PENDAHULUAN
Anestesi lokal saat ini lebih banyak digunakan pada tindakan operasi
bedah katarak dibandingkan anestesi umum dengan target tercapainya
anestesia dan akinesia otot-otot ekstraokuler. Tindakan anestesi periokular
diketahui memiliki beberapa resiko komplikasi antara lain trauma terhadap
1
struktur intraorbita, perdarahan retrobulber, parese otot ekstraokuler serta
komplikasi yang melibatkan kelopak mata seperti ptosis dan ekimosis.
B. Perumusan Masalah
2
C. Pertanyaan Penelitian
D. Keaslian Penelitian
3
seperti penelitian sebelumnya, artikel ini tidak menyinggung tentang
peningkatan laksitas palpebra inferior pasca penggunaan spekulum.
Pada penelusuran kepustakaan dengan menggunakan kata kunci
lower eyelid laxity, cataract surgery, lokal and general anesthesia melalui
Journal Cataract Refractive Surgery didapatkan satu artikel yang
menyinggung malposisi palpebra, dalam hal ini ptosis, setelah bedah
katarak. Artikel ini berupa penelitian klinis dengan 2 studi grup, dimana
pada grup pertama yang menggunakan spekulum dalam bedah katarak
mempunyai sampel sejumlah 108, dan grup kedua, tanpa menggunakan
spekulum, mempunyai jumlah sampel 112, dimana pada grup ini
spekulum diganti dengan menggunakan benang kendali (bridle suture)
pada rektus superior. Analisis dilakukan oleh observer yang tidak
dilibatkan dalam proses tindakan bedah yang dilakukan. Ternyata insiden
ptosis secara signifikan ditemukan pada grup yang menggunakan
spekulum yaitu sebesar 44,4% dan pada grup yang tidak menggunakan
spekulum ditemukan sebesar 23,3% (Singh SK et al, 1997). Namun
secara garis besar tidak ada penelitian sebelumnya yang menyebutkan
adanya keterkaitan penggunaan spekulum dengan peningkatan kejadian
kendurnya palpebra inferior.
Penelusuran melalui Ebscohost dengan kata kunci lower eyelid
laxity ditemukan dua artikel. Satu artikel berupa penelitian prospektif
terhadap palpebra inferior dengan menggunakan tensometry pada subyek
normal. Peneliti beranggapan bahwa pasien-pasien dengan keluhan mata
berair terkait pada penurunan tegangan palpebra inferior. Penelitian
dilakukan pada 32 subyek dewasa, 12 subyek orang muda, dan 20 obyek
lanjut usia, dimana semuanya menjalani pemeriksaan dengan lower eyelid
tensometry (LET) untuk menilai pergeseran posteroanterior, nasal dan
temporal dari palpebra inferior. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
LET adalah alat yang dapat diterima, dapat dilakukan dengan mudah,
dapat diulang dan dapat dilakukan dalam waktu singkat. Tekanan
posteroanterior merupakan pengukuran yang paling mungkin dapat
4
diulang. Dan tidak ada reduksi yang signifikan dalam tekanan
posteroanterior terkait dengan usia (Francis IC et al, 2006).
Artikel yang kedua dalam Academy for Eyecare Excellence
dinyatakan bahwa retraktor palpebra inferior dapat mengalami
peningkatan kekenduran sehingga palpebra menjadi kurang stabil secara
vertikal. Pada saat palpebra berputar ke arah luar, pasien akan
mengeluhkan mata berair sebagai akibat aliran yang berlebihan dari air
mata (Reuser T, 2012).
5
Tabel 1. Pelacakan Keaslian Penelitian
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
6
2. Bagi penderita dan masyarakat umum
Masyarakat memperoleh kenyamanan dan keamanan pasca
dilakukan tindakan bedah katarak ataupun bedah okular pada
umumnya.