tiga) bentuk spreader, dapat dihitung
sebagai satu pertumbuhan koloni.
Untuk tipe a) bila hanya terdapat satu rantai, hitunglah sebagai koloni tunggal. Bila
ada satu atau lebih rantai yang terlihat dari sumber lain, hitung tiap sumber itu
sebagai satu koloni, termasuk untuk tipe b) dan c) juga dihitung sebagai
koloni.Gabungkan perhitungan koloni dan perhitungan spreader untuk menghitung
TPC.

3. Cawan tanpa koloni


Bila cawan petri dari semua pengenceran tidak menghasilkan koloni, laporkan TPC
sebagai kurang dari 1 kali pengenceran terendah yang digunakan. Tandai TPC
dengan tanda bintang bahwa penghitungannya diluar 25 koloni sampai dengan 250
koloni (Tabel 1 nomor 6)
.
4. Cawan duplo, cawan yang satu dengan 25 koloni sampai dengan 250 koloni
dan cawan yang lain lebih dari 250 koloni
Bila cawan yang satu menghasilkan koloni antara 25 sampai dengan 250 dan yang
lain lebih dari 250 koloni, hitung kedua cawan dalam penghitungan TPC (Tabel 1
nomor 7).

5. Cawan duplo, satu cawan dari setiap pengenceran dengan 25 koloni sampai
dengan 250 koloni
Bila 1 cawan dari setiap pengenceran menghasilkan 25 koloni sampai dengan 250
koloni, dan cawan lain kurang dari 25 koloni atau menghasilkan lebih dari 250
koloni, hitung keempat dalam penghitungan TPC (Tabel 1 nomor 8).
6. Cawan duplo, dua cawan dari satu pengenceran dengan 25 koloni sampai
dengan 250 koloni, hanya 1 cawan yang lebih dari 25 koloni sampai dengan
250 koloni dan dari cawan yang lain dengan 25 koloni sampai dengan 250
koloni
Bila kedua cawan dari satu pengenceran menghasilkan 25 koloni sampai dengan
250 koloni, hitung keempat cawan termasuk cawan yang kurang dari 25 atau yang
lebih dari 250 koloni dalam penghitungan TPC (Tabel 1 nomor 9).

Pelaporan hasil

a) Bulatkan angka menjadi 2 angka yang sesuai, bila angka ketiga 6 atau di
atasnya, maka angka ketiga menjadi 0 (nol) dan angka kedua naik 1 angka,
misalnya 456 menjadi 460 (4,6 x 102).
b) Bila angka ketiga 4 atau dibawahnya, maka angka ketiga menjadi 0 (nol) dan
angka kedua tetap, misalnya 454 menjadi 450 (4,5 x 102).
c) Bila angka ketiga 5, maka angka tersebut dapat dibulatkan menjadi 0 (nol)
dan angka kedua adalah angka genap, misalnya 445 menjadi 440 (4,4 x 102).
d) Bila angka ketiganya 5, maka angka tersebut dapat dibulatkan menjadi 0
(nol) dan angka kedua naik 1 angka, misalnya 455 menjadi 460 (4,6 x 10 2).
Kriteria keberterimaan:

Standar SNI 7388- 2009 yang sudah ditetapkan pada roti dan produk bakeri tawar dan
premiks (termasuk tepung panir) yaitu ALT dengan batas maksimum 1×104 koloni/g.

ACC
Apt. Annisa Fitria, S.Farm, M.Sc

Pengujian: Angka Kapang Khamir

Tujuan:
Menentukan cemaran kapang khamir pada produk roti

Alat:

1. Cawan petri
2. Tabung reaksi
3. Pipet volumetrik
4. Botol media
5. Penghitung koloni
6. Jarum inokulasi (ose)
7. Stomacher
8. Pembakar bunsen
9. Timbangan
10. Magnetic stirrer
11. Vortex
12. Inkubator
13. Penangas air
14. Autoklaf
15. Lemari steril
16. Lemari pendingin

Bahan:
1. Media SDA (Sabouraud Dextrose Agar)
2. Pepton
Prosedur kerja:
Penanaman sampel untuk analisa AKK menggunakan metode dilusi/ pengenceran.
1. Roti yang telah diberikan perlakukan penyimpanan selama 3 hari ditimbang sebanyak 10
gram,
2. Dimasukkan kedalam media Pepton 90mL, kemudian dihomogenkan dengan vortex
selama 30 detik.
3. Faktor pengenceran kemudian dipipet menggunakan mikropipet sebanyak 1 mL dan
diinokulasikan ke media pepton 9 mL, selanjutnya dihomogenkan.
4. Prosedur yang sama diulangi hingga faktor pengenceran 1×106 . Kemudian di tanam pada
media SDA secara pour plate.
5. Cawan petri diinkubasi pada suhu 20-25°C selama 3-5 hari dengan posisi terbalik, setelah
media memadat.
6. Jumlah koloni jamur yang tumbuh diamati dan dihitung setelah 3 hari masa inkubasi.

Penghitungan jumlah koloni:

Hitung jumlah koloni pada setiap seri pengenceran kecuali cawan petri yang berisi koloni
menyebar (spreader colonies). Pilih cawan yang mempunyai jumlah koloni 25 sampai dengan
250.

Kriteria keberterimaan:

Standar SNI 7388- 2009 yang sudah ditetapkan pada roti yaitu kapang dan khamir dengan
batas maksimum 1×104 koloni/g.

Referensi:
1. Standar Nasional Indonesia. 2009. Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam Pangan.
Badan Standardisasi Nasional.
2. Ayu Dewi S, Ni Wayan, Made Sugiarti, 2018. Cemaran Angka Lempeng Total dan Angka
Kapang Kamir pada bolu kukus dengan lama penyimpanan tiga hari, BMJ. Vol 5 No 2,
Indonesia, 257-264

ACC

Apt. Annisa Fitria, S.Farm, M.Sc


Pengujian: Analisis Asam Benzoat pada sampel serbuk permen

Tujuan: menentukan kadaar asm benzoat sampel serbuk permen

Alat:
1. HPLC Perkin-Elmer seri 200
2. degasser vakum
3. oven kolom
4. kolom Brownlee Analytical 5 um C18 250 mm x 4,6 mm
5. mikropipet
6. blue tip
7. timbangan analitik
8. labu ukur 50 mL, 100 mL, 10 mL
9. syringe
10. magnetic stirer
11. kertas whatman no.1
12. filter membran 0.45 um

Bahan:

1. Sampel serbuk permen


2. Asam Benzoat 99,6%
3. asam asetat 99,8%
4. natrium asetat anhidrat murni
5. Air (grade HPLC)
6. Metanol (grade HPLC)

Prosedur kerja:

1. ditimbang 5 g sampel permen dan dihomogenkan dan dilarutkan dalam 50 ml


larutan ekstraksi (8,2 g natrium asetat dalam 1000 ml air terdestilasi, pH
disesuaikan menjadi 5,6 dengan asam asetat dan dicampur dengan 500 mL
metanol).
2. ditimbang 1 g asam benzoat dan dimasukkan dalam labu ukur 100 mL,
dilarutkan dengan fase gerak hingga tanda batas untuk mendapatkan asam
benzoat stok dengan konsentrasi 100 mg/L.
3. larutan seri standar dibuat dengan konsentrasi 1,9 , 3,8 , 7,5 , 15 , 30 , dan 60
mg/L dalam larutan fase gerak.
4. diinjeksikan 10 uL larutan seri standar untuk mendapatkan kurva kalibrasi
5. diinjeksikan 10 uL larutan sampel
6. dihitung kadar asam benzoat menggunakan rumus yang didapat dari kurva
kalibrasi
Setting alat :
Fase gerak : buffer asetat : metanol (60 : 40(% v/v), pH 5,6)
suhu kolom : 25 C
flow rate : 1 mL/menit
volume injeksi : 10 uL
panjang gelombang detektor : 227 nm

Rumus perhitungan:
perhitungan seri kadar

konsentrasi 1,9 mg/L


M1 x V1 = M2 x V2
100 mg/L x V1 = 1,9 mg/L x 10 mL
V1 = 1,9 mg/ L x 10 mL / 100 mg/L
V1 = 0,19 mL = 190 uL

konsentrasi 3,8 mg/L


M1 x V1 = M2 x V2
100 mg/L x V1 = 3,8 mg/L x 10 mL
V1 = 3,8 mg/ L x 10 mL / 100 mg/L
V1 = 0,38 mL = 380 uL

konsentrasi 7,5 mg/L


M1 x V1 = M2 x V2
100 mg/L x V1 = 7,5 mg/L x 10 mL
V1 = 7,5 mg/ L x 10 mL / 100 mg/L
V1 = 0,75 mL = 750 uL

konsentrasi 15 mg/L
M1 x V1 = M2 x V2
100 mg/L x V1 = 15 mg/L x 10 mL
V1 = 15 mg/ L x 10 mL / 100 mg/L
V1 = 1,5 mL

konsentrasi 30 mg/L
M1 x V1 = M2 x V2
100 mg/L x V1 = 30mg/L x 10 mL
V1 = 30 mg/ L x 10 mL / 100 mg/L
V1 = 3 mL

konsentrasi 60 mg/L
M1 x V1 = M2 x V2
100 mg/L x V1 = 60mg/L x 10 mL
V1 =60 mg/ L x 10 mL / 100 mg/L
V1 = 6 mL

Perhitungan kadar : X = (Y + 24864,63)/24270,6 ppm


di mana Y merupakan luas area dibawah kurva dari kromatogram hasil analisis

Kriteria keberterimaan: asam benzoat < 500 ppm

Referensi:
1. Sirhan, Yahya Ala. 2018. Optimization and Validation of an HPLC-UV
Method for Determination of Benzoic Acid and Sorbic Acid in Yogurt and
Dried Yogurt Products Using a Design of Experiment. Indones. J.
Chem.,2018,18(3), 522-530.
2. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2013. Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2013
Tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet.
Jakarta.
ACC,

apt. Ardi Nugroho, S.Farm, M.Sc.


Kelompok D1

Rhodamin menggunakan kromatografi kertas

JAWABAN:

Pengujian:

Analisis warna Rhodamin menggunakan kromatografi kertas

Tujuan:
Menganalisis zat warna rhodamin pada sampel serbuk permen menggunakan
kromatografi kertas

ALAT:
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah
1. Spatula
2. Neraca Analitik
3. Gelas beker
4. Rak dan tabung reaksi
5. Erlenmeyer
6. Shaker rotator
7. Labu Ukur
8. Mikropipet dan yellow tip
9. Plat Tetes
10. Corong gelas, pipet tetes
11. Chamber Kromatografi Kertas
12. Kertas whatman
13. Gelas wol, tisu
14. Water bath
15. Mistar
16. Hairdryer

BAHAN
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah

1. Sampel makanan/minuman,
2. Larutan asam asetat (CH3COOH) 10%
3. Aquadest
4. Larutan elusi III yaitu larutan NaCl 2% dalam alkohol 50%
5. Standar Rhodamin B

Prosedur Kerja:

Pembuatan Elusi III : NaCl 2% dalam alkohol 50%


Larutan NaCl 2% dalam alkohol 50% dibuat dengan cara melarutkan NaCl sebanyak 4
gram dilarutkan dalam alkohol 50%.

Analisis Kromatografi Kertas

1. Siapkan sampel makanan/minuman dan dilarutkan sampel dengan 100 ml


aquadest
2. Aduk sampel menggunakan alat shaker rotator dengan kekuatan 140 selama 15
menit
3. Disaring sampel dengan tiga tahap menggunakan gelas wol, tisu, dan kertas
whatman
4. Sampel yang sudah jernih dan terpisah dari serat kemudian dipekatkan dengan
menambahkan asam asetat 10% sebanyak 1 ml
5. Panaskan sampel di atas waterbath sampai mendidih. Kemudian sampel
didinginkan sebelum ditotol di kertas whatman
6. Totolkan sampel dan rhodamin b pada titik yang sudah ditentukan pada kertas
whatman dengan elusi yaitu NaCl 2% dalam alkohol 50%
7. Masukkan kertas whatman yang sudah ditotol dengan sampel dan pewarna
standar ke dalam bejana kromatografi yang sudah dijenuhkan terlebih dahulu dan
tunggu sampai sampel mencapai fase gerak yang menyentuh garis dan
bandingkan dengan nilai Rf bercak standar

Rumus perhitungan:

Kriteria keberterimaan:
Rf yang optimum yaitu berada pada rentang 0,5 – 0,8.

Referensi:

1. SNI 01-2895-1992 . 1992. Cara Uji Pewarna Tambahan Makanan. Badan


Standardisasi Nasional.

ACC

apt. Ardi Nugroho, S.Farm, M.Sc.

Anda mungkin juga menyukai