Setelah digunakan rumus diatas maka didapatkan PDRB konstan Provinsi DKI Jakarta,
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013
Tahun LPE
Dibawah ini adalah grafik gambaran laju pertumbuhan ekonomi Provinsi DKI Jakarta
tahun 2009-2013
Sumber: Hasil Analisi PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013
Dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi DKI Jakarta terjadi pada tahun
2010 yang meningkat paling tinggi disbanding dengan tahun lainnya, dengan kenaikan hampir
2%. Namun terjadi penurunan laju pertumbuhan ekonomi di tahun 2012 menuju tahun 2013.
Laju pertumbuhan Provinsi DKI Jakarta masih dibilang mengalami fluktuatif dikarenakan masih
mengalami kenaikan dan penurunan. Grafik diatas juga menjelaskna bahwa terjadi masalah
ekonomi pada tahun 2013.
Grafik 3.2 Kontribusi Sektor Perekonomian Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008
Dapat dilihat dari struktur ekonomi Provinsi DKI Jakarta yang terjadi pada tahun
2008 bahwa kontribusi sektor paling tinggi terdapat pada sektor keuangan real estat dan
jasa perusahaan dengan angka 29 % , dan kontribusi paling rendah terdapat pada sektor
listrik gas dan air bersih dengan angka 1% . Sedangkan Sektor pertanian dan pertambangan
dengan angka 0% dalam grafik tidak terdapat kontribusi di daerah provinsi DKI Jakarta.
Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013
Grafik 3.3 Kontribusi Sektor Perekonomian Provinsi DKI Jakarta Tahun 2009
Dapat dilihat dari struktur ekonomi Provinsi DKI Jakarta yang terjadi pada tahun
2009 masih sama dengan analisis struktur ekonomi pada tahun 2008 bahwa kontribusi
sektor paling tinggi terdapat pada sektor keuangan real estat dan jasa perusahaan dengan
angka 29 % , dan kontribusi paling rendah terdapat pada sektor listrik gas dan air bersih
dengan angka 1% . Sedangkan Sektor pertanian dan pertambangan dengan angka 0%
dalam grafik tidak terdapat kontribusi di daerah provinsi DKI Jakarta .
Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013
Grafik 3.4 Kontribusi Sektor Perekonomian Provinsi DKI Jakarta Tahun 2010
Dapat dilihat dari struktur ekonomi Provinsi DKI Jakarta yang terjadi pada tahun
2010 kontribusi sektor paling tinggi terdapat pada sektor keuangan real estat dan jasa
perusahaan dengan angka 28 % , dan kontribusi paling rendah terdapat pada sektor listrik
gas dan air bersih dengan angka 1% . Sedangkan Sektor pertanian dan pertambangan
dengan angka 0% dalam grafik tidak terdapat kontribusi di daerah provinsi DKI Jakarta .
Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013
Grafik 3.5 Kontribusi Sektor Perekonomian Provinsi DKI Jakarta Tahun 2011
Dapat dilihat dari struktur ekonomi Provinsi DKI Jakarta yang terjadi pada tahun
2011 sama dengan analisis struktur ekonomi pada tahun 2008 dan 2009 bahwa
kontribusi sektor paling tinggi terdapat pada sektor keuangan real estat dan jasa
perusahaan dengan angka 29 % , dan kontribusi paling rendah terdapat pada sektor listrik
gas dan air bersih dengan angka 1% . Sedangkan Sektor pertanian dan pertambangan
dengan angka 0% dalam grafik tidak terdapat kontribusi di daerah provinsi DKI Jakarta .
Dapat dilihat dari struktur ekonomi Provinsi DKI Jakarta yang terjadi pada tahun
2012 sama dengan analisis struktur ekonomi pada tahun 2008 , 2009, dan 2011 bahwa
kontribusi sektor paling tinggi terdapat pada sektor keuangan real estat dan jasa
perusahaan dengan angka 29 % , dan kontribusi paling rendah terdapat pada sektor listrik
gas dan air bersih dengan angka 1% . Sedangkan Sektor pertanian dan pertambangan
dengan angka 0% dalam grafik tidak terdapat kontribusi di daerah provinsi DKI Jakarta .
Grafik 3.6 Kontribusi Sektor Perekonomian Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012
Dapat dilihat dari struktur ekonomi Provinsi DKI Jakarta yang terjadi pada tahun
2013 kontribusi sektor paling tinggi terdapat pada sektor keuangan real estat dan jasa
perusahaan dengan angka 27 % , dan kontribusi paling rendah terdapat pada sektor listrik
gas dan air bersih dengan angka 1% . Sedangkan Sektor pertanian dan pertambangan
dengan angka 0% dalam grafik tidak terdapat kontribusi di daerah provinsi DKI Jakarta
pada tahun 2009.
3.1.3 Tingkat Kesejahteraan
Dibawah ini adalah grafik yang menjelaskan tingkat kesejahteraan masyarakat Provinsi DKI Jakarta tahun 2008-2013.
Sumber : Provinsi DKI Jakarta Dalam Angka, data diolah
Grafik 3.7 Kontribusi Sektor Perekonomian Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012
Dapat dilihat dari grafik diatas bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat Provinsi DKI
Jakarta pada tahun 2008-2013 mengalami peningkatan , dari tahun 2008 PDRB Per Kapita
terendah dengan angka 38.67443581 dan PDRB Per Kapita tertinggi dengan angka 47.87239061.
2. Jakarta Selatan
3. Jakarta Timur
Pada diagram diatas dapat dilihat pada perbedaan nilai LQ yang terjadi di Kota
Jakarta Timur .Terdapat sektor yang nilainya tinggi diantara sektor lainnya, sektor
tersebut yang menjadi basis di Kota Jakarta Timur dan menjadi tonggak utama
perekonomiannya, nilainya tinggi untuk sektor Bangunan pada tahun 2011 dan 2013
bernilai 2,10, dan sektor dengan nilai terendah dan menjadi sektor non basis adalah sektor
Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan pada tahun 2008-2013 bernilai 0,46 .
4. Jakarta Pusat
Pada diagram diatas dapat dilihat pada perbedaan nilai LQ yang terjadi di Kota
Jakarta Pusat .Terdapat sektor yang nilainya tinggi diantara sektor lainnya, sektor tersebut
yang menjadi basis di Kota Jakarta Pusat dan menjadi tonggak utama perekonomiannya,
nilainya tinggi untuk sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan pada tahun 2011-2013
bernilai 1,71 , dan sektor dengan nilai terendah dan menjadi sektor non basis adalah
sektor industri pengolahan pada tahun 2008 dan pada tahun 2011-2013 bernilai 0,8.
5. Jakarta Barat
Pada diagram diatas dapat dilihat pada perbedaan nilai LQ yang terjadi di
Kota Jakarta Barat .Terdapat sektor yang nilainya tinggi diantara sektor lainnya,
sektor tersebut yang menjadi basis di Kota Jakarta Barat dan menjadi tonggak
utama perekonomiannya, nilainya tinggi untuk perdagangan , hotel ,restoran pada
tahun 2008 bernilai 1,34 , dan sektor dengan nilai terendah dan menjadi sektor
non basis adalah sektor industri pengolahan pada tahun 2013 bernilai 0,50.
6. Jakarta Utara
Pada diagram diatas dapat dilihat pada perbedaan nilai LQ yang terjadi di
Kota Jakarta Utara .Terdapat sektor yang nilainya tinggi diantara sektor lainnya,
sektor tersebut yang menjadi basis di Kota Jakarta Utara dan menjadi tonggak
utama perekonomiannya, nilainya tinggi untuk industri 2,82 pengolahan tahun
2013 bernilai 1,34 , dan sektor dengan nilai terendah dan menjadi sektor non basis
adalah sektor keuangan , persewaan , jasa perusahaan pada tahun 2008-2013 bernilai
0,19.
Teori ekonomi basis dijelaskan oleh Rustara pada tahun 2002, bahwa yang dimaksud
kegiatan basis merupakan kegiatan suatu masyarakat yang hsilnya baik berupa barang maupun
jasa ditujukan untuk ekspor ke luar. Sedangkan non basis merupakan kegiatan baik berupa
barang maupun jasa yang diperuntukan untuk masyarakat itu sendiri dalam kawasan kehidupan
ekonominya.
1. Sektor Pertanian
Tabel 3.9 Hasil Perhitungan LQ Sektor Pertanian di Provinsi DKI Jakarta Tahun
2008-2013
Tahun
No Kabupaten/Kota
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Kepulauan 35.07 37.14 39.73 41.87 47.06 52.19
Seribu
2 Jakarta Selatan 0.89 0.88 0.86 0.85 0.84 0.82
3 Jakarta Timur 1.001 0.99 0.98 0.98 0.97 0.97
4 Jakarta Pusat 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23
5 Jakarta Barat 1.04 1.04 1.04 1.04 1.03 1.00
6 Jakarta Utara 1.60 1.62 1.63 1.64 1.64 1.66
Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013
Berdasarkan hasil analisis perhitungan LQ sektor pertanian, bahwa kabupaten atau kota
yang memiliki sektor basis pertanian pada tahun 2008 adalah Kabupaten Kepulauan Seribu, Kota
Jakarta Timur, Kota Jakarta Barat, dan Kota Jakarta Utara. Pada tahun 2009-2013, kabupaten
atau kota yang memiliki sektor basis pertanian adalah Kabupaten Kepulauan Seribu, Kota
Jakarta Barat, dan Kota Jakarta Utara Di Kabupaten Kepulauan Seribu pada tahun 2008-2013
memiliki nilai LQ sangat tinggi dibandingkan kota-kota lainnya dan dari tahun ke tahun
mengalami kenaikan dari 35.07 menjadi 52.19. Di Kota Jakarta Timur hanya tahun 2008 saja
sektor pertaniannya menjadi sektor basis. Sementara nilai LQ di Kota Jakarta Barat mengalami
penurunan dari 1.04 menjadi 1.00 dibandingkan dengan Kota Jakarta Utara yang mengalami
kenaikan dari 1.60 menjadi 1.66.
2. Sektor Pertambangan
Tahun
No Kabupaten/Kota
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Kepulauan 321.73 336.05 350.12 357.18 379.91 402.38
Seribu
2 Jakarta Selatan 0 0 0 0 0 0
3 Jakarta Timur 0 0 0 0 0 0
4 Jakarta Pusat 0 0 0 0 0 0
5 Jakarta Barat 0 0 0 0 0 0
6 Jakarta Utara 0 0 0 0 0 0
Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013
Tahun
No Kabupaten/Kota
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Kepulauan 0.03 0.03 0.03 0.03 0.04 0.04
Seribu
2 Jakarta Selatan 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11
3 Jakarta Timur 2.08 2.08 2.08 2.10 2.09 2.10
4 Jakarta Pusat 0.08 0.09 0.09 0.08 0.08 0.08
5 Jakarta Barat 0.54 0.54 0.54 0.52 0.51 0.50
6 Jakarta Utara 2.72 2.74 2.75 2.77 2.80 2.82
Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013
Tabel 3.12 Hasil Perhitungan LQ Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih di Provinsi DKI
Jakarta Tahun 2008-2013
Tahun
No Kabupaten/Kota
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Kepulauan 0.08 0.08 0.09 0.09 0.10 0.11
Seribu
2 Jakarta Selatan 0.43 0.43 0.43 0.42 0.43 0.42
3 Jakarta Timur 0.96 0.96 0.96 0.97 0.98 0.98
4 Jakarta Pusat 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53
5 Jakarta Barat 1.19 1.19 1.19 1.19 1.18 1.17
6 Jakarta Utara 2.22 2.24 2.25 2.26 2.26 2.27
Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013
Berdasarkan hasil analisis perhitungan LQ sektor listrik, gas, dan air bersih, bahwa
kabupaten atau kota yang memiliki sektor basis listrik, gas, dan air bersih pada tahun 2008-2013
adalah Kota Jakarta Barat dan Kota Jakarta Utara. Di Kota Jakarta Barat pada tahun 2008-2011
memiliki nilai LQ sama yaitu 1.19, tetapi turun pada tahun 2012 menjadi 1.18 dan di tahun 2013
naik kembali menjadi 1.17. Sedangkan Kota Jakarta Utara pada tahun 2008-2013 mengalami
peningkatan dari 2.22 menjadi 2.27.
5. Sektor Bangunan
Tabel 3.13 Hasil Perhitungan LQ Sektor Bangunan di Provinsi DKI Jakarta Tahun
2008-2013
Tahun
No Kabupaten/Kota
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Kepulauan 0.13 0.14 0.14 0.14 0.15 0.16
Seribu
2 Jakarta Selatan 1.42 1.42 1.42 1.41 1.41 1.40
3 Jakarta Timur 0.84 0.82 0.81 0.82 0.82 0.82
4 Jakarta Pusat 0.83 0.83 0.84 0.83 0.83 0.83
5 Jakarta Barat 1.06 1.06 1.05 1.05 1.06 1.07
6 Jakarta Utara 0.84 0.86 0.86 0.87 0.88 0.88
Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013
Berdasarkan hasil analisis perhitungan LQ sektor bangunan, bahwa kabupaten atau kota
yang memiliki sektor basis bangunan pada tahun 2008-2013 adalah Kota Jakarta Barat dan Kota
Jakarta Selatan. Di Kota Jakarta Barat pada tahun 2008-2010 memiliki nilai LQ sama yaitu 1.42,
tetapi turun pada tahun 2011-2013 menjadi 1.41 dan 1.40. Sedangkan Kota Jakarta Selatan pada
tahun 2008-2011 mengalami penurunan dari 1.06 menjadi 1.05 dan naik ke 1.06 dan 1.07 di
tahun 2012-2013.
Tahun
No Kabupaten/Kota
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Kepulauan 0.29 0.31 0.32 0.32 0.34 0.36
Seribu
2 Jakarta Selatan 0.99 0.99 0.99 0.99 0.98 0.98
3 Jakarta Timur 0.97 0.97 0.96 0.96 0.97 0.97
4 Jakarta Pusat 0.92 0.92 0.93 0.93 0.93 0.94
5 Jakarta Barat 1.34 1.33 1.32 1.31 1.30 1.28
6 Jakarta Utara 0.88 0.89 0.90 0.91 0.92 0.93
Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013
7. Sektor Angkutan/Komunikasi
Tabel 3.15 Hasil Perhitungan LQ Sektor Angkutan/Komunikasi di Provinsi DKI
Jakarta Tahun 2008-2013
Tahun
No Kabupaten/Kota
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Kepulauan 0.04 0.04 0.03 0.03 0.03 0.03
Seribu
2 Jakarta Selatan 0.83 0.86 0.87 0.89 0.90 0.91
3 Jakarta Timur 1.22 1.24 1.26 1.25 1.25 1.26
4 Jakarta Pusat 0.63 0.62 0.62 0.62 0.62 0.62
5 Jakarta Barat 1.28 1.29 1.28 1.30 1.30 1.30
6 Jakarta Utara 1.30 1.27 1.24 1.23 1.21 1.20
Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013
Tahun
No Kabupaten/Kota
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Kepulauan 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Seribu
2 Jakarta Selatan 1.40 1.38 1.37 1.37 1.36 1.36
3 Jakarta Timur 0.45 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46
4 Jakarta Pusat 1.69 1.70 1.70 1.71 1.71 1.71
5 Jakarta Barat 0.87 0.86 0.85 0.84 0.83 0.82
6 Jakarta Utara 0.19 0.19 0.19 0.19 0.19 0.19
Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013
Berdasarkan hasil analisis perhitungan LQ sektor keuangan, persewaan, jasa perusahaan,
bahwa kabupaten atau kota yang memiliki sektor basis keuangan, persewaan, jasa perusahaan pada
tahun 2008-2013 adalah Kota Jakarta Selatan, Kota Jakarta Pusat, dan Kota Jakarta Utara. Pada
tahun 2008-2013 di Jakarta Selatan mengalami penurunan yaitu dari 1.40 menjadi 1.36. Jakarta
Pusat mengalami kenaikan dari 1.69 menjadi 1.71 dalam tahun 2008-2013.
9. Sektor Jasa-Jasa
Tabel 3.17 Hasil Perhitungan LQ Sektor Jasa-Jasa di Provinsi DKI Jakarta Tahun
2008-2013
Tahun
No Kabupaten/Kota
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Kepulauan 0.17 0.18 0.19 0.19 0.20 0.20
Seribu
2 Jakarta Selatan 1.06 1.06 1.06 1.05 1.04 1.03
3 Jakarta Timur 0.90 0.91 0.90 0.90 0.91 0.91
4 Jakarta Pusat 1.24 1.23 1.22 1.22 1.21 1.19
5 Jakarta Barat 1.06 1.05 1.06 1.07 1.09 1.10
6 Jakarta Utara 0.65 0.67 0.67 0.68 0.69 0.70
Sumber: Hasil Analisis PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013
Berdasarkan hasil analisis perhitungan LQ sektor jasa-jasa, bahwa kabupaten atau kota
yang memiliki sektor basis jasa-jasa pada tahun 2008-2013 adalah Kota Jakarta Selatan, Kota
Jakarta Pusat, dan Kota Jakarta Barat. Pada tahun 2008-2010 di Jakarta Selatan memiliki nilai
LQ sama yaitu 1.06, tetapi turun pada tahun 2011-2013 dari 1.05 menjadi 1.03. Jakarta Pusat
mengalami penurunan dari 1.24 menjadi 1.19 dalam tahun 2008-2013. Jakarta Barat dari tahun
2010-2013 mengalami kenaikan dari 1.06 menjadi 1.10
Efek Multiplier adalah efek yang dapat menciptakan atau mendorong sektor lain untuk
berkembang sehingga dapat menggandakan keuntungan
Tabel 3.18 Efek Multiplier Kabupaten dan Kota di Provinsi DKI Jakarta tahun 2008-2013
Sektor basis yang berada di Provinsi DKI Jakarta secara otomatis akan dapat
menggandakan nilai tambah sektor-sektor lainnya.
Berdasarkan hasil analisis perhitungan lokalisasi Kota Jakarta Selatan, bahwa sektor yang
terlihat atau terpusat adalah sektor pertanian (di tahun 2010 saja), sektor bangunan, sektor
keuangan, persewaan, jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa.
Berdasarkan hasil analisis perhitungan lokalisasi Kota Jakarta Timur, bahwa sektor yang
terlihat atau terpusat adalah sektor pertanian (di tahun 2008 saja), sektor industri pengolahan dan
sektor angkutan/komunikasi.
Berdasarkan hasil analisis perhitungan lokalisasi Kota Jakarta Pusat, bahwa sektor yang
terlihat atau terpusat adalah sektor keuangan, persewaan, jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa
(kecuali tahun 2009).
Berdasarkan hasil analisis perhitungan lokalisasi Kota Jakarta Barat, bahwa sektor yang
terlihat atau terpusat adalah sektor pertanian, sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor
perdagangan, hotel, restoran, sektor angkutan/komunikasi, sektor bangunan (kecuali tahun 2008)
dan sektor jasa-jasa.
Tahun
No Sektor
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Pertanian 11.42 11.69 11.86 11.94 11.97 12.21
2 Pertambangan -18.97 -18.79 -18.74 -18.70 -18.62 -18.56
3 Industri Pengolahan 32.68 32.75 32.88 33.09 33.45 33.70
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 23.48 23.56 23.59 23.62 23.47 23.51
5 Bangunan 9.20 -2.66 -2.55 -2.50 -2.33 -2.18
6 Perdagangan, Hotel, Restoran -2.28 -2.07 -1.87 -1.69 -1.52 -1.34
7 Angkutan/Komunikasi 5.72 5.13 4.54 4.27 3.93 3.64
8 Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan -15.45 -15.25 -15.20 -15.14 -15.06 -15.00
9 Jasa-Jasa -6.62 -6.28 -6.16 -6.01 -5.81 -5.56
Sumber : Data PDRB Kabupaten Kota Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008-2013. Data Diolah.
Berdasarkan hasil analisis perhitungan lokalisasi Kota Jakarta Utara, bahwa sektor yang
terlihat atau terpusat adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan sektor listrik, gas, dan
air bersih, sektor perdagangan, hotel, restoran, sektor angkutan/komunikasi dan sektor bangunan
(di tahun 2008 saja).