Anda di halaman 1dari 3

Latar Belakang

Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan -sida berasal dari kata caedo
berarti pembunuh. Pestisida dapat diartikan secara sederhana sebagai pembunuh hama.
Menurut FAO (1986), pestisida adalah campuran bahan kimia yang digunakan untuk
mencegah, membasmi dan mengendalikan hewan/tumbuhan penggangu seperti binatang
pengerat, termasuk serangga penyebar penyakit, dengan tujuan kesejahteraan manusia.
Menurut Prijanto TB, Nurjazuli, Sulistiyani (2009), penggunaan pestisida secara
berlebihan dan tidak terkendali seringkali memberikan risiko keracunan pestisida bagi petani.
Risiko keracunan pestisida ini terjadi karena penggunaan pestisida pada lahan pertanian
khususnya sayuran. Penggunaan secara terus- menerus dapat menimbulkan beberapa
kerugian, antara lain pencemaran pada lingkungan pertanian, residu pestisida akan
terakumulasi pada produk-produk pertanian, produktivitas yang menurun, keracunan pada
hewan, serta keracunan pada manusia yang berdampak buruk terhadap kesehatan.
Pestisida organofosfat dan karbamat menimbulkan efek melalui inhibisi
asetilkolinesterase pada saraf. Pestisida organofosfat dan karbamat menghambat enzim
asetilkolinesterase (AChE) melalui proses fosforilasi bagian ester anion. Aktivitas AChE
tetap dihambat sampai enzim baru terbentuk kembali atau suatu reaktivator kolinesterase
diberikan.

Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah memberikan pengertian yang lebih baik mengenai gejala-
gejala, penanggulangan, dan pengenalan racun pada keracunan pestisida golongan
organosfosfat dan karbamat.
METODOLOGI
Percobaan 1: Keracunan Insektisida Organofosfat/ Karbamat

Alat dan Bahan


Alat - alat yang digunakan pada percobaan ini adalah spuid 1 cc dan kapas. Bahan –
bahan yang digunakan adalah mencit sebagai hewan coba, pestisida golongan organofosfat
(Basudin, Dimercon) dan karbamat (Propoxur), dan atropine sulfat sebagai antidota.
Metode
Mencit disuntikkan dengan salah satu insektisida secara subkutan dengan dosis 0,5 cc.
Gejala- gejala klinis yang tampang diperhatikan. Jika terlihat gejala sesak napas, segera
diberikan atropin secara IP. Dosis atropine yang digunakan, yaitu 0,05 mg/kg BB dengan
konsentrasi 0,005 mg/mL.

Percobaan 2: Identifikasi Adanya Unsur P dalam Senyawa Organofosfat

Alat dan Bahan


Alat – alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung reaksi, pipet, tabung
erlenmeyer, dan alat pemanas. Bahan yang digunakan adalah sediaan insektisida, larutan
Ammonium molybdate, dan larutan asam nitrat pekat.

Metode
Beberapa tetes senyawa organofosfat diteteskan ke dalam tabung reaksi. Kemudian
ditambahkan HNO3 pekat untuk mengubah P organik menjadi P anorganik. Tabung reaksi
berisi larutan tersebut dipanaskan selama beberapa menit. Setelah itu dinginkan dan saring
menggunakan kertas saring. Ammonium molybdate ditambahkan kedalam filtrat dan dilihat
apakah terbentuk warna hijau kekuningan.

Daftar Pustaka

Prijanto TB, Nurjazuli, Sulistiyani. 2009. Risk Factors Analysis of Organophosphate


Pesticide Poisoning on Farmer’s Families of Hortikultura in Ngablak Sub District,
Magelang District. J Kesehat Lingkung Indones. 8: 2

Anda mungkin juga menyukai