Anda di halaman 1dari 96

Kerangka Acuan Kerja

Remedial Bendungan Waerita di Pulau Flores 2021

COVER
Tetap/Tidak Ada Perubahan

LATAR BELAKANG
Tetap/Tidak Ada Perubahan

MAKSUD DAN TUJUAN


Tetap/Tidak Ada Perubahan

SASARAN
Tetap/Tidak Ada Perubahan

NAMA ORGANISASI PENGGUNA JASA


Tetap/Tidak Ada Perubahan

DASAR HUKUM
Tetap/Tidak Ada Perubahan

LOKASI KEGIATAN
Tetap/Tidak Ada Perubahan

RUANG LINGKUP DAN VOLUME PEKERJAAN


SEMULA :
Ruang lingkup pekerjaan Remedial Bendungan Waerita di Pulau Flores berdasarkan
mata pembayarannya di bagi kedalam 2 lingkup utama yaitu: (I) Daftar Mata
Pembayaran Umum dan; (II) Daftar Mata Pembayaran Utama; (III) Mata Pembayaran
Lainnya

1.1 Lingkup Pekerjaan Pada Daftar Mata Pembayaran Umum


Pekerjaan pada mata pembayaran umum secara garis besar merupakan
pekerjaan persiapan awal berupa mobilisasi personil dan peralatan utama serta
Penyelenggaraan Kesehatan dan Keselamatan kerja Konstruksi. Secara lebih
detail, uraian lingkup pekerjaan pada mata pembayaran umum secara garis besar
adalah sebagai berikut :
a) Mobilisasi Personil dan Peralatan
b) Penyelenggaraan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Konstruksi

1.2 Lingkup Pekerjaan Pada Daftar Mata Pembayaran Utama


Pekerjaan pada mata pembayaran Utama secara garis besar merupakan
Pekerjaan perbaikan tubuh bendungan berikut bangunan penunjangnya seperti
Spillway, Kolam olak, Inlet Outlet, peralatan hidromekanikal dan Elektrikal, peralatan
pemantauan (instrumentasi) Bendungan serta akses jalan, pada Bendungan Danau

1
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Kerangka Acuan Kerja
Remedial Bendungan Waerita di Pulau Flores 2021

Tua di Pulau Rote. Secara lebih detail, uraian lingkup pekerjaan pada mata
pembayaran utama dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
a) Remedial Bendungan
b) Penanganan Sedimentasi Bendungan

1.3 Lingkup Pekerjaan Pada Daftar Mata Pembayaran Lainnya


Pekerjaan pada mata pembayaran lainnya secara garis besar merupakan
Pekerjaan Penunjang Sarana dan Prasarana Bendungan. Secara lebih detail,
uraian lingkup pekerjaan pada mata pembayaran Lainnya dapat dilihat sebagai
berikut :
a) Pembangunan akses jalan masuk Bendungan
b) Penanganan Sedimentasi Bendungan

Detail lingkup dan jenis pekerjaan remedial bendungan ditunjukkan pada table
dibawah ini.
Tabel 1. Lingkup Kegiatan Remedial

NO URAIAN KODE AN. VOLUME SAT.

(1) (2) (3) (4) (5)


A. MATA PEMBAYARAN UMUM

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1, Mobilisasi dan Demobilisasi A.N.01-BWS 1,00 Ls
2, Papan Nama Proyek A.N.02-BWS 1,00 Ls
3, Pengukuran A.N.03-BWS 1,00 Ls
4, Pengadaan Rencana Keselamatan Kerja (K3) A.N.04-BWS 1,00 Ls

B. MATA PEMBAYARAN UTAMA

I. PEKERJAAN WADUK
Galian Sedimen Waduk
1, Galian sedimen, dengan alat berat excavator standard (kedalaman 0 -2 m diangkut T.06.b.6-BWS 60.000,00 M3
dg. Jarak kurang lebih 2 km termasuk meratakan & merapikan)
2, Galian sedimen, dengan alat berat excavator standard (kedalaman s/d 6 m diangkut T.06.b.7-BWS 113.791,84 M3
dg. Jarak kurang lebih 2 km termasuk meratakan & merapikan)

Bangunan Pengendali Sedimen


1, Galian tanah biasa dengan alat berat excavator standard (kedalaman 0 -2 m di T.06.b.6.a-BWS 150,00 M3
buang dgn jarak Sembarang termasuk meratakan & merapikan)
2, Pasangan Beronjong Pabrikasi Bentuk I, Tipe D bronjong kawat ukuran L=2,0 m x P.06.a.7) 1.000,00 M3
B=1,0 m x T= 0,5 m ø 2,70 mm, lubang heksagonal 80 x 100 mm;
3, Pemasangan cerucuk bambu ø 8 cm – 10 cm ` P.07.b 2.000,00 M

II. MAIN DAM


Puncak Bendungan
1, Perkerasan Puncak Bendungan dengan Perkerasan Aspal Penetrasi Macadam Lapis J.6.6.2-BWS 22,00 M3
Permukaan/Surface Course (Penetrasi MacAdam)
2, Pembuatan Dinding Pengaman Hulu dan Hilir dengan Handraill
- Pasangan Beton K225 B.07.1-BWS 12,5 M3
- Pipa Hand Rail - 660,00 M
- Pekerjaan Bekisting B.23.b 41,20 M2
- Pengecatan 235,00 M2

Lereng Hulu
1, Pembersihan dan Perapian Lereng T.01 330,00 M2
2, Pengadaan dan Pemasangan Perkuatan Lereng Dengan Block Beton (100 x 50 cm) - 330,00 M2

Lereng Hilir
1, Pembersihan semak dan rumput di Lereng Hilir T.01 1.210,00 m2
2, Pencabutan /Penebangan T anggul Pohon < 15 cm T.03 50,00 bh
3, Pengadaan dan Pemasangan Perkuatan Lereng Dengan Block Beton (100 x 50 cm) 330,00 M2
4, Pembuatan To Drain
- Galian Tanah Biasa T .06 92,40 M3
- Pasangan Batu P.01.c 66,00 M3
- Plesteran Aci P.05 198,00 M3
5, Pemasangan Pipa Perporasi Pipa PVC 1.5" - 10,00 M
6, Pembuatan Tangga T urun
- Pasangan Beton K.225 B.07.1-BWS 8,00 M3
- Pekerjaan bekisting B.23.b 30,00 M2
7, Pemasangan Handrail dan Dudukan
- Pasangan Beton K.225 B.07.1-BWS 2,30 M3
- Bekisting B.23.b 20,00 M2
2
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Kerangka Acuan Kerja
Remedial Bendungan Waerita di Pulau Flores 2021

III. BANGUNAN PELIMPAH


Perbaikan Struktur Bangunan Pelimpah
1, Bongkaran Beton Existing P.01.e 320,00 M3
2, Pekerjaan Beton K.225 B.07.1-BWS 320,00 M3
3, Pekerjaan Pembesian B.17 1.500,00 kg
4, Pekerjaan Bekisting B.23.b 300,00 M2

Pembuatan Kolam Olak


1, Galian T anah Cadas T.08.b.1) 225,00 M3
2, Bongkaran Beton Existing P.01.e 125,00 M3
3, Pekerjaan Beton K.225 B.07.1-BWS 200,00 M3
4, Pekerjaan Pembesian B.17 1.400,00 kg
5, Pekerjaan Bekisting B.23.b 435,00 M2

Proteksi Alur di hilir Pelimph


1, Galian tanah Mekanis T.06.b.6-BWS 25,00 M3
2, Pasangan Beronjong P.06.a.7) 50,00 M3
3, Pemasangan Cerucuk/Dolken P.07.b 100,00 M

IV. INTAKE
Perbaikan Pembangunan Inlet
1, Pekerjaan Bongkaran P.01.e 7,00 M3
2, Pengadaan dan Pemasangan Trashrack - 1,00 bh
3, Pekerjaan Beton K.225 B.07.1-BWS 34,00 M3
4, Pekerjaan Pembesian B.17 400,00 Kg
5, Pekerjaan Bekisting B.23.b 145,00 M2

Perbaikan Bangunan Outlet


1, Pekerjaan Bongkaran P.01.e 7,00 M3
3, Pekerjaan Beton K.225 B.07.1-BWS 34,00 M3
4, Pekerjaan Pembesian B.17 400,00 Kg
5, Pekerjaan Bekisting B.23.b 145,00 M2

V. HIDROMEKANIKAL
1, Pengadaan dan Pemasangan Pintu valve Ø 4" - 1,00 bh
2, Pengadaan dan Pemasangan flow Water meter Ø 4" - 1,00 bh

VI. FASILITAS PENJERNIHAN UNTUK AIR BAKU


1, Galian T anah Biasa T.06 140,00 M3
2, Galian T anah Keras T.08.b.1) 57,00 M3
3, Pekerjaan Beton K.225 B.07.1-BWS 23,00 M3
4, pekerjaan Pembesian B.17 675,00 Kg
5, Pekerjaan Bekisting B.23.b 28,00 M2
6, Pengadaan dan Pemasangan Pipa baja Ø 4 " - 12,00 M
7, Pemasangan Dan Pengadaan Katup Kran Ø 4" - 2,00 bh

VII PEKERJAAN JARINGAN PIPA DISTRIBUSI


1, Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 4" (Kelengkapan Asesoris - 12,00 M
2, Pengadaan dan Pemasangan katup Valve Distribusi Ø 2" - 2,00 Bh

VIII INSTRUMENTASI
1, Patok Geser 8,00 bh
2, Pemasangan Pizometer dan Soill test Properti 3,00 bh
3, Pemasangan V-Notch 1,00 bh

C. MATA PEMBAYARAN LAIN LAIN

I. FASILITAS PENUNJANG OP
Pembuatan Jalan Akses (Jalan Masuk Bendungan)
1, Pekerjaan Beton K225 B.07.1-BWS 1.000,00 M3
2, Pekerjaan Pembesian B.17 435,00 Kg
3, Pekerjaan Bekisting B.23.b 453,00 M2

Pekerjaan Fasilitas Penunjang


1, Pembuatan Rumah Jaga - 1,00 Ls
2, Pembuatan Gardu Pandang - 2,00 Ls
3, Pembuatan Gapura - 1,00 Ls
4, Pengadaan dan Pemasangan Pagar Pengaman Bendungan - 1,00 Ls
5, Pengadaan dan Pemasangan Lampu Penerang Jalan Umum (LPJU) - 6,00 bh
6, Pembuatan Tangga Naik ke Gardu Pandang - 1,00 Ls
7, Pembuatan Portal Portal dan Pos Jaga - 1,00 Ls
8, Perapian, Pembersihan semak dan pohon di lingkungan Waduk - 2.100,00 M2

3
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Kerangka Acuan Kerja
Remedial Bendungan Waerita di Pulau Flores 2021

MENJADI :
Ruang lingkup pekerjaan Remedial Bendungan Waerita di Pulau Flores berdasarkan
mata pembayarannya di bagi kedalam 2 lingkup utama yaitu: (I) Daftar Mata Pembayaran
Umum dan; (II) Daftar Mata Pembayaran Utama; (III) MataPembayaran Lainnya

1.1 Lingkup Pekerjaan Pada Daftar Mata Pembayaran Umum


Pekerjaan pada mata pembayaran umum secara garis besar merupakan
pekerjaan persiapan awal berupa mobilisasi personil dan peralatan utama serta
Penyelenggaraan Kesehatan dan Keselamatan kerja Konstruksi. Secara lebih
detail, uraian lingkup pekerjaan pada mata pembayaran umum secara garis besar
adalah sebagai berikut :
a) Mobilisasi Personil dan Peralatan
b) Penyelenggaraan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Konstruksi

1.2 Lingkup Pekerjaan Pada Daftar Mata Pembayaran Utama


Pekerjaan pada mata pembayaran Utama secara garis besar merupakan
Pekerjaan perbaikan tubuh bendungan berikut bangunan penunjangnya seperti
Spillway, Kolam olak, Inlet Outlet, peralatan hidromekanikal dan Elektrikal, peralatan
pemantauan (instrumentasi) Bendungan serta akses jalan, pada Bendungan Danau
Tua di Pulau Rote. Secara lebih detail, uraian lingkup pekerjaan pada mata
pembayaran utama dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
a) Remedial Bendungan
b) Penanganan Sedimentasi Bendungan

1.3 Lingkup Pekerjaan Pada Daftar Mata Pembayaran Lainnya


Pekerjaan pada mata pembayaran lainnya secara garis besar merupakan
Pekerjaan Penunjang Sarana dan Prasarana Bendungan. Secara lebih detail,
uraian lingkup pekerjaan pada mata pembayaran Lainnya dapat dilihat sebagai
berikut :
a) Pembangunan akses jalan masuk Bendungan
b) Penanganan Sedimentasi Bendungan

Detail lingkup dan jenis pekerjaan remedial bendungan ditunjukkan pada table
dibawah ini.

4
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Kerangka Acuan Kerja
Remedial Bendungan Waerita di Pulau Flores 2021

Tabel 2. Lingkup Kegiatan Remedial

NO URAIAN VOLUME SAT.

(1) (2) (4) (5)


A. MATA PEMBAYARAN UMUM

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1, Mobilisasi dan Demobilisasi 1,00 Ls
2, Papan Nama Proyek 1,00 Ls
3, Pengukuran 1,00 Ls
4, Pengadaan Rencana Keselamatan Kerja (K3) 1,00 Ls

B. MATA PEMBAYARAN UTAMA

I. PEKERJAAN WADUK
Galian Sedimen Waduk
1, Galian sedimen, dengan alat berat excavator standard (kedalaman 0 -2 m diangkut 49.422,96 M3
dg. Jarak kurang lebih 2 km termasuk meratakan & merapikan)
2, Galian sedimen, dengan alat berat excavator standard (kedalaman s/d 6 m diangkut 88.662,82 M3
dg. Jarak kurang lebih 2 km termasuk meratakan & merapikan)

Bangunan Pengendali Sedimen


1, Galian tanah biasa dengan alat berat excavator standard (kedalaman 0 -2 m di 150,00 M3
buang dgn jarak Sembarang termasuk meratakan & merapikan)
2, Pasangan Beronjong Pabrikasi Bentuk I, T ipe D bronjong kawat ukuran L=2,0 m x 1.000,00 M3
B=1,0 m x T = 0,5 m ø 2,70 mm, lubang heksagonal 80 x 100 mm;
3, Pemasangan cerucuk bambu ø 8 cm – 10 cm ` 2.000,00 M

II. MAIN DAM


Puncak Bendungan
1, Perkerasan Puncak Bendungan dengan Perkerasan Aspal Penetrasi Macadam Lapis 22,00 M3
Permukaan/Surface Course (Penetrasi MacAdam)
2, Pembuatan Dinding Pengaman Hulu dan Hilir dengan Handraill
- Pasangan Beton K225 12,5 M3
- Pipa Hand Rail 660,00 M
- Pekerjaan Bekisting 41,20 M2
- Pengecatan 235,00 M2

Lereng Hulu
1, Pembersihan dan Perapian Lereng 330,00 M2
2, Pengadaan dan Pemasangan Perkuatan Lereng Dengan Block Beton (100 x 50 cm) 330,00 M2

Lereng Hilir
1, Pembersihan semak dan rumput di Lereng Hilir 1.210,00 m2
2, Pencabutan /Penebangan T anggul Pohon < 15 cm 50,00 bh
3, Pengadaan dan Pemasangan Perkuatan Lereng Dengan Block Beton (100 x 50 cm) 330,00 M2
4, Pembuatan T o Drain
- Galian T anah Biasa 92,40 M3
- Pasangan Batu 66,00 M3
- Plesteran Aci 198,00 M3
5, Pemasangan Pipa Perporasi Pipa PVC 1.5" 10,00 M
6, Pembuatan T angga T urun
- Pasangan Beton K.225 8,00 M3
- Pekerjaan bekisting 30,00 M2
7, Pemasangan Handrail dan Dudukan
- Pasangan Beton K.225 2,30 M3
- Bekisting 20,00 M2

III. BANGUNAN PELIMPAH


Perbaikan Struktur Bangunan Pelimpah
1, Bongkaran Beton Existing 320,00 M3
2, Pekerjaan Beton K.225 320,00 M3
3, Pekerjaan Pembesian 1.500,00 kg
4, Pekerjaan Bekisting 300,00 M2

Pembuatan Kolam Olak


1, Galian T anah Cadas 225,00 M3
2, Bongkaran Beton Existing 125,00 M3
3, Pekerjaan Beton K.225 200,00 M3
4, Pekerjaan Pembesian 1.400,00 kg
5, Pekerjaan Bekisting 435,00 M2

Proteksi Alur di hilir Pelimph


1, Galian tanah Mekanis 25,00 M3
2, Pasangan Beronjong 50,00 M3
3, Pemasangan Cerucuk/Dolken 100,00 M

IV. INTAKE

5
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Kerangka Acuan Kerja
Remedial Bendungan Waerita di Pulau Flores 2021

IV. INTAKE
Perbaikan Pembangunan Inlet
1, Pekerjaan Bongkaran 7,00 M3
2, Pengadaan dan Pemasangan T rashrack 1,00 bh
3, Pekerjaan Beton K.225 34,00 M3
4, Pekerjaan Pembesian 400,00 Kg
5, Pekerjaan Bekisting 145,00 M2

Perbaikan Bangunan Outlet


1, Pekerjaan Bongkaran 7,00 M3
3, Pekerjaan Beton K.225 34,00 M3
4, Pekerjaan Pembesian 400,00 Kg
5, Pekerjaan Bekisting 145,00 M2

V. HIDROMEKANIKAL
1, Pengadaan dan Pemasangan Pintu valve Ø 4" 1,00 bh
2, Pengadaan dan Pemasangan flow Water meter Ø 4" 1,00 bh

VI. FASILITAS PENJERNIHAN UNTUK AIR BAKU


1, Galian T anah Biasa 140,00 M3
2, Galian T anah Keras 57,00 M3
3, Pekerjaan Beton K.225 23,00 M3
4, pekerjaan Pembesian 675,00 Kg
5, Pekerjaan Bekisting 28,00 M2
6, Pengadaan dan Pemasangan Pipa baja Ø 4 " 12,00 M
7, Pemasangan Dan Pengadaan Katup Kran Ø 4" 2,00 bh

VII PEKERJAAN JARINGAN PIPA DISTRIBUSI


1, Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 4" (Kelengkapan Asesoris 12,00 M
2, Pengadaan dan Pemasangan katup Valve Distribusi Ø 2" 2,00 Bh

VIII INSTRUMENTASI
1, Patok Geser 8,00 bh
2, Pemasangan Pizometer dan Soill test Properti 3,00 bh
3, Pemasangan V-Notch 1,00 bh

C. MATA PEMBAYARAN LAIN LAIN

I. FASILITAS PENUNJANG OP
Pembuatan Jalan Akses (Jalan Masuk Bendungan)
1, Pekerjaan Beton K225 1.000,00 M3
2, Pekerjaan Pembesian 435,00 Kg
3, Pekerjaan Bekisting 453,00 M2

Pekerjaan Fasilitas Penunjang


1, Pembuatan Rumah Jaga 1,00 Ls
2, Pembuatan Gardu Pandang 2,00 Ls
3, Pembuatan Gapura 1,00 Ls
4, Pengadaan dan Pemasangan Pagar Pengaman Bendungan 1,00 Ls
5, Pengadaan dan Pemasangan Lampu Penerang Jalan Umum (LPJU) 6,00 bh
6, Pembuatan Tangga Naik ke Gardu Pandang 1,00 Ls
7, Pembuatan Portal Portal dan Pos Jaga 1,00 Ls
8, Perapian, Pembersihan semak dan pohon di lingkungan Waduk 2.100,00 M2

6
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Kerangka Acuan Kerja 2021
Remedial Bendungan Kritis di NT II (Danau Tua) di Pulau Rote

PERSYARATAN SUMBERDAYA
Persyaratan/kualifikasi Personil
Tetap/Tidak Ada Perubahan

Peralatan Utama
SEMULA :

MENJADI :
Kerangka Acuan Kerja 2021
Remedial Bendungan Kritis di NT II (Danau Tua) di Pulau Rote

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Tetap/Tidak Ada Perubahan

SUMBER PENDANAAN
SEMULA :
Biaya pelaksanaan pekerjaan Remedial Bendungan Waerita di Pulau Flores akan
dibebankan pada biaya Anggaran DIPA Satuan Kerja Operasi dan Pemelihaaraan SDA
Nusa Tenggara II tahun 2021 Loan IBRD NO. 8711-ID dan AIIB No.000010-IDN dengan
nilai pagu anggaran sebesar Rp. 30,000,000,000.00 (tiga puluh miliar rupiah).
MENJADI :
Biaya pelaksanaan pekerjaan Remedial Bendungan Waerita di Pulau Flores akan
dibebankan pada biaya Anggaran DIPA Satuan Kerja Operasi dan Pemelihaaraan SDA
Nusa Tenggara II tahun 2021 Loan IBRD NO. 8711-ID dan AIIB No.000010-IDN dengan
nilai pagu anggaran sebesar Rp. 25.041.000.000,00 (Dua Puluh Lima Milyar Empat Puluh
Satu Juta Rupiah).

Kupang, 29 Juni 2021

9
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
KEMEN TRI AN PEK ERJ AAN UMUM D AN PERUM AH AN R AKY AT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
BALAI WILAYAH SUNGAI NUSA TENGGARA II
SATU AN KERJA OPERASI D AN PEMELIHAR AAN SD A NT II
K EG I AT AN O P E R AS I D AN P E M E LI H AR AAN S U M B E R D AY A AI R I
Jl. Frans Seda, Bundaran PU Kupang, Telp. (0380) 824170 – Fax. (0380) 824169

DAM OPERATIONAL IMPROVEMENT AND SAFETY PROJECT (DOISP)


PHASE II
(Loan IBRD No. 8711-ID dan AIIB No. 000010-IDN)

SPESIFIKASI TEKNIS

Paket Pekerjaaan

Remedial Bendungan Waerita di Pulau Flores

TAHUN ANGGARAN 2021

KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN SDA II


SATUAN KERJA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SDA NUSA TENGGARA II
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Waerita di Pulau Flores

KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Spesifikasi Teknis Pekerjaan Remedial, untuk
memenuhi persyaratan kelengkapan dokumen teknis paket pekerjaan remedial bendungan.

Spesfikasi teknis ini berisi tentang spesifikasi khusus dan spesifikasi teknis pekerjaan
tanah, pekerjaan penggalian tanah, pekerjaan tanggul hingga pekerjaan metal/baja konstruksi.
Kami berharap semoga Spesifikasi teknis ini dapat memberikan gambaran dan informasi atas
pekerjaan remedial bendungan yang akan dilaksanakan.

Demikian kami sampaikan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Mataram, 21 Januari 2020

DOISP 2 CPIU Eastern Region

Ir. Sudarto
Co. CPIU DOISP 2 Eastern Region

i
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Waerita di Pulau Flores

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... ii
A. SPESIFIKASI KHUSUS ........................................................................................................ 1
A.1. UMUM .......................................................................................................................... 1
A.2. RUANG LINGKUP ........................................................................................................ 1
A.3. PEKERJAAN PERSIAPAN ........................................................................................... 1
A.3.1. Mobilisasi dan Demobilisasi .............................................................................. 2
A.3.2. Base Camp ....................................................................................................... 2
A.3.3. Survey Pengukuran dan Pengambaran ............................................................ 2
A.3.4. Laporan Dan Dokumentasi ............................................................................... 4
A.3.5. Tansportasi Lapangan ...................................................................................... 6
A.3.6. Peralatan dan Perlengkapan Proyek ................................................................. 7
A.3.7. Lain – Lain ........................................................................................................ 7
B. SPESIFIKASI TEKNIS ........................................................................................................ 17
B.1. PEKERJAAN TANAH ................................................................................................. 17
B.1.1. Pembersihan................................................................................................... 18
B.1.2. Stripping (Pengupasan) .................................................................................. 18
B.2. PEKERJAAN PENGGALIAN TANAH ......................................................................... 18
B.2.1. Galian Pada Pondasi Bangunan ..................................................................... 18
B.2.2. Tanah-Tanah Longsor (Slide Material) ............................................................ 19
B.2.3. Bahan Hasil Galian ......................................................................................... 20
B.2.4. Borrow Area (Daerah Asal Bahan) .................................................................. 21
B.2.5. Pengalian Saluran dan Pembuangannya ........................................................ 21
B.2.6. Longsoran di Talud ......................................................................................... 21
B.2.7. Kelebihan Penggalian ..................................................................................... 22
B.2.8. Luas Penggalian ............................................................................................. 22
B.3. PEKERJAAN TANGGUL ............................................................................................ 22
B.3.1. Tanggul........................................................................................................... 22
B.3.2. Penyiapan Tanah ............................................................................................ 23
B.3.3. Tambahan Untuk Penurunan Tanah ............................................................... 23
B.3.4. Percobaan Pendahuluan Untuk Tanah Timbunan ........................................... 23
B.3.5. Pemadatan Tanah Timbunan .......................................................................... 23
B.4. B E T O N ................................................................................................................... 25
B.4.1. Semen ............................................................................................................ 25
B.4.2. Bahan Batuan dan Pasir ................................................................................. 25
B.4.3. A i r ................................................................................................................. 26

ii
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Waerita di Pulau Flores

B.4.4. Zat Tambahan ................................................................................................ 26


B.4.5. Tulangan......................................................................................................... 26
B.4.6. Penyimpanan Bahan Bangunan...................................................................... 27
B.4.7. Kelas dan Mutu Beton..................................................................................... 27
B.4.8. Komposisi / Campuran Beton ......................................................................... 28
B.4.9. Perlengkapan Mengaduk ................................................................................ 29
B.4.10. Mengaduk ....................................................................................................... 30
B.4.11. Cetakan (Bekesting) ....................................................................................... 30
B.4.12. Pengecoran .................................................................................................... 31
B.4.13. Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan .................................................... 32
B.4.14. Perawatan (Curing) ......................................................................................... 33
B.4.15. Perlindungan (Protection) ............................................................................... 33
B.4.16. Penyelesaian-penyelesaian dan Penyempurnaan .......................................... 33
B.4.17. Perbaikan Permukaan Beton .......................................................................... 34
B.4.18. Pengujian Beton ............................................................................................. 35
B.4.19. Mengawasi dan Mencampur Bahan ................................................................ 36
B.4.20. Mengangkat, Menempatkan dan Memadatkan Beton ..................................... 36
B.4.21. Sambungan Men”cor” Beton ........................................................................... 36
B.5. TULANGAN BAJA ...................................................................................................... 37
B.5.1. Daftar Bengkokan ........................................................................................... 37
B.5.2. Pemasangan................................................................................................... 37
B.6. SAMBUNGAN GERAK ............................................................................................... 38
B.6.1. Penahanan Air (Water Stops) ......................................................................... 38
B.6.2. Karet Penahan Air........................................................................................... 38
B.6.3. Pengisi Sambungan ........................................................................................ 39
B.6.4. Batang Dowel ................................................................................................. 39
B.6.5. Penutup Sambungan ...................................................................................... 39
B.6.6. Sambungan Dengan Cat Bitumen................................................................... 39
B.7. PASANGAN BATU ..................................................................................................... 40
B.7.1. Batu Kali / Batu Gunung ................................................................................. 40
B.7.2. B a t a ............................................................................................................. 40
B.7.3. Adukan (Campuran)........................................................................................ 40
B.7.4. Kerikil Landasan (Gravel Backing) .................................................................. 41
B.7.5. Saringan Kerikil............................................................................................... 41
B.7.6. Saringan Pasir ................................................................................................ 41
B.7.7. Penyimpanan Bahan-Bahan ........................................................................... 42
B.7.8. Penyelesaian Sambungan .............................................................................. 42
B.8. PASANGAN BATU KALI............................................................................................. 42

iii
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Waerita di Pulau Flores

B.8.1. Ukuran Batu .................................................................................................... 42


B.8.2. Alas dan Sambungan...................................................................................... 42
B.8.3. Pasangan Batu Pada Permukaan ................................................................... 42
B.8.4. Pipa Peresapan .............................................................................................. 43
B.8.5. Sambungan Gerak Sederhana........................................................................ 43
B.8.6. Contoh Pekerjaan ........................................................................................... 43
B.8.7. Perlindungan Perawatan ................................................................................. 43
B.8.8. Urugan Kembali dan Urugan Dibelakang Pasangan Batu ............................... 43
B.9. PLESTERAN .............................................................................................................. 44
B.9.1. Pekerjaan Plesteran........................................................................................ 44
B.9.2. Pekerjaan Siaran ............................................................................................ 44
B.10. PEKERJAAN PERLINDUNGAN ................................................................................. 44
B.10.1. Penyiapan Permukaan Tanah Untuk Lantai Kerja........................................... 44
B.10.2. Lantai Kerja Blok Beton .................................................................................. 44
B.10.3. Lantai Kerja Batu Kosong ............................................................................... 44
B.10.4. Lantai Kerja Pasangan Batu ........................................................................... 45
B.10.5. Drain Dari Baru ............................................................................................... 45
B.10.6. Bronjong dan Matras....................................................................................... 45
B.10.7. Batu Kosong (Rip-Rap) ................................................................................... 45
B.10.8. Pekerjaan Plesteran........................................................................................ 46
B.11. PEKERJAAN JALAN .................................................................................................. 46
B.11.1. Lapis Aspal Resap Pengikat Dan Lapis Aspal Pengikat (Prime Coat And Tack
Coat) ............................................................................................................... 46
B.11.2. Lapis Aspal Beton Pondasi Atas Perata ( Laston Atas) – Atb Levelling ........... 53
B.11.3. Aspal Beton (Ac) ............................................................................................ 63
B.12. FASILITAS UNTUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN ............................................... 76
B.12.1. Skala Duga (Peilschal).................................................................................... 76
B.12.2. Tanda Petunjuk Duga ..................................................................................... 77
B.12.3. Tanda Duga Muka Air Saluran ........................................................................ 77
B.13. PEKERJAAN METAL / BAJA KONTRUKSI ................................................................ 77
B.13.1. Material ........................................................................................................... 78
B.13.2. Spesifikasi Untuk Bangunan Pintu dan Pintu Sorong ...................................... 78
B.13.3. Spesifikasi Teknik Umum ................................................................................ 79
B.13.4. Penyiapan Bahan-Bahan ................................................................................ 80
B.13.5. Pemasangan................................................................................................... 81
B.13.6. Test dan Garansi ............................................................................................ 81
B.14. SERTIFIKASI KHUSUS .............................................................................................. 81
B.14.1. Sambungan Dengan Pasangan Batu Yang Ada (Lama) ................................. 81

iv
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Waerita di Pulau Flores

B.14.2. Siaran dan Plesteran Pada Pasangan Batu Yang Ada (Lama) ....................... 81

v
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

A. SPESIFIKASI KHUSUS
A. SPESIFIKASI KHUSUS
Keterangan :

a. Spesifikasi ini disusun oleh Panitia Pengadaan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan
dilelangkan, dengan ketentuan:

b. Tidak mengarah kepada Merk / Produk tertentu, tidak menutup kemungkinan


digunakannya produksi dalam negeri;

c. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional (SNI);

d. Metode pekerjaan harus logis, realistik dan dapat digunakan;

e. Jadual pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan;

f. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;

g. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan


pekerjaan;

h. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan bahan dan hasil produk;

i. Harga mencantumkan kreteria kinerja produk ( output performance ) yang diinginkan;

j. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

A.1. UMUM

a. Penyedia Jasa harus melindungi Pengguna Anggaran dari tuntutan atas Hak paten,
lisensi serta hak cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan
atau disediakan oleh Penyedia Jasa untuk dan selama pelaksanaan Pekerjaan.
b. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa,
semua barang dan bahan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
adalah baru, belum dipergunakan.
c. Standar satuan yang dipergunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan
penggunaan standar satuan lain dapat dipergunakan sepanjang hal tersebut tidak
dapat dielakkan.

A.2. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup spesifikasi terdiri dari tetapi tidak terbatas pada :


a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Rehabilitas / pemeliharaan jaringan Irigasi.

A.3. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan Persiapan adalah semua kegiatan yang kontrak Item pekerjaannya


termasuk / dimasukan dalam pekerjaan persiapan ini yang perlu dilaksanakan baik

1
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

sebelum, selama berlangsungnya kontrak dan setelah berakhirnya pekerjaan detail


disajikan berikut ini.

A.3.1. Mobilisasi dan Demobilisasi

Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah semua


kegiatan yang berhubungan dengan transportasi peralatan yang akan
dipergunakan dalam melaksanakan paket pekerjaan. Penyedia Jasa harus
sudah bisa memperhitungkan semua biaya yang diperlukan dalam rangkaian
kegiatan untuk mendatangkan peralatan dan mengembalikannya nanti bila
pekerjaan telah selesai. Mata pembayaran yang diterapkan dalam kegiatan
mobilisasi dan demobilisasi adalah Lumpsum.

A.3.2. Base Camp

Yang dimaksud Base Camp adalah suatu lokasi atau sejenisnya yang
diadakan oleh Penyedia Jasa untuk keperluannya sendiri guna menjamin
keamanan peralatan dan material lainnya serta akan memperlancar
pekerjaannya. Base Camp tersebut boleh dilengkapi dengan fasilitas
penerangan yang cukup dan air bersih dan tidak mengganggu lingkungan
disekitarnya jika berada dilokasi perkampungan atau dekat perkampungan
penduduk. Lokasi / tanah dan bangunan untuk keperluan ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dengan mengajukan permohonan
jauh sebelumnya kepada Direksi untuk menentukan lokasi yang akan menjadi
bahan pertimbangan dalam perijinannya kepada pihak perorangan, aparat
atau Pemerintah Daerah setempat. Penyedia Jasa supaya menyerah
kanrancangan tempat kerja dan bangunan (base camp) secara umum kepada
Direksi untuk mendapat persetujuan pada waktu yang ditetapkan. Kegiatan
tersebut tidak boleh dimulai sebelum mendapat persetujuan Direksi,
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan
akibat dari pengadaan base camp dan segala resikonya sudah diperhitungkan
sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga
penawaran yang dikontrakkan.

A.3.3. Survey Pengukuran dan Pengambaran

Dalam memulai, mengevaluasi dan mengerjakan pekerjaan baik untuk


saluran, bangunan air dan pekerjaan lainnya harus berdasarkan data
ketinggian dan posisi yang pasti sesuai dengan kondisi lapangan. Untuk ini
Penyedia Jasa harus melaksanakan serangkaian kegiatan survey dan
pengukuran berikut penggambarannya untuk mendapat persetujuan dari pihak
Direksi sebelum melaksanaakan semua kegiatannya.
Gambar-gambar yang harus disiapkan Penyedia Jasa adalah :

A.3.3.1. Gambar - Gambar Pekerjaan Tetap


a. Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa
haruslah gambar-gambar yang telah ditanda tangani oleh Direksi,
dan apa bila ada perubahan harus diserahkan kepada Direksi untuk
mendapat persetujuan sebelum program pelaksanaan dimulai.

2
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

b. Gambar – gambar Pelaksanaan


Penyedia Jasa harus menggunakan gambar kontraksebagai dasar
untuk mempersiapkan Gambar Pelaksanaan. Gambar itu dibuat
lebih detail untuk pekerjaan tetap dan dapat memperlihatkan
penampang melintang dan memanjang dari konstruksi beton,
pasangan batu, pengaturan batang pembesian termasuk rencana
konstruksi, pemotongan dan daftar besi beton, tipe bahan yang
digunakan, mutu, tempat dan ukuran yangtepat.
c. Penyedia Jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar - gambar
lengkap dilapangan.
Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan
Direksi adalah menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan Direksi
terhadap gambar-gambar tersebut tidak akan meringankan
tanggung jawab Penyedia Jasa atas kebenaran gambar tersebut.

A.3.3.2. Gambar-Gambar Pekerjaan Sementara


a. Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa harus terperinci,
dan diserahkan kepada Direksi sebelum tanggal pelaksanaan
pekerjaan atau dalam waktu yang telah ditentukan dalam Kontrak.
Gambar-gambar harus menunjukan detail dari pekerjaan sementara
seperti pengalihan aliran (kistdam) dan sebagainya. Gambar
Perencanaan yang diusulkan Penyedia Jasa yang dipakai dalam
Pelaksanaan Konstruksi (sah) juga harus diserahkan kepada
Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap.
b. Gambar – gambar
Gambar - gambar untuk Pekerjaan Sementara yang ditinggalkan
oleh Penyedia Jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara
yang berkaitan dengan pekerjaan tetap secara lebih mendetail dan
diserahkan kepada Direksi untuk mengubah dan mendapat
persetujuan sebelum tanggal dimulainya pelaksanaan.

Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau


tambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah
diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah
termasuk dalam harga kegiatan survey dan penggambaran yang
dikontrakkan.

A.3.3.3. Gambar - Gambar Purna laksana / As Built Drawing

Selama masa pelaksanaan, Penyedia Jasa harus memelihara satu


set gambar konstruksi terpasang yang dilaksanakan paling akhir
untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang memperlihatkan
perubahan yang sudah diberikan sesuai dengan kontrak, sejauh
gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar kemudian
dicap “sudah dilaksanakan”.
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di
lapangan oleh Direksi dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan
apabila ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan dan tidak
dilaksanakan, paling lambat harus diperiksa kembali selama 6
(enam) hari kerja. Gambar purna laksana (As Built Drawing) harus

3
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

dibuat di atas kertas kalkir yang berkualitas baik minimal kalkir 80


gram bila pekerjaan telah diselesaikan 100 %.
Dalam waktu 1 (satu) bulan setelah penandatanganan serah
terima ke I (PHO), Penyedia Jasa harus sudah menyerahkan
gambar purna laksana (As Built Drawing) yang terdiri dari satu set
gambar lengkap dengan ukuran minimal A3 , beserta 1 (satu) set
copy blue print jika penggambaran dengan cara manual dan soft
copy apabila penggambaran menggunakan program computer.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau
tambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah
diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah
termasuk dalam harga kegiatan survey dan penggambaran yang
dikontrakkan.

A.3.3.4. Permukaan Tanah Asli Untuk Tujuan Pengukuran

Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul


sesuai dengan Kontrak. Apabila terjadi keraguan dari Penyedia
Jasa kebenaran dari muka tanah, sekurang-kurangnya 30
(tigapuluh) hari sebelum mulai bekerja Penyedia Jasa
memberitahukan kepada Direksi secara tertulis untuk
menyelesaikan dan melaksanakan pengukuran kembali ketinggian
muka tanah tersebut. Dalam segala hal sebelum memulai
pekerjaan tanah, Penyedia Jasa akan mengukur dan mengambil
ketinggian terhadap daerah yang diduduki, dengan menggunakan
Bench Mark atau titik referensiyang disetujui oleh Direksi.
Ketinggian muka tanah yang ditentukan perlu mendapat
persetujuan Direksi. Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat
berdasarkan ketinggian yang disetujui.
Tidakada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau
tambahan akibatd ari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah
diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah
termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

A.3.4. Laporan Dan Dokumentasi

A.3.4.1. Program Pelaksanaan

Penyedia Jasa harus melaksanakan Program Pelaksanaan sesuai


dengan Syarat-syarat Kontrak. Program tersebut harus dibuat
dalam bentuk yaitu Bar-Chart.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau
tambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah
diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah
termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

A.3.4.2. Laporan Kemajuan Pelaksanaan

Setiap tanggal 25 (dua puluh lima) bulan berjalan ataup ada suatu
waktu yang ditentukan Direksi, Penyedia Jasa harus menyerahkan
3 (tiga) salinan laporan Kemajuan Bulanan dalam bentuk yang bias

4
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

diterima oleh Direksi, yang menggambarkan secara detail kemajuan


pekerjaan selama bulan yang terdahulu. Laporan sekurang-
kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
a. Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang
dicapai pada bulan laporan maupun prosentase rencana yang
diprogramkan pada bulan berikutnya.
b. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun
prosentase rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan
kemajuan yang dicapai pada bulan laporan.
c. Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah
yang timbu latau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
selama bulan laporan.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau
tambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah
diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah
termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

A.3.4.3. Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan.

Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana


Mingguan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap akhir Mingguan
dan untuk Minggu berikutnya. Rencana tersebut harus sudah
termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi lainnya yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan,
pengangkutan dan peralatan dan lain-lain yang diminta Direksi.
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja
harian secara tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui oleh
Direksi setiap hari maupun untuk hari-hari berikutnya. Rencana
kerja harus mencakup pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi dan
kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau
tambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah
diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah
termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

A.3.4.4. Rapat Bersama Untuk membicarakan Kemajuan Pekerjaan

Rapat tetap antara Direksi dengan Penyedia Jasa diadakan


seminggu sekali pada waktu yang telah disetujui oleh kedua belah
pihak. Maksud dari rapat ini membicarakan kemajuan pekerjaan
yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk minggu
selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat
segera diperoleh solusinya untuk diselesaikan.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau
tambahan akibat dari kegiatan ini dan segala resikonya sudah
diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah
termasuk dalam harga Penawaran yang dikontrakkan.

A.3.4.5. Dokumentasi

5
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

Semua kegiatan di lapangan harus didokumentasikan dengan


lengkap dan dibuatkan album foto berikut keterangan berupa
tanggal pengambilan foto, lokasi dan penjelasan foto. Untuk
setiap lokasi pekerjaan minimal dibuat 3 seri foto yaitu sebelum
pelaksanaan (0 %), pada saat pelaksanaan (50 %) dan setelah
selesai dilaksanakan (100 %), dimana arah pengambilan melalui
satu titik yang sama. Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada
Direksi foto- foto yang dibuat oleh ahli foto yang berpengalaman.
Foto-foto harus berwarna dan ditujukan sebagai laporan /
pencatatan tentang pelaksanaan yaitu pada awal pertengahan dan
akhir suatu bagian tertentu dari pekerjaan yang diperintahkan oleh
Direksi.
Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi,
pengambilan harus dari titik dan arah yang sama dan yang sudah
ditentukan sebelumnya. Bilamana mungkin maka pada latar
belakang supaya diusahakan adanya suatu (initial bangunan dan
lokasinya) untuk memudahkan mengenali lokasi tersebut. Foto
negative / soft copy dan cetakannya tidak boleh diubah atau
ditambah apapun.
Sebelum pengambilan gambar-gambar, maka harus dibuat rencana
/ denah yang menunjukkan lokasi, posisi dari kamera juga arah
bidikan yang kemudian diserahkan kepada Direksi untuk disetujui.
Tiap foto berukuran 3R dan diberi catatan sebagai berikut:
a. Nama Bendungan
b. Detail Kontrak
c. Nama Bangunan
d. Tanggal Pengambilan
e. Tahap Pelaksanaan
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi
dengan suatu set pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan
periode tersebut. Juga pada akhir pelaksanaan Kontrak, maka foto-
foto harus diserahkan kepada Direksi dalam album - album. Foto-
foto ditempelkan dalam album secara beraturan menurut progres
kemajuan pekerjaan dan lokasinya masing- masing. Tiap obyek
harus lengkap tahapnya yakni 0%, 50% dan 100% dan ditempelkan
pada satu halaman.
Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam) ganda bersama 1 (satu)
ganda album negatifnya / soft copynya. Tiap album dan juga yang
berisi negative harus diberi keterangan atau tanda sama untuk
memudahkan mengidentifikasi negative / soft copy dan cetakannya.
Semua album menjadi milik Pemberi Tugas dan tanpa ijinnya tidak
boleh diberikan / dipinjamkan kepada siapapun.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau
tambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah
diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah
termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

A.3.5. Tansportasi Lapangan

Pengguna Jasa memerlukan fasilitas transportasi lapangan untuk kelancaran


tugas direksi lapangan. Penyedia jasa harus mempersiapkan fasilitas

6
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

transportasi termasuk operasi dan pemeliharaannya untuk dipinjamkan


kepada Direksi selama masa kontrak. Fasilitas transportasi tersebut terdiri 1
(satu ) buah sepeda motor, dalam kondisi baik.
Penyedia Jasa akan mengatur sendiri kebutuhan transportasi lapangan /
proyek yang akan diperlukan oleh Penyedia Jasa dalam kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.
Tidak ada pembayaran khusus untuk pengadaan dan operasionil transportasi
lapangan dan sudah termasuk dalam harga kontrak.

A.3.6. Peralatan dan Perlengkapan Proyek

Untuk menunjang kelancaran pekerjaan Direksi sebagai Pengguna Jasa maka


diperlukan peralatan dan perlengkapan serta kantor Direksi. Penyedia jasa
menyediakan fasilitas tersebut atas biaya Penyedia Jasa, dan tidak ada
pembayaran khusus untuk ini.

A.3.7. Lain – Lain

A.3.7.1. Asuransi

Semua kegiatan dan peralatan serta tenaga kerja yang terlibat


dalam pelaksanaan paket pekerjaan ini sebaiknya diasuransikan
pada Lembaga Asuransi yang bonafid yang sebelumnya mendapat
persetujuan dari Direksi. Biaya yang diperlukan Penyedia Jasa
dalam penyediaan asuransi ini dan segala resiko yang mungkin
timbul harus sudah termasuk dalam harga kontrak yang
dikontrakkan.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau
tambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah
diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah
termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

A.3.7.2. Standar

Semua bahan dan mutu pekerjaan harus mempergunakan dan


sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Normalisasi Standar
Indonesia dari edisi/revisi terakhir atau standar internasional yang
secara substantial setara atau lebih tinggi dari standar nasional
yang disyaratkan.
Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya
diperinci disini atau dicakup oleh Standar Nasional haruslah
bahan dan mutu pekerjaan kelas utama. Direksi akan menetapkan
apakah semua atau sebagian yang dipesan atau diantarkan untuk
penggunaan dalam pekerjaan sesuai untuk pekerjaan tersebut, dan
keputusan Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan.
Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan
standar yang diajukan oleh Penyedia Jasa, maka Penyedia Jasa
harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan untuk
mendapat persetujuan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum
Direksi Pekerjaan menetapkan setuju atau tidak terhadap pekerjaan
yang akan dilaksanakan.

7
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

Standar satuan ukuran yang dipergunakan pada dasarnya MKS,


sedangkan penggunaan standar satuan lain dapat dipergunakan
sepanjang hal tersebut tidak dapatdielakkan dan dapat
dipertanggung jawabkan.

A.3.7.3. Bahan dan Perlengkapan Yang Harus Disediakan Oleh


Penyedia Jasa

a. Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan dan perlengkapan
yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang tercantum
dalam kontrak, semua bahan dan perlengkapan yang merupakan
bagian dari pekerjaan harus baru dan sesuai dengan standar
yang diberikan dalam spesifikasi atau standard dalam Spesifikasi
Umum. Bila Penyedia Jasa dalam mengusulkan penyediaan bahan
dan perlengkapan tidak sesuai dengan suatu standar seperti
tersebut diatas, Penyedia Jasa harus segera memberitahukan
kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi.

b. Perlengkapan konstruksi
Penyedia Jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan
konstruksi yang diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang
cukup. Apabila Direksi memandang belum sesuai dengan kontrak,
maka Penyedia Jasa harus segera memenuhi kekurangannya,
dalam penyediaan semua perlengkapan dan peralatan harus
lengkap dengan spare partnya yang cukup dan memeliharanya agar
pekerjaan dapat dikerjakan dengan lancer dan baik.

c. Bahan Pengganti
Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila
bahan tersebut tidak tersedia dipasaran maka dapat digunakan
bahan pengganti dengan mendapa tijin tertulis dari Direksi. Harga
satuan dalam volume pekerjaan tidak akan disesuaikan dengan
adanya pertambahan harga antara bahan yang ditentukan dengan
bahan pengganti.

d. Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan


Perlengkapan dan yang disediakan oleh Penyedia Jasa akan
dilakukan pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak
pada salah satu atau lebih tepat ditentukan Direksi.
a) Tempat produksi dan pembuatan
b) Tempat pengapalan
c) Lapangan / Lokasi Proyek
Penyedia Jasa supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut
perlengkapan dan bahan kepada Pengguna Jasa sesuai yang
dimintanya untuk tujuan pemeriksaan, tetapi tidak mengurangi
tanggung jawab Penyedia Jasa untuk menyediakan perlengkapan
dan bahan sesuai dengan Spesifikasi.

8
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

e. Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus disediakan oleh


Penyedia Jasa
Penyedia Jasa supaya menyerahkan kepada Direksi tigaset
spesifikasi yang lengkap, brosur dan data bahan dan perlengkapan
untuk mendapat persetujuan,dan harus disediakan sesuai dengan
kontrak dalam waktu 30 (tiga puluh) hari dari sejak penerimaan
Surat Perintah Kerja. Persetujuan dari spesifikasi, brosur dan data
bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia Jasa dari
tanggung jawabnya dalam hubungannya dengan kontrak.

A.3.7.4. Pengukuran Untuk Pembayaran

Penyedia Jasa bersama-sama dengan Direksi dalam


pemeriksaan setting-out dan dalam melaksanakan pengukuran
untuk mengetahui secara pasti kemajuan pekerjaan yang diperlukan
dalam proses pembayaran. Setting out/pengukuran harus diperiksa
dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Dalam pemasangan patok
yang cukup, tiang, pinggir yang lurus, penyangga, cetakan profil dan
lain-lain yang perlu untuk pemeriksaan setting out dan pengukuran
kemajuan pekerjaan harus sesuai dengan petunjuk Direksi.
Semua biaya untuk bahan dan buruh untuk maksud tersebut
diatas merupakan beban Penyedia Jasa karena tidak adamata
pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat
dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan
sebelumnya oleh Penyedia Jasa yangsudah termasuk dalam harga
penawaran yang dikontrakkan.

A.3.7.5. Pekerjaan Sementara

a. Umum
Penyedia Jasa akan bertanggung jawab terhadap perencanaan,
spesifikasi, pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan
sementara untukpelaksanaan pekerjaan sebaik-baiknya. Detail dari
pekerjaan sementara dimana Penyedia Jasa bermaksud untuk
melaksanakan pekerjaan dilapangan, pertama-tama diserahkan
kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sesuai dengan
prosedur dalam Spesifikasi Umum. Apabila Penyedia Jasa
bermaksud mengajukan alternatif untuk pekerjaan sementara
diluar daerah lapangan / kerja seperti ditunjukkan pada gambar
kerja, semua biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan
termasuk pembebasan tanah, sewa tanah dan sebagainya,
ditanggung oleh Penyedia Jasa dan semua biaya yang mungkin
timbul sudah termasuk pada uraian pekerjaan pada daftar volume
pekerjaan yang dikontrakkan. Keterlambatan tidak akan
meringankan Penyedia Jasa terhadap tanggung jawab untuk
memenuhi ketentuan dalam Kontrak. Dalam hal tersebut tidak
diberikan perpanjangan waktu bila terjadi keterlambatan dan akan
mendapat sanksi sesuai dengan peraturan yang diberlakukan.

9
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

b. Lapangan Kerja
Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar kerja yang digunakan
untuk pelaksanaan pekerjaan, dijamin oleh Pengguna Jasa dan
bebas dari biaya pembebasan tanah. Penyedia Jasa sedapat
mungkin melaksanakan pekerjaan sementara pada tanah seperti
pada gambar kerja atau seperti petunjuk Direksi. Penyedia Jasa
hendaknya membatasi kegiatan peralatan dan anak buahnya pada
tanah yang sudah diijinkan/disediakan, termasuk masuk yang
disetujui Direksi sehingga mengurangi kerusakan tanaman /
pemilikan lahan dan kerusakan tanah. Bekas yang dilalui kendaraan
supaya diperbaiki. Sebelum diterimanya pekerjaan oleh Pemberi
Tugas tanah harus dikembalikan kekeadaan setidaknya seperti
semula.
Penyedia Jasa bertanggung jawab langsung kepada Pemberi
Tugas untuk semua kerusakan misalnya kerusakan tanaman atau
tanah hasil galian baik milik PemberiTugas atau orang lain.
Penyedia Jasa mengganti kerugian terhadap semua kehilangan dan
tuntutan karena kerusakan tersebut akibat kelalaian Penyedia
Jasa dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan
dalam Kontrak.

c. Pengalihan Sementara
Penyedia Jasa tidak diperbolehkan mengganggu sistim pengairan
yang ada baikpermanen atau semi permanen selama pelaksanaan
pekerjaan. Direksi akan meminta Penyedia Jasa untuk
mengerjakan pekerjaan pengalihan aliran sementara pada saluran
irigasi yang ada sebelum melaksanakan pekerjaan saluran serta
bangunan yang berhubungan. Penyedia Jasa supaya menyerahkan
rencana pengalihan sementara untuk mendapatkan persetujuan
Direksi. Setelah rencana itu disetujui / diubah atas petunjuk Direksi
pelaksanaan pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai dengan
rencana yang telah disetujui.
Biaya untuk pembuatan rencana pengalihan sementara hanya
untuk pekerjaan Bendung dan supaya dicantumkan dalam volume
pekerjaan sesuai dengan kemajuan pekerjaan dan perintah Direksi
yang akan dimasukkan kedalam butir / mata pembayaran pekerjaan
Dewatering adalah Lump Sump (Ls) seperti yang telah termasuk
dalam kontrak pekerjaan atau jika ditentukan lain oleh Direksi.
Sedangkan pengalihan sementara atau kistdam-kistdam pada
pekerjaan jaringan/saluran irigasi dan pembuang tidak ada mata
pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan
akibat dari kegiatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan
sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga
penawaran yang dikontrakkan.

A.3.7.6. Kantor Penyedia Jasa, Gudang, Bengkel, Pemondokan Buruh,


Dsb

Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara mengerjakan dan


memindahkan bangunan sementara lainnya setelah selesai
pekerjaan dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh

10
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

Penyedia Jasa untuk mengembalikan lokasi bangunan-bangunan


sementara setidaknya seperti semula sehingga tidak menimbulkan
permasalahan lingkungan dan kenyamanan. Penyedia Jasa supaya
menyerahkan rancangan tempatkerja dan bangunan sementara
secara umum kepada Direksi untuk mendapat persetujuan pada
waktu yang ditetapkan. Pelaksanaan pekerjaan tidak boleh dimulai
sebelum mendapat persetujuan Direksi.
Perkampungan staf Penyedia Jasa dan pemondokan buruh harus
dilengkapi dengan semua pelayanan yang perlu seperti saluran
pembuang, penerangan jalan, air bersih, MCK, gang, tempat
parkir, pemagaran, kesehatan, ruang masak, pencegahan
kebakaran dan peralatan pencegahan api sesuai dengan batas
yang ditentukan dalam kontrak. Penyedia Jasa supaya juga
melengkapi keperluan air bersih dan penerangan yang cukup
untuk kantor Penyedia Jasa, perkampungan stafnya, pemondokan
buruh, bengkel dan tempat lainnya didaerah kerja.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau
tambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah
diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah
termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

A.3.7.7. Pekerjaan Pengeringan Selama Pelaksanaan

Pembuangan genangan air dilakukan selama pelaksanaan


pekerjaan seperti kisdam, saluran, drainase dari genangan atau
bangunan sementara yang lain. Pada saat pembuangan air
dilaksanakan. Penyedia Jasa harus memasang, mengerjakan,
mengoperasikan dan memelihara semua pipa, pompa dan
peralatan lain yang diperlukan untuk membuang air bermacam-
macam pekerjaan dan untuk memelihara dasar pondasi serta
bagian pekerjaan yang lain agar bebas dari air dan pekerjaan
konstruksi sesuai dengan syarat-syarat. Penyedia Jasa
bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan akibat
banjir/luapan air atau kegagalan pembuangan air atau pekerjaan
pangamanan atas biaya Penyedia Jasa.
Semua sistim pengeringan sementara seperti kisdam, tanggul-
tanggul atau pembuangan air sementara yang lain harus segera
dibongkar atau diratakan pada saat pekerjaan telah selesai atau jika
ditentukan lain sehingga kelihatan baik dan tidak mengganggu
kelancaran pekerjaan saluran dan bangunan - bangunan yang
berhubungan dengan pembuangan atau parit alam, dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan. Cara pembuangan air yang dilakukan oleh
Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Direksi, kecuali lebih
jauh sebagaimana disetujui atau diijinkan oleh Direksi untuk
pekerjaan pembuangan air tidakakan mengganggu jalanannya air
yang dibutuhkan untuk pengairan yang ada baik permanen atau
semipermanen selama masih diperlukan.
Apabila pelaksanaan pekerjaan berada dibawah muka air tanah, air
tersebut supaya dipompa dahulu sebelum dilakukan penggalian.
Pembuangan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat
dipelihara kestabilan dari dasar dan sisi miring yang digali sehingga

11
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

semua pelaksanaan konstruksi dikerjakan pada keadaan kering.


Apabila diadakan pengeringan saluran irigasi yang ada maka
Penyedia Jasa harus mengajukan jadual waktu dan periode
pengeringan kepada Direksi untuk dibahas dengan Instansi
terkait/ketua masyarakat sehingga mendapatkan persetujuan
bersama dari pihak-pihak yang berwenang. Penyedia Jasa tidak
diperkenankan menutup aliran air sebelum ada jadual pengeringan
yang telah disetujui bersama.
Tidak ada mata pembayaran / pembayaran khusus atau
tambahan akibat dari kegiatan ini dan segala resikonya sudah
diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah
termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

A.3.7.8. Keamanan

Penyedia Jasa atas biaya Penyedia Jasa, harus bertanggung jawab


terhadap segi keamanan dan menyerahkan tertib peraturan dan
organisasi untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Tidak ada
pembayaran tambahan dalam hal ini semua biaya sudah
termasuk dalam harga Kontrak bersangkutan maupun Direksi.
Sistim pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan
program yang disetujui dan berpegang pada hukum/peraturan yang
berlaku di Indonesia.

A.3.7.9. Penanganan Bahan-Bahan Mudah Terbakar

Penyedia Jasa hendaknya membuat peraturan untuk mengangkut


dan menyimpan / mengendalikan bahan-bahan mudah terbakar
seaman mungkin untuk melindungi masyarakat sesuai dengan
hukum dan peraturan keamanan yang berlaku. Penyedia Jasa
harus memiliki semua Surat Keterangan yang diperlukan, koordinasi
dengan pejabat yang berwewenang, membayar semua biaya yang
diperlukan untuk pemindahan/penyimpanan bahan - bahan mudah
terbakar dari suatu tempat ketempat lainnya.
Penyedia Jasa supaya menyediakan dan memasang rambu tanda
bahaya yang cukup dan memberikan peringatan kepada
masyarakat mengenai bahaya yang mungkin timbul sehubungan
dengan bahan-bahan mudah terbakar.
Tempat gudang bahan-bahan mudah terbakar harus disetujui oleh
Direksi. Gasolin diatas tanahdan tangki gas minyak tanah tidak
diperbolehkan diletakkan pada batas perkampungan atau lebih
dekat 100 m dari bangunan yang ada di lapangan.

A.3.7.10. Pencegahan Kebakaran

Penyedia Jasa harus melakukan pencegahan dan melindungi api


yang terjadi pada atau sekitar lapangan kerja dan harus
menyediakan segala yang diperlukan/ peralatan pencegahan
kebakaran yang cukup, untuk siap digunakan pada semua
bangunan air dan bangunan gedung atau pekerjaan yang sedang
dalam pelaksanaan, termasuk perkampungan tempat tinggal,

12
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

pemondokan buruh dan bangunan gedung lainnya. Penyedia


Jasa akan memelihara peralatan dan perlengkapan pemadam
kebakaran yang dibutuhkan dalam keadaan baik sampai
pekerjaan diterima oleh Pemberi Tugas.
Penyedia Jasa akan berusaha keras untuk memadamkan
kebakaran yang terjadi di lapangan kerja,dalam hal ini Penyedia
Jasa menyediakan perlengkapan yang mutlak diperlukan dan
tenaga buruh yang dipekerjakan di lapangan termasuk peralatan
dan tenaga Sub-Penyedia Jasa.

A.3.7.11. Hari Kerja dan Jam Kerja


a. Hari kerja adalah hari kalender, Bulan adalah bulan kalender.
b. Day works adalah berbagai input pekerjaan yang
pembayarannya tergantung kepada waktu untuk kegiatan
Penyedia Jasa yang inputnya tergantung pada peralatan dan
tenaga kerja, sebagai tambahan terhadap pembayaran yang
terkait pada material dan bahan.
c. Hari - hari libur
Dalam pengaturan orang-orang yang dipekerjakannya, Penyedia
Jasa harus menghormati perayaan resmi, hari-hari libur dan
upacara keagamaan atau lainnya sesuai dengan penetapan haril
iburnasional oleh Menteri Agama dan yang ditentukan oleh
Pemerintah setempat. Penyedia Jasa harus membuat pengaturan
khusus dengan persetujuan Direksi Pekerjaan bila terjadi keadaan
yang mendesak, sehingga rencana kerja mengharuskan pekerjaan
berlangsung terus selama perayaan atau hari libur tersebut.
d. Pekerjaan malam hari atau hari Minggu
Pekerjaan permanen tidak diperbolehkan dilakukan pada malam
hari, pada hari Minggu, atau hari libur resmi tanpa ijin tertulis dari
Direksi Pekerjaan,kecuali :
a) Pekerjaan itu tidak dapat dihindari
b) Mutlak perlu demi keamanan jiwa atau harta benda atau demi
keamanan pekerjaan
c) Apabila ada ketentuan-ketentuan yang sebaliknya, tercantum
dalam Kontrak, atau
d) Sebagaimana yang selanjutnya ditetapkan disini.
Dalam hal demikian, Penyedia Jasa harus dengan segera
memberitahu Direksi Pekerjaan, dengan ketentuan bahwa Pasa lini
tidak berlaku untuk pekerjaan yang menurut kebiasaan dilakukan
secara bergilir atau dengan penggiliran ganda.

13
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

A.3.7.12. Gangguan dan Keadaan Darurat


a. Selama berlangsungnya pekerjaan, Direksi sewaktu - waktu
berwenang untuk memerintahkan secara tertulis:
a) Penyingkiran bahan dari lapangan yang menurut Direksi tidak
sesuai dengan pekerjaan/ Kontrak,
b) Penggantian bahan dengan bahan yang tepat dan sesuai,
c) Penyingkiran dan pelaksanaan ulang suatu pekerjaan atau
bagian dari padanya, yang bahan atau mutu pekerjaannya
menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak sesuai dengan
Kontrak, meskipun sebelumnya telah dilakukan pengujian,
atau telah dilakukan pembayaran angsuran, untuk pekerjaan
atau bagian pekerjaan tersebut.
Apabila dalam pengujian akhir membuktikan atau menunjukkan
adanya kesalahan

b. Dalam hal terjadikelalaian Penyedia Jasa dalam


melaksanakan hal tersebut diatas, maka Pengguna Jasa
berhak mempekerjakan orang lain untuk melaksanakan
perintah tersebut. Semua pengeluaran sebagai konsekuensinya
atau pertambahan biayan yang harus ditanggung oleh Penyedia
Jasa, dan Pemilik dapat menahan pembayaran uang yang
menjadihak Penyedia Jasa, sampai Penyedia Jasa membayar
pengeluaran tersebut.

c. Perbaikan Mendesak apabila sebagai akibat dari kecelakaan,


atau kegagalan, atau peristiwa lain yang timbul sehubungan
dengan pekerjaan, atau bagian dari pekerjaan, baik selama
pelaksanaan pekerjaan maupun selama masa Pemeliharaan,
menurut pendapat Direksi Pekerjaan, segera diperlukan
penanggulangan, atau pembuatan pekerjaan lain atau perbaikan
yang mendesak untuk pengamanan, dan Penyedia Jasa tidak
sanggup atau tidak bersedia dengan segera melaksanakan
pekerjaan atau perbaikan tersebut, Pengguna Jasa dapat
mempekerjakan atau membayar pihak ketiga atau pekerja-
pekerjanya sendiri. Apabila pekerjaan atau perbaikan itu
seharusnya dilakukan oleh Penyedia Jasa dengan biaya
Penyedia Jasa sendiri sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak,
maka semua biaya dan ongkos yang wajar sebagaimana
dikeluarkan oleh Pengguna Jasa dalam melakukan perbaikan
tersebut, jika diminta, harus dibayar kembali oleh Penyedia Jasa
kepada Pengguna Jasa, atau dapat dipotong oleh Pemilik dari
uang yang merupakan hak atau menjadi hak Penyedia Jasa.
Dengan ketentuan bahwa Direksi Pekerjaan segerase telah
terjadinya keadaan mendesak tersebut, dalam kesempatan
pertama memberitahukan perihal tersebut secara tertulis
kepada PenyediaJasa.

14
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

d. Tidak ada Tanggung Jawab Atas Resiko Khusus.


a) Penyedia Jasa tidak bertanggung-jawab atas akibat
apapun yang timbul dari resiko khusus yang dirujuk dalam
ayat Ayat b) Pasal ini, baik dengan cara pembayaran ganti
rugi atau cara lain,untuk ataumengenai:
a1) Kehancuran atau kerusakan pekerjaan, kecuali pekerjaan
yang dinyatakan salah berdasarkan ketentuan Pasal
sebelumnya (Pembersihan pekerjaan yang tidak baik dan
bahan yang memenuhi syarat) sebelum terjadinya resiko
khusu stersebut.
a2) Kehancuran atau kerusakan harta benda, baik milik
Pemilik atau milik Pihak Ketiga, atau
a3) Cedera atau meninggalnya seseorang.
b) Resiko Khusus
b1) Perang, Perang terbatas (baik perang yang dinyatakan
ataupun tidak), penyerbuan, tindakan musuh asing.
b2) Radiasi yang mengakibatkan ionisasi atau radioaktif dari
bahan bakar nuklir, limbah nuklir atau komponen nuklir lain
yang berbahaya.
b3) Gelombang tekanan yang disebabkan oleh pesawat
terbang atau alat penerbangan yang bergerak dengan
kecepatan suara atau diatas kecepatan suara.
b4) Keributan, kekacauan, huru-hara, kecuali yang semata-
mata terjadi pada pekerja Penyedia Jasa atau sub- Penyedia
Jasanya dan timbul sebagai akibat dari pelaksanaan
pekerjaan.
b5) Pemberontakan, revolusi, kebangkitan atau perebutan
kekuasaan militer atau perebutan kekuasaan atau perang
saudara.

c) Kerusakan pekerjaan dan sebagainya karena resiko khusus


apabila:
c1) Pekerjaan atau bahan atau barang lain yang
diperuntukkan menjadi bagian pekerjaan permanen, berada
di lapangan atau di dekat lapangan atau dalam
pengangkutan ke lapangan, atau
c2) Peralatan Penyedia Jasa yang dipergunakan dipekerjaan
atau penggunaannya bagi keperluan pekerjaan.
Menderita kehancuran atau kerusakan disebabkan oleh resiko
khusus tersebut, maka Penyedia Jasa berhak memperoleh
pembayaran sesuai Kontrak bagi pekerjaan permanen yang telah
dilaksanakan dengan benar, dan bagi bahan atau barang lain
yang diperuntukkan menjadi bagian pekerjaan permanen yang
hancur atau rusak karena penyebab tersebut, dan sejauh
diwajibkan oleh Direksi Pekerjaan atau yang diperlukan untuk
penyelesaian, berhak atas pembayaran untuk:
c3) Memperbaiki kehancuran atau kerusakan pekerjaan, dan
c4) Mengganti atau memperbaiki bahan atau peralatan
Penyedia Jasa tersebut

15
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

d) Proyektil, peluru, dan lain-lain.


Kehancuran, kerusakan, kecelakaan atau kehilangan jiwa yang
diakibatkan oleh peledakan atau benturan dimanapun dan
kapanpun yang terjadi akibat ranjau, bom, meriam, granat, atau
proyektil lain, peluru mesiu atau bahan peledak peperangan,
harus dianggap sebagai konsekuensi dari resiko khusus
tersebut.

e) Biaya tambahan yang timbul karena resiko khusus Pengguna


Jasa harus membayar kembali kepada Penyedia Jasa biaya
pelaksanaan pekerjaan, yang ditimbulkan oleh atau sebagai
konsekuensi dari resiko khusus,atau akibat yang bersangkut-
paut dengan resiko khusus tersebut, dengan ketentuan
sebagai berikut:
e1) Secepat mungkin setelah Penyedia Jasa mengetahui
adanya biaya tersebut, harus segera memberitahukan hal itu
kepada Direksi Pekerjaan.
e2) Harus tetap tunduk kepada ketentuan berkenaan dengan
pecah perang yang tercantum dalam ayat f) dibawah ini.

Maka setelah berkonsultasi dengan Pemilik dan Penyedia


Jasa, Direksi Pekerjaan menentukan besarnya biaya yang harus
ditambahkan kepada Harga Kontrak, kecuali jika:
e3) Penyedia Jasa berhak memperoleh pembayaran
berdasarkan ketentuan lain dalam Kontrak, dan atau
e4) Biaya tambahan yang diakibatkan oleh biaya
pembangunan kembali pekerjaan yang dinyatakan salah
berdasarkan ketentuan Pasal sebelumnya (Pembersihan
pekerjaan yang tidak baik dan bahan yang tidak memenuhi
syarat).
Direksi pekerjaan harus memberitahukan hasil perhitungan biaya
tambahan tersebut kepada Penyedia Jasa dengan tembusan
kepada Pemilik.

f) Pecah Perang
Jika selama masa berlakunya Kontrak terjadi pecah perang,
baik perang yang dinyatakan atau tidak, dibagian dunia manapun
yang nyata-nyata berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan,
baik secara financial atau lainnya, maka Penyedia Jasa harus
tetap berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikan
pelaksanaan pekerjaan, sampai Kontrak diputus berdasarkan
ketentuan dalam Pasal ini. Pemilik berhak memutus Kontrak
sewaktu-waktu setelah pecahnya perang, dengan pemberitahuan
secara tertulis kepada Penyedia Jasa. Begitu pemberitahuan
secara tertulis tersebut diberikan, maka Kontrak berakhir kecuali
mengenai hak kedua pihak berdasarkan Pasal ini dan mengenai
berlakunya Syarat Kontrak perihal Penyelesaian
Perselisihan, namun tanpa menghilangkan hak salah satu pihak,
karena tidak dipenuhinya Syarat Kontrak yang dilakukan oleh
pihak yang lain sebelumnya.

16
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

g) Penyingkiran peralatan pada waktu Kontrak diputus.


Jika Kontrak diputus sesuai dengan ketentuanayat f) di atas
Penyedia Jasa harus secepatnya menyingkirkan semua
peralatan Penyedia Jasa dari lapangan dan harus memberikan
fasilitas yang sama kepada sub-Penyedia Jasanya untuk
melakukan hal tersebut.

A.3.7.13. Lain-Lain

Pekerjaan dibawah ini merupakan pekerjaan yang menjadi


kewajiban Penyedia Jasa untuk melaksanakan atau mengerjakan:

a. Papan Tanda Proyek


a) Penyedia Jasa harus membuat, memasang dan memelihara
minimal 2 (dua) papan tanda proyek. Papan tanda proyek
harus menunjukkan dan memuat nama Pemilik Pekerjaan /
Proyek dan nama Penyedia Jasanya, judul nama proyek
disertai perkiraan jumlah hari pelaksanaan.
b) Lokasi Pemasangan ditunjukkan oleh Direksi / Engineer
Konsultan dalam jangka waktu 30 (tiga-puluh) hari sebelum mulai
pelaksanaan pekerjaan. Jika pekerjaan telah selesai dan telah
diserahterimakan, maka papan nama proyek harus dicabut oleh
Penyedia Jasa.

b. Jamuan Tamu
Jamuan tamu yang meninjau atau memeriksa pekerjaan dalam
batas yang wajar.
c. Semua pekerjaan yang telah disebutkan dalam spesifikasi,
tetapi tidak termasuk dalam daftar harga satuan pekerjaan (unit
price) dalam Daftar Kuantitas (Bill of Quantities), maka harus
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa. Pembayaran pekerjaan
hanya akan diberikan kepada jenis pekerjaan yang tercantum
didalam mata pembayaran seperti disebutkan didalam daftar
harga satuan pekerjaan yang tercantum di dalam Daftar
Kuantitas (Bill of Quantities) pekerjaan yang dikontrakkan.

d. Kontrol Kualitas.
Semua material baik tanah, agregat, semen, air dan campuran
beton yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini harus yang
mempunyai kualitas yang baik. Untuk keperluanini maka harus
dilaksanakan pengujian-pengujian. Kegiatan pengujian bisa
dilaksanakan di Laboratorium yang disetujui Direksi.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau
tambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah
diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah
termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

B. SPESIFIKASI TEKNIK
B. SPESIFIKASI TEKNIS
B.1. PEKERJAAN TANAH

17
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

B.1.1. Pembersihan

a. Semua daerah disekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan
oleh Direksi, harus dibersihkan dari segala pohon-pohon, semak-semak
sampah dan bahan lain yang mengganggu dan bahan-bahan itu harus
dibuang, kecuali bila ada ketentuan lain yang disetujui oleh Direksi.
Umumnya hanya pohon-pohon yang mengganggu bangunan yang
dimaksudkan dalam spesifikasi ini yang harus dibuang, dan ditumpuk
ditempat-tempat yang ditujuk oleh Direksi disepanjang tepi jalan atau batas
tanah. Pagar-pagar, dinding-dinding, bangunan-bangunan reruntuhan dari
tempat-tempat pekerjaan harus dibuang menurut persetujuan Direksi.
b. Kontraktor harus membongkar akar-akar, kemudian mengisi lobang dan
dipadatkan dan memindahkan dari tempat semua bahan-bahan yang timbul
akibat pembersihan lapangan.
c. Kontraktor diminta untuk memulai pembersihan jauh sebelum pekerjaan
pembangunan dimulai.
d. Pekerjaan dianggap disetujui sesudah semua bahan-bahan yang berguna
dan peralatan dikumpulkan.

e. Semua kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan dan milik umum atau


Perseorangan yang diakibatkan pekerjaan pembersihan yang dilaksanakan
oleh Kontraktor harus diperbaiki atau diganti biaya Kontraktor.

B.1.2. Stripping (Pengupasan)

Sebelum penggalian dari Borrow Pits dimulai terlebih dahulu membersihkan


dan mengupas seperlunya daerah untuk timbunan. Begitu juga pada tanggul,
sebelum penimbunan dimulai terlebih dahulu tanggul dibersihkan dan dikupas
setebal 0,15 m atau pembatasan terasering dengan ukuran 0,50 m” x 0,50 m”.

B.2. PEKERJAAN PENGGALIAN TANAH

B.2.1. Galian Pada Pondasi Bangunan

18
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

a. Dasar dari sisi galian, dimana akan didirikan bangunan harus selesai dengan
rapi menurut duga / tingkat dan dimensi yang dikehendaki Direksi. Jika
waktu penggalian material yang digali melampaui garis dan tingkat yang
telah ditentukan, galian yang melampaui batas tadi harus ditimbuni lagi
seluruhnya dengan material yang terpilih kemudian ditumbuk atau digilas
lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15 cm. Jika tanah pondasi asli
(Natural Foundation) terganggu atau longsor karena pekerjaan-pekerjaan
penggalian Kontraktor, ia harus dipadatkan dengan menumbuknya atau
menggilasnya atau jika Direksi menghendakinya ia harus dipindahkan dan
diganti dengan bahan yang terpilih yang seluruhnya harus dipadatkan.
b. Jika pada suatu tempat penggalian bangunan atau penggalian untuk
bangunan lainnya yang dikehendaki dipakai bahan yang tidak cocok, untuk
pondasi menurut ketentuan Direksi, maka Direksi akan memerintahkan
secara tertulis untuk memindahkan barang-barang yang tidak cocok tersebut
dan dipadatkan seluruhnya dengan menumbuknya atau menggilasnya lapis
demi lapis yang tebalnya tidak boleh lebih dari 15 cm.
c. Kontraktor harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa
pembangunan. Cara menjaga galian bebas dari air, pengeringan dan
pembuangan air harus dengan cara yang dapat disetujui oleh Direksi.
d. Kontraktor harus menjamin adanya peralatan yang stanby dan cukup di
lapangan setiap waktu guna menghindari terputusnya kontinuitas
pengeringan air.

B.2.2. Tanah-Tanah Longsor (Slide Material)

Tanah-tanah yang tidak dapat bertahan pada lereng-lereng seperti


ditunjukkan digambar atau yang ditentukan oleh Direksi dan material-material
yang mungkin longsor ke daerah galian, disepanjang garis galian, harus
dipindahkan oleh Kontraktor menurut cara yang disetujui, dan lereng-lereng
harus diselesaikan kembali menurut garis dan tingkat yang ditetapkan oleh
Direksi. Kontraktor mungkin diminta pula untuk menggali daerah-daerah yang
mungkin akan longsor diluar batas-batas penggalian yang diperlukan untuk
mencegah kerusakan pada pekerjaan.

19
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

B.2.3. Bahan Hasil Galian


a. Diharapkan bahwa semua bahan-bahan dari galian yang dimaksud akan
cocok untuk dipakai dalam pembangunan-pembangunan yang dikehendaki
menurut spesifikasi ini. Dimana dapat dikerjakan semua bahan-bahan harus
diletakkan dari penggalian ketempat-tempat terakhir yang telah
direncanakan kecuali jika bahan tersebut menurut perintah Direksi harus
ditempatkan ditempat penampungan sementara dan untuk kemudian harus
ditempatkan ditempat yang telah direncanakan. Sepanjang masih dapat
dikerjakan sebagaimana ditempatkan oleh Direksi semua bahan-bahan yang
telah direncanakan untuk digunakan dalam pemadatan harus diusahakan
agar kadar air cukup dengan cara menyiramnya atau cara-cara lain yang
cocok sebelum dan selama penggalian.
b. Seluruh bahan timbunan disekitar bangunan-bangunan yang berada pada
lereng-lereng, dan garis-garis batas yang telah ditentukan pembayarannya
untuk bangunan, dan berada dibawah permukaan tanah asli dinyatakan
sebagai timbunan kembali yang dipadatkan (Compacted Back Fill) dan
semua timbunan atau timbunan kembali disekitar bangunan dan diatas
permukaan tanah asli harus dikerjakan sebagai membuat tanggul yang
dipadatkan, kecuali ada ketentuan yang lain pada syarat-syarat khusus.
c. Dimana tanah yang baik dari penggalian yang ditentukan tidak mencukupi
untuk pembuatan tanggul. Penimbunan kembali dan pekerjaan tanah lainnya
yang diperlukan seperti tertera didalam gambar atau petunjuk Direksi maka
tambahan tanah yang baik dapat diambil dari daerah pengambilan yang
direncanakan seperti yang disetujui oleh Direksi.
d. Bahan hasil galian yang mengandung tonggak-tonggak, akar-akar, dan
bahan-bahan lain yang mengganggu dan bahan galian yang tidak diperlukan
untuk penimbunan kembali, penanggulangan dan bangunan lain yang
diperlukan menurut spesifikasi ini harus ditempatkan ditempat penimbunan
(Spoil Bank) yang berbatasan dengan saluran irigasi dan saluran-saluran
drainase, jalan-jalan air, muara serta pembuangan yang rembes yang
terletak pada atau diluar jalan yang diperlukan untuk ditimbuni, dan daerah-
daerah pembuangan lainnya yang direncanakan oleh Direksi.
e. Tempat penimbunan (Spoil Bank) yang berbatasan dengan tanggul-tanggul
saluran harus bersambung kecuali untuk celah-celah (Gaps) dengan selang-
selang yang pantas untuk Drainage seperti di tunjukkan pada gambar atau
petunjuk Direksi.
f. Semua tempat penimbunan dan daerah pembuangan harus diratakan dan
dimiringkan untuk keperluan pembuangan dan dirapikan menurut garis-garis
teratur yang ditunjukkan pada gambar-gambar atau menurut petunjuk-
petunjuk dari Direksi.

20
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

B.2.4. Borrow Area (Daerah Asal Bahan)


a. Bila disebutkan atau diperintahkan oleh Direksi, bahan timbunan yang
diperlukan untuk pekerjaan harus diambilkan dari borrow area yang disetujui,
setelah diuji untuk mengetahui kecocokan bahan.
b. Sebelum penggalian pada tanah tersebut, permukaannya harus dikupas dari
tanaman-tanaman termasuk akar-akarnya. Apabila diperintahkan Direksi
permukaan tanah harus dikupas sampai kedalaman 0,15 m, untuk
sementara tanah kupasan ditimbun dan ditempatkan disekitar borrow area.
c. Setelah selesai penggalian, Pemborong harus meninggalkan daerah
tersebut dalam keadaan rapi sesuai petunjuk Direksi, termasuk semua
pekerjaan tanah yang diperlukan untuk mencegah penggenangan air
didaerah tersebut. Apabila borrow area terletak pada sawah atau tanah
tegalan, tanah yang dipakai untuk timbunan tidak boleh melebihi kedalaman
0,5 m dan setelah semua penggalian selesai, daerah tersebut bisa dipakai
kembali untuk pertanian, termasuk hal-hal yang menyangkut pengairan dan
drainase dari daerah tersebut.
d. Batas borrow area minimum 20 m’ diluar batas pekerjaan tetap.
e. Kontraktor harus menggali, memuat, mengangkut, membuang, membentuk
dan memadatkan bahan-bahan timbunan tersebut sampai dengan ukuran
yang tercamtum didalam gambar.

B.2.5. Pengalian Saluran dan Pembuangannya


a. Penggalian saluran harus selesai dengan dimensi yang ada pada gambar.
b. Tanah galian dari saluran primer, sekunder, saluran pembuangan dan
saluran jalan harus ditempatkan disepanjang tanggul saluran atau jika
terdapat kelebihan galian, dan jika tidak disebutkan, harus diletakkan
ditanggul lain yang memerlukan tambahan timbunan.
c. Kelebihan galian yang tidak dibutuhkan untuk pekerjaan tanah, baik
setempat atau ditempat lain dimana volume galian dan timbunan tidak
seimbang disepanjang saluran, harus diletakkan pada tempat tanggul
buangan terpisah, diluar pekerjaan tanah permanen. Tanggul buangan ini
harus dibentuk menurut ukuran yang ditunjuk dalam gambar atau menurut
perintah Direksi dan harus dibentuk sedemikian sehingga rapi dan stabil.
Kontraktor harus menyiapkan rencana pekerjaan tanah tersebut bagi setiap
bagian dari pekerjaan dengan detail lokasi dan program penggalian dari
saluran dan membuang tanahnya sebagai timbunan tanggul.
d. Kontraktor harus mengajukan usul rencana pelaksanaan pekerjaan tanah
tersebut ini selambat-lambatnya 7 (tujuh) dari sebelum tanggul yang
dimaksud sebagai pemberitahuan kepada Direksi.
e. Untuk penggalian tanah lunak dapat digunakan alat-alat seperti spades,
hoes, buldozers dengan dihubungkan alat pembelah, serapers tanpa
dihubungkan dengan alat khusus.
f. Sedang untuk galian batu atau tanah keras dapat menggunakan alat
pembelah khusus yang dihubungkan buldozer DS atau peralatan yang
sebanding, atau yang diperlukan sesuai dengan pelaksanaan.

B.2.6. Longsoran di Talud


Pemborong harus mencoba untuk menjaga dengan sangat hati-hati dan
mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan, untuk mencegah terjadinya
longsoran bahan disamping galian dan tanggul. Dalam hal terjadinya
longsoran Pemborong harus memperbaiki semua pekerjaan tanah dan

21
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

kerusakan yang bersangkutan dan melaksanakan perubahan yang diperlukan


pada pekerjaan yang dapat disetujui Direksi.

B.2.7. Kelebihan Penggalian


Jika selokan atau saluran digali, tanggul atau berm dibentuk diluar ukuran
yang disebutkan, Pemborong harus membangun kembali sesuai spesifikasi,
atau ditentukan lain menurut petunjuk Direksi.

B.2.8. Luas Penggalian


Luasnya penggalian tanah harus diusahakan sekecil mungkin sesuai
pendapat Direksi. Penggalian dimulai pada muka tanah dengan keharusan
mengambil mengambil kelebaran yang sesuai menurut petunjuk pada gambar
atau sesuai yang ditentukan oleh Direksi, dan harus turun kebawah dan
akhirnya baru menambah luasnya.
Pembangunan saluran terbuka dan pipa selalu harus dibatasi pada panjang
yang telah mendapat persetujuan Direksi lebih dahulu secara tertulis.
Pekerjaan pada setiap panjang yang sudah disetujui, diselesaikan sampai
memuaskan Direksi sebelum pekerjaan selanjutnya dimulai.

B.3. PEKERJAAN TANGGUL

B.3.1. Tanggul
a. Tanggul-tanggul untuk saluran primer, sekunder, saluran pembuang, harus
dibentuk dengan bahan galian tanah dari saluran dan saluran pembuang bila
tersedia. Bila diperluakan tambahan tanah untuk timbunan dari hasil galian
saluran dan saluran pembuang maka harus didapat dari borrow area sesuai
dengan Pasal 2.4. (Borrow Area).
b. Tanggul untuk saluran diatas tanah asli harus dibuat rapat air, dan tidak
boleh ada tanda-tanda rembesan sesudah diisi dengan debit maksimum.
c. Tanggul tersebut diatas dan tanggul yang dipakai sebagai jalan inspeksi atau
jalan masuk harus dibentuk seperti yang telah diuraikan diatas atau dibuat
dengan cara lain yang disetujui Direksi.
d. Bahan timbunan dihampar horizontal dan ketebalan merata secara berlapis-
lapis, dan tiap lapis tidak boleh mempunyai ketebalan lebih dari 0,15 m.
e. Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin penggilas, mesin pemadat,
mesin penggetar atau cara lain yang disetujui sehingga hasil pemadatan
mencapai tidak kurang 90 % dari pemadatan kering maksimum yang
ditentukan oleh tes standar Proctor Copaction yang harus sering
dilaksanakan atas permintaan Direksi selama pelaksanaan pekerjaan.
f. Timbunan diatas tanah asli dibelakang bangunan-bangunan baru harus
dipadatkan seperti yang diuraikan diatas bagi tanggul-tanggul yang dipakai
untuk jalan inspeksi. Apabila tidak ditentukan lain didalam gambar atau atas
perintah Direksi, maka semua tanggul saluran harus mempunyai kemiringan
sesuai dengan gambar.

22
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

g. Bahan-bahan basah dari penggalian saluran, kecuali bila ditentukan oleh


Direksi bahwa tidak sesuai, akan digunakan dalam pembuatan tanggul,
tetapi bahan yang kebasahannya melebihi batas, dapat menyebabkan
adanya penolakan. Kontraktor harus merencanakan operasi-operasi
pembuatan tanggulnya dengan mempertimbangkan kemungkinan perlunya
penundaan penimbunan, penyampuran dengan bahan-bahan kering atau
prosedur-prosedur lain atau kombinasi seperti yang diperlukan untuk
memungkinkan penempatan material ditanggul yang diperinci dengan
kelebihan yang sesuai.

B.3.2. Penyiapan Tanah

a. Penggalian saluran atau saluran pembuangan yang hasilnya akan dipakai


untuk bahan timbunan harus bersih dari segala kotoran dan tumbuh-
tumbuhan termasuk akar-akarnya.
b. Sebelum mulai menimbun permukaan tanahnya harus digaruk sampai
kedalaman yang lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak
sampai kedalaman 0,15 m, dan kadar air dari tanah garukan harus selalu
dijaga baik dengan cara pengeringan alam atau pembasahan dengan alat
semprot.
c. Bila oleh karena sesuatu sebab pelaksanaan penempatan dan pemadatan
terhenti, permukaan dari timbunan harus digaruk kembali dan kadar airnya
diperiksa kembali sebelum pelaksanaan pemadatan dilanjutkan.

B.3.3. Tambahan Untuk Penurunan Tanah

Pemborong harus memperhitungkan tambahan timbunan tanggul, pengisian


guna mengatasi pemadatan sendiri (sedement) dan penurunan akibat
pemadatan tanah timbunan dari tanggul sedemikian rupa sehingga lebar dan
ukuran permukaan yang telah selesai pada akhir masa pemeliharaan harus
sesuai dengan tinggi, dan ukuran yang ditunjukkan dalam gambar atau atas
perintah Direksi.

B.3.4. Percobaan Pendahuluan Untuk Tanah Timbunan

Bahan-bahan yang diusulkan untuk timbunan, harus diuji dilaboratorium yang


telah disetujui Direksi untuk menentukan karateristik dan sifat-sifat bahannya.

B.3.5. Pemadatan Tanah Timbunan

a. Tanggul-tanggul dan timbunan-timbunan (urugan-urugan) yang


direncanakan pada gambar-gambar harus dihampar dalam lapisan setebal
15 cm. Operasi-operasi kontraktor dalam penggalian material yang
direncanakan untuk digunakan pada tanggul-tanggul atau urugan-urugan
yang dipadatkan harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga material
tersebut berada dalam keadaan baik waktu ditempatkan. Bagian dari tanggul
saluran yang pada gambar direncanakan untuk dipadatkan harus dibangun
dari material yang baik dan paling cocok untuk memberikan kekedapan
(Impermeabilitas) dan stabilitas waktu dipadatkan.

23
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

b. Sebelum dan selama operasi pemadatan berjalan, material harus


mempunyai kadar air optimum yang praktis yang diperlukan untuk maksud-
maksud pemadatan, seperti yang ditentukan oleh Direksi dan kelembaban
tersebut harus merata pada setiap lapisan. Selama dapat dilaksanakan
seperti yang ditentukan oleh Direksi material harus dibuat agar mengandung
kelembaban yang cocok ditempat penggalian. Jika kelembaban kurang dari
ukuran optimum untuk pemadatan, pemadatan tidak boleh dilanjutkan,
kecuali ada persetujuan khusus dari Direksi dan kelembaban ditambah
dengan memerciki air dan mengolahnya ditempat pemadatan.
c. Jika kelembaban melebihi dari batas maksimum yang diijinkan untuk
pemadatan pekerjaan pemadatan tidak boleh dilanjutkan, (kecuali ada
persetujuan khusus dari Direksi), sampai material tersebut harus dikeringkan
dengan mengolahnya dan mencampurnya dengan bahan-bahan yang kering
atau cara lain yang disetujui.
d. Material yang dipadatkan harus ditimbun dengan lapisan setebal tidak lebih
dari 15 cm sebelum dipadatkan dan pengamparan material tersebut harus
dibuat sedemikian rupa sehingga tanah yang dipadatkan homogen, bebas
dari kantong-kantong, dan cacat-cacat lainnya.
e. Operasi-operasi penggalian dan penempatan harus dibuat sedemikian rupa
sehingga material yang dipadatkan akan cukup bercampur / berpadu dengan
baik untuk menjamin adanya tingkatan-tingkatan pemadatan yang
sehubungan dengan kepadatannya dan stabilitasnya. Segala jenis roller
pemadat harus dilengkapi dengan batang pembersih (Cleaner Bar).

f. Untuk bagian tanggul-tanggul yang berbatasan dengan bangunan, termasuk


pipa-pipa beton, dimana pemadatan tanggul-tanggul atau urugan yang
diperlukan tidak mungkin dilakukan dengan alat penggilas untuk
mendapatkan pemadatan yang cukup, maka tanggul atau urugan harus
dipadatkan dengan mesin penumbuk (Mechanical Tamper) dengan berat
dan desain cukup untuk mencapai kepadatan yang setingkat dengan tanggul
atau urugan yang dipadatkan didekatnya. Dalam tebal lapisan-lapisan
pemadatan tanah dan kelembaban bahan-bahan tersebut yang akan
ditimbun harus seperti spesifikasi diatas pemeliharaan khusus harus
dijalankan untuk menjamin agar ada ikatan yang cukup dan tanggul-tanggul
yang akan dipadatkan didekatnya. Kontraktor harus bertanggung jawab atas
kerusakan-kerusakan bangunan yang disebabkan operasi-operasi
pemadatan bahan tanggul atau urugan yang berdampingan dengan
bangunan-bangunan lain dan harus diperbaiki atas biaya Kontraktor.
g. Pemadatan dengan tenaga manusia.
a) Material yang akan dipadatkan harus dibuat dengan lapisan-lapisan
horizontal dengan tebal tidak lebih dari 15 cm dengan alat penumbuk
dengan tangan beratnya tidak kurang dari 15 kg serta jarak jauh bebas
(Graving Fall) untuk melaksanakan pekerjaan harus 30 cm. Material harus
dipadatkan sampai kepadatan yang diinginkan tercapai. Penumbuk
tangan (Hand Tamper) boleh dibuat dari besi atau beton, sedang
penggunaan kayu atau batang kelapa tidak diijinkan.
b) Penggunaan tenaga wanita dan anak-anak dibawah umur 16 tahun tidak
diijinkan.

24
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

h. Dalam penempatan dan pemadatan urugan-urugan dari tanggul yang


berdampingan dengan pipa beton, material yang cukup harus ditumbuk
sehingga melekat erat-erat pada pipa untuk menjaga garis arah dan tingkat
yang sesuai dari pipa. Material yang ditempatkan harus menurut spesifikasi
ini dengan cara bersamaan pada kedua sisi pipa untuk mencegah adanya
penggeseran pipa-pipa selama penempatan dan pemadatan material tanah
tersebut.
i. Material pada tanggul yang dipadatkan dan urugan yang dipadatkan harus
dipadatkan sampai pada kepadatan yang kering (Dry Density) tidak kurang
dari 90 % dari dry density maksimum di laboratorium menurut Standar
Proctor Compaction Test. Jika diperlukan Direksi akan mengambil contoh-
contoh material yang sedang dipadatkan dan akan melaksanakan tes-tes
yang diperlukan untuk menentukan bahwa pemadatan sesuai dengan
maksud spesifikasi-spesifikasi ini. Kontraktor harus membantu Direksi dalam
mendapatkan contoh-contoh yang representative untuk pengujian (testing).

B.4. B E T O N

Bahan – bahan yang diperlukan:

B.4.1. Semen

Semen yang dipakai dalam pekerjaan harus semen Portland dari perusahaan
yang disetujui Direksi dan secara umum memenuhi standart nasional
Indonesia NI-B dan Pasal 6.2. NI-2.
Tipe semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan khusus jika
diperintahkan oleh Direksi. Kontraktor harus menyediakan contoh semen yang
berada di gudang lapangan atau dari pabrik yang dapat diusulkan Direksi
untuk dites. Semen lain yang menurut pendapat Direksi tidak baik, sebagian
atau seluruhnya harus ditolak dan harus memindahkan keluar daerah
pekerjaan.

B.4.2. Bahan Batuan dan Pasir

Bahan batuan untuk beton dan adukan harus memenuhi pasal 6.3. dan 6.4.
standar Nasional Indonesia NI-2 serta Pasal 11 dan 12 dari PUBI.
a. Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan lain
seperti pasir dari batu pecah akan diijinkan, apabila menurut Direksi, pasir
yang ada tidak memenuhi gradasinya.
b. Semua pasir yang akan dipakai untuk beton dengan spesifikasi ini harus
pasir alam dengan mempunyai modulus kehalusan butir antara 2 sampai 3.
c. Pasir dan kerikir harus bersih dan bebas dari gumpalan tanah bebas tanah
kosong bahan-bahan organik tanah dan lain-lain yang dapat merusak beton.
d. Bahan batuan (kerikil) harus memenuhi persyaratan bergradasi dari ukuran
nominal yang dipersyaratkan klas oleh beton yang dikehendaki.
Apabila kelas dari beton menghendaki perlawanan abrasi yang baik, maka
bahan batuan harus diambil dari lokasi setempat yang menurut perijinan
Direksi adalah terbaik. Kontraktor harus mengirim contoh material apabila
dibutuhkan oleh Direksi. Contoh dapat diambil atas perintah Direksi.
Kontraktor harus membuat percobaan dari contoh material sesuai dengan
permintaan Direksi secara rutin dan dengan frekwensi yang disetujui Direksi

25
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

serta mengirimkan kepada redaksi setiap copy laporan test. Apabila tes abrasi
dibutuhkan oleh Direksi, maka kontraktor harus melakukan tes sesuai dengan
persyaratan untuk membandingkan dengan data-data hasil tes dari beberapa
lokasi.

B.4.3. Air

Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan adukan beton harus dari
sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi Pasal 9 standart Nasional
Indonesia PUBI serta pada waktu pemakaian air harus terhindar dari bahan-
bahan yang bisa mengotorkan air yang dapat :
a. Mempengaruhi waktu permulaan dari semen yang melebihi dari 30 menit,
atau mengurangi kekuatan dari percobaan kubus lebih dari 20 %, apabila
dites sesuai standar yang diminta oleh Direksi.
b. Mencegah tercapainya kekuatan kubus percobaan yang ditentukan dalam 2
S hari untuk beton klas tertentu.
c. Menghasilkan perubahan warna atau kembang garam diatas permukaan
semua yang sedang mengeras.
d. Menunjukkan reaksi alkali pada bahan bantuan. Air harus bebas dari
hidrokarbon dan larutan bubuk dari bahan oganik. Larutan sespensi bubuk
dari bahan organik tidak boleh lebih dari 500 bagian untuk tiap juta bagian
suspensi dalam berat. Kontraktor harus mengadakan percobaan bagi air
yang diusulkannya untuk dipakai dan harus menyerahkan catatan-catatan
mengenai percobaan tersebut pada Direksi untuk persetujuannya sebelum
meletakkan pekerjaan beton percobaan yang teratur dari beton dan adukan
dalam suatu pola dan frekwensi yang disetujui oleh Direksi dan harus
memberi kepada Direksi salinan catatan dari hasil percobaan.

B.4.4. Zat Tambahan

Beton dan adukan harus dari semen, pasir, kerikir dan air sebagaimana
ditentukan. Tidak boleh ada campuran bahan-bahan lain dengan beton
adukan tanpa persetujuan Direksi. Kontraktor boleh memakai zat pelembat
untuk mempermudah persiapan pembuatan dan cara pemakaiannya harus
mendapat persetujuan Direksi.

B.4.5. Tulangan
a. Tulangan baja untuk beton harus seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar
dan memenuhi pasal 5.7. Standar Nasional Indonesia NI-2.
b. Untuk tiap-tiap pengiriman baja lunak yang diserahkan ketempat pekerjaan,
Kontraktor harus menyediakan apabila ada permintaan Direksi suatu hasil
pemeriksaan dari laboratorium. Sesuai dengan prosedur, hasil tersebut
harus disetujui oleh Direksi.
c. Untuk tiap-tiap kiriman tulangan anyaman baja yang dikirim ketempat
pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi satu kutipan
sertifikasi dari pabrik mengenai catatan-catatan pemeriksaan dan
pengujiannya yang berhubungan dengan pemuatan-pemuatan dari mana
kiriman itu dibuat.

26
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

d. Kontraktor harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan jika


dibutuhkan oleh Direksi. Tulangan pada waktu pengecoran beton harus
bersih dan bebas dari kerusakan, sisik gilingan yang lepas dan karat lepas.
Batang-batang baja yang telah menjadi bengkok, tidak boleh diluruskan,
atau dibengkokkan lagi untuk dipakai dipekerjakan tanpa persetujuan
Direksi.

B.4.6. Penyimpanan Bahan Bangunan

a. Semua semen harus dikirim ketempat pekerjaan dalam karung kertas yang
ditandai, utuh dan ditutup sepatutnya atau bungkusan lainnya yang disetujui.
Semua semen harus disimpan dalam gudang tidak terpengaruh oleh cuaca.
b. Lantai dari gudang harus dinaikkan diatas permukaan tanah untuk
mencegah pengisapan air. Penyimpanan ditempat terbuka dapat diijinkan
pada pekerjaan kecil dengan harus mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi, dalam hal mana selalu harus ditempatkan diatas tempat yang
dilindungi dengan tutup yang tahan air menurut persetujuan Direksi. Masing-
masing kiriman semen harus disimpan terpisah sedemikian, sehingga ada
jalan masuk dengan mudah untuk pemeriksaan dan pengujian.
c. Setelah disetujui Direksi penggunaan semen harus menurut urutan
pengiriman.
d. Tiap-tiap jenis bahan batuan pasir dan kerikil maupun batu merah, kapur dan
batu-batu harus disimpan dalam petak yang terpisah atau dihalaman yang
tanahnya ditutup dengan lembaran logam atau tutup lainnya yang keras dan
bersih, yang harus bisa kering sendiri dan dilindungi dari pencampuran
dengan tanah atau benda-benda lainnya yang merusak.
e. Tulangan baja harus disimpan jauh dari tanah dan diganjal untuk mencegah
perubahan bentuknya.

B.4.7. Kelas dan Mutu Beton

a. Kelas dan mutu dari bahan beton harus sesuai dengan Standar Beton
Indonesia NI-2 – P.B.I 1971, menurut tabel dibawah ini :

Tabel 1. Kelas Mutu Bahan Beton (Standar Beton Indonesia NI-2 – PBI 1971
T’bm Kategori Pengawasan Terhadap
T’bk
No. Mutu 2 S=46 Dari Bangunan Kekuatan
Kg/Cm 2 Kwalitas Agregat
Kg/Cm (Tujuan) Tekanan
Pemeriksaan Tidak ada
I BO - - Non Strukturil
dengan mata pengujian
Pemeriksaan Tidak ada
II B1 - - Strukturil
dengan teliti pengujian
Pengujian
Pengujian akan
K.125 125 200 Strukturil mendetail dng.
diadakan
analisa ayakan
Pengujian
Pengujian akan
K.175 175 250 Strukturil mendetail dng.
diadakan
analisa ayakan
Pengujian
Pengujian akan
K.225 225 300 Strukturil mendetail dng.
diadakan
analisa ayakan

27
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

Pengujian
Pengujian akan
III >K.225 >225 >300 Strukturil mendetail dng.
diadakan
analisa ayakan

T’bk = Kekuatan tekan beton karakteristik ialah kekuatan tekan, dimana


dari sejumlah besar hasil-hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya
kekuatan tekan yang kurang dari itu terbatas sampai 5 % saja.
T’b = Kekuatan tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji
(kg/cm2)
T’bm = Kekuatan tekan beton rata-rata (kg/cm2)

Menurut rumus :

N
T 'b
T ' bm  
1 N

N = Jumlah seluruh nilai hasil pemeriksaan atau jumlah seluruh benda


uji yang diperiksa yang harus diambil minimum 20 buah.
S = Deviasi standar (kg/cm2)

(T ' b' bm) 2


S
N 1
T’bk = T’bm – 1,64 s
Jika tidak ditentukan lain, yang diartikan dengan kekuatan tekan beton
senantiasa ialah kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji
kubus yang berisi 15 (+ 0,06) cm pada umur 28 hari.

B.4.8. Komposisi / Campuran Beton

28
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

a. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir kerikir / batu pecah air
seperti yang ditentukan sebelumnya, semuanya dicampur dalam
perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekuatan
yang baik / tepat.
b. Untuk beton mutu BO campuran yang biasa untuk pekerjaan non strukturil
dipakai perbandingan dari semen portland, terhadap pasir dan agregat kasar
tidak boleh kurang dari 1:3:5. Banyaknya semen untuk setiap m3 sedikitnya
harus 225 Kg.
c. Untuk beton mutu B.1 dan K 125, campuran nominal dari semen portland,
pasir kerikir / batu pecahan harus digunakan dengan perbandingan
volumenya 1:2:3 atau 1 ½ : 2 ½ . Banyaknya semen untuk tiap m3 beton
harus tidak kurang dari 275 Kg.
d. Untuk mutu K 175 dan mutu-mutu lainnya yang lebih tinggi harus dipakai
“campuran yang direncanakan” (designed mix). Campuran yang
direncanakan diketemukan dari percobaan-percobaan campuran untuk
memnuhi kekuatan karateristik yang diisyaratkan. Banyaknya semen untuk
tiap m3 beton tidak kurang dari K 325 Kg.
e. Tingkat agregat yang kasar untuk kelas II derajat K 125 dan untuk kelas III
derajat K. 175 – beton berada dalam batas yang ditentukan dalam
N.I.2.1971., dan Kontraktor harus memperoleh derajat yang patut apabila
diminta oleh Direksi dengan mengkombinir ukuran agregat yang profesional,
agar supaya diperoleh derajat yang sepatutnya.

f. Perbandingan antara bahan-bahan pembentukan beton yang dipakai untuk


berbagai pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus dipakai dari waktu ke waktu
selama berjalannya pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat
dan beton yang dihasilkan. Perbandingan campuran dan faktor air semen
yang tepat akan ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan, juga
mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan, awet dan kekuatan yang
dikehendaki dengan tidak memekai semen terlalu banyak. Faktor air semen
dari beton (tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat) tidak boleh
melampaui 0,55 (dari beratnya) untuk kelas III dan jangan melampaui 0,60
(dari beratnya) untuk kelas lain-lainnya. Pengujian dari beton akan dilakukan
oleh Direksi dan perbandingan-perbandingan campuran harus diubah jika
perlu untuk tujuan atau penghematan yang dikehendaki, kegairahan bekerja,
kepadatan, awet atau kekuatan dan Kontraktor tidak berhak atas
penambahan konpensasi disebabkan perubahan yang demikian.

B.4.9. Perlengkapan Mengaduk

Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai


ketelitian yang cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-
masing bahan pembentukan beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan
cara pengerjaannya selalu harus mendapatkan persetujuan Direksi.

29
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

B.4.10. Mengaduk
a. Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu “Batch Mixer” atau “Portable Continous Mixer” selama
sedikitnya 1 ½ menit sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam jumlah
yang penuh) ada dalam mixer. Waktu pengadukan ditambah, bila mesin
pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1,5 m3, Direksi berwenang untuk
menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan
gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan ketentuan dan
warna yang merata / seragam.
Beton harus seragam dalam komposisi dari adukan keadukan, kecuali bila
dimintakan adanya perubahan komposisi. Dalam pekerjaan mencampur
adukan beton, air harus dituangkan lebih dahulu. Pengadukan yang berlebih-
lebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan
konsistensi beton yang dikehendaki tidak diperkenankan.
b. Penyampuran dengan pencampuran tangan diperkenankan apabila pada
lokasi-lokasi tertentu sebuah portable mixer tak mungkin dipergunakan
menurut pandangan Direksi. Untuk mempermudah pencampuran ini
kontraktor akan membuat beton masing-masing dengan ketebalan tidak
kurang dari 5 cm, licin, rata dengan luas 2 m2 , dibatasi dengan perapet
setinggi 10 cm. Semua kondisi hand-mixing adalah sama seperti 5.10.1.

B.4.11. Cetakan (Bekesting)

a. Cetakan haruslah dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas-batas dan


ukuran dari beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar-gambar atau
seperti terperinci disini.

b. Cetakan untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang


dikehendaki harus digunakan bila perlu. Cetakan dapat dibuat dari logam,
lembaran, plywood, papan kayu yang dipress atau dari papan yang dipress
halus, dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan
permukaan yang sempurna seperti terperinci disini.
c. Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki pada bagian jalan
air. Cetakan untuk permukaan yang demikian dapat dibuat dari kayu ataupun
dari logam dan harus didalam segala hal benar-benar berbentuk dan
berukuran yang tetap pada tempat dan bentuknya selama pembebanan dan
berlangsungnya pekerjaan vibrasi pemadatan beton.
Usaha yang sesuai dan efektif harus dilaksanakan pada pembuatan cetakan
untuk menghindari terbentuknya pelengkungan-pelengkungan, sisi pinggiran
tersebut atau kerusakan-kerusakan permukaan beton yang telah
diselesaikan.
d. Semua cetakan yang dibangun harus teguh, alat-alat dan usaha-usaha yang
sesuai dan cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak
permukaan dari beton yang telah selesai harus tersedia. Sebelu beton dicor,
semua material untuk mempermudah melepaskan cetakan harus dipakai
hanya setelah disetujui oleh Direksi. Penggunaan minyak cetakan harus
berhati-hati agar tidak kontak dengan besi beton yang mengakibatkan
kurangnya daya lekat.

30
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

e. Semua cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya


sehingga dicegah pengembangan atau lain gerakan selama penuangan
beton. Mereka dapat dicegah selama pengecoran beton pada pilar-pilar
beton (concrete piers), kaki-kaki logam (metal pedestral) atau dengan cara-
cara lain yang disetujui. Penyangga cetakan (perancah) harus bersandar
pada fondasi yang baik sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan
cetakan selama pelaksanaan.

B.4.12. Pengecoran

a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan
beton, pemasangan instalasi yang harus ditanam, penyekangan dan
pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan
dengan pengecoran yang telah disetujui oleh Direksi.
b. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan cetakan pada tempat
pengecoran beton, lantai kerja harus bersih dari air yang menggenang,
reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan-permukaan dengan bahan-bahan
yang menyerap dengan rata hingga kelembaban (air) dari beton yang baru
dicor tidak akan diserap.
c. Permukaan-permukaan beton yang lebih dahulu dicor pada mana beton baru
akan dicor, permukaan lama telah begitu mengeras sehingga beton baru
tidak akan berpadu dengan sempurna, ditentukan disini, sebagai
“construction joints” (hubungan konstruksi / pelaksana). Permukaan
construction joints harus bersih dan lembab ketika ditutup dengan beton baru
atau adukan.

d. Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, beton-beton yang


mengelupas atau rusak, bahan-bahan asing yang menutupinya. Permukaan-
permukaan construction joints harus dibersihkan dengan cara-cara yang
disetujui dan kemudian dicuci seluruhnya dengan penyemprotan air dengan
tekanan udara segera sebelum pengecoran beton baru. Pembersihan dan
pencucian harus dilaksanakan pada kesempatan terakhir dari pengecoran
beton. Semua genangan-genangan air harus dibuang dari permukaan
construction joints sebelum beton baru dicor.
e. Semua kontruction joints atau expansion joints seperti ditunjukkan pada
gambar harus dibersihkan seluruhnya dari kelebihan-kelebihan beton atau
material dengan menggaruk atau cara lain yang disetujui Direksi.
f. Alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat
dibawa ketempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan
yang menyebabkan perubahan nilai slump.
g. Beton dicor hanya pada waktu Direksi atau wakilnya yang ditunjuk serta
pengawas Kontraktor yang setaraf ada ditempat kerja. Setelah permukaan
disiapkan baik-baik, permukaan-permukaan construction joints dimana beton
baru akan dicorkan harus dilapisi denga penutup yang terbuat dari adukan
semen (air semen) atau ditutup dengan lapisan spesi / mortel harus
memunyai perbandingan semen dan pasir seperti campuran beton yang
bersangkutan kecuali ditentukan lain, demikian juga komposisinya.

31
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

h. Adukan harus dihamparkan merata dan harus rata juga pada permukaan
yang tidak beraturan. Beton harus segera dicor saat adukan yang masih
baru (fresh). Dalam pengecoran beton pada construction joints yang telah
dibentuk, penjagaan khusus harus dijalankan untuk menjamin agar beton
yang baru menjadi rapat betul dengan permukaan joints (sambungan)
dengan pembobokan memakai alat-alat yang cocok.
i. Pencampuran / penumbukan kembali beton tidak diperkenankan. Beton
sudah mengeras dalam hal mana pengecoran yang tepat dibayar untuk
dituang / dicor harus diusahakan agar pengangkutannya ketempat posisi
terakhir sependek mungkin. Sehingga pada waktu pengecoran tidak
mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya.
j. Kecuali ada penyetopan / pemotongan oleh hubungan (joints), semua
penuangan beton harus selalu kira-kira berlapis-lapis horizontal dan
umumnya tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Direksi mempunyai hak untuk
mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan-lapisan
50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi ini. Semua pertemuan / sambungan
dan hubungan konstruksi dengan permukaan beton, harus dibuat menerus
dan rata atau tegak jika tidak ditentukan didalam kontrak, jumlah dan lokasi
dari hubungan konstruksi harus dimintakan persetujuan Direksi.
k. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama
sedemikian sehingga spesi / mortel terpisah dari agregat kasar.
l. Ember-ember beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat
pada slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran pada mana
mekanisme pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sekitnya 0,035 m3
sekali tuang. Ember beton harus mudah untuk diangkat / diletakkan dengan
alat-alat lainnya dimana diperlukan, terutama bagi lokasi-lokasi yang
terbatas.

m. Keadaan construction joints harus mendekati horizontal jika tidak ada


ketentuan lain dari yang ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh
Direksi.
n. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan yang mungkin
sehingga ia bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat
pada semua permukaan-permukaan dari cetakan dan material yang
diletakkan. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala, alat
penggetar (vibrator) harus mengenai bagian atas dari lapisan yang terletak
dibawah. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type
immersion teroperasi dengan kecepatan paling sedikit 7000 putaran
permenit.

B.4.13. Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan

32
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus dikerjakan


dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Segera
sesudah cetakan-cetakan dibuang, permukaan beton harus diperiksa
dengan hati-hati. Permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus segera
diperbaiki sampai disetujui Direksi.
b. Umumnya diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan dibuka
untuk dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping
lainnya; tujuh hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran serta 14 hari
untuk dek-dek jembatan.

B.4.14. Perawatan (Curing)

a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan disini.
Direksi berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus
digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
b. Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus (segera
sesudah beton cukup keras untuk mencegah kerusakan) dengan cara
menutupnya dengan bahan yang dibahasahi air atau dengan pipa-pipa
berlubang-lubang, penyiram mekanis, atau cara-cara yang disetujui yang
akan menjaga agar permukaan selalu basah. Air yang digunakan dalam
perawatan (curing) harus memenuhi maksud-maksud spesifikasi-spesifikasi
air untuk campuran beton.

B.4.15. Perlindungan (Protection)

Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan


sebelum penerimaan terakhir oleh Direksi. Permukaan beton yang terbuka
kecuali permukaan-permukaan yang tertutup oleh white pigmentod sealing
compund, harus dilindungi terhadap sinar-sinar matahari yang langsung paling
sedikit 3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan semacam itu harus dibuat
effective dan dapat dilaksanakan sesudah pengecoran beton tanpa cetakan
atau sesudah pembukaan cetakan-cetakan.

B.4.16. Penyelesaian-penyelesaian dan Penyempurnaan

33
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

a. Penyempurnaan-penyempurnaan beton harus dilaksanakan oleh tukang


yang ahli dan disaksikan oleh Direksi. Permukaan-permukaan beton akan
diuji / dites oleh Direksi dimana perlu untuk menentukan apakah ketidak
teraturan permukaan berada dalam batas-batas yang ditentukan disini.
Ketidak teraturan digolongkan sebagai sekonyong-konyong (abrupt) atau
lambat laun (gadual).
b. Offiset yang disebabkan oleh pemindahan atau penempatan cetakan yang
salah yang membentuk garis-garis, yang disebabkan mata kayu lepas pada
cetakan atau kerusakan lain dari kayu, akan dianggap sebagai ketidak
teraturan yang sekonyong-konyong (abrupt) dan akan diuji dengan
menggunakan pengukuran langsung. Semua ketidak teraturan lainnya dapat
dianggap sebagai ketidak teraturan yang gradual dan akan diperiksa dengan
menggunakan template, terdiri dari alat dengan pinggiran yang lurus atau
melengkung untuk permukaan yang melengkung. Panjang template tersebut
harus 1,5 m untuk pengujian permukaan hasil cetakan dan 3 m untuk
permukaan yang tidak pakai cetakanl. Sebelum menyerahkan pekerjaannya,
Kontraktor harus membersihkan semua permukaan yang terbuka dari kerak-
kerak dan karat yang tidak nampak kecuali bila ditentukan secara lain.
c. Permukaan dalam yang tidak bercetakan harus dibuat miring untuk drainage
seperti ditunjukkan pada gambar-gambar atau sebagaimana diperintahkan
oleh Direksi. Bila tidak ditentukan secara lain tingkat-tingkat penyelesaian
untuk permukaan yang tidak bercetakan adalah sebagai berikut :
a) Permukaan yang tidak bercetakan yang akan ditutup dengan urugan
(backfill) atau dengan beton harus diselesaikan dengan meratakannya
secara memuaskan dan penambalan untuk menghasilkan permukaan
yang sama.
b) Penyelesaian dengan sendok baja yang keras (hard steel trowel), harus
dipakai terhadap permukaan yang tidak bercetakan yang terbuka atau
mudah terkena air yang mengalir, kecuali permukaan dek jembatan yang
akan menjadi jalan lalu lintas orang-orang berjalan kaki atau kendaraan
barus diselesaikan dengan memakai tangan atau perlengkapan yang
digerakkan dengan mesin.
Peralatan dan troweling harus dimulai segera sesudah permukaan yang
diratakan telah cukup keras menghasilkan permukaan yang bebas dari
bekas-bekas plesteran dan harus sama dalam susunannya. Ketidak rataan
pada permukaan, diukur menurut pasal 5.16.1. tidak diperkenankan lebih
dari 6 mm untuk ketidak rataan yang gradual dan bekas-bekas pahatan atau
ketidak rataan yang sekonyong-konyong.

B.4.17. Perbaikan Permukaan Beton

a. Bila sudah permukaan cetakan ada beton yang tidak menurut gambar atau
ternyata ada permukaan yang rusak atau keluar dari garis sesuai dengan
spesifikasi ini, harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas bebannya
sendiri kecuali bila Direksi memberikan ijinnya untuk menambal tempat yang
rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang telah
tercantum dalam pasal-pasal berikut.

34
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang


terdiri dari sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lobang-lobang karena
kropos, lubang-lubang baut, ketidak rataan oleh pengaruh sambungan-
sambungan cetakan dan bergeraknya cetakan. Ketidak rataan dan bengkok
harus dibuang dengan pemahat atau dengan alat lain dan seterusnya
digosok dengan batu gurinda. Semua lubang harus terus menerus dibasahi
selama 24 jam sebelum dicor, dan seterusnya disempurnakan.
c. Jika menurut pendapat Direksi hal-hal yang tidak sempurna pada bagian
bangunan-bangunan yang akan terlihat sedemikian, sehingga dengan
penambahan saja akan menghasilkan sebuah dinding yang tidak
memuaskan kelihatannya, Kontraktor diwajibkan untuk menutupi saluran
dinding (dengan spesi plesteran) demikian juga dinding yang berbatasan
(yang bersambungan), sesuai dengan instruksi dari Direksi.
d. Cacat lubang-lubang baut angker dan tempat cukilan dari sarang kerikil yang
akan diperbaiki, harus diisi dengan spesi / mortel tambalan yang kering yang
disusun dari satu bagian semen portland dengan dua bagian pasir beton
bersama dengan bahan pengisi yang susut, yang disetujui oleh Direksi,
dalam jumlah yang diperinci oleh pabrik dan dengan air yang cukup
sehingga sesudah bahan-bahan spesi dicampur akan melekat sama lain dan
apabila diremas-remas menjadi bola dan ditekan dengan tangan tidak akan
mengeluarkan air. Spesi penambal harus dikerjakan dengan lapisan-lapisan
yang tipis dan selalu dipadatkan dengan alat yang cocok. Ketelitian
diharapkan pada pengisian baut-baut angker dan lubang-lubang pipa hingga
selurunya dapat diisi penuh dengan spesi yang padat.

B.4.18. Pengujian Beton

a. Kontraktor harus melakukan tes beton sesuai prosedur yang diisyaratkan


oleh Direksi.
b. Bila pengecoran beton untuk bangunan permanen, pemborong harus
melaksanakan “slump test” pada waktu mulai menuangkan beton. Slump test
harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur standar. Kecuali diperintahkan
lain, slump harus lebih dari 50 mm dan tidak boleh lebih dari 100 mm.
c. Percobaan beton, dari bahan batu yang diatur pada pasal 5.2. dan
kandungan air harus dilakukan sesuai dengan prosedur standar dan atas
persetujuan Direksi. Khususnya kubus beton yang dibentuk dalam cetakan
tidak kurang dari 150 mm kubus. Paling sedikit 6 kubus dibuat dari masing-
masing pengecoran untuk diuji, 3 kubus diuji sesudah 7 hari dan 3 kubus
sesudah 21 hari.
d. Kontraktor harus membuat catatan-catatan untuk tidap pengujian, yang
memberikan keterangan secukupnya. Kontraktor harus membuat catatan
dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi dalam rangkap tiga, dan
menyerahkan kepada Direksi tidak lebih dari 3 hari sesudah tiap percobaan
selesai dilaksanakan.

35
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

B.4.19. Mengawasi dan Mencampur Bahan

a. Kontraktor harus membuat secara akurat perbandingan dari beton berdasar


ukuran volume.
b. Air harus ditambah pada bahan batuan, pasir dan semen didalam mesin
pengaduk mekanis, banyaknya harus menurut jumlah paling kecil yang
diperlukan untuk memperoleh pemadatan penuh. Alat pengukur air harus
dapat menunjukkan secara akurat volume yang diminta dan harus didesign
sedemikian rupa sehingga supply air akan secara otomatis berhenti kalau
jumlah air yang dikehendaki sudah disalurkan kedalam alat pencampur
beton. Dan kemudian bahan-bahan beton harus benar-benar tercampur.
c. Beton pencampur hanya boleh digunakan dengan mendapat persetujuan
Direksi lebih dahulu. Apabila pencampuran beton klas D diijinkan dilakukan
dengan tangan, maka semen, bahan bantuan dan pasir harus dicampur
diatas lantai kayu yang rapat.
d. Bahan-bahan harus dibalikkan paling sedikit 2 kali dalam keadaan yang
kering, dan paling sedikit 3 kali sesudah air telah dicampurkan, sampai
campuran beton mencapai warna dan kekentalan yang sama. Kontraktor
harus merencanakan tempat dari alat pencampur dan tempat bahan-bahan
untuk memberi ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus diserahkan untuk
mendapat persetujuan Direksi, sebelum alat pencampur dan bahan-bahan
diletakkan.

B.4.20. Mengangkat, Menempatkan dan Memadatkan Beton

a. Beton harus dibawa sedemikian rupa sehingga sampai ditempat penuangan,


ia masih mempunyai mutu yang ditentukan dan kekentalan yang dibenarkan,
tak ada terjadi penambahan atau pengurangan apapun sejak ia
meninggalkan tempat adukan.
b. Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi atas pengaturan yang
diusulkannya sebelum pekerjaan pembetonan dimulai.
c. Beton tidak diijinkan untuk dijatuhkan atau digelincirkan secara tidak
terkendali dari ketinggian lebih dari 1,5 m tanpa harus diaduk lagi.
Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ketempat
sambungan cor yang disediakan sebelum permulaan pembetonan.
d. Kontraktor harus memperhatikan pemadatan dari beton sebagai pekerjaan
yang besar yang penting dengan tujuan untuk menghasilkan beton rapat air
dengan kepadatan tersebar. Pemadatan harus dibantu dengan
mengakibatkan bergeraknya tulangan dan acuan. Jumlah dan jenis alat
getar yang tersedia untuk dipakai pada setiap masa pembetonan, harus
dengan persetujuan Direksi.

B.4.21. Sambungan Men”cor” Beton

a. Penjelasan dan kedudukan dari tempat sambungan-sambungan cor harus


diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan pekerjaan
berlangsung.

36
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

b. Tempat sambungan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga dari


penyusutan dan suhu dapat diperkecil. Dimana pekerjaan beton memanjang
atau meluas dan jika menurut pendapat Direksi mungkin dilaksanakan, maka
Kontraktor harus mengatur rencana pelaksanaan sedemikian rupa, sehingga
beton sudah mempunyai umur 4 minggu sebelum beton baru diletakkan
terhadapnya.
c. Sambungan cor harus rapat air, dan harus dibentuk dalam garis-garis lurus
dengan acuan yang kaku tegak lurus pada garis tegangan pokok dan sejauh
mungkin dapat dilaksanakan pada tempat gaya lintang yang terkecil. Itu
harus disetujui oleh Direksi. Sebelum beton yang baru dicor disamping beton
sudah mengeras, beton yang lama harus dibersihkan dari batu-batuan diatas
seluruh penampangnya dan meninggalkan permukaan kasar tak teratur
serta bebas dari buih semen.
d. Ukuran vertikal dari beton yang dituangkan pada saat hari pelaksanaan
harus tidak lebih dari 1,5 m dan ukuran mendatar harus tidak lebih dari 7 m
tanpa mendapat persetujuan lebih dahulu dari Direksi.

B.5. TULANGAN BAJA

B.5.1. Daftar Bengkokan

a. Kontraktor harus menentukan sendiri dari penjelasan yang diberikan dalam


gambar-gambar dan spesifikasi, kebutuhan-kebutuhan akan tulangan baja
yang tepat untuk dipakai dalam pekerjaan. Daftar bengkokan yang mungkin
diberikan oleh Direksi kepada Kontraktor ketelitiannya harus dicheck sendiri
oleh Kontraktor.
b. Tulangan baja harus dipotong dari batang-batang yang lurus, yang bebas
dari belitan dan bengkokan atau kerusakan lainnya dan dibengkokan dalam
keadaan dingin oleh tukang yang berpengalaman. Batang-batang dengan
garis tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokan di mesin pembengkokan
yang yang direncanakan untuk itu dan disetujui oleh Direksi. Ukuran
pembengkokan harus sesuai dengan Pasal 8 Standar Nasional Indonesia
NI-2 kecuali jika ditentukan atau diperintahkan lain oleh Direksi.

B.5.2. Pemasangan

a. Kontraktor harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat


pada tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar dan harus
ada jaminan bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukan itu pada waktu
pengecoran beton. Pengelasan tempel harus ada persetujuan Direksi lebih
dahulu untuk diijinkan memasang dengan tepat pada pengelasan lainnya.
Pengokoh, ganjal dan tali pengikat harus atas persetujuan Direksi. Ganjal
harus dibuat dari beton yang dicor. Ganjal dari besi, jepit dan kawat pengikat
harus berkwalitas sama dengan bahan tulangan beton dan tebal selimut
harus dibuat sesuai dengan spesifikasi.

37
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

B.6. SAMBUNGAN GERAK

B.6.1. Penahanan Air (Water Stops)

Kontraktor harus menyediakan dan memasang penahanan air pada semua


tempat sambungan gerak pada bagian yang memerlukan atau tercantum
seperti didalam gambar. Sambungan tersebut harus kedap air. Apabila tidak
diminta lain, penahan air (water stops) dibuat dari karet seperti tercantum
dalam gambar dan dijelaskan dalam “Daftar Banyaknya Pekerjaan”.
Penahanan air diatas harus didapatkan dari pabrik yang disetujui Direksi dan
harus disimpan dan dipasang sesuai petunjuk dari pabrik. Penahanan air
diatas harus dicetak sampai kepanjangan yang memungkinkan dan lengkap
dengan bagian yang membentuk sudut persilangan, dan harus dibuat untuk
keperluan bangunan-bangunan dibawah air secara menerus atau seperti yang
tercantum didalam gambar. Usul dari Kontraktor untuk menyambung penahan
air di lapangan harus disetujui Direksi lebih dahulu, dan semua sambungan
harus rapat.
Ukuran minimum dan bentuk dari penahan seperti daftar tersebut dibawah ini
:

Tabel 2. Ukuran minimum dan bentuk dari penahan


Diameter Diameter Diameter
Bahan Lebar Tebal Lingkaran Lingkaran Lubang
Ujung Tengah Tengah
mm mm mm mm mm mm
Karet 225 9,5 25 38 19
150 9,5 19 - -

Pada bagian ujungnya karet penahan air harus mempunyai potongan


lingkaran. Karet penahan air harus selalu dijaga pada kedudukan seperti
tercantum pada gambar dan harus dilindungi dari kerusakan akibat kena
panas selama pemasangannya. Papan acuan pada kedua ujungnyaa harus
dibentuk sedemikian hingga menggambarkan potongan dari penahan airnya.
Pada pengecoran betonnya harus dirapatkan dengan hati-hati dan seksama
sehingga tidak ada lobang-lobang yang terjadi. Kontraktor harus menyediakan
hasil pengujian yang dikirim ke lapangan dan apabila diminta oleh Direksi
harus mengadakan percobaan uji terhadap penahan air tersebut untuk
mendapatkan keyakinan akan mutu barang tersebut.

B.6.2. Karet Penahan Air

Karet untuk penahan air harus memenuhi persyara-tan-persyaratan dibawah


ini apabila bahannya dicoba menurut percobaan yang dinyatakan pada SNI
atau spesifikasi lain yang disetujui oleh Direksi.
Kuat tarik minimum 2 kg / mm2
Penambahan panjang sebelum putus minimum 500%
Kekerasan 60 – 65o
Kepadatan max. pada metode deflection secara tetap 20% dari defleksi asli.
Penyerapan air max. setelah 2 hari pada 20oC = 5%
Sesudah percepatan pemuaian (selama 48 jam - pada 70o C dlm zat asan
dlm tekanan 0.20 / mm2

38
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

a. Kuat tarik minimum 80% dari nilai asli.


b. Pertambahan panjang sebelum putus 80% dari nilai asli.

B.6.3. Pengisi Sambungan


Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengisi sambungan pada
semua sambungan dan apabila tidak ditentukan lain, sambungan harus Fibre
Board yang diredam bitumen seperti “Expandite flexcell”. Pengisi sambungan
harus didapatkan dari pabrik yang disetujui oleh Direksi dan harus disimpan
dan dipasang menurut instruksi dari pabrik. Bahan pengisi sambungan dan
disimpan dan dipasang menurut instruksi dari pabrik. Bahan pengisi
sambungan dan ketebalan yang ditunjukkan dalam gambar dan dijelaskan
didalam daftar banyaknya harus dipotong menurut bentuk dan dipasang untuk
mengisi seluruh ruang antara muka beton, kecuali yang terisi dengan penahan
air dan penutup sambungan.
Lembaran-lembaran pengisi sambungan dipasang rapat sehingga sambungan
menutupi pada sisi-sisinya untuk mencegah keluarnya semen. Kontraktor
harus menyediakan sertifikasi uji dari pabrik untuk setiap jenis penahan karet
yang dikirimkan ke lapangan pekerjaan dan macam pengujian itu harus
dikerjakan sesuai dengan metode pengujian standar.

B.6.4. Batang Dowel

Bila batang dowel menembus sambungan harus dibungkus, bungkus-bungkus


harus dibuat lebih dahulu dari bahan yang memenuhi untuk pengisian
sambungan atau bahan lain yang disetujui oleh Direksi.

B.6.5. Penutup Sambungan

Kontraktor harus membuat alur pada sambungan gerak dan sambungan


kontraksi pada kedua permukaan dari pekerjaan betonnya kecuali bagian
bawah dari pekerjaan beton yang ada penyangganya. Alur tersebut harus
dibuat lurus dan berukuran sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar-
gambar. Kontraktor harus menyiapkan permukaan dari alur dan menyiapkan
bahan penutup sambungan kemudian mengisi alur tersebut dengan bahan
diatas. Penutup sambungan harus dari bahan semacam bitumen seperti
dijelaskan didalam daftar banyaknya pekerjaan kecuali ditentukan lain. Bahan-
bahan diatas harus didapatkan dari pabrik yang telah disetujui oleh Direksi
dan digunakan sesuai dengan petunjuk dari pabrik. Pemadangan penutup
sambungan tidak boleh dimulai sebelum mendapatkan persetujuan dari
Direksi.
Kontraktor harus menyediakan sertifikat uji dari setiap bahan-bahan dimaksud
dikirim kelapangan kerjaan dan bila diminta oleh Direksi harus menguji bahan-
bahan diatas sesuai dengan prosedur pengujian bahan tersebut. Bahan
bitumen untuk sambungan horisontal harus “expendite plastic” atau bahan
sejenis dan bahan bitumen untuk penutup sambungan yang miring dan tegak
lurus harus “expandite plasticjoint” atau bahan sejenis keseluruhannya harus
memenuhi SNI atau standar lain yang disetujui oleh Direksi.

B.6.6. Sambungan Dengan Cat Bitumen

39
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

Bila pada gambar-gambar menunjukkan selapis bitumen antara dua


permukaan beton. Pemborong harus membersihkan dan mengeringkan
permukaan-permukaan tersebut sebelum pengecetan bitumen dilaksanakan,
dan pengecetan dengan bitumen dilaksanakan dalam 2 lapisan. Jenis bitumen
harus dari jenis penetrasi 40 / 50 atau lainnya yang mendapat persetujuan
dari Direksi.

B.7. PASANGAN BATU

Bahan-bahan :

B.7.1. Batu Kali / Batu Gunung

Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar


seperti pasangan batu kali atau batu gunung haruslah batu yang bersih dan
keras, tahan lama dan homogen menurut persetujuan Direksi dan bersih dari
campuran besi, noda-noda, lubang pasir, cacat atau ketidak sempurnaan
lainnya. Batu tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui oleh Direksi.

B.7.2. Bata

a. Semua bata harus baru dan bermutu paling baik. Bata-bata itu harus keras,
utuh dan dibakar dengan baik, sama ukurannya, kuat, lurus dan tajam sudut-
sudutnya atau yang ditentukan oleh Direksi.
b. Contoh dari bata harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapat
persetujuan. Tiap-tiap kiriman yang diantar ke tempat kerja, harus sama
mutu-mutunya dengan contoh yang sudah disetujui oleh Direksi. Bata-bata
yang diantar ke tempat kerja harus dibongkar dari kendaraan dengan tangan
dan dijaga supaya bata-bata tidak menjadi patah.

B.7.3. Adukan (Campuran)

40
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

a. Adukan untuk pasangan batu kali terdiri dari P.C dan pasir dengan
perbandingan 1 : 4 seperti disebutkan dalam spesifikasi atau gambar untuk
masing-masing pekerjaan.
b. Jika tidak ditentukan lain, adukan yang dipakai untuk pasangan bata
menurut perbandingan isi harus terdiri dari semen PC : pasir 1 : 4 untuk
pekerjaan biasa, dan semen PC : pasir 1 : 3 untuk pasangan kedap air atau
lainnya yang diperintahkan oleh Direksi.
c. Pasir harus sama dengan diisyaratkan untuk pekerjaan beton pada pasal
5.2. Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang
memungkinkan untuk menghasilkan adukan yang baik.
d. Semen merah haruslah memenuhi persyaratan dari standar Indonesia N.I.
20. Ini semua harus langsung dipasang dengan baik untuk persetujuan
Direksi.
e. Air yang dipakai untuk membuat adukan haruslah memenuhi pasal 5.3.
Hanya air yang baik yang dapat dipakai untuk menghasilkan seperti apa
yang ditentukan.
f. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa
sehingga jumlah dari setiap bahan adukan bisa ditentukan secara tepat dan
disetujui oleh Direksi.
g. Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai dan adukan
tidak dipakai selama 30 menit harus dibuang. Pemakaian kembali dari
adukan tidak diperkenankan.

B.7.4. Kerikil Landasan (Gravel Backing)

Kerikil landasan harus terdiri dari kerikil sungai yang bersih, keras dan tahan
lama atau pecahan batu dengan gradasi baik, dari 50 mm sampai 100 mm
kesemuanya menurut persetujuan Direksi.

B.7.5. Saringan Kerikil


a. Saringan kerikil dengan pembagian butir tertentu harus dari bahan yang
mengandung silikat, bersih, keras dan tahan lama serta bebas dari lapisan
yang melekat, seperti tanah liat. Bahan tersebut tidak boleh mengandung
besi belerang, batu bara, mika, batu lempung atau bahan-bahan lainnya
yang berpori atau rapuh.
b. Kerikir harus terdiri dari butiran bulat dan harus mempunyai pembagian butir
sedemikian sehingga memenuhi syarat-syarat seperti dibawah ini :
a) 50 % berukuran antara 5 sampai 8 kali dari bahan yang ia lindungi.
b) Keseragamannya harus dengan bahan yang ia lindungi. Keseragaman
ialah perbandingan antara yang berukuran 60 % dengan yang berukuran
10 %. (ukuran “x” persen dari suatu bahan seperti ditentukan dalam pasal
ini adalah ukuran lubang ayakan yang dapat meloloskan “x” % dari contoh
bahan yang diayak).

B.7.6. Saringan Pasir

41
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

Pasir untuk saringan pada umumnya harus sesuai dengan ketentuan standar
nasional Indonesia untuk bahan batuan halus, tetapi harus merupakan pasir
kasar dan mudah dilalui air menurut persetujuan Direksi.

B.7.7. Penyimpanan Bahan-Bahan

Semen dan pasir untuk adukan harus disimpan seperti yang diisyaratkan pada
pasal 5.8. Kapur dan semen merah harus disimpan didalam kotak, diatas
beton atau lembaran logam atau lantai kayu untuk mencegah tergenang dari
air, dan juga harus dilindungi dengan atap atau penutup yang tahan air.

B.7.8. Penyelesaian Sambungan

Kecuali jika ditentukan lain, sambungan yang kelihatan harus disiar rata dan
halus dengan adukan semen PC : pasir 1 : 3 pada waktu pekerjaan sedang
berlangsung, dengan menjaga supaya dijamin adanya keseragaman warna.
Selanjutnya sambungan yang tidak kelihatan harus diisi rata dengan adukan.

B.8. PASANGAN BATU KALI

B.8.1. Ukuran Batu


a. Pasangan batu harus dari batu yang dipecahkan dengan palu kasar yang
berukuran sembarangan, sehingga kalau dipasang bisa saling menutup.

b. Setiap batu harus berukuran antara  10 cm dan  20 cm atau dengan berat


6 kg dan 15 kg, akan tetapi batu yang lebih kecil dapat dipakai atas
persetujuan Direksi, ukuran maksimum selain harus memperhatikan tebal
dinding, harus pula memperhatikan batasan seperti tercantum diatas.

B.8.2. Alas dan Sambungan

a. Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi dahulu sebelum


dipakai dan harus diletakkan dengan alasnya tegak lurus kepada arah
tegangan pokok. Setiap batu harus diberi alas adukan, semua sambungan
diisi padat dengan adukan pada waktu pekerjaan berlangsung. Tebal adukan
tidak lebih dari 50 mm lebarnya, serta tidak boleh ada batu berimpit satu
sama lain.
b. Pasak tidak boleh disisipkan sesudah semua batu selesai dipasang.

B.8.3. Pasangan Batu Pada Permukaan

a. Pasangan batu pada permukaan yang kelihatan harus menyatukan batu


belah yang dipasang dengan paling sedikit satu batu pengikat untuk tiap-tiap
meter persegi. Pekerjaan ini harus naik secara bersama-sama dengan
pasangan bagian dalam agar supaya batu pengikat dapat dipasang dengan
sebaik-baiknya.
b. Batu-batu harus dipilih dan diletakkan dengan hati-hati sehingga tebalnya
adukan tidak kurang dari pada rata-rata 10 mm. Semua pekerjaan batu pada
permukaan yang kelihatan barus disiar.

42
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

B.8.4. Pipa Peresapan

Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala harus


dilengkapi dengan suling-suling, apabila saluran terletak dalam galian (untuk
saluran dalam timbunan, suling-suling tidak perlu dipasang). Suling-suling
harus dibuat dari pipa PVC dengan diameter 50 mm dan paling tidak 1 buah
untuk setiap 2 m2 permukaan. Setiap ujung pemasukan dari suling-suling
harus dilengkapi dengan saringan. Saringan ini bisa terbuat dari kerikil dan
pasir serta pada bagian terluar ditutup dengan ijuk.

B.8.5. Sambungan Gerak Sederhana

Apabila diperintahkan atau tertera dalam gambar sambungan gerak


sederhana harus dibuat / dipasang pada bagian pasangan batu yang tidak
direncanakan untuk tahan air. Umumnya sambungan gerak sederhana
dibuhkan bilamana terdapat suatu penyambungan dengan bangunan lama
yang akan mempunyai tingkat penurunan (settlement) yang berbeda.
Sambungan gerak sederhana harus dibentuk dengan memasang susunan
batu yang terdiri dari batu bergradasi sebagai filter dibelakang pasangan batu
pada bagian sambungan, setinggi sambungan tadi. Filter ini harus terdiri dari
batu dan kerikil terpilih, dan baik untuk menahan hilangnya / hanyutnya bahan
filter dan dibagian luar harus diberi lapisan penutup injuk setebal 30 mm atau
geotextil membrane yang diijinkan.

B.8.6. Contoh Pekerjaan

Pada permukaan pekerjaan pasangan batu, Kontraktor harus membuat


contoh pasangan batu, sehingga mutu dan wujudnya disetujui oleh Direksi.
Semua pekerjaan berikutnya harus sederajat dengan atau lebih baik dari
contoh yang disetujui.

B.8.7. Perlindungan Perawatan


Dalam membangun pekerjaan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan
dan dalam melindungi dan merawat pekerjaan yang telah selesai, Kontraktor
harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang sama seperti yang ditentukan
untuk beton. Pekerjaan pasangan jangan dilaksanakan pada hujan deras atau
hujan yang cukup lama sehingga mengakibatkan adukan larut. Adukan yang
dipasang akan larut karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum
pekerjaan pasangan selanjutnya diteruskan. Pekerja tidak dibolehkan berdiri
diatas pasangan batu atau pasangan batu kosong yang belum mantap.

B.8.8. Urugan Kembali dan Urugan Dibelakang Pasangan Batu

Sebelum menggurug kembali pada bagian muka pasangan yang tidak


kelihatan, pasangan batunya harus dilapis kasar dengan adukan semen :
pasir 1 : 4 setebal 20 mm. Urugan tidak boleh dilakukan sebelum mendapat
persetujuan dari Direksi dan bahan urugan harus pasir yang kasar dan mudah
dilalui air.

43
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

B.9. PLESTERAN

B.9.1. Pekerjaan Plesteran

Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru terbuat dari
pasangan bata / batu kali harus diplester dengan adukan PC : pasir 1 : 3.
Campuran untuk pekerjaan plesteran harus memenuhi persyaratan untuk
bahan dan campuran pada pasal 9.3. Pekerjaan plesteran dikerjakan 1 lapis
sampai jumlah ketebalan 1 cm dan dihaluskan dengan air semen. Apabila
tidak diperintahkan lain pasangan harus diplester pada bagian atas dari
dinding, bagian tepi pasangan pada sorongan / pipa saluran, dan selebar 0,10
m dibawah tepi atas dinding dan pasangan sorongan / pipa saluran.

B.9.2. Pekerjaan Siaran

Sebelum pekerjaan siaran dimulai semua bidang sambungan diantara batu


muka harus dikorek sebelum ditutup dengan adukan. Permukaan harus
dibersihkan dengan memakai kawat dibasahi. Adukan untuk siaran harus
campuran 1 PC : 2 pasir (1 : 2) kecuali ditentukan lain. Pekerjaan siaran dapat
dibagi atas :
a) Siaran tenggelam (masuk kedalam  1 cm).
b) Siaran rata (rata dengan muka batu).
c) Siaran timbul (timbul tebal 1 cm lebar 2 cm kecuali ditentukan lain sama
dengan pekerjaan siaran, harus siaran timbul).

B.10. PEKERJAAN PERLINDUNGAN

B.10.1. Penyiapan Permukaan Tanah Untuk Lantai Kerja

Kontraktor harus menyiapkan permukaan galian tanah untuk pondasi dengan


lapisan lantai kerja menurut ukuran yang ditentukan. Kemudian penyaringan
kerikil seperti ditentukan diletakkan ditempatkan diatas permukaan tanah
tersebut, dengan ketebalan yang sesuai dengan gambar untuk membuat
permukaan yang rata dan sejajar dengan permukaan yang direncanakan
untuk lantai kerja.
B.10.2. Lantai Kerja Blok Beton

Dimana ditunjukkan dalam gambar-gambar, Kontraktor harus menyediakan


dan meletakkan lantai kerja blok beton diatas muka tanah galian untuk
pondasi yang disiapkan sesuai ukuran yang ditentukan. Blok beton harus
disiapkan sampai ukuran yang disetujui Direksi. Blok beton harus dilengkapi
dengan pengait dengan persetujuan Direksi. Blok-block harus diletakkan dan
dialasi dengan seksama untuk membuat permukaan yang benar-benar rata,
dengan sambungan terbuka sejajar lebar 1 cm antara tiap-tiap blok. Semua itu
harus dari beton klas K 125.

B.10.3. Lantai Kerja Batu Kosong

Dimana ditunjukkan gambar-gambar, Kontraktor harus menyediakan dan


meletakkan lantai kerja batu kosong, terdiri dari batu pecah kasar sedemikian

44
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

sehingga semuanya cocok satu sama lain. Tiap batu mempunyai panjang dan
lebar yang tidak kurang dari 20 cm dan tebal yang tidak kurang dari yang
tertera dalam gambar. Batu harus diberi landasan pasir dan diletakkan pada
dasar alamiah sedemikian, sehingga permukaan yang telah selesai
merupakan bidang yang benar-benar rata.

B.10.4. Lantai Kerja Pasangan Batu

Dimana ditunjukkan pada gambar-gambar, Kontraktor harus menyediakan


dan meletakkan lantai kerja pasangan batu yang telah ditetapkan.

B.10.5. Drain Dari Baru

Dimana ditunjukkan dalam gambar-gambar, Kontraktor harus membuat drain


dari batu yang dibungkus dengan ijuk menurut ukuran yang ditentukan. Drain
harus terdiri dari parit-parit yang digali dan diisi kembali dengan batu belah
yang dibungkus dengan ijuk. Batu belah harus terdiri dari batu yang akan
tertinggal diatas ayakan 40 mm.

B.10.6. Bronjong dan Matras

Dimana ditunjukkan dalam gambar-gambar, Kontraktor harus membuat


bronjong kawat dan menempatkannya dalam keadaan seperti diuraikan
dibawah ini, termasuk penyiapan permukaan tanahnya. Batu-batu untuk
bronjong harus seperti yang ditentukan dalam lokasi pekerjaan dengan ukuran
tidak kurang dari 15 cm dan tidak lebih dari 25 cm. Batu yang dipakai dipilih
berbentuk bulat.
Bronjong kotak dan bersusun harus mempunyai batas pemisah bagian dalam
dengan bahan kawat dan bentuk anyaman yang sama. Batas pemisah
ditempatkan sedemikian membentuk matras berukuran 2 m x 0,60 m.
Hubungan antara bronjong atau matras harus terikat erat dengan kawat pada
ujung-ujungnya sehingga menjadi satu kesatuan. Bronjong untuk penahan
tanah harus ditempatkan bagian yang bersinggungan dengan tanah diberi
lapisan filter kerikir, geotextile atau lapisan ijuk. Pengerjaan bronjong harus
sesuai dengan standar nasional Indonesia PBUI-1982. Apabila bronjong
ditempatkan pada lapisan saringan maka harus dikerjakan dengan hati-hati
untuk mencegah kerusakan kawatnya. Bronjong harus diikat kawat dengan
erat-erat pada bronjong yang berdampingan sepanjang tepinya. Ukuran dari
bronjong seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau diperintahkan oleh
Direksi, dengan anyaman bentuk segi enam beraturan yang jarak sisi-sisinya
13 – 15 cm, serta sisi anyaman yang dililit harus terdiri dari 3 lilitan. Kecuali
ditentukan lain oleh Direksi, maka ukuran kawat yang digunakan adalah
berdiameter 4 mm.

B.10.7. Batu Kosong (Rip-Rap)

Batu untuk rip-rap harus keras, padat dan tahan lama dengan berat jenis tidak
kurang dari 2.4. Tiap-tiap batu harus mempunyai ukuran bentuk kira-kira sama
dengan ukuran 20 – 30 cm untuk slop protection dan minimal 40 cm untuk
penahan pada bendung dan pekerjaan sungai lainnya. Pekerjaan lindungan

45
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

dengan rip-rap termasuk pula penyediaan lapisan filter kerikil pasir seperti
ditunjukkan dalam gambar.

B.10.8. Pekerjaan Plesteran

Apabila dipermukaan dinding dan lantai dari pasangan batu kali yang ada
maupun yang baru harus diplester dengan adukan 1 PC : 3 Ps. Adukan untuk
pekerjaan plesteran harus memenuhi persyaratan untuk bahan dan
campuran. Pekerjaan plesteran dikerjakan secara 2 lapis sampai ketebalan 2
cm. Apabila tidak diperintahkan lain pasangan harus diplester pada bagian
atas dari dinding, ujung-ujung saluran pasangan, dan untuk 0.10 m dibawah
tepi atas dinding atau sesuai dengan yang tertera pada gambar.
Tempat kedudukan pintu romijin, temboknya harus diplester licin penuh dari
bagian atas lengkung depan sampai hilir pada looplank (jembatan pelayanan).
Pertemuan pasangan (plesteran sudut) selebar 8 – 10 cm untuk bangunan
kecil dan 15 cm untuk bangunan yang besar sedang pada samping kusen
pintu-pintu sorong, diplester tegak selebar 20 cm. Plesteran juga dilakukan
pada alur skot balk. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan maka bidang
dasar harus dibuat kasar dan bersih. Pekerjaan plesteran harus rata, lurus,
rapi dan halus. Setelah pekerjaan plesteran cukup kering, kemudian harus
dipelihara dengan siraman air secara rutin.

B.11. PEKERJAAN JALAN

B.11.1. Lapis Aspal Resap Pengikat Dan Lapis Aspal Pengikat (Prime Coat And
Tack Coat)

B.11.1.1. Umum

a. U r a i a n
Untuk lapis aspal resap pengikatan, pekerjaan ini terdiri dari
pengadaan dan pemakaian suatu bahan pengikat aspal dengan
kekentalan rendah yang terpilih di atas satu lapis pondasi jalan atau
permukaan perkerasan tanpa lapis penutup yang sudah disiapkan,
untuk menutup permukaan tersebut yang akan menyediakan adhesi
(pelekatan) untuk pemasangan satu lapis permukaan beraspal
seperti penetrasi Macadam, Lapis Tipis Aspal Beton panas
(Lataston) atau lapisan permukaan beraspal lainnya.
Untuk lapis aspal pengikat, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan
pemakaian satu lapisan sangat tipis bahan aspal pengikat yang
terpilih diatas satu permukaan yang sudah beraspal sebelumnya
dalam persiapan untuk pemasangan satu lapis permukaan aspal
baru.

b. Contoh Bahan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik paling lambat
14 hari sebelum dimulainya pekerjaan. Rincian sumber pengadaan
bahan bitumen yang diusulkan untuk digunakan, beserta dengan

46
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

satu sertifikat pabrik pembuat dan data pengujian yang menunjukan


bahwa bahan bitumen tersebut memenuhi persyaratan kualitas dari
Spesifikasi ini.
Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus juga
menyediakan contoh bahan bitumen 5 liter yang diusulkan untuk
digunakan.

c. Pembatasan Cuaca
Lapis aspal resap pengikat harus hanya digunakan diatas
permukaan yang kering atau sedikit lembab. Lapis aspal pengikat
akan digunakaan hanya pada permukaan yang benar-benar kering.
Tidak ada lapis aspal pengikat atau lapis aspal resap pengikat yang
akan digunakan selama ada angin kuat atu hujan deras. Atu jika
hujan mungkin turun.

d. Syarat-Syarat Pekerjaan dan Pengendalian Lalu Lintas


a) Tidak boleh ada bahan aspal yang terbuang ke dalam saluran
tepi, parit atau jalan air
b) Permukaan- permukaan struktur, pohon-pohon atau hak milik
di sekitar permukaan jalan yang sedang dilapisi harus
dilindungi dari kerusakan akibat pekerjaan penyemprotan
aspal.
c) Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dilapangan
dimana aspal sedang dipanaskan, alat pengendalian dan
pencegahan kebakaran yang memadai, dan juga peralatan
dan saran untuk pertolongan pertama.
d) Kecuali diperoleh satu pengalihan (alternatif) lalu lintas,
pekerjaanharus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
memungkinkan satu jalur lalu lintas, dengan diadakan
pengaturan pengendalian lalu lintas sehingga mendapatkan
persetujuan dari Direksi Teknik. Kontraktor harus bertanggung
jawab terhadaap semua konsekwensi (akibat) lalu lintas yang
terlalu dini diizinkan melewati lapis aspal pengikat atau lapis
aspal resap pelekat yang baru dipasang dan harus melindungi
permukaan tersebut sebagaimana.

e. Perbaikan pekerjaan yang tidak memuaskan


a) Pelapisan akhir harus menutupi sepenuhnya luas yang dlapisi
dan memiliki penampilan yang seragam tanpa ada daerah-
daerah yang tidak/ kurang aspal atau alur daerah kelebihan
terkumpul.

b) Perbaikan-perbaikan lapis aspal perekat dan lapis aspal resap


perekat yang tidak memuaskan harus seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik dan dapat mencakup
pemberian pelapisan tambahan, atau pembuangan pelapisan
aspal yang berlebihan dan menggunakan bahan –bahan
penyerap aspal.

B.11.1.2. Bahan-bahan

47
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

a. Bahan Untuk Lapis Aspal Resap Pengikat


a) Bahan bitumen untuk lapis aspal resap pengikat akan dipilih
dari dua jenis aspal semen gradasi kental (sebagaimana
ditetapkan dalam AASHTO M226 – Tabel 2), diencerkan
dengan kerosin (minyak tanah) dalam perbandingan 80
bagian minyaktanah terhadap 100 bagian aspal semen, atau
seperti diperintahkan lain oleh Direksi Teknik atas dasar hasil
suatu percobaan yang dilaksanakan dan atau susunan
(tekstur) permukaan jalan. Pemilihan lapis aspal resap
pelekat.
a1) Gradasi kekentalan AC – 10 (sama dengan Pen 80/ 100)
a2) Gradasi kekentalan AC – 20 (sama dengan Pen 60/ 70 )
Catatan : Produksi tersebut ekivalen dengan aspal MC 30
(aspal cair sedang)
b) Agregat penutup untuk lapis aspal resap pengikat harus batu
pecah alami disaring, selanjutnya bebas dari partikel-partikel
lunak dan setiap lempung, lanau atau zat-zat organik.
Persyaratan gradasi untuk agregat penutup adalah:
b1) Tidak kurang dari 95 % lolos saringan standart 9,5 mm
b2) Tidak lebih dari 2 % lolos saringan standart 2,36 mm
Catatan : Agregat penutup akan digunakan sebagai bahan
Penyerap aspal.

b. Bahan-Bahan untuk Lapis Aspal Pengikat


a) Bahan bitumen untuk lapis aspal pengikat harus dipilih dari
jenis aspal berikut, sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Teknik.
a1) Aspal semen gradasi kental (AASHTO M226)jenis AC –
10 atau AC – 20, aspal harus diencerkan dengan 25
sampai 30 bagian minyak tanah terhadap 100 bagian
aspal semen.
a2) Aspal emulsi Cationic mengendap lambat, dengan
kandungan aspal antara 40 % - 60 %, sesuai dengan
AASHTO M208. Bila diperlukan dan sesuai permintaan
Direksi Teknik, Aspal Emulsi harus dilunakkan,
diencerkan dengan air bersih dengan perbandingan yang
sama.

B.11.1.3. Pelaksanaan Pekerjaan

48
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

a. Peralatan Pelaksanaan
a) Jenis alat dan cara pengoperasian akan berdasarkan
instruksi-instruksi yang diberikan Direksi Teknik dan yang
sesuai dengan Daftar Unit Instalasi dan Peralatan yang
disetujui untuk Kontrak tertentu. Secara umum akan dipilih
jenis peralatan berikut ini.
a1) Distributor aspal bertekanan beserta penyemprot
a2) Peralatan untuk memanaskan aspal
a3) Mesin gilas ban pneumatik
a4) Sapu sikat untuk penyapuan manual
b) Distributor aspal harus memenuhi standart rencana
international yang disetujui dengan roda pneumatic dan
dilengkapi dengan sebuah batang penyemprot. Alat harus
dapat menyemprotkan bahan aspal pada tingkat yang
terkendali dan seragam dan pada suhu yang ditentukan.
Peralatan yang termasuk tachometer, ukuran tekanan, batang
kalibrasi tangki.

b. Tingkat Penggunaan lapis Aspal Pengikat dan Lapis Aspal


Resap Pengikat
a) Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, percobaan
lapangan harus dilaksanakan untuk menetapkan tingkat
pemakaian yang memadai untuk berbagai kondisi permukaan.
Batas tingkat pemakaian harus didalam batas – batas berikut
dan tingkat pemakaian harus seperti yang ditetapkan dalam
Daftar Penawaran dan ditunjukan dalam gambar atau
sebagaimana ditentukan oleh Direksi Teknik atas dasar hasil
percobaan lapangan.
Lapis Aspal Pelekat (Aspal Keras atau Emulsi)
Tingkat pemakaian harus sesuai dengan batas – batas yang
diberikan dalam Tabel 3 disesuaikan dengan jenis bahan
pengikat dan kondisi permukaan

Tabel 3. Tingkat Pemakaian Lapis Aspal Perekat


Permukaan Baru / Permukaan Porous /
Jenis Aspal Kaya Lama
2 2
Liter /M Liter / M
Aspal Keras (Cut
Back) 0,15 0,20 – 0,50
(25 : 100)

Aspal Emulsi 0,25 0,25 – 0,60

Aspal Emulsi
0,50 0,50 – 1,20
(diencerkan 1 : 1)

b) Suhu penyemprotan harus berada dalam batas-batas yang


diberikan untuk berbagai mutu aspal cair (Cut Back) dan aspal
emulsi.
Harus diberkan perhatian yang tinggi bila memanaskan aspal
cut back dan peraturan Bina Marga untuk tindakan keamanan
harus dipatuhi dengan singkat.

49
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

Tabel 4. Suhu Penyemprotan


Jenis Bahan Pengikat Batas Perbedaan Suhu
Semprot
o
Cut back – 25 bagian 110 – 10 C
kerosin
o
Cut back – 50 bagian 70 – 10 C
kerosin
o
Cut back – 75 bagian 45 – 10 C
kerosin
o
Cut back – 100 bagian 30 – 10 C
kerosin
o
Aspal Emulsi 20 – 70 C
Catatan : Tindakan pencegah untuk keamanan penuh harus
dilakukan jika memanaskan aspal cut back, yang sesuai
dengan Dokumen Bina Marga Rd.0.3.6.(Vol. 1), Lampiran E
(Langkah-langkah Pengamanan dalam Penanganan,
Pengangkutan dan Penyimpanan Aspal)

c) Penyiapan Permukaan yang harus dilapisi Aspal


Setiap kerusakan yang ada dalam perkerasan jalan, termasuk
lubang-lubang dan pinggiran yang runtuh, harus dibuat baik
dan diperbaiki atau dikembalikan ke keadaan semula sampai
disetujui Direksi Teknik. Catat-catat karena pemadatan yang
kurang cukup dan penurunan setempat lapis pondasi atas
harus dibetulkan dengan penggilasan dan pembentukan
ulang.
d) Semua kotoran-kotoran lepas dan bahan-bahan lain harus
disingkirkan dari permukaan yang ada dengan penggaruan,
penyapuan.

50
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

c. Pemakaian lapis Aspal Resap Pengikat atau Lapis Aspal


Pengikat
a) Panjang permukaan yang harus disemprot untuk setiap
lewatan distributor harus diukur dan ditandai diatas tanah, dan
volume lapis aspal pengikat/lapis aspal resap pengikat yang
diperlukan untuk tingkat penyemprotan yang ditentukan,
menentukan bagi pengecekan kemudian.
b) Jumlah bahan pengikat yang digunakan dalam masing-
masing penyemprotan harus ditentukan dengan pengukuran
tangki menggunakan batang celup sebelum dan sesudah
masing-masing pemakaian. Tingkat pemakaian rat-rat harus
berada didalam batas 1 : 5 % tingkat penyemprotan yang
direncanakan.
c) Pada umumnya lapis aspal resap pengikat dan lapis aspal
pengikat akan dilaksanakan dalam operasi penyemprotan
tunggal. Akan tetapi, dimana kering melambat menjadi
masalah, volume pelapisan yang disetujui dapat digunakan
dalam dua operasi penyemprotan, lapis pertama dibiarkan
mengering sebelum pemberian lapis kedua.
d) Bilamana mengadakan penyemprotan untuk separuh lebar
jalan, harus dilakukan penyemprotan lapis tumpang tindih
selebar 10 cm – 20 cm sepanjang pinggir yang berdampingan.
e) Penyemprotan harus dihentikan segera, jika terjadi suatu
kemacetan dalam alat penyemprot. Dan tidak boleh dimulai
lagi sampai kesalahan tersebut telah diperbaiki.
f) Setiap luas yang mengumpulkan bahan pengikat aspal yang
berlebih, harus selalu disebar keseluruh permukaan yang
sudah diaspal dengan menggunakan penyeka atau sapu.
g) Untuk menyemprot pada pelapisan kecil dan daerah terisolasi.
Lapis aspal pengikat atau lapis aspal resap pengikat dapat
disemprotkan dengan semprotan tangan dan penyapuan
tangan dibawah pengendalian dan sesuai dengan instruksi
Direksi Teknik.
d. Perlindungan Permukaan yang baru dilapis Aspal Resap
Pengikat
a) Untuk permukaan yang telah dilapisi dengan lapis aspal resap
pengikat sampai aspal tersebut telah masuk kedalam dan
mengering dan dalam pendapat Direksi Teknik tidak akan
terkelupas dibawah lalu lintas. Jika harus mengijinkan lalu
lintas sebelum waktunya. (tetapi tanpa alasan apapun tidak
lebih awal dari 4 jam setelah pemberian lapis aspal pengikat),
bahan peresap aspal harus digunakan sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Tekni, dan lalu lintas diizinkan
menggunakan jalur yang sudah dilapisi. Bahan peresap aspal
harus ditaburkan dari truck dalam satu cara bahwa tidak boleh
ada roda yang menginjak bahan aspal basah yang tidak
ditutup. Jika menggunakan bahan penyerap aspal pada jalur
yang dilapisi yang menyambung dengan jalur yang belum
dilapisi. Satu garis selebar paling sedikit 20 cm sepanjang
pinggir yang menyambung harus dibiarkan tidak tertutup.

51
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

b) Kontraktor akan memelihara permukaan yang telah dilapisi


untuk waktu minimum dua hari sebelum menutupinya dengan
Lapis Permukaan atau Lapis Ulang, terkecuali satu masa
yang lebih cepat disetujui oleh Direksi Tenik.
Setiap luas yang berisikan bahan pelapisan aspal resap
pengikat lebihan harus dibetulkan dengan penambahan bahan
peresap lebihan ataupun aspal aspal seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik.
c) Sebelun pemberian lapis ulang permukaan, setiap cacat
permukaan harus ditambal dan semua bahan peresap lebihan
atau kotoran lainnya harus disingkirkan dengan penyapuan.

e. Perlindungan Lapis Aspal Pengikat


Lapis aspal pengikat harus digunakan kepada permukaan jalan
untuk memberikan satu pengikatan bagi lapis ulang permukaan
aspal baru, dan disemprotkan sebelum Lapis Ulang, hanya
seluas yang diperlukan untuk menyediakan panjang pekerjaan
yang mencukupi dan kondisi kelekatan yang cocok untuk Lapis
Ulang permukaan tersebut.
Setelah penggunaan lapis aspal pengikat, Kontraktor harus
melindungi lapisan tersebut dari kerusakan dan jangka waktu
yang cukup akan dicadangkan untuk penguapan pelarut (dalam
kasus aspal cut back) atau pemisah (separasi) yang lengkap dari
aspal dan air (jika digunakan emulsi) sebelum pemasangan
Lapis Permukaan aspal.

B.11.1.4. Pengendalian Mutu

a. Pengujian Lapangan Unit Penyemprotan


Bilamana diperintahkan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor
harus menyediakan distributor, dengan alat dan unit semprotan
beserta operator, dapat digunakan untuk pengujian lapangan,
dan harus menyediakan setiap bantuan lain yang diperlukan.
Setiap distributor atau unit semprotan yang tidak dapat
beroperasi dalam cara yang memuaskan, atau tidak memenuhi
persyaratan spesifikasi akan ditolak.
b. Tingkat Pemakaian dan Suhu Aspal
a) Untuk memeriksa tingkat pemakaian bahan aspal yang
sebenarnya, lembaran kertas bangunan 50 cm x 50 cm. Yang
sebelumnya sudah di timbang, harus diletakkan diatas
permukaan yang harus dilapisi. Dan ditimbang kembali
setelah pemakaian lapis aspal resap pengikat. Perbedaan
dalam berat dibagi dengan luas lembaran tersebut akan
menjadi tingkat penyemprotan yang sebenarnya
dilaksanakan.
b) (Catatan : Perbedaan dalam berat dikalikan empat akan
memberikan tingkat penyemprotan dalam kg/m2 ).
c) Catatan terinci Pelapisan Permukaan setiap hari termasuk
tingkat pemakaian dan volime pemakaian harus dibuat oleh
kontraktor dan diserahkan kepada Direksi Teknik.

52
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

d) Suhu bahan pengikat aspal yang dipanaskan untuk


penyemprotan harus sesuai dengan persyaratan pada Tabel 3
dan akan diperiksa setiap hari untuk setiap pemakaian.

B.11.1.5. Cara Pengukuran Pekerjaan

a. Volume bahan aspal yang diperuntukan sebagai lapis aspal


resap pengikat atau lapis aspal pengikat yang diukur untuk
pembayaran akan merupakan jumlah liter yang digunakan
terhadap permukaan jalan yang sesuai dengan Spesifikasi dan
sesuai dengan kebutuhan serta persetujuan Direksi Teknik.
Volume bahan aspal yang digunakan akan ditentukan setelah
setiap lewatan semprotan
b. Setiap agregat penutup yang digunakan bersama dengan
pembersihan terakhir akan diperhitungkan sebagai kelengkapan
kepada pekerjaan yang diperlukan untuk memperoleh lapis aspal
resap pengikat atau lapis aspal pengikat yang memuaskan serta
tidak akan diukur atau dibayar secara terpisah.
c. Pekerjaan menyiapkan dan memelihara lapis pondasi atas,
diatas mana lapis aspal resap pengikat harus dipasang tidak
boleh diukur untuk pembayaran dan akan dimasukkan dalam
pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesaian lapis pondasi
atas yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi Teknik.
d. Pekerjaan yang diperlukan untuk menyiapkan permukaan yang
harus dilapis aspal pengikat, termasuk perbaikan lubang-lubang,
pinggiran yang hancur dan penurunan setempat tidak boleh
diukur dan tidak boleh dibayar dibawah Bab ini, tetapi akan
diukur dan dibayar yang sesuai dengan item pembayaran yang
relevan.
e. Bila perbaikan lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal
pengikat yang tidak memuaskan dilaksanakan sesuai dengan
spesifikasi, tidak ada tambahan pembayaran yang akan dibuat
untuk pekerjaan ekstra atau pengujian yang diperlukan untuk
perbaikan-perbaikan.

B.11.2. Lapis Aspal Beton Pondasi Atas Perata ( Laston Atas) – Atb Levelling

B.11.2.1. Umum

a. Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan satu lapisan perata pondasi
atas yang padat, tahan lama, disusun dari agregat dan bahan
aspal dicampur di dalam satu instalasi campur pusat (CMP) dan
digunakan untuk maksud penguatan perkerasan yang ada dan
pembentukan ulang perkerasan sampai punggung jalan dan
kemiringan melintang yang benar sebelum dipasang satu lapis
ulang permukaan baru.

53
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

b. Toleransi Ukuran
a) Tebal praktis minimum lapis pondasi atas perata adalah 4 cm.
Dan ketebalan yang harus dipasang sampai tingkat dan
ketinggian yang diatur dilapangan serta sebagaimana di
perintahkan oleh Direksi Teknik. Tebal rata-rata yang
ditetapkan pada gambar rencana adalah berdasarkan
pemeriksaan visual dan diberikan sebagai perkiraan tebal
rata-rata ynag diperlukan.
b) Lapis pondasi atas perata tidak boleh dipasang dalam lapisan
melebihi ketebalan 10 cm padat.
c) Bila diuji dengan satu mal punggung jalan atau batang lurus 3
m, variasi permukaan selesai pada setiap titik lapis pondasi
atas perata tidak boleh melebihi 10 mm dari permukaan atau
ketinggian yang telah ditetapkan.

c. Contoh Bahan
Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan berikut kepada
Direksi Teknik paling lambat 14 hari sebelum pekerjaan dimulai.
a) Contoh bahan campuran aspal disertai rincian sumber
pengadaan.
b) Formula campuran pelaksanaan beserta data test pendukung
dari laboratorium Instalasi Campur Pusat (CMP) yang
menunjukkan kecocokkan dengan persyaratan kualitas
Spesifikasi ini.

d. Pembatasan Cuaca
Lapis Aspal Beton Pondasi Atas Perata (LASTON ATAS) akan
dipasang hanya dibawah kondisi cuaca kering dan permukaan
perkerasan kering.

e. Pengendalian Lalu Lintas


a) Pengendalian lalu lintas harus dilaksanakan oleh kontraktor
sesuai dengan sayrat-syarat Umum Kontrak dan disetujui
oleh Direksi Teknik, serta tindakan-tindakan pencegahan yang
memadai harus diambil untuk mengarahkan dan
mengendalikan lalu lintas selama pelaksanaan pekerjaan.
b) Pelaksanaan harus separuh lebar jalan, terkecuali disediakan
satu jalan pengalihan (alternatif) yang pantas dan mendapat
persetujuan Direksi Teknik.
c) Tidak ada lalu lintas yang diizinkan lewat diatas permukaan
jalan yang baru selesai sampai lapisan aspal pondasi atas
tersebut dipadatkan sehingga memuaskan Direksi Teknik.
Kecepatan lalu lintas diatas permukaan terpasang yang baru
tersebut harus dibatasi sampai 15 km/jam untuk paling sedikit
selama 48 jam setelah penyelesaian. Kontraktor harus
bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang
diizinkan.lewat, sementara pekerjaan jalan sedang
berlangsung.
f. Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan
Lapis Aspal Pondasi Atas perata harus diselesaikan sesuai
dengan persyaratan spesifikasi ini dan sampai disetujui Direksi

54
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

Teknik. Luas lapis pondasi atas perata yang tidak mematuhi


kepada persyaratan-persyaratan ini dan yang dianggap tidak
memuaskan Direksi Teknik harus diperbaiki dengan cara
menyingkirkan dan mengganti, menambah satu lapisan
tambahan dan/ atau dengan suatu tindakan tindakan lain yang
dianggap perlu oleh Direksi Teknik.

B.11.2.2. Bahan-Bahan

a. Persyaratan Umum
a) Semua bahan yang diperlukan untuk lapis aspal pondasi atas
perata akan didapat dari sumber deposit bahan dan bahan
olahan industri dan dipasok langsung kepada CMP (Instalasi
Campur Pusat) terkecuali DPUK mengadakan pengaturan
alternatif.
b) Tanggung jawab untuk persetujuan semua sumber
pengadaan dan pelaksanaan tets laboraorium yang
berhubungan dengan campuran pelaksanaandan
pengendalian mutu produksi akan ada pada tenaga Ahli
(Engineer) yang bertugas dan bertanggung jawab di CMP
(Instalasi Campur Pusat)
c) Kualitas Campuran Aspal untuk Lapis Pondasi Atas Perata
tersebut harus memenuhi persyaratan Spesifikasi Umum
Bina Marga.

b. Agregat
a) Agregat Kasar
Agregat kasar untuk Lapis Aspal Pondasi Atas Perata terdiri
dari batu atau kerikil pecah ataupun satu campuran batu
pecah dengan kerikil alami bersihyang sesuai. Gradasi
agregat kasar harus memenuhi persyaratan pada Tabel 5
berikut.

Tabel 5. Persyaratan Gradasi Untuk Agregat Kasar Lapis Aspal


Beton Pondasi Atas Perata
Ukuran Saringan Persentase Lolos Atas Berat
(mm) (%)
19,0 100
12,5 95 – 100
9,5 50 – 100
4,75 0 – 50
0,075 0–5

b) Agregat Halus
Agregat halus terdiri dari pasir alami dan/ atau batu yang
disaring dalam kombinasi yang cocok. Dan harus bersih serta
bebas dari gumpalan lempung dan benda-benda lain yang
harus dibuang. Gradasi agregat halus tersebut harus sesuai
dengan Table 6 berikut ini.

55
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

Tabel 6. Persyaratan Gradasi Agregat Halus Lapis Aspal Beton


Pondasi Atas Perata
Ukuran Saringan Persentase Lolos
(mm) Atas Berat
9,5 100
4,75 90 – 100
2,36 80 – 100
0,6 25 – 100
0,075 3 - 11

c) Filler (bahan halus pengisi)


Bahan filler terdiri dari debu batu sabak atau semen dan harus
bebas dari benda-benda yang harus dibuang. Ia akan berisi
ukuran partikel yang 100 % lolos saringan 0.60 mmdan tidak
kurang dari 75 % atas dasar berat partikel-partikel yang lolos
saringan 0,075 %.
d) Syarat – Syarat kualitas Agregat kasar
Agregat kasar yang harus digunakan untuk lapis aspal beton
pondasi atas perata harus memenuhi syarat – syarat kualitas
yang diberikan pada Tabel 7 dibawah

Tabel 7. Syarat-Syarat Kualitas Agregat Kasar Lapis Aspal


Pondasi Atas Perata
Uraian Batas Test
Kehilangan berat karena abrasi (500 Maks. 40 %
putaran) Minim.85 %
Penahanan Aspal setelah pelapisan dan
pengelupasan

c. Bahan Aspal
a) Bahan aspal harus aspal semen gradasi kental yang
memenuhi persyaratan AASHTO M226.Gradasi yang dipakai
adalah :
a1) Grade AC – 20 (kurang lebih ekivalen dengan Pen 60/70)

b) Suatu bahan adhesif (pengikat) dan anti pengelupasan harus


ditambahkan kepada bahan aspal,jika diperintahkan demikian
oleh Ahli Teknik yang bertugas dan bertanggung jawab pada
CMP (Insatalasi Campur Pusat). Bahan additive (tambahan)
tersebut harus dari jenis yang disetujui Ahli Teknik yang
bertugas serta harus ditambahkan dan dicampur sesuai
dengan petunjuk - petunjuk pabrik pembuat.

B.11.2.3. Persyaratan Campuran

a. Komposisi Campuran
a) Campuran aspal akan terdiri dari agregat. bahan filler dan
bahan aspal. Komposisi rencana campuran akan berada
didalam batas-batas yang diberikan pada Tabel 8.

56
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

Tabel 8. Komposisi Campuran


Presentase Lolos Atas
Fraksi Rencana Campuran Berat Total Campuran
Aspal
Fraksi Agregat kasar (> 2.36 mm) 40 – 60
Fraksi Agregat Halus (2.36-0.075 mm) 26 – 49,5
Fraksi Filler (bahan halus pengisi) 4,5 – 7,5
Kandungan Aspal efektif Minimum 5,5
Kandungan Aspal Diserap Maksimum 1,7
Kandungan Aspal total sebenarnya Minimum 6,0

b) Perbandingan campuran final dan formula campuran


pelaksanaan akan ditentukan dengan pengujian laboratorium
dan campuran rencana sebenarnya harus diserahkan kepada
Pelaksana Kegiatan Dinas Bina Marga dan Pematusan yang
sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini.

b. Sifat-Sifat Campuran
Sifat-Sifat campuran harus mematuhi syarat-syarat dari CMP
(Instalasi Campuran Pusat) yang diberikan pada Tabel 9 berikut :

Tabel 9. Sifat -Sifat Campuran


Sifat-Sifat Campuran Pengukuran Batas-Batas
Kandungan rongga udara % atas volume total 4 % - 5%
Campuran padat campuran
Kuosein Marshall KN/mm 1.8 – 5.0
Stabilitas Marshall Kg 450
Stabilitas Marshall direndam 24 jam % stabilitas asli Minimum 75 %

B.11.2.4. Pelaksanaan Pekerjaan


a. Peralatan Pelaksanaan
a) Jenis Peralatan dan methoda operasi harus sesuai dengan
Daftar Peralatan dan Instalasi Produksi yang telah disetujui
dan menurut petunjuk lebih lanjut Direksi Teknik.
Pada umumnya peralatan yang akan dipilih untuk
penghamparan dan penyelesaian harus paver (perata)
bertenaga mesin yang mampu bekerja sampai garis dan
ketinggian yang diperlukan, dengan penyediaan untuk
pemanasan, screeding dan sambungan perata campuran
aspal.
b) Jenis peralatan berikut ini akan dipilih untuk penghamparan,
pemadatan, dan penyelesaian.
b1) Alat Pengangkutan
Sejumlah dump truk angkutan yang cukup harus
disediakan untuk mengangkut campuran aspal yang
sesuai dengan program pekerjaan yang telah disetujui.
Dump truk tersebut harus dilengkapi dengan dasar (bak)
logam rata, bersih yang sebelumnya dilapisi minyak
bakar.

57
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

b2) Peralatan untuk Penghamparan dan Penyelesaian


Bilamana diminta demikian dibawah Daftar Penawaran
dan Daftar Unit Produksi, peralatan untuk penghamparan
dan penyelesaian harus satu paver (perata) bertenaga
mesin yang mampu bekerja sampai kegaris, kemiringan
dari penampang melintang yang diperlukan dan dapat
memenuhi persyaratan-persyaratan terhadap volume dan
penampilan kualitas.
b3) Peralatan Pemadatan
Untuk pemadatan lapis aspal beton pondasi atas,
diperlukan peralatan berikut:
 Dua buah mesin gilas roda baja (mesin gilas tiga roda
atau tandem 6 ton – 10 ton total berat)
 Sebuah mesin gilas ban bertekanan dengan ban
dipompa mencapai tekanan 8,5 kg/cm2 (120 lbs/sq.in)
dan dengan penyediaan untuk ballast dari 1500 kg –
2500kg muatan per roda.
b4) Peralatan untuk Penyemprotan Lapis Aspal Pengikat.
Sebuah distributor/ penyemprot aspal bertekanan harus
disediakan dengan penyediaan untuk pemanasan aspal.
b. Penyiapan Lapangan
a) Perkerasan lama harus dibersihkan dari bahan-bahan lepas
dan lunak, serta setiap kerusakan pada perkerasan karena
lubang-lubang, bagian ambles, pinggiran runtuh dan cacat-
cacat permukaan harus dibetulkan dan diperbaiki sehingga
mendapat persetujuan Direksi Teknik.

b) Sebelum memasang lapis aspal beton pondasi atas perata,


permukaan lama harus kering dan dibersihkan dari semua
batu lepas serta bahan-bahan lain yang harus dibuang, dan
harus disemprot dengan lapis aspal pengikat pada satu
tingkat pemakaian tidak melebihi 0,5 l/m2, terkecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.
c. Penghamparan
a) Bila diminta demikian oleh Direksi Teknik, screed samping
atau cetakan lain yang disetujui harus dipasang sepanjang
pinggir bahu jalan/ perkerasan sampai garis dan ketinggian
yang diperlukan.
b) Penghamparan dengan mesin
b1) Sebelum operasi pengerasan dilmulai, screed paver
harus dipanaskan dan campuran aspal harus
dimasukkan/ dituang kedalam paver pada satu
temperatur didalam batas-batas berikut :
 Untuk Grade AC – 10, batas suhu : 140 0 C – 110 0 C
 Untuk Grade AC – 20, batas bahu : 150 0 C - 120 0 C

58
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

b2) Selama pengoperasian paver, campuran aspal tersebut


harus dihampar dan diratakan sampai ketinggian dan
bentuk penampang melintang yang ditentukan di atas
seluruh lebar perkerasan atau selebar yang praktis.
b3) Paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan
yang tidak menimbulkan retak-retak pada permukaan,
Tingkat penghamparan harus sebagaimana yang disetujui
oleh Direksi Teknik memenuhi persyaratan tebal rencana.
b4) Jika suatu segresi, penyobekan atau pencungkilan
permukaan telah terjadi, paver tersebut harus dihentikan
dan tidak boleh berjalan kembali sampai penyebabnya
ditemukan dan diperbaiki. Bagian-bagian yang kasar atau
bahan yang telah segresi harus diperbaiki dengan
menyebarkan bahan halus (fines) serta digaru dengan
baik. Akan tetapi penggarukan sejauh mungkin harus
dihindari, dan pertikel kasar tidak boleh disebarkan diatas
permukaan yang discreed.
b5) Harus dijaga supaya campuran tidak mengumpul dan
mendingin pada sisi hopper atau dimana saja pada paver.
b6) Bila jalan tersebut harus diperkeras separuh lebar pada
satu waktu, pengerasan separuh lebar pertama tidak
boleh lebih dari 1 kilometer di depan pengerasan separuh
lebar jalan yang kedua.

d. Pemadatan Lapis Aspal Beton Pondasi Atas Perata


a) Pengendalian Suhu
a1) Secepatnya setelah campuran selesai dihampar dan
diratakan, permukaan harus diperiksa dan ketidakrataan
harus diperbaiki.
a2) Temperatur campuran lepas terpasang harus dipantau
dan penggilasan akan dimulai dan diselesaikan bilamana
suhu campuran turun sampai dibawah batas-batas berikut
ini.
 Grade AC – 20 – Mulai 125 0 C dan selesai 80 0 C
a3) Penggilasan campuran tersebut akan terdiri dari tiga
penggilasan secara berturut-turut dengan urutan sebagai
berikut :
Tabel 10. Tahap Penggilasan
Suhu Penggilasan
Waktu Sesudah o
Tahapan Penggilasan ( C)
Penghamparan
AC - 10 AC - 20
Tahap Awal Penggilasan 0 – 10 menit 110 – 100 125 – 110
Penggilasan Kedua/ Antara 10 – 20 menit 100 – 80 110 – 95
Penggilasan Akhir a – 45 menit 80 – 65 95 – 80

59
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

b) Prosedur Pemadatan
b1) Tahap awal penggilasan dan penggilasan akhir akan
dikerjakan semuanya dengan mesin gilas roda baja.
Penggilasan kedua atau penggilasan antara akan
dilakukan dengan sebuah mesin gilas ban pneumatic.
Mesin gilas awal akan beroperasi dengan roda kemudi
sedekat mungkin paver.

b2) Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam


untuk mesin gilas roda baja, dan 6 km/jam untuk mesin
gilas ban pneumatic serta akan selalu cukup lambat untuk
menghindari penggeseran campuran panas. Garis
penggilasan tidak boleh terlalu berubah-ubah atau arah
penggilasan berbalik secara tiba-tiba, yang akan
menimbulkan penggeseran campuran.
b3) Penggilasan kedua atau penggilasan antara mengikuti
sedekat sepraktis mungkin di belakang penggilasan
pemadatan awal dan harus dilaksanakan sementara
campuran tersebut masih pada satu temperatur bahwa
akan menghasilkan pemadatan maksimum. Penggilasan
akhir akan dikerjakan bilamana tersebut masih dalam
suatu kondisi cukup dapat dikerjakan untuk membuang
semua tanda bekas injakan roda mesin gilas.
b4) Penggilasan akan dimulai secara memanjang pada
sambungan dan dari pinggiran sebelah luar yang akan
berlangsung sejajar dengan sumbu jalan menuju ke
bagian tengah perkerasan. Kecuali pada lengkungan
super elevasi, penggilasan akan mulai pada sisi rendah
yang bergerak maju menuju sisi tinggi. Lintasan
berikutnya dari mesin gilas akan bertumpang tindih pada
paling sedikit separuh lebar mesin gilas dan lintasan tidak
boleh berhenti pada titik-titik di tempat satu meter dari titik
ujung lintasan-lintasan sebelumnya.
b5) Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas
pemadat pertama-tama harus bergerak diatas jalan yang
sudah dilewati sebelumnya demikian sehingga tidak lebih
dari 15 cm roda kemudi jalan/ lewat diatas pinggir
perkerasan yang tidak terpadatkan. Mesin gilas harus
terus menerus sepanjang lajur ini menggeser posisinya
sedikit demi sedikit menyilang sambungan tersebut
dengan lintasan berikutnya, sampai diperoleh satu
sambungan yang dipadatkan rapi secara menyeluruh.
b6) Penggilasan akan bergerak maju secara terus menerus
sebagaimana diperlukan untuk mendapatkan pemadatan
yang seragam selama waktu campuran tersebut dalam
kondisi dapat dikerjakan dan sampai semua tanda-tanda
bekas roda mesin gilas dan ketidak teraturan lainnya
dihilangkan. Untuk mencegah menempelnya campuran
pada mesin gilas, roda-roda tersebut harus dijaga selalu
basah tetapi air yang berlebihan tidak diizinkan.

60
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

e. Penyelesaian
a) Alat berat atau mesin gilas tidak diizinkan berdiri diatas
permukaan yang baru selesai sampai permukaan tersebut
mendingin secara menyeluruh dan memadat.

b) Permukaan Lapis Aspal Beton Pondasi Atas sesudah


pemadatan harus halus dan rata sampai punggung jalan dan
kemiringan yang ditetapkan di dalam toleransi yang
ditentukan. Setiap campuran yang menjadi lepas-lepas dan
hancur, bercampur dengan kotoran atau yang tidak sempurna.
Harus segera dipadatkan supaya sama dengan sekitarnya
dan setiap luas yang menunjukkan suatu kelebihan atau
kekurangan bahan aspal atas instruksi Direksi Teknik akan
disingkirkandan diganti. Semua tempat tinggi, sambungan
tinggi. Bagian ambles dan bagian yang berongga harus
diselesaikan sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik.
c) Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan
diselesaikan, Kontraktor harus memperbaiki pinggiran-
pinggiran menjadi segaris secara rapih. Setiap bahan-bahan
berlebih harus dipotong lurus setelah penggilasan akhir dan
dibuang oleh Kontraktor menurut Direksi Teknik.

f. Penyelesaian Sambungan
Tidak boleh ada campuran yang dipasang menempel pada
lapisan yang sudah digilas sebelumnya, kecuali pinggirannya
telah dipotong satu permukaan tegak, satu penyiraman tipis
aspal yang digunakan untuk lapis aspal pengikat harus dipakai
sebelum tambahan campuran dipasang menempel pada bahan
yang digilas sebelumnya.

B.11.2.5. Pengendalian Mutu

a. Test Laboratorium
a) Test laboratorium harus dilaksanakan oleh Tenaga Ahli yang
bertugas dan bertanggung jawab pada CMP (Instalasi
Campur Pusat) yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi
Umum dan untuk memenuhi persyaratn spesifikasi yang
diberikan pada Tabel 11. Data uji harus disediakan oleh
Kontraktor dan Pimpinan Proyek jika perlu, dan pengujian
lebih lanjut harus dilaksanakan bila diminta demikian oleh
Direksi Teknik.
b) Untuk pengujian pengendalian mutu campuran, Kontraktor
harus mendapatkan dan menyediakan catatan-catatan
pengujian untuk produksi setiap hari. Meliputi analisa
saringan, pengendalian suhu, kepadatan/ stabilitas/ aliran
Marshall dan penyerapan aspal oleh agregat. Ujian ini dicatat
dalam Tabel 11.

Tabel 11. Test Laboratorium Lataston Perata (ATB)


Referensi Test
Test Tipe
AASTHO Bina Marga

61
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

Test Referensi Test Tipe


Ketahanan thd abrasi agregat
Test abrasi untuk
kasar ukuran kecil menggunakan T 96 PB 0206 – 76
agregat < 19 mm
mesin Los Angeles
Pelapisan dan pengelupasan Penahanan aspal
campuran agregat aspal T 182 PB 0205 – 76 sesudah pelapisan dan
pengelupasan
Test Marsahll untuk
pemilihan gradasi
optimum dan kandungan
Ketahanan thd kelelahan plastis bahan pengikat ,
campuran aspal menggunakan T 245 PC 0201 – 76 termasuk :
instrumen Marshall - Stabilitas Marshall
- Nilai Aliran Marshall
- Koefisien Marshall
- Kepadatan Marshall
Untuk menentukan
rongga udara dalam
Berat jenis maksimum campuran
T 209 - campuran dan
perkeraasan aspal
penyerapan aspal oleh
agregat
Menentukan berat padat
Berat jenis menyeluruh lapis aspal beton pondasi
T 166 -
campuran aspal dipadatkan atas dengan presentasi
berat Marshall

b. Pengendalian Lapangan
Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan terkecuali diperintahkan lain oleh
Direksi Teknik. Pemotongan lubang uji untuk contoh inti dan
mengembalikan ke keadaan semula dengan bahan ATB
dipadatkan dengan baik harus dikerjakan oleh Kontraktor
dibawah pengawasan Direksi Teknik.

Tabel 12. Persyaratan Pengendalian Lapangan


Test Pengendalian Prosedur
.Test permukaan perkerasan untuk Permukaan harus diuji setiap hari
kesesuaian dengan punggung jalan, dengan mal dan punggung dan
ketinggian dan kemiringan melintang. batang lurus panjang 3 m setelah
pemadatan akhir.

ii. Pengujian berat/ kepadatan inti lapis Contoh inti harus diambil setiap
aspal beton pondasi atas perata yang panjang 200 m, kecuali
terpasang dan dipadatkan diperintahkan lain oleh Direksi
Teknik.
Kepadatan campuran yang sudah
disatukan yang diuji, tidak boleh
kurang dari 95 % bahan (spesimen)
padat laboratorium.
iii.Ketebalan lapis permukaan
Ketebalan lapis ATB. Terpasang
harus dipantau dengan inti
perkerasan atau dengan cara lain
yang diminta oleh Direksi Teknik.
Inti tersebut harus diambil oleh
Kontraktor dibawah pengawasan
Direksi Teknik pada suatu titik yang
diperintahkan demikian.
iv. Kualitas

62
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

Pemeriksaan setiap hari pekerjaan


terselesaikan untuk pengendalian
mutu, keseragaman dan
pemadatan.

B.11.2.6. Cara Pengukuran Pekerjaan

a. Produksi lapis ATB perata harus diukur untuk pembayaran


sebagai volume yang diukur dalam ton campuran aspal yang
dikirim ke lapangan dan dapat diterima Direksi Teknik.
Pengukuran akan berdasarkan pada jumlah tiket pengiriman
muatan yang diterima dan telah dihitung, dan disertai dengan
data uji yang relevan mengenai campuran pelaksanaan . berat
jenis padat ATB akan diambil sebagai 2.27 ton/m3 terkecuali
dinyatakan lain.
b. Volume ATB Lapisan Perata yang dihampar dan dipadatkan
akan diukur untuk pembayaran sebagai jumlah meter kubik
terpasang dan dapat diterima oleh Direksi Teknik, dihitung
sebagai panjang bagian perkerasan yang diukur pada garis
sumbu dikalikan denagn lebar rata-rata yang diukur dan disetujui
bersama diantara Kontraktor dan Direksi Teknik.
c. Bilamana suatu lapis aspal pelekat dipasang sesuai dengan
persyaratan kontrak tertentu dan Daftar Penawaran, lapis aspal
pelekat tersebut akan diukur dalam liter.
d. Pekerjaan yang diperlukan untuk memperbaiki perkerasan yang
ada termasuk memperbaiki lubang-lubang, pinggiran runtuh dan
daerah-daerah ambles, tidak boleh diukur dan tidak boleh
dibayar dibawah bab ini, tetapi akan diukur dan dibayar menurut
item-item pembayaran yang relevan.
e. Bilamana perbaikan lapis perata yang tidak memuaskan telah
diminta sesuai dengan Spesifikasi ini, tidak ada tambahan
pembayaran akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume
yang diperlukan untuk perbaikan-perbaikan.
f. Tidak ada penambahan pengukuran atau pembayaran akan
dibuat untuk pengujian bahan-bahan yang diperlukan dibawah
spesifikasi ini, dan semua pekerjaan demikian akan dianggap
sudah dimasukkan dalam item pembayaran untuk pemasangan
Lapis Aspal Beton Pondasi Atas Perata (LATASTON).

B.11.3. Aspal Beton (Ac)

B.11.3.1. Umum

a. Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari peneyediaan suatu lapis aus permukaan
tahan lama dan padat dari campuran aspal dikenal sebagai
Lapisan Aspal Beton (LASTON), tersusun dari sejumlah agregat
tertentu, filter dan aspal semen dihasilkan dari instalasi
campuran pusat (CMP) dan dipasang sesuai dengan spesifikasi-

63
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

spesifikasi ini dengan ketebalan nominal 4 cm atau diatur


tersendiri oleh Direksi Teknik atau ketentuan lain dalam dokumen
kontrak, seperti yang diminta dalam Daftar Penawaran.
Campuran Aspal beton tersebut akan dipasang sebagai satu
lapis permukaan baru di atas lapis pondasi atas yang dibentuk
sebelumnya atau sebagai satu lapis ulang diatas suatu
perkerasan dengan lapis penutup yang ada, dan perlu digunakan
di atas jalan dengan lalu lintas berat serta kemiringan terjal.
b. Toleransi Ukuran
a) Tebal rata-rata terpasang harus sama dengan atau lebih tebal
dari tebal nominal rencana. Tidak ada satu titikpun akan
memiliki ketebalan Aspal Beton padat kurang dari 90 % tebal
rencana. Namun tebal rencana dapat disesuaikan dengan
persyaratan di lapangan atau keputusan Direksi Teknik dan
diberitahukan secara tertulis kepada kontraktor.
b) Variasi permukaan Aspal Beton selesai dari tingkat dan
ketinggian yang ditentukan tidak boleh melebihi 5 mm pada
setiap titik bilamana diuji dengan satu mistar batang lurus
panjang 3,0 m.
c. Contoh Bahan
Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Direksi
Teknik pada paling lambat 14 hari sebelum pekerjaan dimulai :
a) Contoh bahan campuran aspal beserta rincian sumber
pengadaan.
b) Formula campuran pelaksanaan dan data uji pendukung yang
diperoleh dari laboratorium Instalasi Campur Pusat (CMP)
yang menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan mutu
spesifikasi ini.
d. Pembatasan Cuaca
Aspal beton akan dipasang hanya dibawah kondasi cuaca kering
dan bilamana permukaan perkerasan kering pula.
e. Pengendalian Lalu Lintas
a) Pengendalian lalu lintas akan dilaksanakan oleh kontraktor
yang sesuai dengan syarat-syarat umum kontrak dan disetujui
oleh Direksi Teknik, serta dilakukan tindakan-tindakan untuk
memberi petunjuk dan mengendalikan lalu lintas selama
pelaksanaan pekerjaan.
b) Harus disediakan sarana untuk pekerjaan yang harus
dilaksanakan dengan separuh lebar perkerasan, kecuali
disediakan satu pengalihan (alternatif) jalan yang sesuai
sehingga disetujui oleh Direksi Teknik.
c) Tidak ada lalu lintas yang akan diizinkan lewat di atas
permukaan jalan yang baru selesai sampai lapis permukaan
aspal beton di padatkan sepenuhnya hingga memuaskan
Direksi Teknik.
f. Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan
Lapis permukaan yang selesai (jadi) dari Aspal Beton harus
diselesaikan sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini dan
mendapat persetujuan Direksi Teknik. Luas lapis permukaan
yang tidak memenuhi persyaratan-persyaratan ini dan yang
dianggap tidak memuaskan Direksi Teknik harus diperbaiki

64
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

dengan cara menyingkirkan dan mengganti, menambah lapisan


tambahan dan/ cara lain yang dipandang perlu oleh Direksi
Teknik.

B.11.3.2. Syarat – Syarat Bahan


a. Persyaratan Umum
a) Semua bahan yang diperlukan untuk Aspal Beton akan
didapat dari Sumber deposit bahan dan bahan hasil olahan
industri dan dipasok langsung ke CMP (Instalasi Campur
Pusat), kecuali DPUK membuat pengaturan alternatif.
b) Tanggung jawab untuk menyetujui semua sumber pengadaan
dan melaksanakan test laboratorium yang diperlukan yang
berhubungan dengan campuran percobaan dan pengendalian
mutu produksi berada pada Ahli Teknik (Engineer) yang
bertugas dan bertanggung jawab di CMP (Instalasi Campur
Pusat).
c) Kualitas aspal beton harus memenuhi persyaratan Spefikasi
Umum Bina Marga.
b. Agregat
a) Agregat kasar
Agregat kasar terdiri dari batu atau kerikil pecah atau
campuran yang sesuai dari batu pecah dengan kerikil alami
yang bersih.
Gradasi agregat kasar harus sesuai dengan Tabel 13 berikut:

Tabel 13. Persyaratan Gradasi Agregat Kasar untuk Aspal Beton


Ukuran Saringan Presentasi Lolos Saringan
(mm) Atas Berat
19,0 100
12,5 30 – 100
9,5 0 – 55
4,75 0 – 10
0,075 0-1

b) Agregat Halus
Agregat halus terdiri dari pasir alam dan atau batu pecah
tersaring dalam kombinasi yang cocok, dan harus bersih serta
bebas dari gumpalan lempung dan benda-benda lain yang
harus di buang, Gradasi agregat halus sesuai dengan tabel 14
berikut.

Tabel 14. Persyaratan Gradasi Agregat Halus Aspal Beton


Ukuran Saringan Presentasi Lolos Saringan
(mm) Atas Berat
9,5 100
4,75 90 – 100
2,36 80 – 100
0,60 25 – 100
0,075 3 – 11

65
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

c) Filler
Bahan filler terdiri dari debu batu sabak atau semen serta
harus bebas dari suatu benda yang harus dibuang. Ia berisi
ukuran partikel yang 100 % lolos saringan 0,60 mm dan tidak
kurang dari 75 % atas berat partikel yang lolos saringan 0,075
(saringan basah).

d) Syarat-syarat Kualitas Agregat Kasar


Agregat kasar yang digunakan untuk aspal beton harus
memenuhi syarat kualitas yang diberikan pada tabel 15 di
bawah :

Tabel 15. Persyaratan Gradasi Agregat Kasar


Uraian Batas Test
Kehilangan berat karena abrasi ( 500 putaran ) Maksimum 40 %
Bahan Aspal setelah pelapisan dan Minimum 95 %
pengelupasan

c. Bahan Aspal
a) Bahan aspal harus AC-20 aspal semen gradasi kental (kurang
lebih ekivalen dengan Pen. 60/70) memenuhi persyaratan
AASHTO M 226
b) Suatu bahan adhesif (pengikat) dan anti pengelupasan harus
ditambahkan kepada bahan aspal, jika diminta demikian oleh
Direksi Teknik yang bertugas dan bertanggung jawab pada
CPM (Instalasi Campur Pusat). Bahan tambahan tersebut
harus satu jenis yang disetujui oleh ahli Teknik (Engineer)
yang bertugas pada CMP dan harus ditambahkan dan
dicampur sesuai dengan petunjuk Pabrik Pembuat.

B.11.3.3. Persyaratan Campuran


a. Komposisi Campuran
a) Campuran aspal tersebut terdiri dari agregat, bahan filter, dan
bahan aspal. Komposisi rencana campuran berada dalam
batas-batas rencana yang diberikan pada tabel 16.

Tabel 16. Komposisi Campuran


Presentase Lolos
Atas
Fraksi Rencana Campuran
Berat Total
Campuran Aspal
Fraksi Agregat Kasar ( > 2.36 mm ) 30 – 50
Fraksi Agregat Kasar ( 2.36 mm – 0.075 mm ) 39 – 59
Fraksi Filter 4.5 – 7.5
Kandungan Aspal (% total atas volume)
Kandungan aspal efektif - Minimum 5.2
Kandungan aspal terserap - Maksimum 1.7
Total kandungan aspal sebenarnya - Minimum 6.7
Tebal film aspal - Minimum 8 micron

66
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

b) Perbandingan campuran final dan formula kualitas aspal


beton harus ditentukan oleh pengujian laboratorium yang
dilaksanakan oleh laboratorium CMP dan campuran rencana
sebenarnya harus diserahkan kepada Pemimpin Proyek yang
sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini.
b. Sifat-sifat Campuran
Sifat-sifat campuran yang harus dipenuhi oleh CMP (Instalasi
Campur Pusat) diberikan pada tabel 17 di bawah.

Tabel 17. Sifat-Sifat Campuran


Sifat-Sifat Campuran Pengukuran Batas-
Batas
Kandungan rongga udara campuran padat % atas volume 4% - 6%
Tebal film aspal total campuran Minimum 8
Kuosien Marshall Micron 1.8 – 5.0
Stabilitas Marshall KN/mm 550 – 1250
Stabilitas Marshall tertahan (rendaman 24 Kg Minimum
jam) % stabilitas asli 75%

B.11.3.4. Pelaksanaan Pekerjaan


a. Peralatan Pelaksanaan
a) Jenis peralatan dan metoda operasi harus sesuai dengan
Daftar Peralatan dan Instalsi Produksi yang telah disetujui dan
menurut petunujuk lebih lanjut Direksi Teknik.
Pada umunya peralatan yang harus dipilih untuk
penghamparan dan penyelesaian harus paver (perata)
bertenaga mesin yang mampu bekerja mencapai garis dan
ketinggian yang diperlukan dengan penyediaan untuk
pemanasan, screeding dan sambungan perata campuran
aspal beton.
b) Jenis peralatan berikut ini akan dipilih untuk penghamparan,
pemadatan dan penyelesaian.
b1) Alat pengangkutan
Sejumlah dump truk angkutan yang cukup harus
disediakan untuk mengangkut campuran aspal yang
sesuai dengan program perkerjaan yang telah disetujui.
Dump truk tersebut harus dilengkapi dengan dasar bak
logam rata ketat, dibersihkan dan yang sebelumnya
dilapisi minyak bakar.
b2) Peralatan untuk Penghamparan dan Penyelesaian
Bilamana diminta demikian dibawah Daftar Penawaran
dan Daftar Unit Produksi, peralatan untuk penghamparan
dan penyelesaian harus satu paver (perata) bertenaga
mesin yang mampu bekerja sampai ke garis, kemiringan
dari penampang melintang yang diperlukan dan dapat
memenuhi persyaratan-persyaratan terhadap kinerja
volume dan kinerja kualitas.
b3) Peralatan Pemadatan
Untuk pemadatan lapis permukaan tersebut diperlukan
peralatan sebagai berikut :
 Dua buah mesin gilas roda baja (mesin gilas tiga roda
atau tandem 6 ton – 10 ton total berat)

67
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

 Sebuah mesin gilas ban bertekanan dengan ban


dipompa mencapai tekanan 8,5 kg/cm2 (120 lbs/sq.in)
dan dengan penyediaan untuk ballast dari 1500 kg –
2500 kg muatan per roda.
b4) Peralatan untuk Penyemprotan lapis Aspal Resap Pelekat
atau Lapis Aspal Pelekat.
Sebuah dstributor/ penyemprotan aspal bertekanan harus
disediakan dengan penyediaan untuk pemanasan aspal.

68
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

b. Penyediaan Lapangan
a) Pemasangan diatas lapis Pondasi Atas.
a1) Bila memasang diatas pondasi jalan, pondasi tersebut
bentuk dan profilnya harus sama benar dengan yang
diperlukan untuk penampang melintang rencana dan
dipadatkan sepenuhnya sampai mendapat persetujuan
Direksi Teknik, yang sesuai dengan persyaratan
pemadatan. Pondasi tersebut harus disapu bersih dari
setiap benda yang lepas dan harus dibuang.
a2) Sebelum memasang aspal beton, pondasi jalan tersebut
harus dilapisi dengan Lapis Aspal resap Pengikat pada
saatu tingkat pemakaian 0,60 l/m2 atau tingkat lainnya
menurut perintah Direksi Teknik.
b) Pemasangan diatas satu Permukaan Aspal yang ada.
b1) Bilamana pemasangan tersebut sebagai satu lapis ulang
diatas satu permukaan aspal yang ada, setiap kerusakan
pada permukaan perkerasan yang ada termasuk lubang-
lubang, bagian yang ambles, pinggiran hancur dan cacat
permukaan lainnya harus dibetulkan dan diperbaiki
sampai disetujui Direksi Teknik.
b2) Sebelum pemasangan aspal beton, permukaan yang ada
harus kering dan dibersihkan dari semua batu lepas dan
bahan lain yang harus dibuang, dan akan disemprotkan
aspal perekat pada tingkat pemakaian tidak melebihi 0,50
l/m2, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.
c. Penghamparan
a) Screed samping atau cetakan yang disetujui harus dipasang
sepanjang perkerasan/ bahu jalan sampai garis dan
ketinggian yang diperlakukan.
b) Penghamparan dengan Mesin
b1) Sebelum operasi pengaspalan dimulai, screed paver
harus di panaskan dan campuran aspal harus
dimasukkan/ dituang ke dalam paver pada satu
temperatur didalam batas-batas antara 1400 – 1100 C.
b2) Selama pengoperasian paver, campuran aspal tersebut
harus dihampar dan diturunkan sampai ketingkat,
ketinggian dan bentuk penampang melintang yang
diperlukan diatas seluruh lebar perkerasan yang mungkin.
b3) Paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan
yang tidak menimbulkan retak-retak pada permukaan.
Tingkat penghamparan harus sebagaimana yang disetujui
oleh Direksi Teknik memenuhi persyaratan tebal
rencana.

69
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

b4) Jika terjadi suatu segresi, penyobekan atau penyungkilan


permukaan, paver tersebut harus dihentikan dan tidak
boleh berjalan kembali sampai penyebabnya ditemukan
dan diperbaiki. Bagian-bagian yang kasar atau bahan
yang telah segresi harus dibuat betul dengan
menyebarkan bahan halus (fines) serta digaruk dengan
baik. Akan tetapi penggarukan harus dihindari sejauh
mungkin dan partikel kasar tidak boleh disebarkan diatas
permukaan yang discreed.
b5) Harus dijaga supaya campuran tidak mengumpul dan
mendingin pada sisi hopper atau dimana saja pada paver.
b6) Bilamana jalan tersebut harus diperkeras separuh lebar
pada waktu, pengerasan separuh lebar pertama tidak
boleh lebih dari 1 kilometer didepan pengerasan separuh
lebar jalan yang kedua.
d. Pemadatan Lapis Aspal Beton
a) Pengendalian Suhu
a1) Secepat setelah campuran tersebut selesai dihampar dan
diratakan ,permukaan tersebut harus diperiksa dan setiap
kualitas yang tidak baik harus segera diperbaiki.
a2) Suhu campuran lepas terpasang harus dipantau dan
penggilasan akan dimulai ketika suhu campuran tersebut
turun hingga 110o C dan harus diselesaikan sebelum
suhu turun di bawah 65o C.
a3) Pengilasan campuran tersebut akan terdiri dari tiga
penggilasan secara berturut-turut dengan urutan
pengilasan sebagai berikut :

Tabel 18. Tahap Penggilasan


Waktu Suhu Penggilasan
o
Sesudah ( C)
Tahapan Penggilasan
Penghampara
AC - 10 AC - 20
n
Tahap Awal Penggilasan 0 – 10 menit 110 – 125 –
Penggilasan Kedua/ 10 – 20 menit 100 110
Antara a – 45 menit 100 – 110 – 95
Penggilasan Akhir 80 95 – 80
80 – 65

70
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

b) Prosedur Pemadatan
b1) Tahap awal pengilasan dan penggilasan final akan
dikerjakan semuanya dengan mesin gilas roda baja.
Penggilasan kedua atau penggilasan antara akan
dilakukan dengan sebuah mesin gilas ban pneumatic.
Mesin gilas awal akan beroperasi dengan roda kemudi
dekat paver.
b2) Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam
untuk mesin gilas roda baja, dan 6 km/jam untuk mesin
gilas ban pneumatic serta akan selalu cukup lambat untuk
menghindari penggeseran campuran panas. Garis
penggilasan tidak boleh terlalu berubah – ubah atau arah
penggilasan berbalik secara tiba-tiba, yang akan
menimbulkan penggeseran campuran.

71
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

b3) Penggilasan kedua atau penggilasan antara mengikuti


sedekat sepraktis mungkin dibelakang penggilasan
pemadatan awal dan harus dilaksanakan sementara
campuran tersebut masih pada satu temperatur yang
memungkinkan akan menghasilkan pemadatan
maksimum. Penggilasan akhir akan dikerjakan bilamana
bahan tersebut masih dalam suatu kondisi cukup dapat
dikerjakan untuk membuang semua tanda bekas roda
mesin gilas.
b4) Penggilasan akan dimulai secara memanjang pada
sambungan dan dari pinggiran sebelah luar yang akan
berlangsung sejajar dengan sumbu jalan menuju ke
bagian tengah perkerasan, kecuali pada lengkungan
superelevasi, penggilasan akan mulai pada sisi rendah
yang bergerak maju menuju sisi tengah yang lebih tinggi.
Lintasan berikutnya dari mesin gilas akan bertumpang
tindih pada paling sedikit separuh lebar mesin gilas dan
lintasan tidak boleh berhenti pada titik-titik ditempat satu
meter dari titik ujung lintasan-lintasan sebelumnya.
b5) Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas
pemadat pertama-tama harus bergerak diatas jalan yang
sudah dilewati sebelumnya demikian sehingga tidak lebih
dari 15 cm roda kemudi jalan/ lewat diatas pinggir
perkarasan yang tidak terpadatkan. Mesin gilas harus
terus menerus lewat sepanjang lajur ini menggeser
posisinya sedikit demi sedikit menyilang sambungan
tersebut dengan lintasan berikutnya, sampai diperoleh
satu sambungan yang dipadatkan rapih secara
menyeluruh.
b6) Penggilasan akan bergerak maju secara terus menerus
sabagaimana diperlukan untuk mendapatkan pemadatan
yang seragam selama waktu bahwasannya campuran
tersebut dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai
semua tanda-tanda bekas roda mesin gilas dan ketidak
teraturan lainnya dihilangkan. Untuk mencegah
menempelnya campuran pada mesin gilas, roda-roda
tersebut harus dijaga selalu basah tetapi air yang
berlebihan tidak diizinkan.

e. Penyelesaian
a) Alat berat atau mesin gilas tidak diizinkan berdiri diatas
permukaan yang baru selesai sampai permukaan tersebut
mendingin secara menyeluruh dan matang.

72
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

b) Permukaan Aspal Beton sesudah pemadatan harus halus dan


rata sampai punggung jalan dan ketinggian yang ditetapkan di
dalam toleransi yang ditentukan. Setiap campuran yang
menjadi lepas-lepas dan hancur, bercampur dengan kotoran
atau yang telah menjadi tidak sempurna dalam setiap arah,
harus dipadatkan segera untuk menyesuaikan dengan luas
disekitarnya dan setiap luas yang menunjukkan suatu
kelebihan atau kekurangan bahan aspal atas instruksi Direksi
Teknik akan disingkirkan dan diganti. Semua tempat tinggi,
sambungan tinggi, bagian ambles dan rongga-rongga udara
harus diselesaikan sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik.
c) Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan
diselesaikan, kontraktor harus memperbaiki pinggiran-
pinggiran menjadi segaris secara rapih. Setiap bahan-bahan
yang berlebih harus dipotong lurus setelah penggilasan final
dan dibuang oleh kontraktor sehingga disetujui oleh Direksi
Teknik.
f. Penyelesaian Sambungan
Tidak boleh ada campuran yang dipasang menempel bahan
ujung yang sudah digilas sebelumnya kecuali ujung tersebut
tegak atau telah dipotong kembali sampai satu permukaan tegak.
Satu penyiraman tipis aspal yang digunakan untuk permukaan-
permukaan kontak harus dipakai tepat sebelum tambahan
dipasang menempel bahan yang digilas sebelumnya.

B.11.3.5. Pengendalian Mutu

a. Test Laboratorium
a) Test laboratorium harus dilaksanakan oleh Tenaga Ahli yang
bertugas dan bertanggung jawab pada CMP (Instalasi
Campur Pusat) yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi
Umum dan untuk memenuhi persyaratan Spesifikasi yang
diberikan pada tabel 19. Data uji harus disediakan untuk
Kontraktor dan Pimpinan Proyek jika perlu, dan pengujian
lebih lanjut harus dilaksanakan bila demikian yang diminta
oleh oleh Direksi Teknik.
b) Untuk pengujian pengendalian mutu campuran, Kontraktor
harus mendapatkan dan menyediakan catatan-catatan
pengujian untuk produksi setiap hari, meliputi analisa
saringan, pengendalian suhu, kepadatan/ kestabilan/ aliran
Marshall dan penyerapan oleh agregat. Ujian ini dicatat dalam
tabel 19.

Tabel 19. Test Laboratorium Aspal Beton


Referensi Test
Test Tipe
AASTHO Bina Marga
Ketahanan thd abrasi
agregat kasar ukuran PB 0206 – Test abrasi untuk
T 96
kecil menggunakan 76 agregat < 19 mm
mesin Los Angeles
Pelapisan dan T 182 PB 0205 – Penahanan aspal

73
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

Test Referensi Test Tipe


pengelupasan campuran 76 sesudah pelapisan
agregat aspal dan pengelupasan
Test Marsahll untuk
pemilihan gradasi
optimum dan
kandungan bahan
Ketahanan thd kelelahan
pengikat , termasuk :
plastis campuran aspal PC 0201 –
T 245 - Stabilitas Marshall
menggunakan instrumen 76
- Nilai Aliran
Marshall
Marshall
- Koefisien Marshall
- Kepadatan
Marshall
Untuk menentukan
Berat jenis maksimum rongga udara dalam
campuran perkeraasan T209 - campuran dan
aspal penyerapan aspal
oleh agregat
Menentukan
Berat jenis menyeluruh kerapatan
campuran aspal T 166 - pemadatan HRS thd
dipadatkan presentasi
kepadatan Marshall
Pengaruh panah dan Menentukan
udara terhadap bahan pengaruh minimum
T 179 -
aspal ( Test Film Oven ini ketebalan film
)

b. Pengendalian Lapangan
Test pengendalian lapangan berikut harus dilaksanakan selama
pelaksanaan pekerjaan terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi
Teknik. Pemotongan lubang uji dan mengembalikan ke keadaan
semula dengan bahan Aspal Beton dipadatkan dengan baik
harus dikerjakan oleh Kontraktor di bawah pangawasan Direksi
Teknik.

Tabel 20. Pengujian Mutu Campuran


Test Pengendalian Prosedur
i. Test permukaan perkerasan Permukaan harus diuji setiap hari
untuk dengan mal dan punggung dan batang
kesesuaian dengan punggung lurus panjang 3 m setelah pemadatan
jalan, akhir.
ketinggian dan kemiringan
melintang

ii.Pengujian berat/kepadatan inti Contoh bahan inti harus diambil setiap


aspal beton terpasang dan 200 m, kecuali diperintahkan lain oleh
dipadatkan (AASHTO T 166) Direksi Teknik.
Kepadatan campuran yang sudah
disatukan yang telah diuji, tidak boleh
kurang dari 95 % bahan (spesimen)
padat laboratorium.

74
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

Test Pengendalian Prosedur


iii.Ketebalan lapis permukaan Tebal lapis aspal beton terpasang
yang harus dipantau dengan inti
perkerasan atau dengan cara lain
yang diminta oleh Direksi Teknik. Inti
tersebut harus diambil oleh Kontraktor
dibawah pengawasan Dierksi Teknik
pada suatu titik uji yang diperintahkan
demikian.
iv.Kualitas Pemeriksaan setiap hari pekerjaan
terselesaikan, untuk pengendalian
mutu, keseragaman dan pemadatan.

B.11.3.6. Cara Pengukuran Pekerjaan

a. Produksi lapis Aspal Beton harus diukur untuk pembayaran


sebagai volume yang diukur dalam ton campuran aspal yang
dikirim ke lapangan dan dapat diterima oleh Direksi Teknik.
Pengukuran akan berdasarkan jumlah tiket pengiriman muatan
yang diterima dan telah dihitung, dan disertai dengan data uji
yang relevan mengenai campuran pelaksanaan. Berat jenis
padat AC akan diambil sebagai 2,29 ton/m3.
b. Volume Aspal Beton yang dihampar dan dipadatkan yang harus
dukur untuk pembayaran, sebagai jumlah meter persegi
terpasang dan dapat diterima oleh Direksi Teknik, dihitung
sebagai panjang bagian perkerasan yang diukur pada garis
sumbu dikalikan dengan lebar rata-rata yang diukur dan disetujui
bersama diantara Kontraktor dan Direksi Teknik.
c. Tebal Aspal Beton yang harus diukur untuk pembayaran adalah
tebal rencana padat yang telah ditetapkan atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Teknik secara tertulis. Dalam hal
bahwa tebal padat yang dipasang kurang dari tebal rencana,
penyesuaian akan dilakukan dengan menggunakan ukuran luas
yang diperbaiki sama dengan :
Tebal diukur rata – rata sebenarnya
Luas diukur sebenarnya x
Tebal rencana
Tidak ada penyesuaian yang sama dari luas yang diukur akan
dibuat untuk tebal yang dapat diterima yang melebihi tebal
rencana, kecuali penambahan tebal tersebut telah diminta oleh
Direksi Teknik secara tertulis.

75
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

d. Bila lapis aspal resap perekat atau lapis aspal perekat dipasang
yang sesuai dengan kontrak khusus dan Daftar Penawaran, lapis
aspal resap perekat atau lapis aspal perekat tersebut akan diukur
dalam liter.
e. Bilamana aspal beton diletakkan diatas lapis pondasi atas,
pekerjaan mempersiapkan dan memelihara lapis pondasi atas
tidak boleh diukur untuk pembayaran dan akan dimasukkan
dalam pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesaian lapis
pondasi atas tersebut yang sesuai dengan persyaratan
Spesifikasi ini.

f. Bila aspal beton dipasang diatas perkerasan aspal yang ada,


pekerjaan yang diperlukan untuk membuat betul permukaan
termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran hancur dan bagian-
bagian ambles, tidak boleh diukur dan dibayar dibawah bab ini,
tetapi akan diukur dan dibayar sesuai dengan item-item
pembayaran yang relevan.
g. Bila perbaikan lapis perata yang tidak memuaskan, telah diminta
sesuai dengan spesifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaraan
akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan
bagi perbaikan-perbaikan.
h. Tidak ada penambahan pengukuran atau pembayaran yang
dibuat untuk pengujian bahan-bahan yang diperlukan dibawah
spesifikasi ini dan semua pekerjaan demikian akan dianggap
telah dimasukkan dalam item pembayaran untuk pemasangan
Lapis Aspal Beton.

B.12. FASILITAS UNTUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN

B.12.1. Skala Duga (Peilschal)

Skala duga untuk pengukuran permukaan air atau pengaturan bukaan pintu
harus dipasang dilokasi sebagai berikut :
a. Sisi hulu dari tiap bendung pada suatu tembok pangkal
b. Sisi hulu dari tiap bangunan ukur.
c. Pada pintu-pintu romyn dan crump de gruyter.
a) Sisi hulu dari tiap bendung pada suatu tembok pangkal :
Skala duga yang dipasang pada hulu bendung harus diatur dengan titik
nol sesuai mercu bendung dan dipasang pada dingding, cukup jauh
muka air terjun dari mercu bendung. Bila mungkin pemukur dipasang
pada dinding luar alur utama sungai, untuk menghindari dari kerusakan
akibat benda-benda terapung pada waktu banjir, tetapi harus mudah
terlihat dari tangkis atau jembatan pelayanan. Skala duga dibuat dari
teraso atau marmer dengan pembagian 0,1 meter, sesuai dengan
penjelasan dari album standar perencanaan irigasi atau menurut
ketentuan lain dalam gambar.
b) Sisi hulu dari tiap bangunan ukur :
Skala duga yang dipasang dihulu bangunan pengukur dibuat dari
marmer dengan tanda-tanda garis dan huruf, atau dibuat dari teraso
putih pada dasar campuran 1 Pc : 3 Psr dengan lekukan-lekukan untuk

76
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

garis-garis dan angka-angka setebal 3 mm seperti dijelaskan pada


gambar.
c) Pada pintu-pintu romyn dan crump de gruyter :
Skala duga untuk pintu romyn dan crump de gruyter disediakan
termasuk penyediaan pintu-pintu dan harus terbuat dari kuningan sesuai
dengan album standar bangunan-bangunan irigasi atau secara lain
seperti ditunjukkan pada gambar.

B.12.2. Tanda Petunjuk Duga

Untuk skala duga seperti yang disyaratkan, disamping tiap skala duga harus
dipasang suatu pelat baja lain terpisah dengan jarak 10 cm yang ditandai
dengan suatu alur yang menunjukkan garis teratas pada skala duga. Apabila
karena sesuatu hal skala duga menjadi rusak / hilang. Pelat baja ini dapat
menolong untuk pemadangan skala duga baru. Pelat-pelat itu harus sama
dengan penjelasan yang ditunjukkan pada gambar.

B.12.3. Tanda Duga Muka Air Saluran

Suatu tanda duga muka air harus dipasang pada sisi hulu dari semua
bangunan pengambilan dan bangunan pembagi dalam saluran dan terbuat
dari marmer atau teraso putih dengan ukuran 0.2 x 0.2 m dipasang dengan
adukan 1 Pc x 3 Ps seperti ditunjukkan pada gambar. Garis tanda muka air
dan huruf dinyatakan dengan membuat alur.

B.13. PEKERJAAN METAL / BAJA KONTRUKSI

Bahan-bahan dan Mutu :

77
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

B.13.1. Material
a. Baja kontruksi (plat dan profil) harus baik, baru dari pabrik yang resmi dan
setaraf dengan S.t. (DIN 17100-1996).
b. Tangki dan ulir untuk gate / pintu setaraf dengan S.t. 60 (DIN 17100-1966).
c. Besi tuang harus bebas cacat / retak, perbaikan retak-retak dengan las
atau lainnya tidak diperkenankan.
d. Baut, keling dan washers harus dari pabrik resmi dan harus setaraf U.st.
36-1 (DIN 1711-1968). Baut dan keling yang tersentuh air harus
digalvanisir.
e. Las harus dikerjakan dengan halus, rapi, penuh dan bersih, kelihatan jelek
atau las yang tidak sempurna dan sebagainya akan ditolak.
f. Kawat las yang dipakai adalah “Unimatic” 6000 (AC-DC) dengan kekuatan
tarik 4.760 kg / cm2 atau type yang sama.
g. Pipa besi untuk sandaran harus ukuran standar pipa dengan heavy duty
galvanized coating.
B.13.2. Spesifikasi Untuk Bangunan Pintu dan Pintu Sorong
a. Bangunan Pintu
a) Pintu harus dibuat dengan konstruksi las yang sempurna. Daun pintu
untuk bagian (sisi) hulu harus dipotong tepat ukuran. Palang sisi dan
horizontal harus diklem kuat pada permukaan plat sedemikian hingga
pada waktu selesai mengelas jarak antara plat dan batang tidak lebih
dari 1 mm. Bagian batang / palang yang dilas pada daun pintu, las harus
menerus didua sisi, sedemikian hingga tidak ada air yang bocor diantara
bagian-bagian tersebut.

b) Pintu harus diserahkan komplit dengan segala kelengkapannya, plat


dinding, rangka, ambang, tanki ulir geardan material lain yang
dibutuhkan. Semua bagian daripada pintu harus cocok dengan gambar
kontrak.
c) Setelah pemasangan rangka, semua harus ditambat kuat pada
bangunan dengan baut berjangkar, dan semua rongga yang ada antara
rangka dan bangunan harus diisi mortal semen 1 Pc : 3 Pasir sampai
Direksi menganggap cukup.
d) Semua pembuatan konstruksi harus sedemikian sehingga pintu bebas
dari puntiran, bengkok dan deformasi lain menurut anggapan Direksi.
e) Pemakaian karet atau bahan lain untuk seals guna perapat pada pintu-
pintu harus sesuai dengan yang diijinkan yang mempunyai efektivitas,
keawetan sesuai cuaca Indonesia dan terendam dalam air secara
kontinu, dan keterbukaan pada sinar matahari dimungkinkan pemakaian
bahan karet sintetik atau plastik yang memenuhi persyaratan. Bahan
perapat diatas harus sedemikian sehingga mudah dipasang atau diganti,
dan baut-baut dipakai harus tahan terhadap korusi.
f) Semua bagian harus dibuat secara presisi sesuai standar Industri untuk
memudahkan perakitan, pemasangan dan pemindahan. Semua dimensi
yang ada digambar adalah minimum. Dalam pembuatan harus dilebihi
(ukurannya) secukupnya, sedemikian hingga tidak ada dimensi yang
kurang.

78
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

b. Pintu Sorong
a) Pintu sorong dapat dioperasikan dan harus diserahkan dengan tangkai
dan kunci, gear serta kopling. Tarikan yang dibutuhkan tidak boleh lebih
keras dari 10 kg untuk membuka atau menutup pintu dan las roda
setang harus pada elevasi 0.90 m diatas bangunan atau platform
dimana operator akan berdiri.
b) Tangkai ulir dan gear dibuat presisi sangat cepat. Gear harus dari besi
tulang atau selubung / rangka las dilengkapi tutup untuk pemberian
pelumas dari gear.
c) Pintu sorong harus seluruhnya shop-assembled (rakitan pabrik) ukuran
plat dan profil pintu harus sesuai dengan gambar.

B.13.3. Spesifikasi Teknik Umum

B.13.3.1. Gambar Kerja dan Perhitungan

a. Kontraktor harus meyerahkan dengan penawarannya detail


spesifikasi dari semua peralatan-peralatan yang harus dipasang
pada penerimaan (acceptance) dari penawarannya, spesifikasi
yang diserahkan harus dimasukkan dalam dokumen kontrak.
b. Kontraktor juga harus menyiapkan detail gambar kerja 2 set
untuk semua bagian pekerjaan dalam bentuk yang dikehendaki
Direksi, untuk tiap bagian pekerjaan tersebut.

c. Kontraktor juga harus membuat perhitungan-perhitungan untuk


semua bangunan, hubungan sambungan-sambungan las
jangkar, baut dan sebaginya, meskipun terlihat dalam gambar.
Perhitungan tersebut harus dibuat sesuai standar yang akan
diberikan oleh Direksi. Kontraktor harus menyerahkan
perhitungan tersebut 4 minggu setelah dimulainya pekerjaan
sebanyak 2 set untuk disetujui Direksi.
d. Dalam penyerahan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan
dalam waktu 4 minggu semua gambar kerja, perhitungan-
perhitungan dan sebagainya dalam 4 set komplit dengan semua
perubahan, tambahan yang telah dikerjakan dalam pemasangan
dan pembuatannya.

B.13.3.2. Persetujuan Gambar dan Perhitungan

79
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

a. Tidak ada pemeriksaan atau pertimbangan dari Direksi dari usul,


gambar-gambar, atau dokumen-dokumen yang diserahkan oleh
Kontraktor untuk memperoleh persetujuan Direksi, juga tidak ada
pertentangan bagi persetujuan yang diberikan olehnya, dengan
atau tanpa perubahan yang akan dikenakan sesuai ketentuan-
ketentuan dokumen-dokumen kontrak.
b. Jika setiap saat setelah persetujuan diberikan oleh Direksi
diketemukan bahwa ada gambar-gambar dan dokumen-
dokumen kontrak, perubahan-perubahan dan tambahan-
tambahan sesuai dengan perhitungan Direksi yang harus dibuat
oleh Kontraktor maka pekerjaan itu harus dilaksanakan, tanpa
adanya tambahan biaya.

B.13.4. Penyiapan Bahan-Bahan


a. Semua kegiatan, sedapat mungkin dilakukan didalam / sekitar wilayah
proyek.
b. Mutu dan penyelesaian harus sesuai dengan kenyataan praktek dalam
pekerjaan konstruksi baja modern. Bahan pada pekerjaan besi harus dijaga
bersih dan terlindung dari pengaruh cuaca sejauh memungkinkan dalam
praktek. Lubang baut harus betul-betul bulat. Ukuran dari lubang baut
harus tidak lebih dari 2 mm lebih besar dari diameter nominal (ditetapkan)
dari baut dan harus menciptakan putaran yang pas dengan baut. Jika
mungkin, mesin dengan “a fixed driling line” harus digunakan. Lubang-
lubang pada dasar plat untuk baut lebih besar 0.25 mm. Gerigi-gerigi pada
permukaan luar harus dihilangkan.
c. Panjang uliran baut harus sedemikian sehingga seluruh diameter tangkai
berada dalam daerah geser (shearzone). Baut harus menonjol paling tidak
1 panjang uliran dengan minimum 3 mm dan maksimum 10 mm setelah
penggeseran dari mur. Dibawah mur pada baut jangkar dan dibawah
semua kepala baut dan mur, harus dilengkapi “heavy duty washer”. Jika
baut digunakan dalam permukaan miring, harus menggunakan “bevelled
washer”. Kepala dari mur harus diputar dengan benar, dengan
menggunakan kunci Inggris yang cocok dan dengan panjang tidak kurang
dari 0.30 m.

d. Sebelum dimulainya pengelasan, Kontraktor harus membuat dan


menyerahkan kepada Direksi untuk disetujui, program lengkap yang
menunjukkan :
a) Type penelasan.
b) Klasifikasi bahan untuk pengelasan, termasuk ukuran-ukuran yang
diperlukan untuk mewujudkan dimensi spesifikasi setelah pengelasan.
Sesudah pengelasan, semua ceceran las harus dibersihkan dan semua
lubang, pori dan berkas-berkas terbakar harus diperbaiki.
Diameter kawat las dan aliran listrik yang dipakai harus memenuhi
ketentuan dibawah ini.

Tabel 21. Ketentuan Diameter kawat las dan aliran listrik


Tebal Plat Diameter Kawat Las Aliran Listrik
(mm) (mm) (A)
2–4 3/32” (2,381 mm) 35 – 90
4–6 1/8” (3,175 mm) 60 – 125

80
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

9 – 10 5/32” (3,870 mm) 95 – 160


11 – 15 5/32” (3,870 mm) 95 – 160
15 - 20 3/16” (4,763 mm) 120 - 200

B.13.5. Pemasangan

a. Kontraktor harus memasang semua bagian dari pekerjaan seperti pada


gambar kerja yang disetujui atau atas petunjuk Direksi ditempat pekerjaan,
termasuk semua alat-alat pelengkap seperti baut jangkar, penahan, seal
(penguat) dan sebagainya.
b. Semua bagian yang ditanam dalam beton harus ditumpu kuat (rigid) dan
diteliti / tempat sebelum dan selama pengecoran. Dinding plat, sandaran
dan ambang harus digrouting seperti ditunjukkan dalam gambar atau atas
petunjuk Direksi. Grouting dilaksanakan dengan metode yang disetujui
Direksi dan harus menjamin kesatuan yang utuh.

c. Pada penyelesaian pekerjaan semua bagian harus dibersihakn dan


dirapikan oleh Kontraktor. Kontraktor harus memindahkan semua kelebihan
bahan-bahan dari tempat pekerjaan atau seperti ditunjukkan Direksi.
Semua gear-reducer tertutup harus diisi secukupnya dengan minyak
pelumas, sesuai syarat dari pembuat / pabrik. Gear reducer terbuka harus
diberi gemuk kwalitas baik padas giginya (graphite grease). Semua
pelumas dan zat pencuci harus disediakan Kontraktor tanpa tambahan
biaya.

B.13.6. Test dan Garansi

a. Pada saat penyelesaian pekerjaan, peralatan harus siap untuk ditest,


diahadapan Direksi sebelum penyerahannya untuk membuktikan bisa
dioperasikan dengan memuaskan. Jika ada bagian dari pekerjaan gagal
dioperasikan sesuai ketentuan Direksi, beberapa perubahan harus
dikerjakan oleh Kontraktor sesuai ketentuan Direksi tanpa pembayaran
ekstra.

b. Pada saat penyerahan pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan garansi


tertulis selama jangka waktu 1 tahun untuk semua pekerjaan, meliputi
perbaikan dari semua kekurangan dan kerusakan yang mungkin terjadi
dalam jangka waktu tersebut tanpa biaya tambahan.

B.14. SERTIFIKASI KHUSUS

B.14.1. Sambungan Dengan Pasangan Batu Yang Ada (Lama)

Sebelum pasangan batu baru dilaksanakan, maka permukaan pasangan batu


lama harus dibuat kasar terlebih dahulu, dibersihkan dari noda, kotoran dan
debu, disikat dan disiram (dibasahi) dengan air bersih sampai jenuh.
Pasangan batu baru dilaksanakan, apabila pasangan batu lama sudah bersih
dari noda, kotoran, debu, berbentuk kasar dan cukup basah.

B.14.2. Siaran dan Plesteran Pada Pasangan Batu Yang Ada (Lama)

81
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)
Spesifikasi Teknis 2021
Remedial Bendungan Karingga di Pulau Sumba

a. Pekerjaan siaran pada pasangan batu lama dilaksanakan setelah


pasangan batu lama bersih dari debu, lumpur dan kotoran lainnya, dan
sesudah itu cukup disiram (dibasahi) dengan air bersih.
b. Siaran lama harus dibongkar (dibetel) sampai batas spesi pasangan batu
lama, kemudian pekerjaan siar dilaksanakan.

c. Plesteran yang baru setebal 1 cm dilaksanakan setelah permukaan


pasangan batu lama bersih noda, kotoran dan permukaan cukup kasar
(dibetel), kemudian dibasahi dengan air bersih.

82
Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II (DOISP Phase II)

Anda mungkin juga menyukai