Anda di halaman 1dari 12

Jln. Otonom Kotaraja, Kel. Wahno, Kec. Abepura, Kota Jayapura, Papua e-mail : snvt.pjsapapua@gmail.

com

Lokasi Kegiatan

PEKERJAAN :

Perkuatan Tebing Sungai Makanuai


Kabupaten Jayapura Paket V

APBN
TAHUN ANGGARAN 2021
PAKET KEGIATAN PERKUATAN TEBING SUNGAI MAKANUAI
KABUPATEN JAYAPURA PAKET V

Kementerian : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Unit Eselon II : Direktorat Sungai dan Pantai
Program : Pengelolaan Sumber Daya Air
Hasil Outcome : 2,0 Ha
Kegiatan : Perkuatan Tebing Sungai Makanuai Kabupaten
Jayapura Paket V
Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah panjang sarana/prasarana
pengendalian banjir yang dibangun
Jenis Keluaran : Tanggul Banjir Pasangan batu
Volume : 0.075
Satuan Ukur Keluaran : KM

A. Latar Belakang

1. Dasar Hukum

Sektor
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011
tentang Sungai.
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
Nomor 13/PRT/M/2015 Tentang Penanggulangan Darurat Bencana
Akibat Daya Rusak Air.
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 23/PRT/M/2020 Tentang
Rencana Strategis Nasional Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat tahun Tahun 2020-2024.
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
14/PRT/M/2020 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi Melalui Penyedia.
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
21/PRT/M/2019 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi.
g. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208/PMK.02/2019 tentang tentang
petunjuk penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja Dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga dan Pengesahan daftar isian
Pelaksanaan Kegiatan.
h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.05/2020 Tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Belanja APBN dalam Penanganan
Pandemi Covid-19 agar tetap akuntabel.
Pelaksana Tugas

a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 03/PRT/M/2019 tentang


Organisasi Tata dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2019 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan
Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

2. Gambaran Umum

Sungai Makanuai merupakan sungai yang berada pada


Kawasan disekitar Venue PON XX 2021 kabupaten jayapura,
memiliki lebar 5-10 meter dengan material berupa pasir berbatu
yang mudah lepas. Kondisi hulu sudah terganggu dengan
penebangan liar sedangkan pada hilir melintasai kawasan yang
akan di gunakan untuk PON XX 2021. Karakteristik Sungai ini
merupakan sungai periodik yang apabila terjadi hujan lebat dan
lama akan menyebabkan banjir dan dapat merusak kawasan
sekitarnya seperti daerah pemukiman dan fasilitas umum.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka melalui Balai Wilayah Sungai
Papua SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Papua Provinsi Papua
Kegiatan Sungai dan Pantai akan melaksanakan Perkuatan Tebing Sungai
Makanuai Kabupaten Jayapura Paket V, yaitu berupa Galian sungai dan
pembuatan tanggul banjir.

B. Penerima Manfaat

1. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN


a. Uraian Kegiatan dan Keluaran
Perkuatan Tebing Sungai Makanuai Kabupaten Jayapura Paket V
b. Indikator Kenerja
Pembangunan prasarana pengendali banjir dengan periode ulang 10
tahunan untuk melindungi daerah seluas 2,0 Ha dalam penganggaran
masuk dalam program pengendali banjir.
c. Batasan Kegiatan
Perkuatan tebing/tanggul banjir sepanjang 0.75 Km

2. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Maksud Kegiatan
Mempertahankan/memperkuat tebing sungai yang sangat rawan
terhadap longsor dan untuk memperlancar aliran sungai.
b. Tujuan Kegiatan
Terlindungnya sekitar Kawasan Venue PON XX 2021, pusat-pusat
permukiman, dan pusat-pusat produksi terhadap dampak bahaya
banjir dengan periode 10 tahunan pada daerah ± 2,0 Ha,
terpeliharanya alur sungai, drainase untuk penyaluran debit banjir, dan
juga pengamanan tebing dari gerusan aliran sungai/drainase.

3. INDIKATOR KELUARAN, VOLUME DAN SATUAN UKUR


a. Indikator Keluaran

Indikator keluaran dari kegiatan tersebut adalah Terpeliharanya


Sarana/Prasarana Pengendali Banjir.
b. Volume dan Satuan Ukur

I. PEKERJAAN PERSIAPAN Ls 1.00

1 Mobilisasi&Demobilisasi Ls 1.00
2
2 Pembersihan Manual M 500.00
3 Pengukuran M2 500.00
4 Dokumentasi Set 1.00

II. PEKERJAAN SMKK Ls 1.00


1 Penyiapan RKK
-Pembuatan dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi Set 2.00
2 Sosialisasi, promosi dan pelatihan
-Spanduk (banner) bh 1.00
3 Alat Pelindung Kerja (APK)
-Pembatas Area (Restricted Area) Ls 1.00
4 Asuransi Dan Perijinan
-Asuransi Ls 1.00
5 Personil K3 Konstruksi
-Petugas P3K OB 3.00
6 Fasilitas, sarana, prasarana, dan alat kesehatan
-Peralatan P3K Ls 1.00
-Penanganan Covid-19 Ls 1.00
7 Rambu- Rambu
-Rambu Petunjuk bh 4.00
8 Konsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Konstruksi
9 Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko K3

III. PEKERJAAN TANGGUL BANJIR M' 2,500.00

1 Galian tanah biasa sedalam s.d. 2 m (manual) M3 1,301.50


2 Timbunan tanah atau urugan tanah kembali M3 1,106.28
3 Pasangan Batu 1 : 4 100 M3 123.50
4 Plesteran 1 : 3 M2 93.87
5 Siar 1 : 2 M2 167.43
6 Beton f’c = 14,5 MPa (K175) M3 29.72
7 Beton Lantai Kerja M3 18.41
8 Pembesian Kg 3,405.31
9 Bekisting M2 97.72
10 Pipa Resapan M' 51.52
11 Dewatering Hari 120.00
12 Pasangan Cerucuk M' 253.60

C. Strategi Pencapaian Keluaran

1. Metode Pelaksanaan

MOBILISASI

1. Sebelum kegiatan pelaksanaan pekerjaan dimulai, pemborong


harus mengajukan rencana mobilisasi kepada Direksi.
2. Kegiatan yang dimaksud pada ayat 1 (satu) diatas meliputi :
- Transportasi lokal alat – alat dan perlengkapan lainnya ke
tempat pekerjaan
- Penguasaan dan pengamanan daerah kerja.
- Pelaksanaan pekerjaan sebagaimana yang tercantum dalam
daftar uraian pekerjaan.

JALAN KERJA

1. Apabila belum terdapat jalan kerja maka pemborong harus


membuat jalan kerja untuk mengangkut bahan – bahan ke lokasi
pekerjaan disamping juga untuk memudahkan pekerjaan
mencapai lokasi pekerjaan.
2. Jalan kerja harus lebar dan aman sehingga tidak membahayakan
orang yang melaluinya.
3. Apabila untuk jalan kerja ini dibutuhkan suatu konstruksi yang
khusus, seperti misalnya jembatan darurat, maka pemborong wajib
mengajukan rencananya kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan.
4. Penyedia Jasa wajib memelihara dan memperbaiki kembali jalan
/ jembatan dan sarana lainnya yang rusak akibat adanya
kegiatan ini.

DAERAH KERJA

1. Areal tanah untuk daerah kerja pada dasarnya disediakan oleh


pemberi tugas.
Penggunaan daerah diluar yang telah disediakan menjadi
tanggung jawab dan atas usaha penyedia jasa.
2. Penyedia jasa harus menutup daerah kerja bagi umum guna
keamanan kerja, alat dan bahan selama pelaksanaan pekerjaan
berlangsung.
3. Pada daerah yang telah disediakan, penyedia jasa harus
merencanakan penggunaannya, yang pada dasarnya akan
membantu kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
Rencana tersebut harus disetujui oleh Direksi sebelum penggunaan
areal kerja.

PERALATAN KERJA

1. Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan kerja yang baik dan


siap dipakai yang diperlukan sehubungan dengan pekerjaan.
2. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini Direksi tidak menyediakan
peralatan kerja
3. Untuk pengamanan pelaksanaan pekerjaan pemborong
diharuskan menyediakan alat – alat keselamatan kerja sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

PEMBERSIHAN LAPANGAN

1. Sebelum dimulainya pekerjaan , penyedia jasa harus


membersihkan daerah kerja terhadap semak – semak, pohon –
pohon dan sebagainya yang mengganggu pelaksanaan. Dalam
hal ini hanya pohon – pohon yang betul – betul mengganggu
pelaksanaan yang harus ditebang atau dibuang sedangkan
pohon – pohon lainnya harus tetap dijaga dan dipeliharan sebaik
– baiknya.
2. Pelaksanaan pembersihan lapangan ini dikerjakan sebelum
pelaksanaan pekerjaan suatu konstruksi bangunan dimulai dan
harus dilaksanakan dengan hati – hati sehingga tidak
mengganggu konstruksi bangunan yang telah ada dan atau
barang – barang milik pribadi yang diakibatkan oleh pelaksanaan
pekerjaan pembersihan ini menjadi tanggung jawab penyedia
jasa sepenuhnya.
3. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai, maka penyedia jasa masih
berkewajiban membersihkan segala material/bahan – bahan
bekas dan kotoran – kotoran akibat pelaksanaan pekerjaan
sehingga hasil pekerjaan menjadi bersih dan baik sesuai dengan
rencana.

PEKERJAAN PENGUKURAN, BOUWPLANK, PROFIL

1. Sebelum pekerjaan dimulai penyedia jasa harus melakukan


pengukuran guna penentuan antara lain : letak/kedudukan
bangunan, elevasi galian dan timbunan, elevasi bangunan bawah
/ dasar, elevasi bangunan atas ( upper structure ), batas- batas
daerah kerja, elevasi titik – titik pembantu, elevasi titik ikat.
Masing – masing pengukuran harus disesuaikan dengan
gambar rencana.
Semua hasil pengukuran dilaporkan kepada Direksi guna
mendapat persetujuan.
2. Pada waktu pekerjaan diserahkan untuk pertama kalinya Pihak
Direksi akan melakukan pengecekan (mutual check) semua
elevasi yang menyebabkan dibongkarnya bangunan dan
pembentulannya masih menjadi tanggung jawab penyedia jasa.

3. Titik tetap ( titik ikat )


Sebelum pekerjaan dimulai Pihak Direksi akan menunjuk terlebih
dahulu titik tetap/titik ikat.
Titik tetap ini harus dikaitkan dengan titik utama (BM) yang
terdekat. Pada lokasi bangunan ditempatkan sebuah titik
pembantu ( control point ) yang diikatkan dengan titik tetap. Titik
tetap dan titik pembantu harus ditempatkan disuatu tempat yang
aman tidak terganggu.

PEKERJAAN GALIAN

1. Pekerjaan galian dibagi :


- Galian tanah biasa
2. Satuan : meter kubik (m3)
3. Pekerjaan galian dapat dilakukan dengan menggunakan
peralatan mekanis , tenaga manusia maupun dengan
menggunakan peralatan lainnya sesuai dengan kebutuhan serta
jenis dan keadaan tanah yang dijumpai.
4. Keamanan lubang galian terhadap kemungkinan runtuhnya
dinding harus diperhitungkan terutama pada galian – galian
yang dalam. Peralatan pengaman terhadap kemungkinan
terjadinya bahaya tersebut harus selalu disediakan untuk sewaktu
– waktu digunakan bila dianggap perlu.
5. Dalam melaksanakan pekerjaan galian ini Penyedia jasa juga
harus memperhitungkan pekerjaan – pekerjaan lain yang harus
dilakukan supaya pelaksanaan galian dapat dilakukan dengan
baik, misalnya pemompaan, drainase, saluran sementara.
6. Dalamnya galian harus mencapai kedalaman seperti yang
dinyatakan dalam gambar. Apabila tanah dasar dari galian
yang dicapai dianggap tidak baik, maka direksi berhak
memerintahkan supaya galian dilanjutkan hingga mencapai
tanah dasar yang baik. Dalam hal ini galian tambahan akan
diperhitungkan sebagai pekerjaan tambahan.
7. Bila tanah dasar dan sisi untuk pondasi bangunan belum
mencapai duga atau tingkat seperti apa yang tercantum dalam
gambar rencana, ternyata keadaan tanahnya cukup keras,
maka penggalian tanah sementara dapat diberhentikan sampai
menunggu keputusan Direksi.
8. Apabila setelah selesainya pekerjaan pasangan dalam lubang
galian terdapat ruang antara pasangan dengan dinding galian,
maka ruang ini harus diisi kembali. Untuk pengisian kembali dapat
digunakan tanah galiannya sendiri setelah dibersihkan dari batu
– batu dan bahan organik yang dikandungnya dan di isi selapis
demi selapis dan dipadatkan dengan baik dan hati – hati.
9. Kemiringan dasar dan dinding galian diatas atau terhadap mana
konstruksi bangunan/pondasi akan didirikan harus dibuat dengan
teliti sesuai dengan ukuran yang diminta. Apabila pondasi
tersebut terletak diatas lapisan tanah maka permukaan dasar
galian bila perlu harus dibasahi dengan air dan dipadatkan
(ditumbuk) atau digiling dengan alat yang sesuai untuk
memadatkan dasar yang keras.
10. Apabila pada galian tanah, tanahnya tergali melebihi dari batas
dan keiringan yang telah ditentukan maka galian yang
kelebihan tersebut harus di isi dengan beton tumbuk atau
dengan lapisan pasir dan atau batu – batu sebagaimana
ditentukan oleh Direksi, atas biaya penyedia jasa.
11. Bila mana tanah asli dari dasar pondasi menjadi rusak atau
terganggu yang disebabkan oleh kegiatan penggalian oleh
penyedia jasa, maka tanah dasar tersebut harus dipadatkan
dengan jalan ditumbuk atau di giling atau apabila di minta oleh
Direksi tanah dasar yang rusak tersebut dibuang dan diganti
dengan beton tumbuk atau dengan lapisan pasir dan atau
sebagaimana dijelaskan diatas sebelumnya.
12. Batas – batas ditentukan untuk penggalian pada umumnya tidak
terhitung ruangan yang dibutuhkan untuk cetakan beton
bertulang. Biaya dari galian ekstra dan penimbunan kembali
sehubungan dengan ruang kerja bagi pembuatan/penempatan
cetakan dan sebagainya menjadi tanggungan penyedia jasa.
13. Kemiringan tebing galian harus dibuat sedemikian agar tidak
terjadi kelongsoran.
Dan apabila terpaksa tebing galian dibuat curam maka supaya
diambil tindakan – tindakan pengamanan.
14. Dalam pekerjaan menggali ini termasuk juga pekerjaan –
pekerjaan membersihkan segala apa yang terdapat di dalam
tanah galian tersebut.
15. Untuk tanah galian yang tidak terpakai untuk timbunan maka
harus dibuang ke tempat lain dan diatur sebaik – baiknya atas
petunjuk Direksi.
16. Galian tanah untuk Stripping minimal 0, 25 m atau sampai
terkupas akar – akar dari tumbuhan . Pada bagian yang ada
pokoknya minimal 0,5 m / sampai tercabut pangkal batangnya.
17. Untuk pekerjaan urugan kembali dari sisa hasil galian tanah agar
dipadatkan dengan alat pemadat mekanis.

PEMASANGAN BATU KALI 1 : 4

Pekerjaan pasangan batu kali dilaksanakan dengan cara semen,


pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan
perbandingan 1Sm : 4Ps. Batu yang akan dipasang harus diseleksi
sehingga di peroleh batu dengan ukuran tertentu. Permukaan
yang akan di pasang batu harus dibersihkan dan dibasahi seluruh
permukaan sebelum dipasang batu.

PLESTERAN 1 : 3

Pekerjaan plesteran dilakukan dengan mencampur semen, pasir


dan air yang diaduk menjadi mortar. Permukaan yang akan
diplester harus dibasahi seluruhnya. Kemudian dilanjutkan dengan
penyelesaian dan perapihan.

SIAR 1 : 2

Pekerjaan siaran dilakukan dengan cara semen, pasir dan air


dicampur dan diaduk menjadi mortar. Permukaan yang akan disiar
dibersihkan dan dibasahi permukaan sebelum dipasang. Kemudian
dilanjutkan dengan penyelesaian dan perapihan.
PERAPIHAN / FINISHING

Yang dimaksud Perapihan / Finishing adalah membentuk dan


merapihkan saluran dan tanggul dengan alat ataupun tenaga
manusia sehingga diperoleh hasil sesuai dengan design.

2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan

a. Tahapan Pelaksanaan
- Mobilisasi
- Pengukuran (MC.0)
- Pembersihan Lahan
- Pekerjaan Galian Tanah
- Beton Lantai Kerja
- Pekerjaan Pasangan Batu Kali
- Pekerjaan Beton K225
- Plesteran 1 : 3
- Siar 1 : 2
- Pengukuran (MC.100)
- Dokumentasi

b. Waktu Pelaksanaan
Tahun 2021 Ket.
No. Jenis Kegiatan
Bln.1 Bln.2 Bln.3 Bln.4 Bln.5
1 Pek. Persiapan 100

2 Pek. SMK3 25 45 65 85 100

3 Pek. Tanggul Banjir 25 45 65 85 100


BAGAN ALIR PELAKSANAAN KEGIATAN

MULAI

Mobilisasi

SDM Alat Bahan

Tidak Cek

Ya

Pemasangan Pengukuran Pembuatan


Papan Nama Dokumentasi

Papan Data Dokumen


Nama Siap Ukur tasi siap

Tidak Tidak
Tidak

Cek Cek Cek

Ya

Pembuatan
Gambar Kerja

Gbr Pelaks Ya
&Volume
No
Ya

Cek

Ya

2
2

Galian Pondasi

Galian
Pondasi
Tidak
Siap

Cek

Ya

Pakerjaan Pasangan

Tanggul
Tidak Siap

Cek

Ya

SELESAI
D. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran

Waktu pelaksanaan untuk pekerjaan ini adalah 150 (Seratus Lima Puluh) hari
kalender sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditanda tangani.

E. Biaya

Total Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan Perkuatan Tebing


Sungai Makanuai Kabupaten Jayapura Paket V tersebut adalah Rp.
1.000.000.000,00 (Satu Milyar Rupiah).

Kuasa Pengguna Anggaran


Kepala SNVT PJSA
Provinsi Papua

Ruben Ayomi, S.ST, MT


NIP. 19690626 199803 1 008

Anda mungkin juga menyukai