Anda di halaman 1dari 30

BAB 3

Identifikasi Potensi dan Kendala Ekonomi Wilayah Studi

3.1 Analisis PDRB


PDRB adalah singkatan dari Produk Domestik Regional Bruto yang berarti seluruh nilai
tambah yang ditimbulkan oleh berbagai kegiatan ekonomi di suatu wilayah tanpa
memperhatikam siapa pemilik faktor produksinya. Pendapatan regional adalah tingkat-tingkat
besarnya pendapatan masyarakat pada wilayah tertentu. Tingkat pendapatan dapat diukur melalui
beberapa cara yaitu diukur dati total pendapatan wilayah ataupun pendapatan rata-rata
masyarakat.
Terdapat berbagai jenis PDRB namun pada analisis ini yang digunakan adalah PDRB atas
dasar harga konstan, yang akan dapat digunakan untuk mengidentifikasi tingkat pertumbuhan
ekonomi, struktur perekonomian, dan tingkat kesejahteraan wilayah kajian terhadap seluruh
sektor-sektor kegiatan yang ada di wilayah studi. Lihat tabel di bawah.
Tabel 3.1 Produk Domestik Regional Bruto Provinsi DKI Jakarta
Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha, 2008-2013 (Miliar Rupiah)

No. Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012 2013

1 Pertanian 300720 301754 304274 306661 309194 314206


2 Pertambangan / Penggalian 937999 936029 949742 991055 982250 973975
3 Industri Pengolahan 58367314 58447652 60555943 62100835 63604797 65134279
4 Listrik, Gas, dan Air bersih 2343587 2450865 2556922 2676974 2797320 2874116
5 Konstruksi 36178854 38422395 41143270 44104280 47125470 49830408
6 Perdagangan, hotel, dan Restoran 77064386 80154121 85980580 92345063 99005738 105365077
7 Pengangkutan dan Komunikasi 35258578 40769712 46776560 53233290 59509410 65960941
8 Keuangan Real Estat dan Jasa Perusahaan 102707651 106788434 111312730 117190316 123460986 129848397
9 Jasa-jasa 40564301 43198538 46042416 49288737 53025607 56983846
PDRB 353723390 371469500 395622437 422237211 449820772 477285245
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta 2008-2013.
DKI Jakarta merupakan Provinsi yang memiliki luas wilayah yang tidak terlalu besar
namun PDRB Provinsi memiliki nilai yang sangat besar yang tersebar di berbagai kota dan
kabupaten, dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa kota yang menyumbang PDRB cukup tinggi
ialah Kota Jakarta Pusat. Setiap tahun PDRB Provinsi DKI Jakarta mengalami perubahan dan
perubahan yang terjadi adalah perubahan yang positif, dimulai tahun 2008 yang hanya
mendapatkan total 353723390 berubah tiap tahunnya, dan kemudian pada tahun 2013 menjadi
477285245

3.1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi


Tabel PDRB dapat kita gunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi, dengan
rumus seperti ini.

Setelah digunakan rumus diatas maka didapatkan PDRB konstan Provinsi DKI Jakarta,
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013

Tahun LPE

Tahun 2009 5.02%

Tahun 2010 6.50%

Tahun 2011 6.73%

Tahun 2012 6.53%

Tahun 2013 6.11%

Sumber: hasil pengolahan data Badan Pusat Statistik

Dibawah ini adalah grafik gambaran laju pertumbuhan ekonomi Provinsi DKI Jakarta
tahun 2009-2013
Sumber: Hasil Analisi PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013

Grafik 3.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi DKI Jakarta

Dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi DKI Jakarta terjadi pada tahun
2010 yang meningkat paling tinggi disbanding dengan tahun lainnya, dengan kenaikan hampir
2%. Namun terjadi penurunan laju pertumbuhan ekonomi di tahun 2012 menuju tahun 2013.
Laju pertumbuhan Provinsi DKI Jakarta masih dibilang mengalami fluktuatif dikarenakan masih
mengalami kenaikan dan penurunan. Grafik diatas juga menjelaskna bahwa terjadi masalah
ekonomi pada tahun 2013.

3.1.2 Struktur Ekonomi


Struktur ekonomi sangat erat kaitannya dengan unit-unit ekonomi yang dikelompokan
menurut lapangan usaha. Dengan demikian eratnya, besar masing-msing sektor dapat dijelaskan
oleh besarnya kontribusi PDRB setiap sektor tersebut terhadap PDRB total.
Angka PDRB dari setiap sektor dapat memperlihatkan corak atau karakteristik, dari suatu
daerah, apakah daerah tersebut termasuk daerah pertanian, pertambangan, industri atau jenis
kegiatan lainnya, dibawah ini adalah Tabel struktur perekonomian Provinsi DKI Jakarta tahun
2008-2013.
Tabel 3.3 Struktur Ekonomi Provinsi DKI Jakarta
No. Sektor 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Pertanian 0.09% 0.08% 0.08% 0.07% 0.07% 0.07%
2 Pertambangan / Penggalian 0.27% 0.25% 0.24% 0.23% 0.22% 0.20%
3 Industri Pengolahan 16.50% 15.73% 15.31% 14.71% 14.14% 13.65%
4 Listrik, Gas, dan Air bersih 0.66% 0.66% 0.65% 0.63% 0.62% 0.60%
5 Konstruksi 10.23% 10.34% 10.40% 10.45% 10.48% 10.44%
6 Perdagangan, hotel, dan Restoran 21.79% 21.58% 21.73% 21.87% 22.01% 22.08%
7 Pengangkutan dan Komunikasi 9.97% 10.98% 11.82% 12.61% 13.23% 13.82%
8 Keuangan Real Estat dan Jasa Perusahaan 29.04% 28.75% 28.14% 27.75% 27.45% 27.21%
9 Jasa-jasa 11.47% 11.63% 11.64% 11.67% 11.79% 11.94%
Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013

Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013

Grafik 3.2 Kontribusi Sektor Perekonomian Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008

Dapat dilihat dari struktur ekonomi Provinsi DKI Jakarta yang terjadi pada tahun
2008 bahwa kontribusi sektor paling tinggi terdapat pada sektor keuangan real estat dan
jasa perusahaan dengan angka 29 % , dan kontribusi paling rendah terdapat pada sektor
listrik gas dan air bersih dengan angka 1% . Sedangkan Sektor pertanian dan pertambangan
dengan angka 0% dalam grafik tidak terdapat kontribusi di daerah provinsi DKI Jakarta.
Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013

Grafik 3.3 Kontribusi Sektor Perekonomian Provinsi DKI Jakarta Tahun 2009

Dapat dilihat dari struktur ekonomi Provinsi DKI Jakarta yang terjadi pada tahun
2009 masih sama dengan analisis struktur ekonomi pada tahun 2008 bahwa kontribusi
sektor paling tinggi terdapat pada sektor keuangan real estat dan jasa perusahaan dengan
angka 29 % , dan kontribusi paling rendah terdapat pada sektor listrik gas dan air bersih
dengan angka 1% . Sedangkan Sektor pertanian dan pertambangan dengan angka 0%
dalam grafik tidak terdapat kontribusi di daerah provinsi DKI Jakarta .
Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013

Grafik 3.4 Kontribusi Sektor Perekonomian Provinsi DKI Jakarta Tahun 2010

Dapat dilihat dari struktur ekonomi Provinsi DKI Jakarta yang terjadi pada tahun
2010 kontribusi sektor paling tinggi terdapat pada sektor keuangan real estat dan jasa
perusahaan dengan angka 28 % , dan kontribusi paling rendah terdapat pada sektor listrik
gas dan air bersih dengan angka 1% . Sedangkan Sektor pertanian dan pertambangan
dengan angka 0% dalam grafik tidak terdapat kontribusi di daerah provinsi DKI Jakarta .
Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013

Grafik 3.5 Kontribusi Sektor Perekonomian Provinsi DKI Jakarta Tahun 2011

Dapat dilihat dari struktur ekonomi Provinsi DKI Jakarta yang terjadi pada tahun
2011 sama dengan analisis struktur ekonomi pada tahun 2008 dan 2009 bahwa
kontribusi sektor paling tinggi terdapat pada sektor keuangan real estat dan jasa
perusahaan dengan angka 29 % , dan kontribusi paling rendah terdapat pada sektor listrik
gas dan air bersih dengan angka 1% . Sedangkan Sektor pertanian dan pertambangan
dengan angka 0% dalam grafik tidak terdapat kontribusi di daerah provinsi DKI Jakarta .

Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013


Grafik 3.6 Kontribusi Sektor Perekonomian Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012

Dapat dilihat dari struktur ekonomi Provinsi DKI Jakarta yang terjadi pada tahun
2012 sama dengan analisis struktur ekonomi pada tahun 2008 , 2009, dan 2011 bahwa
kontribusi sektor paling tinggi terdapat pada sektor keuangan real estat dan jasa
perusahaan dengan angka 29 % , dan kontribusi paling rendah terdapat pada sektor listrik
gas dan air bersih dengan angka 1% . Sedangkan Sektor pertanian dan pertambangan
dengan angka 0% dalam grafik tidak terdapat kontribusi di daerah provinsi DKI Jakarta .

Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013

Grafik 3.6 Kontribusi Sektor Perekonomian Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012

Dapat dilihat dari struktur ekonomi Provinsi DKI Jakarta yang terjadi pada tahun
2013 kontribusi sektor paling tinggi terdapat pada sektor keuangan real estat dan jasa
perusahaan dengan angka 27 % , dan kontribusi paling rendah terdapat pada sektor listrik
gas dan air bersih dengan angka 1% . Sedangkan Sektor pertanian dan pertambangan
dengan angka 0% dalam grafik tidak terdapat kontribusi di daerah provinsi DKI Jakarta
pada tahun 2009.
3.1.3 Tingkat Kesejahteraan

Pertumbuhan perekonomian yang tinggi belum dapat dikatakan menjamin kepada


kesejahteraan masyarakatnya dikarenakan jika pertumbuhan ekonomi tinggi namun pertumbuhan
penduduk lebih tinggi lagi maka kesejahteraan tidak akan tercapai, hal ini dapat diketahui dengan
cara menganalisis PDRB yang ada di Provinsi DKI Jakarta dari PDRB total yang dibagi jumlah
penduduk per tiap tahunnnya. Berikut adalah tabel tingkat kesejahteraan.

Tabel 3.4 PDRB Perkapita Provinsi DKI Jakarta

Tahun PDRB Total Jumlah PDRB Per Kapita


Penduduk
2008 353723390 9,146,181 38.67443581
2009 371469500 9,223,000 40.27642849
2010 395622437 9,607,787 41.17726975
2011 422237211 9,891,943 42.68496199
2012 449820772 9,991,788 45.01904684
2013 477285245 9,969,948 47.87239061
Sumber : Badan Pusat Statistika Provinsi DKI Jakarta, data diolah

Dibawah ini adalah grafik yang menjelaskan tingkat kesejahteraan masyarakat Provinsi DKI Jakarta tahun 2008-2013.
Sumber : Provinsi DKI Jakarta Dalam Angka, data diolah

Grafik 3.7 Kontribusi Sektor Perekonomian Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012

Dapat dilihat dari grafik diatas bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat Provinsi DKI
Jakarta pada tahun 2008-2013 mengalami peningkatan , dari tahun 2008 PDRB Per Kapita
terendah dengan angka 38.67443581 dan PDRB Per Kapita tertinggi dengan angka 47.87239061.

3.2 Analisis Potensi Wilayah Location Quotient (LQ)


Hubungan antar wilayah di DKI Jakarta menjadi pokok bahasan dalam analisi potensi
wilayah. Setiap wilayah berusaha untuk dapat mencukupi kebutuhan dan mengembangkan
potensi yang ada di wiayahnya, oleh karenanya menyebabkan adanya kekurangan dan kelebihan
antar daerah, sehingga mengakibatkan adanya aktifitas ekspor-impor.
Mengetahui kemampuan suatu daerah dalam sektor-sektor kegiatannya perlu dilakukan,
dan untuk mengetahui kemampuan tersebut menggunakan cara analasis yang disebut Location
Question (LQ). LQ adalah suatu alat pengembangan ekonomi yang lebih sederhana dengan
segala kelebihan dan keterbatasannya, sebagaimana yang dikatakan oleh Hood (1998). LQ
adalah salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam model ekonomi basis sebagai langkah
awal untuk memahami sektor kegiatan yang menjadi pemacu pertumbuhan.
Satuan yang digunakan pada analisi LQ adalah nilai Produk Domestik Regional Bruto,
jumlah tenaga kerja, jumlah komoditi, dan satuan lain yang dapat dijadikan kriteria
perbandingan. Dan menggunakan rumus
Rumus diatas menggunakan tabel PDRB DKI Jakarta perkota dan kabupaten, sehingga di
dapat rincian berikut:
1. Kepualuan Seribu

Tabel 3.4 Nilai LQ Kabupaten Kepulauan Seribu Tahun 2008-2013

No Sektor 2008 2009 2010 2011 2012 2013


1 Pertanian 35.07 37.14 39.73 41.87 47.06 52.19
2 Pertambangan 321.73 336.05 350.12 357.18 379.91 402.38
3 Industri Pengolahan 0.03 0.03 0.03 0.03 0.04 0.04
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0.08 0.08 0.09 0.09 0.10 0.11
5 Bangunan 0.13 0.14 0.14 0.14 0.15 0.16
6 Perdagangan, Hotel, Restoran 0.29 0.31 0.32 0.32 0.34 0.36
7 Angkutan/Komunikasi 0.04 0.04 0.03 0.03 0.03 0.03
8 Keuangan, Persewaan, Jasa 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Perusahaan
9 Jasa-Jasa 0.17 0.18 0.19 0.19 0.20 0.20
Sumber: Hasil Analisis, 2015

Sumber: Hasil Analisis, 2015

Grafik 3.8 Diagram Nliai LQ Kabupaten Kepulauan Seribu


Pada diagram diatas dapat dilihat pada perbedaan nilai LQ yang mencolok. Terdapat dua
setor yang sangat menjulang tinggi diantara sektor lainnya, sektor tersebut yang menjadi basis di
wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu, dan menjadi tonggak utama perekonomiannya, nilainya
sangat tinggi terutama untuk sektor pertambangan yang pada tahun 2008 bernilai 321.73 lalu
semakin naik setiap tahunnya dan pada tahun 2014 bernilai 402.38, sangat jauh sekali dari nilai
sektor basis lainnya yang hanya berkisar pada 52.19.

2. Jakarta Selatan

Tabel 3.5 Nilai LQ Kota Jakarta Selatan Tahun 2008-2013

No Sektor 2008 2009 2010 2011 2012 2013


1 Pertanian 0.89 0.88 0.86 0.85 0.84 0.82
2 Pertambangan 0 0 0 0 0 0
3 Industri Pengolahan 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0.43 0.43 0.43 0.42 0.43 0.42
5 Bangunan 1.42 1.42 1.42 1.41 1.41 1.40
6 Perdagangan, Hotel, Restoran 0.999 0.99 0.99 0.99 0.98 0.98
7 Angkutan/Komunikasi 0.83 0.86 0.87 0.89 0.90 0.91
8 Keuangan, Persewaan, Jasa 1.40 1.38 1.37 1.37 1.36 1.36
Perusahaan
9 Jasa-Jasa 1.06 1.06 1.06 1.05 1.04 1.03
Sumber: Hasil Analisis, 2015

Sumber: Hasil Analisis, 2015

Grafik 3.9 Diagram Nliai LQ Kota Jakarta Selatan


Pada diagram diatas dapat dilihat pada perbedaan nilai LQ yang terjadi di Kota Jakarta
Selatan .Terdapat dua setor yang nilainya tinggi diantara sektor lainnya, sektor tersebut yang
menjadi basis di Kota Jakarta Selatan, dan menjadi tonggak utama perekonomiannya, nilainya
tinggi terutama untuk sektor Bangunan yang pada tahun 2008 bernilai1.42, dan sektor dengan
nilai terendah dan menjadi sektor non basis adalah sektor industry pengolahan pada tahun 2008-
2013 dengan angka 0,11.

3. Jakarta Timur

Tabel 3.6 Nilai LQ Kota Jakarta Timur Tahun 2008-2013

No Sektor 2008 2009 2010 2011 2012 2013


1 Pertanian 1.001 0.99 0.98 0.98 0.97 0.97
2 Pertambangan 0 0 0 0 0 0
3 Industri Pengolahan 2.08 2.08 2.08 2.10 2.09 2.10
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0.96 0.96 0.96 0.97 0.98 0.98
5 Bangunan 0.84 0.82 0.81 0.82 0.82 0.82
6 Perdagangan, Hotel, Restoran 0.97 0.97 0.96 0.96 0.97 0.97
7 Angkutan/Komunikasi 1.22 1.24 1.26 1.25 1.25 1.26
8 Keuangan, Persewaan, Jasa 0.45 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46
Perusahaan
9 Jasa-Jasa 0.90 0.91 0.90 0.90 0.91 0.91
Sumber: Hasil Analisis, 2015

Sumber: Hasil Analisis, 2015


Grafik 3.10 Diagram Nliai LQ Kota Jakarta Timur

Pada diagram diatas dapat dilihat pada perbedaan nilai LQ yang terjadi di Kota
Jakarta Timur .Terdapat sektor yang nilainya tinggi diantara sektor lainnya, sektor
tersebut yang menjadi basis di Kota Jakarta Timur dan menjadi tonggak utama
perekonomiannya, nilainya tinggi untuk sektor Bangunan pada tahun 2011 dan 2013
bernilai 2,10, dan sektor dengan nilai terendah dan menjadi sektor non basis adalah sektor
Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan pada tahun 2008-2013 bernilai 0,46 .

4. Jakarta Pusat

Tabel 3.7 Nilai LQ Kota Jakarta Pusat Tahun 2008-2013

No Sektor 2008 2009 2010 2011 2012 2013


1 Pertanian 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23
2 Pertambangan 0 0 0 0 0 0
3 Industri Pengolahan 0.08 0.09 0.09 0.08 0.08 0.08
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53
5 Bangunan 0.83 0.83 0.84 0.83 0.83 0.83
6 Perdagangan, Hotel, Restoran 0.92 0.92 0.93 0.93 0.93 0.94
7 Angkutan/Komunikasi 0.63 0.62 0.62 0.62 0.62 0.62
8 Keuangan, Persewaan, Jasa 1.69 1.70 1.70 1.71 1.71 1.71
Perusahaan
9 Jasa-Jasa 1.24 1.23 1.22 1.22 1.21 1.19
Sumber: Hasil Analisis, 2015

Sumber: Hasil Analisis, 2015


Grafik 3.11 Diagram Nliai LQ Kota Jakarta Pusat

Pada diagram diatas dapat dilihat pada perbedaan nilai LQ yang terjadi di Kota
Jakarta Pusat .Terdapat sektor yang nilainya tinggi diantara sektor lainnya, sektor tersebut
yang menjadi basis di Kota Jakarta Pusat dan menjadi tonggak utama perekonomiannya,
nilainya tinggi untuk sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan pada tahun 2011-2013
bernilai 1,71 , dan sektor dengan nilai terendah dan menjadi sektor non basis adalah
sektor industri pengolahan pada tahun 2008 dan pada tahun 2011-2013 bernilai 0,8.

5. Jakarta Barat

Tabel 3.8 Nilai LQ Kota Jakarta Barat Tahun 2008-2013

No Sektor 2008 2009 2010 2011 2012 2013


1 Pertanian 1.04 1.04 1.04 1.04 1.03 1.00
2 Pertambangan 0 0 0 0 0 0
3 Industri Pengolahan 0.54 0.54 0.54 0.52 0.51 0.50
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 1.19 1.19 1.19 1.19 1.18 1.17
5 Bangunan 1.06 1.06 1.05 1.05 1.06 1.07
6 Perdagangan, Hotel, Restoran 1.34 1.33 1.32 1.31 1.30 1.28
7 Angkutan/Komunikasi 1.28 1.29 1.28 1.30 1.30 1.30
Keuangan, Persewaan, Jasa 0.87 0.86 0.85 0.84 0.83 0.82
8 Perusahaan
9 Jasa-Jasa 1.06 1.05 1.06 1.07 1.09 1.10
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Grafik 3.12 Diagram Nliai LQ Kota Jakarta Barat

Pada diagram diatas dapat dilihat pada perbedaan nilai LQ yang terjadi di
Kota Jakarta Barat .Terdapat sektor yang nilainya tinggi diantara sektor lainnya,
sektor tersebut yang menjadi basis di Kota Jakarta Barat dan menjadi tonggak
utama perekonomiannya, nilainya tinggi untuk perdagangan , hotel ,restoran pada
tahun 2008 bernilai 1,34 , dan sektor dengan nilai terendah dan menjadi sektor
non basis adalah sektor industri pengolahan pada tahun 2013 bernilai 0,50.

6. Jakarta Utara

Tabel 3.8 Nilai LQ Kota Jakarta Barat Tahun 2008-2013

No Sektor th 2008 th 2009 th 2010 th 2011 th 2012 th 2013


1 Pertanian 1.60 1.62 1.63 1.64 1.64 1.66
2 Pertambangan 0 0 0 0 0 0
3 Industri Pengolahan 2.72 2.74 2.75 2.77 2.80 2.82
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 2.22 2.24 2.25 2.26 2.26 2.27
5 Bangunan 0.84 0.86 0.86 0.87 0.88 0.88
6 Perdagangan, Hotel, Restoran 0.88 0.89 0.90 0.91 0.92 0.93
7 Angkutan/Komunikasi 1.30 1.27 1.24 1.23 1.21 1.20
Keuangan, Persewaan, Jasa 0.19 0.19 0.19 0.19 0.19 0.19
8 Perusahaan
9 Jasa-Jasa 0.65 0.67 0.67 0.68 0.69 0.70
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Grafik 3.13 Diagram Nliai LQ Kota Jakarta Utara

Pada diagram diatas dapat dilihat pada perbedaan nilai LQ yang terjadi di
Kota Jakarta Utara .Terdapat sektor yang nilainya tinggi diantara sektor lainnya,
sektor tersebut yang menjadi basis di Kota Jakarta Utara dan menjadi tonggak
utama perekonomiannya, nilainya tinggi untuk industri 2,82 pengolahan tahun
2013 bernilai 1,34 , dan sektor dengan nilai terendah dan menjadi sektor non basis
adalah sektor keuangan , persewaan , jasa perusahaan pada tahun 2008-2013 bernilai
0,19.

3.2.1 Sektor Basis dan Non Basis


Nilai LQ dapat memberikan gambaran mengenai keseimbangan suatu daerah tentang
kegiatan-kegiatan yang berlangsung. Secara teori indikasi basis yaitu ketika suatu sektor kegiatan
disuatu daerah sudah melebihi nilai LQ>1 berarti sektor pada daerah tersebut sudah sangat
mampu mengatasi kebutuhan di dalam daerahnya dan berpotensi untuk mengekspor hasil
kegiatannya ke daerah lain, namun ketika nilai LQ=1 maka sektor kegiatan tersebut hanya
mampu untuk mengatasi kebutuhan di daerahnya saja, dengan kata lain hanya sebatas mencukupi
dan tidak melimpah sehingga tidak dapat melakukan ekpor, adapun ketika nilai LQ<1 maka
sektor kegiatan tersebut masih kekurangan atau tidak dapat menjadi penopang nilai PDRB pada
daerah tersebut.

Teori ekonomi basis dijelaskan oleh Rustara pada tahun 2002, bahwa yang dimaksud
kegiatan basis merupakan kegiatan suatu masyarakat yang hsilnya baik berupa barang maupun
jasa ditujukan untuk ekspor ke luar. Sedangkan non basis merupakan kegiatan baik berupa
barang maupun jasa yang diperuntukan untuk masyarakat itu sendiri dalam kawasan kehidupan
ekonominya.

Dibawah ini adalah pengelompokan sektor-sektor basis dari tahun 2008-2013 :

1. Sektor Pertanian

Tabel 3.9 Hasil Perhitungan LQ Sektor Pertanian di Provinsi DKI Jakarta Tahun
2008-2013

Tahun  
No Kabupaten/Kota
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Kepulauan 35.07 37.14 39.73 41.87 47.06 52.19
Seribu
2 Jakarta Selatan 0.89 0.88 0.86 0.85 0.84 0.82
3 Jakarta Timur 1.001 0.99 0.98 0.98 0.97 0.97
4 Jakarta Pusat 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23
5 Jakarta Barat 1.04 1.04 1.04 1.04 1.03 1.00
6 Jakarta Utara 1.60 1.62 1.63 1.64 1.64 1.66
Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013

Berdasarkan hasil analisis perhitungan LQ sektor pertanian, bahwa kabupaten atau kota
yang memiliki sektor basis pertanian pada tahun 2008 adalah Kabupaten Kepulauan Seribu, Kota
Jakarta Timur, Kota Jakarta Barat, dan Kota Jakarta Utara. Pada tahun 2009-2013, kabupaten
atau kota yang memiliki sektor basis pertanian adalah Kabupaten Kepulauan Seribu, Kota
Jakarta Barat, dan Kota Jakarta Utara Di Kabupaten Kepulauan Seribu pada tahun 2008-2013
memiliki nilai LQ sangat tinggi dibandingkan kota-kota lainnya dan dari tahun ke tahun
mengalami kenaikan dari 35.07 menjadi 52.19. Di Kota Jakarta Timur hanya tahun 2008 saja
sektor pertaniannya menjadi sektor basis. Sementara nilai LQ di Kota Jakarta Barat mengalami
penurunan dari 1.04 menjadi 1.00 dibandingkan dengan Kota Jakarta Utara yang mengalami
kenaikan dari 1.60 menjadi 1.66.
2. Sektor Pertambangan

Tabel 3.10 Hasil Perhitungan LQ Sektor Pertambangan di Provinsi DKI Jakarta


Tahun 2008-2013

Tahun  
No Kabupaten/Kota
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Kepulauan 321.73 336.05 350.12 357.18 379.91 402.38
Seribu
2 Jakarta Selatan 0 0 0 0 0 0
3 Jakarta Timur 0 0 0 0 0 0
4 Jakarta Pusat 0 0 0 0 0 0
5 Jakarta Barat 0 0 0 0 0 0
6 Jakarta Utara 0 0 0 0 0 0
Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013

Berdasarkan hasil analisis perhitungan LQ sektor pertambangan, bahwa kabupaten atau


kota yang memiliki sektor basis pertambangan pada tahun 2008-2013 adalah Kabupaten
Kepulauan Seribu dengan nilai LQ yang sangat tinggi yang mengalami peningkatan dari 321.73
menjadi 402.38. Sedangkan di kota lainnya tidak terdapat nilai LQ dikarenakan tidak adanya
data dan aktivitas sektor pertambangan di wilayah tersebut.

3. Sektor Industri Pengolahan

Tabel 3.11 Hasil Perhitungan LQ Sektor Industri Pengolahan di Provinsi DKI


Jakarta Tahun 2008-2013

Tahun  
No Kabupaten/Kota
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Kepulauan 0.03 0.03 0.03 0.03 0.04 0.04
Seribu
2 Jakarta Selatan 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11
3 Jakarta Timur 2.08 2.08 2.08 2.10 2.09 2.10
4 Jakarta Pusat 0.08 0.09 0.09 0.08 0.08 0.08
5 Jakarta Barat 0.54 0.54 0.54 0.52 0.51 0.50
6 Jakarta Utara 2.72 2.74 2.75 2.77 2.80 2.82
Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013

Berdasarkan hasil analisis perhitungan LQ sektor industri pengolahan, bahwa kabupaten


atau kota yang memiliki sektor basis industri pengolahan pada tahun 2008-2013 adalah Kota
Jakarta Timur dan Kota Jakarta Selatan. Di Kota Jakarta Timur pada tahun 2008-2010 memiliki
nilai LQ sama yaitu 2.08, tahun 2011 naik menjadi 2.10 tetapi turun pada tahun 2012 menjadi
2.09 dan di tahun 2013 naik kembali menjadi 2.10. Kota Jakarta Utara pada tahun 2008-2013
mengalami peningkatan dari 2.72 menjadi 2.82.

4. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih

Tabel 3.12 Hasil Perhitungan LQ Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih di Provinsi DKI
Jakarta Tahun 2008-2013

Tahun  
No Kabupaten/Kota
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Kepulauan 0.08 0.08 0.09 0.09 0.10 0.11
Seribu
2 Jakarta Selatan 0.43 0.43 0.43 0.42 0.43 0.42
3 Jakarta Timur 0.96 0.96 0.96 0.97 0.98 0.98
4 Jakarta Pusat 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53
5 Jakarta Barat 1.19 1.19 1.19 1.19 1.18 1.17
6 Jakarta Utara 2.22 2.24 2.25 2.26 2.26 2.27
Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013

Berdasarkan hasil analisis perhitungan LQ sektor listrik, gas, dan air bersih, bahwa
kabupaten atau kota yang memiliki sektor basis listrik, gas, dan air bersih pada tahun 2008-2013
adalah Kota Jakarta Barat dan Kota Jakarta Utara. Di Kota Jakarta Barat pada tahun 2008-2011
memiliki nilai LQ sama yaitu 1.19, tetapi turun pada tahun 2012 menjadi 1.18 dan di tahun 2013
naik kembali menjadi 1.17. Sedangkan Kota Jakarta Utara pada tahun 2008-2013 mengalami
peningkatan dari 2.22 menjadi 2.27.

5. Sektor Bangunan

Tabel 3.13 Hasil Perhitungan LQ Sektor Bangunan di Provinsi DKI Jakarta Tahun
2008-2013

Tahun  
No Kabupaten/Kota
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Kepulauan 0.13 0.14 0.14 0.14 0.15 0.16
Seribu
2 Jakarta Selatan 1.42 1.42 1.42 1.41 1.41 1.40
3 Jakarta Timur 0.84 0.82 0.81 0.82 0.82 0.82
4 Jakarta Pusat 0.83 0.83 0.84 0.83 0.83 0.83
5 Jakarta Barat 1.06 1.06 1.05 1.05 1.06 1.07
6 Jakarta Utara 0.84 0.86 0.86 0.87 0.88 0.88
Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013

Berdasarkan hasil analisis perhitungan LQ sektor bangunan, bahwa kabupaten atau kota
yang memiliki sektor basis bangunan pada tahun 2008-2013 adalah Kota Jakarta Barat dan Kota
Jakarta Selatan. Di Kota Jakarta Barat pada tahun 2008-2010 memiliki nilai LQ sama yaitu 1.42,
tetapi turun pada tahun 2011-2013 menjadi 1.41 dan 1.40. Sedangkan Kota Jakarta Selatan pada
tahun 2008-2011 mengalami penurunan dari 1.06 menjadi 1.05 dan naik ke 1.06 dan 1.07 di
tahun 2012-2013.

6. Sektor Perdagangan, Hotel, Restoran

Tabel 3.14 Hasil Perhitungan LQ Sektor Perdagangan, Hotel, Restoran di Provinsi


DKI Jakarta Tahun 2008-2013

Tahun  
No Kabupaten/Kota
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Kepulauan 0.29 0.31 0.32 0.32 0.34 0.36
Seribu
2 Jakarta Selatan 0.99 0.99 0.99 0.99 0.98 0.98
3 Jakarta Timur 0.97 0.97 0.96 0.96 0.97 0.97
4 Jakarta Pusat 0.92 0.92 0.93 0.93 0.93 0.94
5 Jakarta Barat 1.34 1.33 1.32 1.31 1.30 1.28
6 Jakarta Utara 0.88 0.89 0.90 0.91 0.92 0.93
Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013

Berdasarkan hasil analisis perhitungan LQ sektor perdagangan, hotel, restoran, bahwa


kabupaten atau kota yang memiliki sektor basis perdagangan, hotel, restoran pada tahun 2008-2013
adalah Kota Jakarta Barat. Di Kota Jakarta Barat mengalami penurunan dari 1.34 menjadi 1.28.

7. Sektor Angkutan/Komunikasi
Tabel 3.15 Hasil Perhitungan LQ Sektor Angkutan/Komunikasi di Provinsi DKI
Jakarta Tahun 2008-2013

Tahun  
No Kabupaten/Kota
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Kepulauan 0.04 0.04 0.03 0.03 0.03 0.03
Seribu
2 Jakarta Selatan 0.83 0.86 0.87 0.89 0.90 0.91
3 Jakarta Timur 1.22 1.24 1.26 1.25 1.25 1.26
4 Jakarta Pusat 0.63 0.62 0.62 0.62 0.62 0.62
5 Jakarta Barat 1.28 1.29 1.28 1.30 1.30 1.30
6 Jakarta Utara 1.30 1.27 1.24 1.23 1.21 1.20
Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013

Berdasarkan hasil analisis perhitungan LQ sektor angkutan/komunikasi, bahwa kabupaten


atau kota yang memiliki sektor basis angkutan/komunikasi pada tahun 2008-2013 adalah Kota
Jakarta Timur, Kota Jakarta Barat, dan Kota Jakarta Utara. Pada tahun 2008-2013 di Jakarta
Utara mengalami penurunan yaitu dari 1.30 menjadi 1.20. Jakarta Timur mengalami kenaikan
dari 1.22 menjadi 1.26 dalam tahun 2008-2010 tetapi turun lalu naik lagi di tahun 2011-2013 dari
1.25 menjadi 1.26. Sedangkan Jakarta Barat mengalami naik turun dari 1.28 menjadi 1.30 dalam
tahun 2008-2013.

8. Sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan

Tabel 3.16 Hasil Perhitungan LQ Sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan di


Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013

Tahun  
No Kabupaten/Kota
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Kepulauan 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Seribu
2 Jakarta Selatan 1.40 1.38 1.37 1.37 1.36 1.36
3 Jakarta Timur 0.45 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46
4 Jakarta Pusat 1.69 1.70 1.70 1.71 1.71 1.71
5 Jakarta Barat 0.87 0.86 0.85 0.84 0.83 0.82
6 Jakarta Utara 0.19 0.19 0.19 0.19 0.19 0.19
Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013
Berdasarkan hasil analisis perhitungan LQ sektor keuangan, persewaan, jasa perusahaan,
bahwa kabupaten atau kota yang memiliki sektor basis keuangan, persewaan, jasa perusahaan pada
tahun 2008-2013 adalah Kota Jakarta Selatan, Kota Jakarta Pusat, dan Kota Jakarta Utara. Pada
tahun 2008-2013 di Jakarta Selatan mengalami penurunan yaitu dari 1.40 menjadi 1.36. Jakarta
Pusat mengalami kenaikan dari 1.69 menjadi 1.71 dalam tahun 2008-2013.

9. Sektor Jasa-Jasa

Tabel 3.17 Hasil Perhitungan LQ Sektor Jasa-Jasa di Provinsi DKI Jakarta Tahun
2008-2013

Tahun  
No Kabupaten/Kota
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Kepulauan 0.17 0.18 0.19 0.19 0.20 0.20
Seribu
2 Jakarta Selatan 1.06 1.06 1.06 1.05 1.04 1.03
3 Jakarta Timur 0.90 0.91 0.90 0.90 0.91 0.91
4 Jakarta Pusat 1.24 1.23 1.22 1.22 1.21 1.19
5 Jakarta Barat 1.06 1.05 1.06 1.07 1.09 1.10
6 Jakarta Utara 0.65 0.67 0.67 0.68 0.69 0.70
Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013

Berdasarkan hasil analisis perhitungan LQ sektor jasa-jasa, bahwa kabupaten atau kota
yang memiliki sektor basis jasa-jasa pada tahun 2008-2013 adalah Kota Jakarta Selatan, Kota
Jakarta Pusat, dan Kota Jakarta Barat. Pada tahun 2008-2010 di Jakarta Selatan memiliki nilai
LQ sama yaitu 1.06, tetapi turun pada tahun 2011-2013 dari 1.05 menjadi 1.03. Jakarta Pusat
mengalami penurunan dari 1.24 menjadi 1.19 dalam tahun 2008-2013. Jakarta Barat dari tahun
2010-2013 mengalami kenaikan dari 1.06 menjadi 1.10

3.2.2 Efek Multiplier dari Sektor Basis

Efek Multiplier adalah efek yang dapat menciptakan atau mendorong sektor lain untuk
berkembang sehingga dapat menggandakan keuntungan

Tabel 3.18 Efek Multiplier Kabupaten dan Kota di Provinsi DKI Jakarta tahun 2008-2013

No Kabupaten/Kota 2008 2009 2010 2011 2012 2013


1 Kepulauan
1.123258 1.130789 1.136013 1.137782 1.145746 1.154744
Seribu
2 Jakarta Selatan 1.463197 1.482128 1.500198 1.515711 1.529685 1.543173
3 Jakarta Timur 2.135944 2.146397 2.129427 2.131334 2.147323 2.155631
4 Jakarta Pusat 1.572409 1.587548 1.604736 1.621049 1.632084 1.642144
5 Jakarta Barat 1.526561 1.50471 1.789247 1.455246 1.435191 1.420979
6 Jakarta Utara 1.671292 1.693069 1.704353 1.717137 1.735069 1.751453
Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013

Sektor basis yang berada di Provinsi DKI Jakarta secara otomatis akan dapat
menggandakan nilai tambah sektor-sektor lainnya.

3.2.3 Koefisien Lokalisasi


Koefisien Lokalisasi adalah pengembangan dari analisis location quetiont, secara lebih
lanjut. Koefisien ini digunakan untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang pemusatan
sektor pada suatu wilayah. Dibawah ini adalah hasil analisis koefisien lokalisasi di Provinsi DKI
Jakarta menurut Kabupaten dan kotanya pada kurun waktu tahun 2008-2013.
Tabel 3.18 Lokalisasi Kabupaten Kepulauan Seribu
Tahun
No Sektor
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Pertanian 10.59 10.75 11.06 11.44 12.12 12.72
2 Pertambangan 99.69 99.70 99.71 99.72 99.74 99.75
3 Industri Pengolahan -0.3 -0.29 -0.28 -0.27 -0.25 -0.24
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih -0.29 -0.27 -0.26 -0.25 -0.24 -0.22
5 Bangunan -0.27 -0.26 -0.25 -0.24 -0.22 -0.02
6 Perdagangan, Hotel, Restoran -0.22 -0.21 -0.19 -0.19 -0.17 -0.16
7 Angkutan/Komunikasi -0.3 -0.29 -0.28 -0.27 -0.25 -0.24
8 Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan -0.3 -0.29 -0.28 -0.27 -0.26 -0.24
9 Jasa-Jasa -0.26 -0.24 -0.23 -0.23 -0.21 -0.20
Sumber : Data PDRB Kabupaten Kota Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013. Data Diolah.

Berdasarkan hasil analisis perhitungan lokalisasi kabupaten Kepulauan Seribu, bahwa


sektor yang terlihat atau terpusat adalah sektor pertanian dan sektor pertambangan.

Tabel 3.19 Lokalisasi Kota Jakarta Selatan


Tahun
No Sektor
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Pertanian -2.43 -2.66 22.65 -3.38 -3.69 -3.99
2 Pertambangan -22.52 -22.60 -22.65 -22.74 -22.77 -22.78
3 Industri Pengolahan -20.07 -20.03 -20.10 -20.25 -20.30 -20.33
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih -13.14 -13.12 -13.07 -13.13 -13.08 -13.13
5 Bangunan 9.52 9.49 9.47 9.41 9.30 9.06
6 Perdagangan, Hotel, Restoran -0.02 -0.14 -0.18 -0.30 -0.42 -0.47
7 Angkutan/Komunikasi -3.72 -3.27 -2.89 -2.56 -2.29 -1.99
8 Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan 9.01 8.63 8.49 8.41 8.26 8.15
9 Jasa-Jasa 1.45 1.40 1.28 1.08 0.85 0.61
Sumber : Data PDRB Kabupaten Kota Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013. Data Diolah.

Berdasarkan hasil analisis perhitungan lokalisasi Kota Jakarta Selatan, bahwa sektor yang
terlihat atau terpusat adalah sektor pertanian (di tahun 2010 saja), sektor bangunan, sektor
keuangan, persewaan, jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa.

Tabel 3.20 Lokalisasi Kota Jakarta Timur


Tahun
No Sektor
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Pertanian 0.03 -0.20 -0.29 -0.34 -0.49 -0.50
2 Pertambangan -17.14 -17.08 -17.04 -16.99 -16.99 -16.98
3 Industri Pengolahan 18.49 18.42 18.47 18.69 18.59 18.62
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih -0.53 -0.54 -0.60 -0.50 -0.38 -0.38
5 Bangunan -2.78 -3.03 -3.16 -3.06 -3.07 -3.10
6 Perdagangan, Hotel, Restoran -0.58 -0.50 -0.64 -0.62 -0.55 -0.54
7 Angkutan/Komunikasi 3.71 4.10 4.42 4.18 4.32 4.36
8 Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan -9.41 -9.30 -9.27 -9.24 -9.18 -9.12
9 Jasa-Jasa -1.68 -1.59 -1.64 -1.67 -1.59 -1.51
Sumber : Data PDRB Kabupaten Kota Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013. Data Diolah.

Berdasarkan hasil analisis perhitungan lokalisasi Kota Jakarta Timur, bahwa sektor yang
terlihat atau terpusat adalah sektor pertanian (di tahun 2008 saja), sektor industri pengolahan dan
sektor angkutan/komunikasi.

Tabel 3.21 Lokalisasi Kota Jakarta Pusat


Tahun
No Sektor
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Pertanian -20.16 -20.22 -20.23 -20.30 -20.37 -20.49
2 Pertambangan -26.01 -26.20 -26.27 -26.35 -26.42 -26.49
3 Industri Pengolahan -23.83 -23.95 -24.04 -24.16 -24.24 -24.32
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih -12.60 -12.64 -12.58 -12.55 -12.46 -12.36
5 Bangunan -4.45 -4.43 -4.32 -4.38 -4.55 -4.57
6 Perdagangan, Hotel, Restoran -2.08 -2.08 -1.95 -1.85 -1.78 -1.70
7 Angkutan/Komunikasi -9.64 -9.96 -10.04 -10.07 -10.16 -10.19
8 Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan 18.06 18.27 18.47 18.69 18.83 18.88
9 Jasa-Jasa 6.16 -28.23 5.86 5.71 5.48 5.16
Sumber : Data PDRB Kabupaten Kota Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013. Data Diolah.

Berdasarkan hasil analisis perhitungan lokalisasi Kota Jakarta Pusat, bahwa sektor yang
terlihat atau terpusat adalah sektor keuangan, persewaan, jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa
(kecuali tahun 2009).

Tabel 3.22 Lokalisasi Kota Jakarta Barat


Tahun
No Sektor
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Pertanian 0.55 0.63 0.67 0.64 0.46 0.05
2 Pertambangan -15.04 -15.03 -15.00 -14.95 -14.94 -14.95
3 Industri Pengolahan -6.97 -6.91 -6.93 -7.11 -7.25 -7.43
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 3.01 2.97 2.89 2.79 2.67 2.58
5 Bangunan -9.98 0.89 0.80 0.77 0.87 0.98
6 Perdagangan, Hotel, Restoran 5.17 4.99 4.84 4.65 4.44 4.21
7 Angkutan/Komunikasi 4.23 4.29 4.25 4.45 4.45 4.42
8 Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan -1.91 -2.06 -2.23 -2.44 -2.60 -2.67
9 Jasa-Jasa 0.94 0.70 0.89 1.11 1.28 1.50
Sumber : Data PDRB Kabupaten Kota Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013. Data Diolah.

Berdasarkan hasil analisis perhitungan lokalisasi Kota Jakarta Barat, bahwa sektor yang
terlihat atau terpusat adalah sektor pertanian, sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor
perdagangan, hotel, restoran, sektor angkutan/komunikasi, sektor bangunan (kecuali tahun 2008)
dan sektor jasa-jasa.

Tabel 3.23 Lokalisasi Kota Jakarta Utara

Tahun
No Sektor
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Pertanian 11.42 11.69 11.86 11.94 11.97 12.21
2 Pertambangan -18.97 -18.79 -18.74 -18.70 -18.62 -18.56
3 Industri Pengolahan 32.68 32.75 32.88 33.09 33.45 33.70
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 23.48 23.56 23.59 23.62 23.47 23.51
5 Bangunan 9.20 -2.66 -2.55 -2.50 -2.33 -2.18
6 Perdagangan, Hotel, Restoran -2.28 -2.07 -1.87 -1.69 -1.52 -1.34
7 Angkutan/Komunikasi 5.72 5.13 4.54 4.27 3.93 3.64
8 Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan -15.45 -15.25 -15.20 -15.14 -15.06 -15.00
9 Jasa-Jasa -6.62 -6.28 -6.16 -6.01 -5.81 -5.56
Sumber : Data PDRB Kabupaten Kota Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013. Data Diolah.

Berdasarkan hasil analisis perhitungan lokalisasi Kota Jakarta Utara, bahwa sektor yang
terlihat atau terpusat adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan sektor listrik, gas, dan
air bersih, sektor perdagangan, hotel, restoran, sektor angkutan/komunikasi dan sektor bangunan
(di tahun 2008 saja).

3.2.4 Koefisien Spesialisasi


Tabel 3.23 Spesialisasi Sektor Pertanian
No Kabupaten/Kota 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Kepulauan
1 Seribu   2.94 3.01 3.02 3.25 3.48
2 Jakarta Selatan   -0.01 -0.01 -0.01 -0.01 -0.01
3 Jakarta Timur   0.00 0.00 0.00 0 0.00
4 Jakarta Pusat   -0.06 -0.06 -0.06 -0.05 -0.05
5 Jakarta Barat   0.00 0.00 0.06 0 0.00
6 Jakarta Utara   0.05 0.05 0.05 0.05 0.04
Sumber : Data PDRB Kabupaten Kota Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013. Data Diolah.

Tabel 3.24 Spesialisasi Sektor Pertambangan


No Kabupaten/Kota 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Kepulauan
1 Seribu 85.15 84.69 84.56 83.73 82.85
2 Jakarta Selatan -0.25 -0.24 -0.24 -0.22 -0.21
3 Jakarta Timur -0.25 -0.24 -0.24 -0.22 -0.21
4 Jakarta Pusat -0.25 -0.24 -0.24 -0.22 -0.21
5 Jakarta Barat -0.25 -0.24 -0.24 -0.22 -0.21
6 Jakarta Utara -0.25 -0.24 -0.24 -0.22 -0.21
Sumber : Data PDRB Kabupaten Kota Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013. Data Diolah.

Tabel 3.25 Spesialisasi Sektor Industri Pengolahan


No Kabupaten/Kota 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Kepulauan
1 Seribu -15.25 -14.81 -14.32 -13.79 -13.36
2 Jakarta Selatan -13.95 -13.59 -13.19 -12.76 -12.39
3 Jakarta Timur 16.97 16.59 16.30 15.65 15.23
4 Jakarta Pusat -14.39 -14.01 -13.58 -13.12 -12.75
5 Jakarta Barat -7.23 -7.07 -7.05 -6.94 -6.91
6 Jakarta Utara 27.43 26.86 26.22 25.7 25.23
Sumber : Data PDRB Kabupaten Kota Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013. Data Diolah.

Tabel 3.26 Spesialisasi Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih


No Kabupaten/Kota 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Kepulauan
1 Seribu   -0.61 -0.61 -0.60 -0.59 -0.56
2 Jakarta Selatan   -0.39 -0.39 -0.38 -0.37 -0.36
3 Jakarta Timur   -0.03 -0.03 -0.02 -0.02 -0.01
4 Jakarta Pusat   -0.32 -0.32 -0.31 -0.31 -0.30
5 Jakarta Barat   0.13 0.13 0.12 0.12 0.11
6 Jakarta Utara   0.84 0.84 0.83 0.82 0.80
Sumber : Data PDRB Kabupaten Kota Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013. Data Diolah.

Tabel 3.27 Spesialisasi Setor Bangunan


No Kabupaten/Kota 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Kepulauan
1 Seribu -9.44 -9.46 -9.54 -9.48 -9.36
2 Jakarta Selatan 4.59 4.59 4.60 4.57 4.44
3 Jakarta Timur -1.94 -2.04 -2.00 -2.02 -2.04
4 Jakarta Pusat -1.85 -1.80 -1.85 -1.93 -1.92
5 Jakarta Barat 0.65 0.59 0.57 0.65 0.74
6 Jakarta Utara -1.54 -1.49 -1.49 -1.4 -1.31
Sumber : Data PDRB Kabupaten Kota Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013. Data Diolah.

Tabel 3.28 Spesialisasi Setor Perdagangan, Hotel, Restoran


No Kabupaten/Kota 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Kepulauan -
1 Seribu 14.4863 -14.30 -14.26 -14.04 -13.70
2 Jakarta Selatan -0.13 -0.17 -0.28 -0.39 -0.44
3 Jakarta Timur -0.62 -0.79 -0.77 -0.69 -0.67
4 Jakarta Pusat -1.66 -1.56 -1.48 -1.43 -1.37
5 Jakarta Barat 6.95 6.78 6.56 6.31 5.99
6 Jakarta Utara -2.31 -2.09 -1.91 -1.73 -1.53
Sumber : Data PDRB Kabupaten Kota Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013. Data Diolah.

Tabel 3.29 Spesialisasi Setor Angkutan/Komunikasi


No Kabupaten/Kota 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Kepulauan
1 Seribu -10.788 -11.56 -12.28 -12.83 -13.30
2 Jakarta Selatan -1.62 -1.53 -1.43 -1.33 -1.20
3 Jakarta Timur 2.69 3.10 3.12 3.37 3.53
4 Jakarta Pusat -4.25 -4.57 -4.85 -5.1 -5.28
5 Jakarta Barat 3.19 3.39 3.78 3.95 4.06
6 Jakarta Utara 3.05 2.90 2.89 2.8 2.69
Sumber : Data PDRB Kabupaten Kota Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013. Data Diolah.

Tabel 3.30 Spesialisasi Setor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan


No Kabupaten/Kota 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Kepulauan -
1 Seribu 28.3475 -27.89 -27.48 -27.17 -26.94
2 Jakarta Selatan 11.08 10.70 10.39 10.09 9.87
3 Jakarta Timur -15.79 -15.51 -15.29 -15.01 -14.81
4 Jakarta Pusat 20.22 20.06 19.93 19.81 19.65
5 Jakarta Barat -3.97 -4.24 -4.59 -4.83 -4.93
6 Jakarta Utara -23.53 -23.13 -22.76 -22.48 -22.29
Sumber : Data PDRB Kabupaten Kota Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013. Data Diolah.

Tabel 3.31 Spesialisasi Setor Jasa-jasa


No Kabupaten/Kota 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Kepulauan
1 Seribu -9.159 -9.08 -9.10 -9.09 -9.10
2 Jakarta Selatan 0.69 0.63 0.53 0.43 0.31
3 Jakarta Timur -1.04 -1.08 -1.10 -1.06 -1.02
4 Jakarta Pusat 2.57 2.50 2.43 2.35 2.23
5 Jakarta Barat 0.52 0.66 0.84 0.97 1.15
6 Jakarta Utara -3.74 -3.69 -3.61 -3.53 -3.43
Sumber : Data PDRB Kabupaten Kota Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013. Data Diolah.

Anda mungkin juga menyukai